SISTEM INFORMASI LABORATORIUM KLINIK KEPERAWATAN Iqbal D. Husain
NPM. 1006833786
Program Magister Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia Abstrak
Adanya kebutuhan akan data dan informasi oleh pengguna baik secara individu, organisasi atau lembaga maupun kelompok tertentu merupakan faktor pemicu pesatnya perkembangan teknologi informasi. Suatu informasi akan memberi dampak yang cukup besar terhadap perkembangan lembaga itu sendiri. Informasi yang berkualitas atau bernilai tinggi hanya bisa dihasilkan dari sebuah sistem informasi yang juga berkualitas. Didalam sistem informasi juga dapat diatur bagaimana informasi yang dihasilkan dapat didistribusikan dengan cepat dan tepat sehingga mempunyai nilai dan arti yang tinggi. Sebuah Institusi Pendidikan Tinggi Keperawatan pasti mempunyai Laboratorium Klinik Keperawatan yang merupakan fasilitas yang harus disiapkan oleh institusi tersebut selain perpustakaan. Namun, dalam pengelolaannya terdapat kesulitan terutama dalam menginventarisasi alat dan bahan yang berada dalam unit tersebut. Selain itu, penggunaan laboratorium yang tidak terjadwal akan membingungkan petugas dan mahasiswa ataupun dosennya. Melihat permasalahan diatas sebuah institusi pendidikan tinggi keperawatan berupaya untuk meningkatkan Sistem Informasi Laboratorium Keperawatan agar terkelola secara efisien sesuai dengan perkembangan teknologi yang saat ini sedang berjalan.
Kata Kunci : Teknologi, Informasi, Sistem Informasi Laboratorium Keperawatan
LATAR BELAKANG
Di era sekarang ini, perkembangan teknologi informasi semakin pesat, terutama dalam bidang komputer. Perkembangan bidang teknologi informasi khususnya komputer memberikan kemudahan dalam melakukan beberapa kegiatan pekerjaan seperti menghitung, menyimpan, dan mengolah data dalam tempo yang singkat serta tingkat keamanan yang relative lebih aman. Dalam era teknologi sistem informasi ini, suatu institusi / lembaga pendidikan tinggi
keperawatan dituntut harus mampu memberikan data serba cepat sehingga informasi yang dibutuhkanpun akan cepat diperoleh.
Dalam bidang pendidikan keperawatan, sistem informasi tidak saja memberikan kemudahan kepada petugas, tetapi juga akan memberi manfaat bagi pengguna dalam hal ini dosen dan mahasiswa yang membutuhkannya.
Saat ini mahasiswa keperawatan mengalami kesukaran dalam menumbuhkan kemampuan professional di lahan praktek antara lain karena masih kurangnya model peran pembimbing dalam pelaksanaan laboratorium klinik keperawatan. Agar pendidikan keperawatan dapat menghasilkan lulusan yang berkompeten diperlukan pemahaman pembimbing yang terlibat dalam proses pembelajaran mahasiswa tentang hakekat pendidikan keperawatan sebagai pendidikan keprofesian, pentingnya praktek laboratorium klinik dalam pembelajaran mahasiswa serta model bimbingan dan metode evaluasi yang digunakan dalam praktek labooratorium keperawatan.
Demikian rumitnya pengelolaan laboratorium karena sistem yang ada adalah menggunakan metode konvensional di mana pemakaian inventaris harus menggunakan catatan buku, lembaran dan menghitung stok secara langsung. Kita meyakini bahwa barang yang ada tidak sama dengan jumlah sebagaimana mestinya sehingga tidak terdeteksi.
Laboratorium keperawatan berisi ratusan barang peraga anatomi tubuh manusia, peralatan paramedis dan medis, gambar, ruangan tiruan ruangan-ruangan dan bangsal rumah sakit, peralatan bedah minor, barang habis pakai (seperti obat-obatan, infus set, jarum suntik, gloves, dll) dan tidak habis pakai .
Tugas pengelola laboratorium bukan hanya menyimpan tapi juga mengeluarkan bila diperlukan untuk beberapa keperluan antara lain peminjaman oleh dosen untuk peraga mengajar, mahasiswa meminjam untuk redemonstrasi dan keperluan lain, pengembalian, stok barang yang tersedia dan jumlah stok barang yang perlu segera di sediakan, pengingat waktu kapan kembali dan perhitungan-perhitungan lain.
Laboratorium Keperawatan akan melayani ratusan mahasiswa keperawatan dan dosen, sehingga perlu segera pengelolaan secara efisien di lakukan melalui optimalisasi teknologi yang ada.
Selama ini, semua proses kegiatan yang dilakukan di laboratorium klinik masih dilakukan secara manual oleh petugasnya sehingga memperlambat tugas dan terkesan mempersulit pengguna. Seringkali kita menemukan bahwa petugas mengalami kesulitan dalam menginventarisasi alat dan bahan laboratorium keperawatan setelah selesai digunakan. Semakin lama waktu yang dibutuhkan oleh petugas maka semakin lama inventarisasi terhadap alat dan bahan yang digunakan dan terpakai.
