• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Implementasi CSR pada Bank Syariah di Indonesia

Bank syariah yang menjadi sampel penelitian ini menghimpun dana untuk aktivitas CSR yang bersumber dari dua dana, yaitu dana kebajikan dan dana zakat. Dana kebajikan berasal dari denda, pendapatan non halal, dan dana sosial lainnya, yang dimana semua dana tersebut tidak boleh dimasukkan ke dalam pendapatan operasional bank syariah. Jenis kegiatan yang mendapat penyaluran dari dana kebajikan yaitu meliputi santunan anak yatim, pembangunan/renovasi masjid dan sekolah-sekolah, bantuan korban bencana alam, partisipasi kemanusiaan, donor darah, memajukan ekonomi masyarakat melalui usaha mikro dengan prinsip syariah dan kegiatan sosial yang diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat dan lingkungan.

Sedangkan dana zakat berasal dari zakat perusahaan sebesar 2,5% dari laba tahunan perusahaan, dana zakat karyawan, dana zakat nasabah dari tabungan dan deposito, serta infaq dan sedekah karyawan dan nasabah. Penyaluran dana zakat ini biasanya bersinergi dengan lembaga amil zakat yang berbeda pada tiap bank-bank syariah dan penyalurannya dilakukan melalui program yang berdaya guna dan

(2)

Pada Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri jumlah anggaran untuk aktivitas CSR diungkapkan secara rinci dari total sumber dana CSR dan per alokasi penyaluran dana, sedangkan pada Bank Mega Syariah, Bank Syariah Bukopin, dan Bank BRI Syariah tidak dijelaskan secara rinci jumlah anggaran dari sumber dana aktivitas CSR, tetapi hanya diungkapkan beberapa anggaran per alokasi penyaluran dana. Pelaporan CSR kelima Bank Umum Syariah tersebut pengungkapannya menjadi satu bagian pada laporan tahunan perusahaan, tidak terpisah menjadi satu laporan tersendiri. Pelaksanaan aktivitas CSR di masing-masing bank syariah dilihat dalam tabel 4.1.

Tabel 4.1

Pelaksanaan Aktivitas CSR pada Bank Syariah Kriteria Muamalat Bank

Indonesia Bank Syariah Mandiri Bank Mega Syariah Bank Syariah Bukopin Bank BRI Syariah Sumber

dana CSR Dana kebajikan dan dana zakat Dana kebajikan dan dana zakat Dana kebajikan dan dana zakat Dana kebajikan dan dana zakat Dana kebajikan dan dana zakat Badan

Amil Zakat - Yayasan perusahaan

- Badan amil zakat pemerintah - Badan amil zakat swasta nasional - Langsung oleh perusahaan - Badan amil zakat swasta nasional - Langsung oleh perusahaan - Badan amil zakat swasta nasional Sifat

Pelaporan Wajib Wajib Wajib Wajib Wajib

Keluasan

Laporan Sangat bervariasi Sangat bervariasi Cukup bervariasi Cukup bervariasi Sangat terbatas Divisi

Khusus CSR

Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Sumber: Data diolah 2013

(3)

Tabel 4.1 memperlihatkan bahwa masing-masing bank syariah mempunyai kebijakan yang berbeda-beda dalam mengimplementasikan konsep tanggung jawab sosial. Hal itu sesuai dengan penelitian terdahulu oleh Soraya Fitria dan Dwi Hartanti (2010), bahwa pola pelaksanaan CSR di lembaga syariah dipengaruhi oleh kebijakan pimpinan perusahaan tersebut.

B. Perbandingan Tingkat Pengungkapan CSR pada Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah Berdasarkan Indeks GRI

Hasil skoring pengungkapan CSR pada perusahaan sampel berdasarkan indeks GRI dapat dilihat pada tabel 4.2.

(4)

Tabel 4.2 Skor Indeks GRI

No Bank Tahun Indeks GRI Indeks GRI Rata-rata Skor

1 Danamon 2009 96 1,30 1,49 2 2010 115 1,55 3 2011 119 1,61 4 Mandiri 2009 103 1,40 1,46 5 2010 108 1,46 6 2011 112 1,51 7 Mega 2009 106 1,43 1,45 8 2010 108 1,46 9 2011 108 1,46 10 Bukopin 2009 105 1,42 1,42 11 2010 105 1,42 12 2011 105 1,42 13 DKI 2009 106 1,43 1,53 14 2010 115 1,55 15 2011 118 1,60 16 Muamalat Indonesia 2009 110 1,49 1,52 17 2010 110 1,49 18 2011 116 1,57 19 Syariah Mandiri 2009 103 1,40 1,47 20 2010 108 1,46 21 2011 114 1,54 22 Mega Syariah 2009 83 1,12 1,15 23 2010 82 1,11 24 2011 91 1,23 25 Syariah Bukopin 2009 88 1,19 1,20 26 2010 88 1,19 27 2011 90 1,22 28 BRI Syariah 2009 80 1,08 1,17 29 2010 89 1,20 30 2011 91 1,23

