• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2 Analisis Usahatani Belimbing 1 Sarana Produks

Dalam usahatani belimbing, sarana produksi sangat dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan dari usahatani tersebut. Sarana yang paling penting dalam usahatani belimbing adalah tersedianya sarana produksi yaitu : pupuk, tenaga kerja,

plastik dan obat-obatan. Semua sarana produksi yang yang digunakan diperhitungkan sebagai biaya produksi.

a. Pupuk

Pupuk yang digunakan oleh petani belimbing adalah pupuk urea, TSP serta NPK. Dimana petani membeli pupuk tersebut dalam satu kemasan, artinya pupuk tersebut sudah dicampur dan pupuk tersebut dibeli dengan harga Rp 4,000/kg. Pemupukan yang dilakukan oleh petani didaerah penelitian berbeda-beda.Ada beberapa petani yang melakukan pemupukan 1 kali per musim panen.Namun kebanyakan petani di daerah tersebut melakukan pemupukan sekali seminggu. Hal ini dikarenakan tanaman belimbing sangat sensitif, dalam arti semakin sering dipupuk maka produksinya akan semakin baik. Rata-rata jumlah pupuk yang digunakan di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 9. Rata-rata Penggunaan Pupuk Untuk Usahatani Belimbing Per Musim Panen

Uraian Per Petani Per Batang Varians

Biaya Pupuk (Rp) 175.947 1.447 39.767,70

Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 8

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dilihat bahwa rata-rata jumlah pupuk yang digunakan untuk usahatani belimbing adalah sebesar 21.08 kg per petani dan 0 26 kg per batang. Biaya pupuk yang digunakan adalah sebesar Rp 230.811,- per petani dan Rp 3.185,- per batang.

b. Tenaga Kerja

Suatu proses produksi dalam usahatani tidak dapat naik tanpa adanya tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan faktor pendukung yang sangat penting dalam setiap

kegiatan usahatani. Didaerah penelitian, dalam usahatani belimbing menggunakan tenaga kerja dalam keluarga (TKDK) dan tenaga kerja luar keluarga (TKLK), dengan tingkat upah yang berbeda-beda pada setiap tahapan kegiatan usahatani belimbing yaitu berkisar antara Rp 50,000,-/orang hingga Rp 80,000,-/orang.

Distribusi penggunaan tenaga kerja pada usahatani belimbing di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 10. Distribusi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Belimbing Per Musim Panen

Uraian Jumlah Tenaga Kerja (HKO)

TKDK TKLK

Pemupukan 1,29 0,13

Penyemprotan 0,65 0,16

Pembungkusan 1,44 1,78

Panen 0,90 0,81

Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 5

Tabel diatas menunjukkan bahwa pencurahan tenaga kerja dalam usahatani belimbing pada tahap kegiatan pembungkusan adalah yang paling besar dibandingkan dengan kegiatan pemupukan, penyemprotan dan panen. Dalam tahap pemupukan, rata- rata jumlah penggunaan TKDK adalah sebesar 1,29 HKO dan rata-rata jumlah penggunaan TKLK adalah sebesar 0,13 HKO.

Dalam tahap kegiatan penyemprotan, rata-rata jumlah TKDK adalah sebesar 0,65 HKO dan rata-rata jumlah TKLK adalah sebesar 0,16 HKO. Dalam tahap kegiatan pembungkusan, rata-rata jumlah penggunaan TKDK adalah sebesar 1,44 HKO dan rata- rata jumlah penggunaan TKLK adalah sebesar 1,78 HKO. Dalam tahap kegiatan pemanenan, rata-rata jumlah penggunaan TKDK adalah sebesar 0,90 HKO dan rata-rata jumlah penggunaan TKLK adalah sebesar 0,81 HKO.

Tabel 11. Biaya Tenaga Kerja Keluarga Pada Usahatani Belimbing Per Musim Panen

Uraian Per Petani

(Rp) Per Batang (Rp) Pemupukan 251.447 6.591 Penyemprotan 1.135.263 12.925 Pembungkusan 1.250.526 1.687 Panen 440.132 3.245 Rata-rata 3.077.368 6.112 Varians 14289,32 56.976

Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 6

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dilihat bahwa total biaya rata-rata tenaga kerja dalam keluarga adalah Rp 406.926,00,00 per petani dan Rp 6.112,57 per batang per musim panen.

c. Plastik

Dalam usahatani belimbing , plastik memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga buah belimbing agar tidak diserang hama. Buah belimbing akan mulai dibungkus dengan plastik pada saat buah sudah sebesar ibu jari. Hal ini harus dilakukan sedini mungkin untuk mencegah rusaknya buah yang disebabkan oleh hama tanaman tersebut terutama lalat buah.