Sistem Informasi Laboratorium Klinik Keperawatan merupakan bagian dari sistem yang ada di institusi pendidikan keperawatan. Pembuatan aplikasi sistem administrasi dengan bantuan database yang handal diharapkan mampu menunjang aktifitas antara operator, petugas laboran dan pengguna yang membutuhkan terutama dosen dan mahasiswa. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka identifikasi masalahnya yaitu “Bagaimana Membangun Sistem Informasi pada Laboratorium Klinik Keperawatan.”
KAJIAN LITERATUR 1. Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi merupakan sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu. Kriteria dari sistem informasi antara lain fleksibel, efektif dan efisien. Adapun tujuan dari suatu sistem informasi adalah menciptakan suatu wadah komunikasi yang efisien dalam bidang bisnis. Sistem informasi berbasis internet merupakan sistem informasi yang memanfaatkan secara maksimal kegunaan dari komputer dan juga jaringan komputer. Selain itu, sistem informasi berbasis internet merupakan suatu sistem dimana interaksi manusia dan komputer menjadi peranan yang sangat penting.
Sistem informasi adalah aplikasi komputer untuk mendukung operasi dari suatu organisasi yang terdiri dari operasi, instalasi, dan perawatan komputer, perangkat lunak, dan data yang dirancang untuk menghasilkan, menganalisa, menyebarkan dan memperoleh informasi guna mendukung pengambilan keputusan.
2. Pengertian Laboratorium Klinik Keperawatan
Laboratorium Keperawatan merupakan laboratorium terpadu yang merupakan tempat praktikum yang memberikan gambaran tentang hospital image sehingga bias diakses oleh mahasiswa keperawatan maupun kedokteran, bahkan bila mungkin bidang keilmuan yang lain. Pengalaman belajar laboratorium dilaksanakan sebelum mahasiswa praktek di suatu lahan klinik, karena pembelajaran laboratorium akan memberi kesempatan pada mahasiswa untuk terampil dalam menerapkan teori yang sudah didapatkan di kelas. Pembelajaran laboratorium tidak hanya dilakukan di laboratorium keperawatan, tetapi juga di tatanan klinik atau yang dikenal dengan pembelajaran laboratorium klinik. Pada tahap ini sikap dan keterampilan professional ditumbuhkan dan dibina melalui pengalaman dalam pengambilan keputusan klinik yang dicontohkan oleh pembimbing klinik. Hal tersebut merupakan penerapan secara terintegrasi kemampuan penalaran scientifik dan penalaran etik (Husin, 1992). Menurut Schweek & Gebbie (1996), praktek klinik merupakan “The Heart of The Total Curriculum Plan”. Sehingga unsur utama dalam pendidikan keperawatan adalah bagaimana proses pembelajaran dikelola dilahan praktek.
3. Fungsi Sistem Informasi Laboratorium Klinik Keperawatan Fungsi Laboratorium Keperawatan antara lain :
a. Membantu kelancaran proses belajar mengajar praktikum Keperawatan b. Membantu Mahasiswa / dosen belajar mandiri meningkatkan ketrampilan keperawatan
c. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menjadi asisten sebagai kaderisasi sesuai spesifikasi
d. Sebagai mini hospital yang memberikan gambaran riil pada mahasiswa tentang kegiatan, suasana dan rutinitas di Rumah sakit.
e. Menyelenggarakan Kegiatan Praktikum Keperawatan baik Reguler / Non- Reguler, kurikuler maupun non-kurikuler.
f. Menyelenggarakan konsultasi keperawatan g. Menyelenggarakan Pelatihan Keperawatan h. Menyelenggarakan Pengabdian Masyarakat i. Sumber Informasi Keperawatan
Dengan memanfaatkan SIM laboratorium keperawatan berbasis computer maka pengelolaan laboratorium akan lebih efektif dan efesien. Hal ini dapat terlihat dari beberapa aspek yaitu :
- Identifikasi seketika semua jenis dan jumlah item-item yang dimiliki laboratorium
- Identifikasi dengan seketika status dari item-item laboratorium (rusak, terpinjam oleh siapa, kapan harus kembali, atau kapan kembali, jumlah denda, hilang, dll) - Posisi, peletakan pada tempat penyimpanan.
- Pengenalan item cukup dengan perangkat OCR terhadap item yang dilengkapi Bar Code.
- Pengelolaan jadwal pemakaian peralatan dan ruangan. 4. Pengertian Basis Data
Basis Data (Database) diibaratkan sebagai sebuah lemari arsip yang ditempatkan secara berurutan yang memberikan kemudahan dalam pengambilan kembali data tersebut. Basis Data memperlihatkan kumpulan data yang dipakai dalam suatu lingkungan perusahaan atau instansi. Penerapan basis data dalam sistem informasi disebut sistem basis data (database system).
