Identifikasi Atraksi Wisata Budaya di Kampung Adat Negeri
Olok Gading Kota Bandar Lampung
Viola Elzon
(1), Dr. Ir. Muhammad Irfan Affandi, M.Si.
(2), Fran Sinatra, S.P., M.T.
(3) (1)Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, ITERA(2)Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, ITERA (3)Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, ITERA
Abstrak
Kampung Adat Negeri Olok Gading merupakan salah satu kampung tua yang beradi di Kota Bandar Lampung. Kampung ini juga ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya menurut RTRW Kota Bandar Lampung tahun 2011-2030. Sebagai salah satu kawasan cagar budaya, kampung ini banyak menyimpan keunikan budaya dan kesenian. di tengah tren wisata budaya yang ada, hal ini dapat menjadi cikal bakal pengembangan wisata budaya di Kota Bandar Lampung. Dalam proses pengembangan pariwisata budaya perlu diidentifikasi atraksi seperti apa yang dimiliki dan dapat menjadi suatu daya tarik wisata tersendiri. Maka dari itu penelitian kali ini bertujuan untuk mengidentifikasi atraksi wisata budaya yang ada di Kampung Adat Negeri Olok Gading Kota Bandar Lampung. Jenis penelitian ini ialah penelitian deduktif dengan metode analisis kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa atraksi wisata budaya yang dimiliki Kampung Adat Negeri Olok Gading ialah Rumah Tradisional, Tradisi Adat, Kesenian Tradisional serta Kuliner Khas.
Kata Kunci: Atraksi, Wisata Budaya, Negeri Olok Gading
Pengantar
Wisata budaya merupakan wisata yang
bergantung pada kekayaan daya tarik wisata budaya. Pariwisata budaya biasanya dilandasi oleh keinginan untuk menambah wawasan dan pengalaman hidup dengan mengunjungi daya tarik wisata yang unik, selain itu juga didasari alasan memahami dan mempelajari perilaku sosial, adat istiadat, kebiasaan, serta warisan budaya dan seni yang terdapat pada suatu tempat (Pendit, 2003).
Pada Kota Bandar Lampung, terdapat suatu tempat yang masih memiliki perilaku sosial serta adat istiadat tradisional, kampung tersebut bernama Kampung Adat Negeri Olok Gading. Kampung ini merupakan salah satu permukiman klaster tua yang masih eksis dan bertahan di tengah pesatnya pertumbuhan Kota Bandar Lampung (Persada dkk, 2017). Negeri Olok Gading juga ditetapkan sebagai salah satu kawasan cagar budaya di Kota Bandar Lampung berdasarkan PERDA Kota Bandar Lampung No. 10 tahun 2011 tentang RTRW Kota Bandar Lampung tahun 2011-2030.
Keunikan dan kelestarian budaya yang masih dimiliki kampung ini dapat menjadi suatu cikal bakal potensi pengembangan daya tarik wisata budaya yang ada di Kota Bandar Lampung. Menurut Gunn (2002) daya tarik wisata dapat
diidentifikasi melalui atraksi, transportasi,
pelayanan, serta informasi & promosi. Dalam hal wisata budaya, atraksi menjadi suatu hal penting dikarenakan wisata budaya umumnya ialah wisata yang menonjolkan atraksi budayanya yang kuat dan unik.
Kampung Adat Negeri Olok Gading yang memiliki kebudayaan lestari tentunya dapat menjadi suatu daya tarik wisata budaya tersendiri. Sebagai suatu kampung yang dapat menjadi cikal bakal daya tarik wisata budaya, perlu diidentifikasi lebih lanjut atraksi budaya seperti apa yang dimiliki kampung ini. Maka dari itu, penelitian ini akan mengidentifikasi atraksi wisata budaya yang terdapat pada Kampung Adat Negeri Olok Gading. Penelitian ini menjadi penting karena belum terdapat penelitian serupa sebelumnya. Sehingga diharapkan penelitian ini
Identifikasi Atraksi Wisata Budaya di Kampung Adat Negeri Olok Gading Kota Bandar Lampung
Kampung Adat Negeri Olok Gading Kota Bandar Lampung khusunya dari segi atraksi wisata.
Metode
Pada penelitian ini pendekatan yang digunakan ialah pendekatan deduktif. Setyosari (2010)
menyatakan bahwa deduktif merupakan
pendekatan yang didasarkan dari pernyataan umum ke khusus. Dalam penelitian ini, teori yang sudah ada sebelumnya menjadi dasar dalam
melakukan penelitian mulai dari proses
perumusan masalah sampai analisis data. Hal tersebut menjadikan penelitian ini sebagai suatu penelitian deduktif.
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan dua cara. Pertama yaitu pengumpulan
data primer melalui observasi dengan
pengamatan langsung menuju lokasi. Kemudian kedua ialah pengumpulan data primer yang dilakukan dengan wawancara istansi terkait serta tokoh adat/mastarakat lokal yang ada di Kampung Adat Negeri Olok Gading. Sedangkan pengumpulan data secara sekunder dilakukan dengan telaah dokumen-dokumen perecanaan atau sumber lainnya.