(5)

Dari tabel skor indeks GRI tersebut, diperoleh rata-rata nilai tertinggi indeks GRI yaitu pada Bank Umum Konvensional, Bank DKI sebesar 1,53. Nilai ini sudah mendekati angka sempurna yaitu 148 (jumlah keseluruhan indikator 74 dikali skor maksimum pada tiap indikator yaitu 2) atau rata-rata indeks GRI yang sempurna yaitu 2,00. Sedangkan nilai terendah diperoleh Bank Umum Syariah yaitu Bank Mega Syariah sebesar 1,15. Penyebab rendahnya nilai tersebut terletak pada minimnya pengungkapan pada hal prosedur dewan direksi untuk mengawasi kinerja ekonomi, sosial dan lingkungan, total jumlah jam untuk kebijakan dan prosedur pelatihan, serta praktik yang terkait dengan kepuasan konsumen.

Keseluruhan nilai ini menunjukkan bahwa pengungkapan pada kesepuluh bank yang menjadi sampel penelitian sudah cukup baik. Bahkan, terdapat selisih 0,01 untuk nilai tertinggi pada hasil pengungkapan Bank Umum Konvensional dengan Bank Umum Syariah, yaitu Bank DKI sebesar 1,53 dan Bank Muamalat Indonesia sebesar 1,52. Hasil perbandingan pada kedua bank umum ini memperlihatkan bahwa tidak ada perbedaan yang cukup signifikan, tetapi jika kita hanya melihat nilai terbesar dan terkecil, maka Bank Umum Konvensional lebih baik dibandingkan Bank Umum Syariah. Untuk mempertajam analisa yang ada, dilakukan perbandingan untuk tiap kelompok indikator yang disajikan pada tabel 4.3.

(6)

Tabel 4.3

Perbandingan Tiap Indikator Berdasarkan Indeks GRI

Indikator Bank Umum Skor

Konvensional Bank Umum Syariah Profil dan Strategi Organisasi

- Strategi dan Analisa - Profil

- Parameter Laporan

- Tata Kelola, Komitmen, dan Keterlibatan Stakeholder

Strategi dan Analisa 1,93 1,73

Profil 1,97 1,97

Profil Laporan 1,69 1,67

Jangkauan dan Batas

Laporan 1,40 1,35

GRI Content Index 0,53 0,07

Tata Kelola Organisasi 1,54 1,29 Komitmen Untuk

Inisiatif Eksternal 1,97 1,60

Keterlibatan

Pemegang Saham 1,60 1,38

Lingkup Ekonomi Kinerja Ekonomi 1,48 1,35

Keadaan Pasar 0,00 0,00

Implikasi Keadaan Ekonomi Secara Tidak

Langsung 1,97 1,67

Lingkup Lingkungan Kinerja Lingkungan 1,80 1,40

Lingkup Sosial

- Praktik Tenaga Kerja Tenaga Kerja 0,92 0,80

Hubungan Manajemen

dan Tenaga Kerja 1,80 1,73

Keselamatan dan Keamanan Kerja 2,00 2,00 Pelatihan dan Pendidikan 1,38 1,27 Keberagaman dan Kesamaan Kesempatan 0,90 0,57

- Hak Asasi Manusia Prosedur Investasi dan

Pengawasan 1,47 1,40

Non-Diskriminasi 2,00 0,93

Hak Asasi Manusia

Murni 1,00 0,40

- Kemasyarakatan Komunitas 1,53 1,60

Korupsi 0,10 0,13

Kebijakan Publik 0,00 0,00

(7)

- Kewajiban Produk Pelabelan Produk dan

Jasa 1,60 0,80

Rahasia Konsumen 1,07 0,20

Sektor Pelayanan Jasa Keuangan:

Pengungkapan Khusus pada Pendekatan Manajemen

1,57 1,57

Sektor Pelayanan Jasa Keuangan: Indikator Dampak Produk dan Jasa

1,33 1,15

Sumber: Data diolah 2013

 Kelompok Profil dan Strategi Organisasi

Untuk kelompok profil dan strategi organisasi secara umum seluruh bank, baik Bank Umum Konvensional maupun Bank Umum Syariah, menunjukkan telah melakukan pengungkapan yang cukup baik walaupun belum maksimal. Hasil skor kedua bank umum ini tidak terpaut jauh, Bank Umum Syariah memiliki nilai yang sama dengan Bank Umum Konvensional pada indikator profil yaitu sebesar 1,97.