Sistem Client-Server
Sistem Client Server atau disebut juga sistem tersentralisasi diterapkan pada sebuah sistem jaringan. Sistem Client Server bertujuan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang terdapat pada sistem sebelumnya. Sistem Client Server terdiri dari dua komponen utama yaitu client dan server. Client berisi aplikasi basis data dan server berisi DBMS dan basis data. Setiap aktivitas yang dikehendaki para pemakai akan lebih dulu ditangani oleh client. Client selanjutnya mengupayakan agar semua proses sedapat mungkin ditangani sendiri.
Bila terdapat proses yang harus melibatkan data yang tersimpan pada basis data maka client mengadakan hubungan dengan server.
5. Software Pendukung Delphi
Borland Delphi 7 adalah paket bahasa pemrograman yang bekerja dalam sistem operasi Windows. Delphi merupakan bahasa pemrograman yang mempunyai cakupan yang luas dan sangat canggih. Berbagai jenis aplikasi dapat dibuat dengan Delphi, termasuk aplikasi untuk mengolah teks, grafik, angka, database, dan aplikasi web.
Secara umum, kemampuan Delphi adalah menyediakan komponen-komponen dan bahasa pemrograman yang handal, sehingga memungkinkan untuk membuat program aplikasi sesuai dengan keinginan, dengan tampilan dan kemampuan yang canggih.
SQL Server
Microsoft SQL server adalah sistem manajemen basis data yang memakai perintah-perintah transact SQL untuk mengirimkan perintah dari komputer client ke komputer server. Microsoft SQL server berisi database, mesin database, dan aplikasi yang diperlukan untuk mengelola data dan komponen-komponennya. 6. Rancangan
Rancangan Basis Data
Perancangan basis data merupakan perancangan sebuah database yang pada dasarnya melibatkan enam tahap yang bersifat berulang yaitu perencanaan, analisis, perancangan, pemrograman, implementasi dan penggunaan.
Rancangan Program
Program didefinisikan sebagai kumpulan dari instuksi-instruksi atau perintah-perintah terperinci yang sudah disiapkan oleh komputer sehingga dapat melakukan fungsi sesuai dengan yang telah ditentukan. Tujuan pembuatan program ini adalah untuk mempermudah dan mempercepat aktivitas yang berhubungan dengan pengolahan data dan untuk membentuk suatu sistem yang lebih baik.
Rancangan Input
Perancangan input diperlukan untuk menghasilkan informasi, dimana perancangan ini meliputi perancangan bentuk dokumen-dokumen dasar yang akan digunakan untuk mendapatkan data dalam perancangan.
Rancangan Output
Perancangan output digunakan untuk menghasilkan suatu informasi. Perancangan ini akan menampilkan data keluaran yang diinginkan untuk siap melakukan pencetakan dengan sumber data.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Rumitnya pengelolaan laboratorium karena sistem yang ada adalah menggunakan metode konvensional di mana pemakaian inventaris harus menggunakan catatan buku, lembaran dan menghitung stok secara langsung. Kita meyakini bahwa barang yang ada tidak sama dengan jumlah sebagaimana mestinya sehingga tidak terdeteksi.
Sistem Informasi Laboratorium Klinik Keperawatan merupakan bagian dari sistem yang ada di institusi pendidikan keperawatan, dimana dalam pembuatan aplikasi sistem administrasi dengan bantuan database yang handal diharapkan mampu menunjang aktifitas antara operator, petugas laboran dan pengguna yang membutuhkan.
Tantangan pertama dalam pembuatan program ini adalah hambatan dari ‘manusia’ lain. Setiap gagasan positif akan di tangkap orang lain yang ber-mindset positif sebagai gagasan positif, demikian juga sebaliknya. Selain itu, tantangan lainnya adalah kultur terhadap teknologi yang baru.
Rekomendasi penulis adalah pengisian data lengkap laboratorium klinik keperawatan terkomputerisasi secara efektif dan efisien dilakukan secara rutin sehingga data tersebut sewaktu-waktu dibutuhkan telah siap terdokumentasi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kadir, (2003), Pengenalan Sistem Informasi, Penerbit Andi, Yogyakarta Andri Kristanto, (2003), Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya, Penerbit Gava Media, Yogyakarta
David Ciang, (2004), Cara Mudah Pemrograman Database Delphi 7 Menggunakan Class Generator, Penerbit Elex Media Komputindo
Duffey, B. (2010), Education Requirements in Implementation Information System, Accesed April 20, 2012.
Dragon, Natalie. (2008). E-Health : leaving the paper trial behind. Australian Nursing Journal, 16(1); 22-25
e-Health and nursing. (2005). [Article]. Australian Nursing Journal, 12(10), 26-26 Jogiyanto H.M., Akt., Ph.D., (2005), Analisis Analisis dan Desain Sistem
Informasi, Penerbit Andi, Yogyakarta
Roger S. Pressman, Ph.D., (2002), Rekayasa Perangkat Lunak, Penerbit Andi, Yogyakarta
Turpin, P. Transitioning From Peper to Computerized Documentation. LWWJ. Vol 67, 61-62. Acessed April 20, 2012.
Witarto, (2004), Memahami Sistem Informasi, Penerbit Informatika
William, B. (2010). Are you ready to exchange : e-Health information? Journal of Tennese Medicine, 5; 30-32