Banyaknya jumlah plastik yang digunakan dalam usahatani di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 12. Rata-rata Penggunaan Plastik Pada Usahatani Belimbing Per Musim Panen

Uraian Per Petani Per Batang Varians

Plastik (Kg) 31,01 0,17 28,98

Biaya Plastik (Rp) 930,405 7,784 86.968,80

Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 10

Tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata jumlah plastik yang digunakan dalam usahatani per petani adalah sebesar 31,01 kg dengan rata-rata jumlah biaya

sebesar Rp 930,405,-. Sedangkan rata-rata jumlah plastik yang digunakan untuk usahatani per batang adalah sebesar 0,17 kg dengan rata-rata jumlah biaya sebesar Rp 7,784,-.

d. Obat-obatan

Dalam setiap usahatani, obat-obatan seperti pestisida sangatlah dibutuhkan guna melindungi tanaman dari berbagai serangan hama dan penyakit. Dalam usahatani di daerah penelitian, petani selalu menggunakan pestisida untuk melindungi tanaman belimbing dari serangan hama seperti lalat buah maupun kupu-kupu putih, dimana serangan hama ini dapat mempengaruhi produksi tanaman belimbing.

Penggunaan pestisida dalam usahatani di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 13. Rata-rata Penggunaan Pestisida Pada Usahatani Belimbing Per Musim Panen

Uraian Per Petani (Rp) Per Batang (Rp) Varians

Desis 264,703 2,880 42.742,62

Sepin 646,622 5,790 48.901,15

Tigur 387,973 3,474 92.782,41

Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 9

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa rata-rata biaya penggunaan Desis adalah sebesar Rp 264,703,- per petani dan Rp 2,880,- per batang. Rata-rata biaya penggunaan Sepin adalah sebesar Rp 646,622,- per petani dan Rp 5,790,- per batang. Rata-rata biaya penggunaan Tigur adalah sebesar Rp 387,973,- per petani dan Rp 3,474,- per batang.

5.2.2 Penyusutan

Semua alat yang digunakan dalam usahatani belimbing ini merupakan investasi usahatani seperti : cangkul, gunting, pisau/parang, semprot dan sprayer. Nilai biaya penyusutan peralatan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Nilai Penyusutan (Rp) = Jumlah Barang (Unit) x Harga Pembelian

Umur Ekonomis Peralatan (Tahun)

Adapun biaya penyusutan per petani dan per batang dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 14. Biaya Penyusutan Peralatan Pada Usahatani Belimbing Per Musim Panen

Uraian Per petani (Rp) Per Batang (Rp) Varians

Biaya Penyusutan 113,709 915 37.038,87

Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 4

Tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata biaya penyusutan alat pertanian yang digunakan dalam usahatani belimbing adalah sebesar Rp 113,709,- per petani dan Rp 915,- per batang.

5.2.3 Biaya Pajak

Pajak tanah merupakan biaya tetap yang harus dikeluarkan oleh petani. Adapun rata-rata biaya pajak tanah per petani dan per batang dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 15. Rata-rata Biaya Pajak Pada Usahatani Belimbing Per Musim Panen

Uraian Per petani (Rp) Per Batang (Rp) Varians

Biaya Pajak 29,920 125 70.291,25

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dilihat bahwa rata-rata biaya pajak per petani selama satu panen tanam adalah sebesar Rp 29,920,- dan rata-rata biaya pajak per batang adalah sebesar Rp 125,-.

5.2.4 Sewa Tanah

Sewa tanah merupakan biaya tetap yang harus dikeluarkan oleh petani yang memiliki status kepemilikan lahan sewa. Namun tidak semua petani di daerah penelitian yang memiliki sewa lahan, hanya beberapa petani belimbing saja. Adapun rata-rata biaya sewa per petani dan per batang dalam satu musim panen dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 16. Rata-rata Biaya Sewa Tanah Pada Usahatani Belimbing Per Musim Panen

Uraian Per petani (Rp) Per Batang (Rp) Varians

Biaya Sewa 63,927 819,866 74.421,14

Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 12

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dilihat bahwa rata-rata biaya sewa per petani dalam satu musim panen adalah sebesar Rp 63,927,- sedangkan rata-rata biaya sewa per batang dalam satu musim panen adalah sebesar Rp 819,866,-.