Dalam melakukan analisis data, penelitian ini menggunakan analasis deksriptif secara kualitatif.
Analisis Deskriptif adalah analisis yang
digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya (Sugiyono, 2014). Hal ini merupakan analisis yang paling mendasar untuk menggambarkan
keadaan data secara umum, untuk
mempermudah memahami data-data yang disajikan dan dapat dengan cepat memberikan informasi.
Diskusi/Pembahasan
Atraksi merupakan aspek yang menarik
wisatawan untuk berkunjung ke suatu tempat wisata (Yoeti, 2008). Banyak sekali komponen yang dapat menjadi suatu daya tarik untuk wisatawan. Atraksi pada wisata budaya dapat berupa tari-tarian, nyanyian, kesenian rakyat tradisional, upacara adat, dan lain-lain. Atraksi juga dapat ditinjau dari tingkat keunikan serta
jenis atraksi yang ditawarkan pada wisatawan yang akan datang berkunjung.
1. Rumah Tradisional
Rumah tradisional atau rumah adat Lampung Saibatin tersebar di perkampungan Negeri Olok Gading dan berdiri di sepanjang Jl. Dr. Setiabudi (Persada dkk, 2017). Rumah-rumah tradisional ini menjadi daya tarik tersendiri disebabkan oleh keunikan bentuk dan nilai-nilai sejarah yang melekat di dalamnya. Rumah-rumah tradisional di Negeri Olok Gading juga masih dihuni
langsung oleh pemiliknya dan banyak
menyimpan benda-benda pusaka peninggalan zaman dahulu. Dengan keunikannya ini, tidak jarang menarik perhatian masyarakat yang lewat untuk sekedar melihat-lihat rumah dari luar atau bahkan berfoto di depan rumah tradisional tersebut.
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021
Gambar 1. Rumah Tradisional pada Kampung Adat
Negeri Olok Gading
Saat ini, masih terdapat rumah tradisional yang berdiri di Negeri Olok Gading, rumah-rumah tersebut merupakan rumah panggung dengan
material papan dan kayu. Dalam hal
persebarannya, rumah tradisional di Negeri Olok Gading cenderung mengelompok secara linear di sepanjang Jl. Dr. Setiabudi. Rumah-rumah tradisional ini umumnya berdiri berdampingan
dengan jarak yang tak jauh ataupun
berseberangan antar satu rumah dengan rumah lainnya. Adapun setelah dilakukan geotag terhadap rumah-rumah tersbut dan dipetakan, maka persebaran rumah tradisional di Kampung Adat Negeri Olok Gading akan tampak seperti pada peta berikut ini.
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021
Gambar 2. Peta Photomapping Persebaran Rumah
Tradisional di Kampung Adat Negeri Olok Gading.
2. Tradisi Adat
Menurut penyimbang di Negeri Olok Gading, Dalom Helmi, Negeri Olok Gading masih menjalankan keadatannya hingga saat ini, tradisi adat pun menjadi salah satu bagian penting di dalamnya. Pada Kampung Adat Negeri Olok Gading tradisi adat yang kerap dilaksanakan bermacam-macam mulai dari yang menyangkut dengan acara pernikahan, sampai dengan pengungkapan rasa syukur. Tradisi adat yang dilakukan ini biasanya diiringi dengan pesta dan aneka kuliner khas tradisional. Saat acara tradisi berlangsung tidak jarang banyak menarik perhatian masyarakat. Hal ini dikarenakan tradisi adat biasanya dilakukan dengan arak-arakan dan pakaian adat berwarna-warni yang mengundang perhatian.
Sumber: tribunnews.comi, 2017
Gambar 3. Tradisi Adat yang terdapat pada Kampung
Adat Negeri Olok Gading.
Diantara banyaknya tradisi adat yang ada, tradisi yang rutin dilakukan diantaranya ialah Manjau Mantu, Sebambangan, dan Belangiran yang rutin dilaksanakan sebelum bulan Ramadhan. Tradisi-tradisi adat tersebut biasanya dilakukan di waktu-waktu tertentu. Umumnya tradisi adat dilakukan sebagai pengiring acara utama, sehingga dalam setahun bisa dilaksanakan
beberapa kali tradisi adat. Dalam
berlangsungnya tradisi, yang menjadi pelaksana biasanya ialah para tetua adat ataupun masyarakat setempat. Meski begitu, pada saat perayaannya tidak dibatasi siapa saja yang dapat
ikut serta melihat, berfoto dan turut
merayakannya. 3. Kesenian Tradisional
Selain terdapat rumah dan tradisinya, Kampung Adat Negeri Olok Gading juga masih terdapat kesenian tradisonal. Kesenian yang masih dilestarikan ini dapat dibuktikan dengan masih banyaknya ragam kesenian, dan masih adanya
sanggar kesenian yang menanungi seni
tradisional Lampung di Negeri Olok Gading (Kurniawati, 2018). Kesenian tradisional di Negeri Olok Gading bermacam-macam jenisnya mulai dari seni tari, seni musik, seni sastra, hingga seni bela diri dan lain sebagainya. Umumnya, kesenian tradisional ini sering ditampilkan pada acara adat, penyambutan tamu hingga ke festival seni.