Pengungkapan indikator strategi dan analisa, profil laporan, jangkauan batas laporan, tata kelola organisasi, komitmen untuk inisiatif eksternal, dan keterlibatan pemegang saham diungguli oleh Bank Umum Konvensional. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, pada penelitian ini indikator GRI Content Index

diungkapkan oleh kedua bank umum walaupun hasilnya masih sederhana, 0,53 untuk Bank Umum Konvensional dan 0,07 untuk Bank Umum Syariah.

(8)

 Kelompok Lingkup Ekonomi

Pengungkapan pada indikator lingkup ekonomi sudah cukup baik walaupun skor item tiap bank bukanlah skor maksimal. Indikator keadaan pasar adalah indikator yang tidak diungkapkan sama sekali oleh kedua bank umum, hal ini berkaitan dengan perbandingan antara gaji perusahaan dengan standar gaji minimum pada lokasi usaha yang sama, dimana indikator ini sebenarnya berkaitan erat dengan konsep tanggung jawab sosial perusahaan. Pengungkapan yang lebih baik dalam kelompok ini dilakukan oleh Bank Umum Konvensional.

 Kelompok Lingkup Lingkungan

Pengungkapan pada kelompok lingkup lingkungan berkaitan dengan keseluruhan pengeluaran sebagai perlindungan terhadap lingkungan, dimana merupakan keberlanjutan perusahaan yang berdampak pada ekosistem sekitar. Indikator ini diungkapkan secara lebih baik oleh Bank Umum Konvensional yang memiliki nilai 1,80 dibandingkan Bank Umum Syariah yang hanya bernilai 1,40.

(9)

 Kelompok Lingkup Sosial

Pada hakekatnya kelompok lingkup sosial merupakan indikator yang berkaitan erat dengan pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan. Dilihat dari hasil perhitungan berdasarkan indeks GRI ini kedua bank umum melakukan pengungkapan yang cukup baik walaupun ada beberapa indikator yang tidak diungkapkan sama sekali, tetapi ada indikator yang diungkapkan secara maksimal.

Pada indikator praktik tenaga kerja terdapat beberapa item yang masih minim pengungkapannya, seperti item tenaga kerja khususnya mengenai total tenaga kerja berdasarkan jenisnya dan keuntungan bagi tenaga kerja full-time yang tidak

diberikan kepada pekerja kontrak dan paruh waktu, serta pada item keberagaman dan kesamaan kesempatan mengenai rasio dari gaji awal untuk pria dan wanita berdasarkan kategori tenaga kerja. Tetapi item keselamatan dan keamanan kerja diungkapkan secara maksimal sebesar 2,00 pada kedua bank umum.

Untuk indikator Hak Asasi Manusia terdapat pengungkapan yang dilakukan secara maksimal dan ada pula yang masih sangat terbatas. Pengungkapan maksimal dilakukan oleh Bank Umum Konvensional pada item non-diskriminasi, dan item Hak Asasi Manusia murni diungkapkan oleh Bank Umum Syariah secara terbatas.

(10)

Kedua bank umum melakukan pengungkapan yang sangat minim terhadap tiga item indikator kemasyarakatan, yaitu pada item korupsi, kebijakan publik, dan kepatuhan. Pada item kebijakan publik tidak dilakukan pengungkapan karena tidak ada praktik distribusi finansial dan kontribusi kepada partai politik. Bank Umum Syariah unggul dalam melakukan pengungkapan terhadap indikator komunitas dan korupsi yaitu sebesar 1,60 dan 0,13.

Indikator terakhir yang termasuk dalam indikator sosial yaitu mengenai kewajiban produk. Semua item pada indikator ini diungkapkan terkait dengan kepuasan konsumen dan total keluhan nasabah, walaupun hal tersebut bisa saja merusak “image” bank di mata stakeholder. Dalam indikator sosial terdapat

indikator tambahan untuk sektor jasa keuangan yaitu mengenai pendekatan khusus pada pendekatan manajemen serta dampak produk dan jasa. Kedua bank umum memiliki nilai yang sama yaitu sebesar 1,57 untuk pengungkapan mengenai pendekatan manajemen.

