Analisis ini merupakan komponen sub model yang menyatakan bagaimana tiap-tiap variabel laten yang bersifat unobserved diukur. Secara teoritis tiap variabel adalah konstruk yang diukur dengan beberapa indikator yang bersifat observed. Koefisien hubungan standar dan uji statistiknya dapat digunakan untuk menganalisis signifikansi kontribusi tiap indikator dalam mengukur variabel yang disusunnya.
Perlu diketahui bahwa dalam sub model pengukuran suatu variabel latent, analisis SEM selalu menggunakan salah satu indikator sebagai semacam indikator referensi.
Indikator referensi ini ditetapkan memiliki koefisien regresi (unstandardized regression weight) sebesar 1 dan secara statistik memiliki hubungan atau kontribusi
yang signifikan untuk variabel yang diukurnya.
Variabel Eksogen Pengetahuan tentang ASI Eksklusif (X1)
Hasil analisis memperlihatkan angka-angka koefisien hubungan (standardized regression weight) antara tiap-tiap indikator dengan variabel pengetahuan tentang
ASI eksklusif beserta uji statistiknya. Selain indikator referensi dapat dilihat bahwa ada 2 indikator yang memiliki kontribusi signifikan dan ada 1 indikator yang memiliki kontribusi tidak signifikan seperti pada tabel dibawah ini
Tabel 4.14 Analisis Model Pengukuran Variabel Pengetahuan tentang ASI Eksklusif (X1)
No Indikator P Keterangan
Pengertian ASI eksklusif (X1.1) 0,729 - Signifikan Pengertian IMD (X1.2) 0,502 0,002 Signifikan Manfaat ASI eksklusif (X1.3) 0,249 0,033 Signifikan Teknik menyusui (X1.4) -0,013 0,901 Tidak Signifikan Signifikan p ≤ 0,05
Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Pengetahuan didapat dari pendidikan dan pengalaman yang diperoleh, semakin tinggi pendidikan dan semakin banyak pengalaman akan menghasilkan kemampuan yang lebih baik dan cepat menerima informasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada umumnya ibu hamil memahami tentang pemberian ASI secara eksklusif, namun kurang memahami tentang tehnik menyusui secara benar. Pada variabel pengetahuan didapatkan hasil yang tidak
signifikan untuk pengetahuan tentang teknik menyusui. Pengetahuan dan ketrampilan tentang teknik menyusui sangat penting dimiliki ibu karena dengan tehnik menyusui yang benar otomatis akan mempengaruhi proses laktasi. Selama ini pengetahuan dan ketrampilan menyusui yang benar didapatkan dari buku KIA dengan membaca sendiri, dan ternyata itu tidak efektif. Mengingat manfaat yang begitu besar dari menyusui secara benar untuk proses laktasi maka ibu perlu latihan agar terampil dalam menyusui secara benar.
Variabel Eksogen Sosial Budaya (X2)
Hasil analisis memperlihatkan angka-angka koefisien hubungan (standardized regression weight) antara tiap-tiap indikator dengan variabel sosial budaya beserta
uji statistiknya. Selain indikator referensi dapat dilihat bahwa ada 1 indikator yang memiliki kontribusi signifikan dan ada 1 indikator yang memiliki kontribusi tidak signifikan.
Tabel 4.15 Analisis Model Pengukuran Variabel Sosial Budaya (X2)
No Indikator P Keterangan
Nilai/keyakinan tentang kolostrom (X2.1) 0,529 0,001 Signifikan Nilai/keyakinan tentang makanan (X2.2) 0,049 0,588 tidak Signifikan Tradisi/keyakinan tentang menyusui (X2.3) 0,895 - Signifikan Signifikan p ≤ 0,05
Menurut Azwar (2008) Latar belakang budaya masyarakat setempat sangat berpengaruh dalam penerapan ASI eksklusif, dalam penelitian ini nilai dan norma yang terkait dengan pemberian ASI secara umum terkait dengan sejauh mana pemahaman ibu tentang ASI eksklusif, oleh sebab itu nilai mempengaruhi individu berperilaku atau mengambil keputusan.