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021
Gambar 4. Sanggar Seni yang terdapat pada Kampung
Adat Negeri Olok Gading
Pada seni tari, tari yang populer ialah Tari Bedana dan Sigekh Penguten. Untuk seni musik, terdapat alat musik tradisional bernama Cetik
Identifikasi Atraksi Wisata Budaya di Kampung Adat Negeri Olok Gading Kota Bandar Lampung
dan Gambus Lunik, sedangkan pada seni bela diri terdapat Pincak Khakot yang merupakan bela diri tradisonal. Di Negeri Olok Gading terdapat sarana pendukung kesenian berupa sanggar seni. Sanggar tersebut diantaranya ialah Sanggar Seni Angon Saka dan Sanggar Seni Titian Marga, sedangkan terdapat Perguruan Bunga Teratai Betung Putra yang khusus untuk pembelajaran dan pelestarian Pincak Khakot. Kesenian dari Negeri Olok Gading tidak hanya tampil pada acara lokal, pada tahun 2015 Negeri Olok Gading mewakili Lampung pada acara Temu Zapin Nusantara yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan di TMII.
Sumber: tribunnews.comi, 2017
Gambar 5. Tari Bedana Negeri Olok Gading 4. Kuliner Tradisional
Kulinari tradisional khas Lampung dapat ditemui di Negeri Olok Gading. Makanan khas ini ada yang dapat ditemui sehari-hari dan ada pula yang hanya dapat ditemui ketika hari-hari tertentu. Misalnya pada hari-hari biasa, makanan khas seperti tempoyak, seruit, ataupun pindang bisa ditemukan baik di rumah makan atau dibuat sendiri.
Untuk makanan yang pembuatannya lebih sulit seperti kue engkak ataupun makanan yang bahannya tergantung musim seperti es serbat kweni dapat ditemui ketika hari raya dan acara adat. Pada perayaan adat biasanya makanan-makanan tersebut juga akan dimakan secara bersama-sama. Sebagai contoh, pada acara adat akan terdapat tradisi nyeruit yang berarti menyantap seruit secara bersama-sama.
Keragaman makanan tradisional Lampung menjadi daya tarik tersendiri dan membuat orang tertarik untuk mencoba. Selain itu, kuliner tradisional Lampung juga merupakan jenis kuliner yang khas. Kuliner tradisional dibuat dengan mengikuti resep yang sudah diwariskan turun-temurun serta dengan proses pengolahan yang sudah diajarkan sejak dulu (Gardjito, 2017).
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021
Gambar 6. Makanan Seruit Lampung pada Kampung
Adat Negeri Olok Gading
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021
Gambar 7. Minuman Serbat Kweni pada Kampung
Adat Negeri Olok Gading
Kesimpulan
Atraksi wisata budaya yang dimiliki Kmapung Adat Negeri Olok Gading cukup beragam. Atraksi budaya yang dimiliki diantaranya ialah masih lestarinya rumah tradisional, masih terdapat traidisi adat, memiliki kesenian tradisional yang kerap dipentaskan, serta masih memiliki cita rasa kulinari tradisional yang khas.
Dengan adanya keunikan dari segi atraksi yang dimiliki Kampung Adat Negeri Olok Gading ini
dapat menjadi potensi dan cikal bakal
pengembangan daya tarik wisata budaya yang ada di Kota Bandar Lampung. Hal ini juga didukung dengan adanya penetapan kampung ini sebagai suatu kawasan cagar budaya.
Daftar Pustaka
Gardjito, M., dkk. 2017. Makanan Tradisional Indonesia seri 2. Yogyakarta: UGM Digital Press.
Gunn, C. A. 2002. Tourism Planning: Basics, Concepts, Cases 4th Edition. Washington D. C.: Routledge.
Kurniawati, N. 2018. Upaya Pelestarian Bedana Olok Gading pada Masyarakat Teluk Betung
Barat, Provinsi Lampung. Bantul: ISI
Yogyakarta.
Pendit, N. 2003. Ilmu Pariwisata. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.
Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 10 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tahun 2011-2030.
Persada, C., dkk. 2017. Identifikasi Kondisi dan Strategi Penataan Desa Menuju Kelurahan Kreatif Perkotaan (Studi Kasus: Kampung Negeri Olok Gading, Kota Bandar Lampung). Jurnal Arsitektur FT UNILA.
Setyosari, P. 2010. Metode Penelitian Penelitian dan Pengembangan. Jakarta: Kencana. Sugiyono. 2014. Metode Pendidikan Pendekatan
Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Yoeti, O. A. 2008. Perencanaan dan
Pengembangan Pariwisata. Jakarta: PT.