• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

G. Metode Analisis Data

2. Analisis Z-Score

Selain statistik deskriptif juga digunakan analisis Z Score yang sering disebut

model prediksi kebangkrutan (bankruptcy prediction models). Z Score

menggunakan teknik statistik (analisis diskriminan multipel – multiple

discriminant analysis) untuk menghasilkan alat prediksi yang merupakan fungsi

linear dari beberapa variabel penjelas. Alat prediksi ini menggolongkan atau

memprediksi kemungkinan bangkrut atau tidak bangkrutnya perusahaan. Dalam

variabel dengan kelima rasio yang sudah dihitung terlebih dahulu berdasarkan

neraca dan laporan laba/rugi masing – masing perusahaan. Rumus yang digunakan

adalah sebagai berikut :

Z = 1,2 Z1 + 1,4 Z2 + 3,3 Z3 + 0,6 Z4 + 99,9 Z5

Dimana :

Z1 = working capital/total asset

Z2 = retained earnings/total asset

Z3 = earnings before interest and taxes/total asset

Z4 = market capitalization/book value of debt

Z5 = sales/total asset dengan

Kemudian nilai dari Z Score tersebut dianalisis dan dikelompokkan kedalam

3 kelompok dengan kriteria sebagai berikut :

Tabel 3.2

Kriteria titik cut off Model Z Score

Kriteria Nilai Z Kategori

Tidak bangkrut jika Z > Bangkrut jika Z <

Daerah rawan bangkrut (grey area)

2,99 1,81 1,81 – 2,99 Sehat Bangkrut Rawan Bangkrut

Tabel 3.2 tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut :

a. Jika perusahaan memperoleh nilai Z > 2,99 maka perusahaan masuk

dalam kategori perusahaan sehat. Hal tersebut dapat diartikan perusahaan

dalam keadaan baik tanpa ada masalah keuangan.

b. Jika perusahaan memperoleh nilai Z < 1,81 maka perusahaan masuk

sedang mengalami kesulitan keuangan dan diindikasikan menghadapi

ancaman kebangkrutan yang serius.

c. Jika perusahaan memperoleh nilai Z = 1,81 – 2,99 maka perusahaan

masuk dalam kategori rawan bangkrut. Perusahaan dalam kategori ini

menunjukkan indikasi sedikit masalah dan apabila perusahaan tidak

segera melakukan tindakan yang radikal, perusahaan mungkin akan

mengalami ancaman kebangkrutan dalam jangka waktu dua tahun.

3. Analisis regresi logistik

Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis multivariat dengan

menggunakan regresi logistik (logistic regression), yang variabel bebasnya

merupakan kombinasi antara metric dan non metric (nominal). Regresi logistik

adalah regresi yang digunakan untuk menguji apakah probabilitas terjadinya

variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya (Ghozali, 2002 :

120). Pengujian dilakukan pada tingkat signifikasi (α) 5 persen. Teknik analisis ini tidak memerlukan lagi uji normalitas dan uji asumsi klasik pada variabel

bebasnya (Ghozali, 2006). Gujarati (2003) menyatakan bahwa regresi logistik

mengabaikan heteroscedasitiy, artinya variabel dependen tidak memerlukan

homoscedacity untuk masing-masing variabel independennnya.

Pengujian regresi logistik dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

a. Menilai Kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and

Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Hipotesis untuk menilai kelayakan model

H0 : Tidak ada perbedaan antara model dengan data

Ha : Ada perbedaan antara model dengan data

Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow Goodness of fit lebih besar

dari pada 0,05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model

mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat

diterima karena sesuai dengan data observasinya (Ghozali, 2006).

b. Menilai keseluruhan model (overall model fit)

Analisis pertama yang dilakukan adalah menilai overall fit model

terhadap data. Hipotesis untuk menilai model fit adalah :

H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data

Ha : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data

Dari hipotesis ini supaya model fit dengan data maka H0 harus diterima

atau Ha harus ditolak. Statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsi

Likelihood. Likelihood (L) dari model adalah probabilitas bahwa model

yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis

nol dan hipotesis alternatif, L ditransformasikan menjadi -2LogL.

Dengan degree of freedom n – q, dimana q adalah parameter dalam

model, output SPSS akan memberikan dua nilai -2LogL, yaitu satu untuk

model yang hanya memasukkan konstanta dan yang kedua untuk model

dengan konstanta dan variabel bebas. Dengan alpha 5%, cara menilai

modelfit ini adalah sebagai berikut :

1) Jika nilai -2LogL < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, yang

2) Jika nilai -2LogL > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak, yang

berarti bahwa model tidak fit dengan data.

Adanya pengurangan nilai antara - 2LogL awal (initial - 2LL function)

dengan nilai - 2LogL pada langkah berikutnya menunjukkan bahwa model

yang dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 2006). Log Likelihood pada

regresi logistik mirip dengan pengertian "Sum of Square Error" pada model

regresi, sehingga penurunan Log Likelihood menunjukkan model regresi

yang semakin baik.

c. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar

variabilitas variabel–variabel independen mampu memperjelas variabilitas

variabel dependen. Koefisien determinasi pada regresi logistik dapat dilihat

pada nilai Nagelkerke R Square. Nilai Nagelkerke R Square dapat

diinterpretasikan seperti nilai R Square pada regresi berganda (Ghozali,

2006). Nilai ini didapat dengan cara membagi nilai Cox & Snell R Square

dengan nilai maksimumnya.

d. Matrik Klasifikasi

Matrik klasifikasi akan menunjukkan kekuatan prediksi dari model

regresi untuk memprediksi kemungkinan penerimaan opini audit going

concern pada auditee. Dalam output regresi logistik, angka ini dapat

e. Pengujian Hipotesis Penelitian

Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat melalui koefisien regresi.

Koefisien regresi dari tiap variabel-variabel yang diuji menunjukkan bentuk

hubungan antara variabel. Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara

membandingkan antara nilai probabilitas (sig) dengan tingkat signifikasi

(5%). Jika nilai asymtotik signifikan < dari 0,05 (tingkat signifikansi /5%)

maka Ha dapat diterima, yang berarti bahwa variabel bebas berpengaruh

secara signifikan terhadap terjadinya variabel terikat. Begitu pula

sebaliknya, bila asymtotik signifikan > dari 0,05 (tingkat signifikansi /฀฀)

maka Ha tidak dapat diterima, yang berarti bahwa variabel bebas tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap terjadinya variabel terikat. Adapun

rumus dari regresi linier berganda (multiple liner regresion) adalah sebagai

berikut :

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4+ b5 x5+ e

Dimana :

Y = Opini Audit Going Concern

Variabel dummy dimana

1= opini audit going concern

0= opini audit non going concern

X1 = Kualitas Audit

X2 = Kondisi Keuangan Perusahaan

X3 = Opini Audit Tahun Sebelumnya

X5 = Pertumbuhan Perusahaan

a = Konstanta

b1,b2,b3,b4,b5 = Koefisien regresi dari setiap variabel

independen

Dokumen terkait