Hasil analisis pada item nilai/keyakinan tentang makanan dalam penelitian ini menunjukkan hasil tidak signifikan, di sini nilai berfungsi sebagai rujukan dalam memilih, dengan demikian nilai berfungsi sebagai pengarah tingkah laku dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Hal senada juga disampaikan oleh Kickbusch (2001) bahwa ketidak mampuan ibu untuk memberikan ASI eksklusif tidak hanya disebabkan oleh kurangnya pengetahuan ibu akan kesehatan reproduksi saja tetapi juga menyangkut sosial budaya, pemberdayaan masyarakat dan pengembangan masyarakat
Variabel Eksogen Akses Informasi Tentang ASI Eksklusif (X3)
Hasil analisis memperlihatkan angka-angka koefisien hubungan (standardized regression weight) antara tiap-tiap indikator dengan variabel akses informasi tentang
ASI eksklusif beserta uji statistiknya. Selain indikator referensi dapat dilihat bahwa semua indikator memiliki kontribusi signifikan.
Tabel 4.16 Analisis Model Pengukuran Variabel Akses Informasi Tentang ASI Eksklusif (X3)
No Indikator P Keterangan Langsung (X3.1) 0,705 < 0,001 Signifikan
Media cetak (X3.2) 0,898 < 0,001 Signifikan Media elektronik (X3.3) 0,642 - Signifikan Signifikan p ≤ 0,05
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa ibu hamil telah mempunyai kemampuan untuk mendapatkan dan mengakses informasi tentang ASI eksklusif melalui berbagai media seperti media cetak, elektronik maupun secara langsung yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dalam kegiatan sosialisasi ataupun penyuluhan tentang ASI eksklusif
Variabel Eksogen Dukungan Keluarga (X4)
Hasil analisis memperlihatkan angka-angka koefisien hubungan (standardized regression weight) antara tiap-tiap indikator dengan variabel dukungan keluarga
beserta uji statistiknya. Selain indikator referensi dapat dilihat bahwa ada 1 indikator yang memiliki kontribusi signifikan dan ada 1 indikator yang memiliki kontribusi tidak signifikan, seperti tampak pada Tabel dibawah ini
Tabel 4.17 Analisis Model Pengukuran Variabel Dukungan Keluarga (X4)
No Indikator p Keterangan Mendampingi (X4.1) 0,864 - Signifikan Perhatian (X4.2) 0,121 0,191 Tidak Signifikan Bantuan (X4.3) 0,651 < 0,001 Signifikan Signifikan p ≤ 0,05
Hasil penelitian ini menunjukkan secara umum ibu mendapatkan dukungan dari suami, orang tua serta saudara, tetapi dukungan yang diberikan belum optimal. Data dari Tabel diatas menunjukkan item perhatian dari suami dan keluarga tidak signifikan karena dukungan yang diberikan pada responden rata-rata masih berupa mengantar saat melakukan pemeriksaan ANC saja.
Perhatian suami akan membuat ibu merasa sangat bangga dan senang dapat memberikan ASI eksklusif, perhatian meliputi: (1) penyediaan anggaran ekstra untuk makanan tambahan ibu, suplemen, dan peralatan menyusui lainya, (2) memberikan semangat dengan perhatian dan melalui kalimat-kalimat penyemangat. Dukungan keluarga sangat diperlukan ibu agar berhasil dalam memberikan ASI eksklusif, hal ini diperkuat dengan pernyataan Purwoko (2005) yang menjelaskan dukungan seorang suami atau keluarga yang dengan tegas berpikiran bahwa ASI adalah yang terbaik, akan membuat ibu lebih mudah memberikan ASI eksklusif pada bayinya.
Variabel Endogen Motivasi Dalam Memberikan ASI Eksklusif (X5)
Hasil analisis memperlihatkan angka-angka koefisien hubungan (standardized regression weight) antara tiap-tiap indikator dengan variabel motivasi dalam
memberikan ASI eksklusif beserta uji statistiknya seperti pada Tabel dibawah ini Tabel 4.18 Analisis Model Pengukuran Variabel Motivasi Dalam Memberi-kan ASI Eksklusif (X5)
No Indikator P Keterangan
Pendorong (X5.1) 0,397 - Signifikan
Usaha (X5.2) 0,646 < 0,001 Signifikan
Kegigihan (X5.3) 0,692 < 0,001 Signifikan Signifikan p ≤ 0,05
Victor H. menyatakan dengan cara yang sangat sederhana, jika seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu itu cukup besar, yang bersangkutan akan sangat terdorong untuk memperoleh hal yang diinginkannya.