Untuk melihat total biaya produksi yang dikeluarkan petani dalam usahatani belimbing selama satu musim panen dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 17. Rata-rata Total Biaya Produksi Pada Usahatani Belimbing Per Musim Panen

Uraian Per petani (Rp) Per Batang (Rp)

Tenaga Kerja a. Pemupukan - TKDK - TKLK b. Penyemprotan - TKDK - TKLK c. Pembungkusan - TKDK - TKLK d. Panen - TKDK - TKLK 252.567,57 22.297,30 1.122.162,16 349.459,46 736.216,22 1.248.648,65 120.810,81 116.756,76 3.306,03 168,89 12.925,14 2.107,44 1.687,69 1.715,17 1.644,76 1.339,82 Sarana Produksi a. Pupuk b. Obat-obatan c. Plastik 230.811,00 1.299.297,00 930.405,00 3.185,00 12.146,00 7.784,00 Biaya Penyusutan 113.709,00 915,00 Biaya Pajak 29.920,00 1.454,38

Biaya Sewa Tanah 62.297,00 136.959,00

Total 2.666.439,00 32.197,80

Sumber :Data diolah lampiran 4,6,8,9,10 dan 12

Tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata total biaya produksi untuk usahatani belimbing per petani di daerah penelitian adalah Rp 2.666.439,00,-, sedangkan rata-rata total biaya produksi untuk usahatani belimbing per batang adalah Rp 32.197,80,-.

5.2.5 Penerimaan Usahatani Belimbing di Daerah Penelitian

Penerimaan adalah besarnya hasil yang diperoleh petani dari usahatani belimbing yaitu jumlah produksi yang diperoleh petani dikalikan dengan harga per kg. Harga belimbing sering mengalami fluktuasi sewaktu-waktu. Apabila sedang musim buah ataupun pada saat musim hujan, maka harga buah belimbing akan sangat rendah, hal ini dikarenakan produksi buah yang melimpah. Namun, apabila sedang musim kemarau, maka harga buah belimbing akan melonjak tinggi karena langkanya produksi

buah tersebut. Rata-rata harga buah belimbing adalah Rp 2,000,- / kg. Penerimaan rata- rata buah belimbing di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 18. Rata-rata Penerimaan Pada Usahatani Belimbing Per Musim Panen

Uraian Per petani Per Batang Varians

Penerimaan (Rp) 13,959,770 111,128 96.597,60 Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 13

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa rata-rata besar penerimaan usahatani belimbing per petani di daerah penelitian adalah sebesar Rp 13,959,770,- sedangkan rata-rata penerimaan per batang adalah sebesar Rp 111,128,-.

5.2.6 Pendapatan Bersih Usahatani Belimbing di daerah Penelitian

Pendapatan bersih usahatani adalah jumlah penerimaan dikurangi dengan biaya produksi. Pendapatan bersih pada petani belimbing adalah jumlah penerimaan yang diperoleh petani dikurangkan dengan biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani selama satu musim panen. Pendapatan bersih usahatani belimbing dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 19. Rata-rata Pendapatan Bersih Pada Usahatani Belimbing Per Musim Panen

Uraian Per petani Per Batang Varians

Pendapatan Bersih (Rp) 10,075,689 65,641 96.597,60 Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 13

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa rata-rata besar pendapatan bersih usahatani belimbing di daerah penelitian per petani adalah sebesar Rp 10,075,689,-, sedangkan rata-rata besar pendapatan bersih usahatani per batang adalah sebesar Rp 65,641,-.

Tabel 20. Rata-rata Pendapatan Bersih Keluarga Pada Usahatani Belimbing Per Musim Panen

Uraian Per petani Per Batang Varians

Pendapatan Bersih (Rp) 6.681.690,00 51.396,41 89.989,74 Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 14

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa rata-rata pendapatan bersih keluarga pada usahatani belimbing per musim panen adalah Rp 6.681.690,00 dan Rp 51.396,41 per batang.

Dokumen terkait