• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Variance Anggaran dan Realisasi Biaya Operasional

ANALISIS DAN EVALUASI

A. Analisis Variance Anggaran dan Realisasi Biaya Operasional

Analisis penyimpangan melibatkan penggunaan penghubung antara dua variable yang masing-masing terdiri dari rangkaian data untuk dapat memantau sebab-sebab terjadinya penyimpangan.

Analisis penyimpangan digunakan secara luas dalam pelaporan keuangan sering diaplikasikan menurut keadaan berikut:

1. Penyelidikan penyimpangan antara hasil actual tahun berjalan dengan aktual tahun yang lalu, dimana tahun yang lalu dianggap sebagai tahun dasar.

2. Penyelidikan penyimpangan antara hasil aktual dengan biaya standar diperlukan sebagai dasar pembanding.

Indah Permatasari : Analisis Biaya Operasional Pt.Bhanda Ghara Reksa Cabang Medan, 2008. USU Repository © 2009

3. Penyelidikan hasil aktual dengan susunan budget, dimana sasaran budget diperlukan sebagai dasar pembanding.

Laporan budget (budget report), yaitu laporan antara hasil realisasi dengan pelaksanaan budget, yang dilengkapi dengan berbagai analisis pembanding antara budget dengan realisasinya itu, sehingga diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, baik yang bersifat merugikan (unfavourable), dapat diketahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan tersebut sehingga dapat ditarik beberapa kesimpulan dan beberapa tindak lanjut (follow

up) segera dilakukan.

Dari defenisi di atas dapat diuraikan bahwa laporan perbandingan realisasi dan anggaran biaya operasional adalah suatu laporan yang memuat biaya operasi dalam bentuk angka-angka menurut anggaran yang diperbandingkan dengan angka-angka realisasi biaya operasi atau menurut catatan akuntasi untuk melihat penyimpangan yang telah terjadi, serta mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan itu.

Tujuan laporan tersebut adalah untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan, baik yang bersifat menguntungkan maupun merugikan, sehingga dapat dijadikan sebagai dasar untuk mengambil tindakan koreksi yang perlu karena faktor penyebab terjadinya penyimpangan itu dapat disebabkan keadaan dari luar maupun keadaan dari dalam perusahaan itu sendiri.

Untuk mengetahui pengendalian biaya operasional yang telah dilakukan oleh PT. BHANDA GHARA REKSA CABANG MEDAN, maka penulis mencoba menganalisis dengan membandingkan antara anggaran yang telah

Indah Permatasari : Analisis Biaya Operasional Pt.Bhanda Ghara Reksa Cabang Medan, 2008. USU Repository © 2009

direncanakan dengan realisasi biaya operasional yang telah berjalan atau telah terjadi pada tahun 2005 sampai tahun 2006 sebagai berikut:

Berikut ini akan diuraikan analisa penyimpangan (variance) unsur biaya operasional:

1. Gudang Sendiri

PT. Bhanda Ghara Reksa Cab. Medan telah melakukan penyusunan perencanaan dalam anggaran gudang sendiri tahun 2005 adalah Rp.16.000.000.000,- dengan realisasi sebesar Rp.16.172.454.224,74,-, dengan peyimpangan negatif yang terjadi (Rp.172.454.224,74,-) pada tahun

2006 dianggarkan Rp.19.000.000.000,- dengan realisasi

Rp.18.015.886.509,74 ,- dengan penyimpangan yang terjadi

Rp.984.113.490,26,-,dalam hal ini berarti pada tahun 2005 perusahaan mengalami kerugian tapi pada tahun 2006 perusahaan memperoleh keuntungan.

2. Gudang Sewa

Biaya gudang sewa yang digunakan untuk operasional pada kantor telah dimasukkan dalam anggaran operasional pada PT. Bhanda Ghara Reksa Cab. Medan sebesar Rp.25.000.000.000,- pada tahun 2005 telah direalisasikan sebesar Rp.24.361.964.692,99,- dengan peyimpangan positif

sebesar Rp.638.035.307,01,- pada tahun 2006 dianggarkan

Rp.30.000.000.000,- dengan realisasi Rp.29.318.248.851,03,- dengan penyimpangan yang terjadi Rp.681.751.148,97,-, dalam hal ini berarti perusahaan mengalami keuntungan.