Perbandingan tiap indikator pengungkapan tanggung jawab sosial pada kedua bank umum menunjukkan bahwa skor Bank Umum Konvensional lebih banyak unggul dalam melakukan pengungkapan berdasarkan indeks GRI. Dapat dilihat bahwa Bank Umum Syariah unggul dalam melakukan pengungkapan yang lebih baik atau yang bernilai sama dengan pengungkapan pada Bank Umum Konvensional yaitu pada indikator berikut:

(11)

- Profil.

- Keselamatan dan Keamanan Kerja. - Komunitas.

- Korupsi.

- Sektor Pelayanan Jasa Keuangan: Pengungkapan Khusus pada Pendekatan Manajemen.

Menurut Fitria dan Hartanti (2010) perbedaan hasil yang terjadi ini disebabkan karena masih belum umumnya penerapan indikator GRI bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia, hal ini bertolak belakang dengan landasan teori yang ada. Penyebab lainnya bisa terletak pada masih sempitnya pemahaman mengenai konsep CSR itu sendiri di kalangan perusahaan Indonesia, seperti pada Bank Umum Konvensional definisi praktik CSR erat dikaitkan berupa donasi, begitu pula pada Bank Umum Syariah praktik CSR dikaitkan dalam bentuk alokasi zakat. Dimana seharusnya konsep dan praktik CSR lebih luas dari hal-hal seperti itu.

(12)

C. Perbandingan Tingkat Pengungkapan CSR di Bank Umum Syariah Berdasarkan Indeks GRI dan Indeks ISR

Hasil skor perbandingan indeks ISR dan indeks GRI pada Bank Umum Syariah dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4

Perbandingan Skor Indeks GRI dan Indeks ISR

No Bank Tahun Indeks GRI Rata-rata Indeks ISR Rata-rata

1 Muamalat Indonesia 2009 1,49 1,52 0,73 0,78 2010 1,49 0,81 2011 1,57 0,81 2 Syariah Mandiri 2009 1,40 1,47 0,80 0,80 2010 1,46 0,80 2011 1,54 0,81 3 Mega Syariah 2009 1,12 1,15 0,62 0,63 2010 1,11 0,58 2011 1,23 0,69 4 Syariah Bukopin 2009 1,19 1,20 0,60 0,59 2010 1,19 0,58 2011 1,22 0,58 5 BRI Syariah 2009 1,08 1,17 0,54 0,57 2010 1,20 0,58 2011 1,23 0,60

Sumber: Data diolah 2013

Dari hasil tersebut terlihat bahwa pengungkapan CSR pada Bank Umum Syariah berdasarkan indeks ISR lebih rendah dibandingkan indeks GRI. Hal ini disebabkan karena belum berkembangnya konsep ISR di Indonesia.

(13)

Melihat hasil skoring indeks ISR pada kelima Bank Umum Syariah, indikator-indikator yang telah diungkapkan dengan baik yaitu terdapat pada indikator-indikator masyarakat, produk dan jasa dengan nasabah, dan tata kelola perusahaan, hampir seluruh indikator tersebut mendapat nilai maksimal yaitu 1,00.

Sebaliknya indikator-indikator yang masih minim pengungkapannya adalah indikator-indikator yang terkait dengan pendanaan dan investasi serta indikator mengenai karyawan. Bisa dikatakan indikator yang terkait dengan pemenuhan tanggung jawab terhadap stakeholder masih minim terpenuhi. Hal ini masih

memperkuat analisa pada penelitian sebelumnya bahwa tekanan dari stakeholder

yang minim pada Bank Umum Syariah membuat perusahaan tidak terlalu perlu mengungkapkan banyak hal.

Terdapat kesamaan praktik dengan hasil penelitian sebelumnya khususnya dalam hal pengungkapan atas aktivitas yang bersifat sensitive. Dari hasil skoring

penulis, pada beberapa Bank Umum Syariah yang menjadi penelitian terdapat pengungkapan terhadap aktivitas-aktivitas bank yang dapat mengundang kritik, tetapi hanya terbatas pada pengungkapan ada tidaknya jumlah denda yang kemudian dijadikan sebagai sumber bagi dana kebajikan. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum Bank Umum Syariah telah cukup baik melakukan pengungkapan terkait item denda walaupun hal tersebut dapat merusak “image” bank sendiri.

(14)

D. Hasil Uji Independent Samples t-Test

Analisis hasil output Independent Samples t-Test dilakukan secara bertahap. Hasil output pertama yang akan dibahas yaitu t-Test, hasil output akan disajikan dibawah ini.