Indah Permatasari : Analisis Biaya Operasional Pt.Bhanda Ghara Reksa Cabang Medan, 2008. USU Repository © 2009

3. Gudang Manajemen

Biaya gudang manajemen yang digunakan untuk operasional pada kantor telah dimasukkan dalam anggaran operasional pada PT. Bhanda Ghara Reksa Cab. Medan sebesar Rp.10.000.000.000,- pada tahun 2005 telah direalisasikan sebesar Rp.9.861.881.640,60,- dengan peyimpangan positif

sebesar Rp.138.118.359,4,- pada tahun 2006 dianggarkan

Rp.11.000.000.000,- dengan realisasi Rp.11.431.956.638,14,- penyimpangan negatif yang terjadi (Rp.431.956.638,14),-, dalam hal ini berarti perusahaan belum mampu untuk memaksimalkan anggaran yang telah ditetapkan, sehingga perusahaan mengalami kerugian.

4. Gudang Terbuka

Biaya gudang terbuka yang digunakan untuk operasional pada kantor telah dimasukkan dalam anggaran operasional pada PT. Bhanda Ghara Reksa Cab. Medan sebesar Rp.200.000.000,- pada tahun 2005 telah direalisasikan sebesar Rp.147.906.426,63,- dengan peyimpangan positif sebesar Rp.52.093.573,37,- pada tahun 2006 dianggarkan Rp.500.000.000,- dengan realisasi Rp.484.421.753,10,- dengan penyimpangan positif yang terjadi Rp.15.578.246,9,-. Maka perusahaan mengalami keuntungan.

5. Gudang Berikat

Pada tahun 2005 perusahaan tidak membuat anggaran maupun merealisasikannya. Lalu pada tahun 2006 dianggarkan sebesar Rp.200.000.000,- dengan realisasi sebesar Rp.194.970.537,01,- dengan penyimpangan positif Rp.5.029.462,99,-. Berarti perusahaan melakukan perbaikan di tahun 2006 dengan membuat anggaran yang tepat dan dapat merealisasikan dengan baik, maka perusahaan mengalami keuntungan.

Indah Permatasari : Analisis Biaya Operasional Pt.Bhanda Ghara Reksa Cabang Medan, 2008. USU Repository © 2009

6. Bongkar Muat

Biaya yang telah dimasukkan dalam anggaran untuk bongkar muat pada anggaran tahun 2005 adalah Rp.5.500.000.000,- dengan realisasi sebesar

Rp.5.451.263.221,38,- maka penyimpangan positif yang terjadi

Rp.48.736.778.62,-, pada tahun 2006 dianggarkan Rp.3.000.000.000,- dengan realisasi penggunaan Rp.2.952.326.493,10,- dengan penyimpangan positif Rp.47.673.506,9,- sehingga perusahaan mengalami keuntungan yang baik.

7. Logistik Darat

Biaya yang telah dimasukkan dalam anggaran untuk logistik darat pada anggaran tahun 2005 adalah Rp.13.000.000.000,- dengan realisasi sebesar

Rp.12.255.628.979,51,- maka penyimpangan positif yang

terjadiRp.744.371.020,49,-, pada tahun 2006 dianggarkan

Rp.35.000.000.000,- dengan realisasi sebesar Rp.35.112.968.483,70,- berarti yang terjadi adalah penyimpangan negatif sebesar (Rp.112.968.483,7,-). Maka dalam hal ini pada tahun 2006 perusahaan mengalami kerugian.

8. Logistik Laut

Biaya logistik laut yang digunakan untuk operasional pada kantor telah dimasukkan dalam anggaran operasional pada PT. Bhanda Ghara Reksa Cab. Medan sebesar Rp.55.000.000.000,- pada tahun 2005 telah direalisasikan sebesar Rp.55.872.552.252,99,- dengan penyimpangan yang negatif yang terjadi sebesar (Rp.872.552.252,99,-) sedangkan tahun 2006 dianggarkan Rp.34.000.000.000,- dengan realisasi biaya yang digunakan

Rp.33.942.956.830,79,- dengan penyimpangan positif sebesar

Indah Permatasari : Analisis Biaya Operasional Pt.Bhanda Ghara Reksa Cabang Medan, 2008. USU Repository © 2009

9. Logistik Udara

Pada tahun 2005 perusahaan tidak membuat anggaran maupun merealisasikannya. Lalu pada tahun 2006 dianggarkan sebesar Rp.40.000.000,- dengan realisasi sebesar Rp.41.716.680,- dengan penyimpangan negatif sebesara (Rp.1.716.680,-). Berarti perusahaan belum mampu membuat anggaran dan merealisasikannya dengan baik pada tahun 2006.

10. Bagging

Biaya yang telah dimasukkan dalam anggaran untuk bagging pada anggaran tahun 2005 adalah Rp.11.000.000.000,- dengan realisasi sebesar Rp.10.189.257.176,75,- penyimpangan yang terjadi adalah positif sebesar

Rp.810.742.823,25,- pada tahun 2006 dianggarkan sebesar

Rp.14.000.000.000,- dengan realisasis Rp.13.135.131.549,76,- dan peyimpangan yang terjadi sebesar Rp.864.868.450,24,- dalam hal ini berarti perusahaan mengalami keuntungan.

11. Fumigasi

Biaya yang telah dimasukkan dalam anggaran untuk fumigasi pada anggaran

tahun 2005 adalah Rp.1.900.000.000,- dengan realisasi sebesar

Rp.1.830.624.471,64,- dengan penyimpangan positif sebesar

Rp.69.375.528,36,- pada tahun 2006 dianggarkan sebesar Rp.900.000.000,- dengan peyimpangan sebesar Rp.884.869.792,- dan penyimpangan yang terjadi sebesar Rp.15.130.208,- dalam hal ini berarti perusahaan mengalami keuntungan.

Indah Permatasari : Analisis Biaya Operasional Pt.Bhanda Ghara Reksa Cabang Medan, 2008. USU Repository © 2009

Biaya surveyor yang digunakan untuk operasional pada kantor telah dimasukkan dalam anggaran operasional pada PT. Bhanda Ghara Reksa Cab. Medan sebesar Rp.1.300.000.000,- pada tahun 2005 telah direalisasikan sebesar Rp.1.380.519.427,19,- dengan peyimpangan negatif sebesar (Rp.80.519.427,19,-) pada tahun 2006 dianggarkan Rp. 900.000.000,- dengan realisasi Rp.890.744.655,22,- dengan penyimpangan yang terjadi adalah positif sebesar Rp.9.255.344,78,-.

13. Collateral Manajemen Service (CMS)

Biaya yang telah dimasukkan dalam anggaran untuk CMS pada anggaran

tahun 2005 adalah Rp.1.300.000.000,- dengan realisasi sebesar

Rp.1.380.519.427,19,- dengan peyimpangan negatif sebesar

(Rp.80.519.427,19,-) pada tahun 2006 dianggarkan sebesar

Rp.3.500.000.000,- dengan realisasi sebesar Rp.3.447.843.518,21,- dan penyimpangan yang terjadi adalah positif sebesar Rp.52.156.481,79,- dalam hal ini berarti perusahaan mengalami peningkatan dalam satu tahun terakhir yang menguntungkan perusahaan.

14. Jasa Lainnya

Biaya jasa lainnya yang digunakan untuk operasional pada kantor telah dimasukkan dalam anggaran operasional pada PT. Bhanda Ghara Reksa Cab. Medan sebesar Rp.200.000.000,- pada tahun 2005 telah direalisasikan

sebesar Rp.148.384.678,51,- dengan peyimpangan positif sebesar

Rp.51.615.321,49,- pada tahun 2006 dianggarkan sebesar Rp.300.000.000,- dengan realisasi Rp.291.955.144,27,- dan penyimpangan yang terjadi sebesar Rp.8.044.855,73,- dalam hal ini berarti perusahaan mengalami keuntungan.

Indah Permatasari : Analisis Biaya Operasional Pt.Bhanda Ghara Reksa Cabang Medan, 2008. USU Repository © 2009

BAB IV

Dokumen terkait