Tabel 4.5

Group Statistics

Perbankan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Indeks_GRI Bank Umum Konvensional 15 1,4680 ,08265 ,02134

Bank Umum Syariah 15 1,3013 ,17020 ,04395 Indeks_ISR Bank Umum Konvensional 15 ,7100 ,11129 ,02874 Bank Umum Syariah 15 ,6753 ,10616 ,02741

Sumber: Data diolah 2013

Jumlah sampel tiap-tiap Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah yaitu 15. Rata-rata Bank Umum Konvensional untuk indeks GRI adalah 1,4680 dan 1,3013 untuk Bank Umum Syariah, sedangkan pada rata-rata Bank Umum Konvensional pada indeks ISR adalah 0,71 dan 0,6753 untuk Bank Umum Syariah. Dengan demikian, indeks GRI dan Bank Umum Konvensional lebih unggul dibandingkan indeks ISR dan Bank Umum Syariah.

Hasil output selanjutnya akan dibahas menjadi dua tahap yaitu hasil Levene’s Test dan t-Test dengan asumsi Equal variance assumed. Output akan disajikan

dibawah ini.

(15)

Tabel 4.6

Independent Samples Test Levene’s Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t Df

Sig.

(2-tailed) Difference Mean Difference Std. Error

95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Indeks_GRI Equal variances assumed 17,785 ,000 3,412 28 ,002 ,16667 ,04885 ,06659 ,26674 Equal variances not assumed 3,412 20,255 ,003 ,16667 ,04885 ,06484 ,26849 Indeks_ISR Equal variances assumed ,061 ,806 ,873 28 ,390 ,03467 ,03971 -,04668 ,11601 Equal variances not assumed ,873 27,938 ,390 ,03467 0,3971 -,04669 ,11602

Sumber: Data diolah 2013

Dapat dilihat dari hasil Levene’s Test bahwa F hitung untuk indeks GRI dengan

Equal variances assumed adalah 17,785 dengan P value 0, dimana P value 0 < 0,05

(α) yang artinya variansi indeks GRI pada Bank Umum Konvensional tidak sama (lebih unggul) dibanding variansi indeks GRI pada Bank Umum Syariah. Sementara F hitung untuk indeks ISR dengan Equal variances assumed adalah 0,061 dengan P

value 0,806, dimana P value 0,806 > 0,05 (α) yang artinya variansi indeks ISR pada Bank Umum Konvensional sama (hampir sebanding) dengan variansi indeks ISR pada Bank Umum Syariah.

Pada analisis t-Test dengan asumsi Equal variances assumed dilakukan dengan

melihat t hitung atau P value. Untuk indeks GRI hasil t hitung menunjukkan 3,412 dengan P value 0,002, dimana P value 0,002 < 0,005 (α) yang artinya rata-rata Bank

(16)

Sementara hasil t hitung untuk indeks ISR menunjukkan 0,873 dengan P value 0,390, dimana P value 0,390 > 0,005 (α) yang artinya rata-rata Bank Umum Konvensional hampir sama dengan rata-rata Bank Umum Syariah.

Terlihat dari keseluruhan hasil uji Independent Samples t-Test ini bahwa indeks GRI lebih unggul dibandingkan dengan indeks ISR dalam memperoleh nilai pengungkapan CSR pada kedua bank umum tersebut. Dan dapat dilihat pada Bank Umum Konvensional yang mengungguli dalam hal pelaporan CSR di laporan tahunannya sehingga memperoleh hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan Bank Umum Syariah.

Gambar

Tabel 4.2  Skor Indeks GRI

Referensi

Dokumen terkait

Teori asimilasi yang memiliki definisi proses penyatuan dua kebudayaan yang berbeda yang menyatu dan membentuk sebuah kebudayaan baru menjelaskan jawaban

Berdasarkan hasil analisis sistem berjalan dan desain sistem yang diusulkan, maka disimpulkan: (1) kegiatan sistem berjalan yang meliputi jadwal perkuliahan, jadwal dosen

Dalam penerapannya, muqarnas dapat bertransformasi menjadi bentuk yang benar- benar tiga dimensional, seperti yang terdapat pada kubah-kubah dan relung pintu gerbang, dapat

Pseudomonas cepacia S2 mampu menggunakan ABS sebagai sumber karbon utama dan dapat tumbuh pada kondisi asam, sehingga biakan tersebut berpotensi untuk dapat

Suawardi Endraswara (2005:5) membuat definisi bahwa, “penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan tidak menyertakan angka-angka, tetapi mengutarakan kedalaman

Sistem Informasi Laboratorium Klinik Keperawatan merupakan bagian dari sistem yang ada di institusi pendidikan keperawatan, dimana dalam pembuatan aplikasi sistem

Setelah dilakukan analisis data penelitian variabel UTAUT yang mempengaruhi minat mahasiswa melakukan akses ke dalam sistem informasi Akper Alkautsar dan variabel