Sebaliknya, jika harapan memperoleh hal yang diinginkannya itu tipis, motivasinya untuk berupaya akan menjadi rendah (Luthans, 2011), pernyataan tersebut sesuai dengan hasil dari penelitian ini.
Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ibu yang mempunyai motivasi untuk memberikan ASI secara eksklusif maka akan mengalami suatu proses psikologis yang memiliki kekuatan di dalam diri ibu yang menyebabkan adanya dorongan, usaha dan kegigihan dalam pemberian ASI eksklusif dan melakukan persiapan untuk mencapai tujuanya.
Variabel Eksogen Dukungan Petugas Kesehatan (X6)
Hasil analisis memperlihatkan angka-angka koefisien hubungan (standardized regression weight) antara tiap-tiap indikator dengan variabel dukungan petugas
kesehatan beserta uji statistiknya. Selain indikator referensi dapat dilihat bahwa semua indikator memiliki kontribusi signifikan seperti yang terlihat pada Tabel di bawah ini:
Tabel 4.19 Analisis Model Pengukuran Variabel Dukungan Petugas Kesehatan (X6)
No Indikator P Keterangan
Pelayanan kesehatan (X6.1) 0,914 < 0,001 Signifikan
Edukasi (X6.2) 0,728 < 0,001 Signifikan
Konseling (X6.3) 0,883 - Signifikan
Signifikan p ≤ 0,05
Menurut Suradi (2003) peran tenaga kesehatan sangat berpengaruh dalam proses pemberian ASI kepada bayi, oleh sebab itu petugas kesehatan harus memahami tatalaksana laktasi yang baik dan benar, petugas kesehatan harus mempunyai sikap yang positif terhadap ASI eksklusif dan IMD. Peran petugas kesehatan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah (1) memberikan pelayanan kesehatan dengan melakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan kehamilan, (2) Konseling tentang ASI eksklusif, asupan gizi, (3) edukasi tentang perawatan payudara, tehnik menyusui yang benar serta cara IMD (Prasetyono, 2009).
Variabel Endogen Kesiapan dalam Pemberian ASI Eksklusif (Y)
Hasil analisis penelitian ini memperlihatkan angka-angka koefisien hubungan (standardized regression weight) antara tiap-tiap indikator dengan variabel dukungan keluarga beserta uji statistiknya.
Tabel 4.20 Analisis Model Pengukuran Variabel Kesiapan dalam Pemberian ASI Eksklusif (Y)
No Indikator P Keterangan
Kesiapan kesehatan ibu (Y.1) 0,514 - Signifikan Kesiapan psikologis ibu (Y.2) 0,254 0,010 Signifikan Kesiapan payudara ibu (Y.3) 0,739 < 0,001 Signifikan Asupan nutrisi/gizi ibu (Y.4) 0,501 < 0,001 Signifikan Kesiapan kesehatan bayi (Y.5) 0,022 0,811 Tidak Signifikan Signifikan p ≤ 0,05
Selain indikator referensi dapat dilihat bahwa ada 3 indikator yang memiliki kontribusi signifikan dan ada 1 indikator yang memiliki kontribusi tidak signifikan.
Hasil analisis pada item kesiapan kesehatan bayi menunjukkan hasil tidak signifikan, faktor-faktor yang mempengaruhi agar proses laktasi berjalan dengan baik salah
satunya adalah bayi. Bayi yang sehat akan bisa menghisap puting susu ibu dengan kuat, oleh sebab itu kesiapan kesehatan bayi sebenarnya merupakan hal yang sangat penting. fokus pemeriksaan kesehatan bayi dilakukan pada masa ANC seperti terlihat dalam buku KIA. Adanya hubungan yang signifikan antara kesiapan ibu baik secara psikologis dan fisik sebelum proses laktasi ini merupakan masukan pada pengambil kebijakan untuk lebih melengkapi buku KIA yang menjadi panduan dalam pemeriksaan ANC.
Secara keseluruhan pada beberapa variabel terdapat indikator yang tidak berkontribusi signifikan. Indikator yang tidak signifikan bukan berarti indikator yang tidak valid untuk variabel, hanya saja terkait dengan posisi variabel dalam model struktural, variasi nilai indikator tersebut tidak dapat menjelaskan dengan signifikan variasi nilai pengukuran variabel. Dengan kata lain ada tidaknya indikator ini tidak berpengaruh signifikan terhadap hubungan variabel yang diukurnya dengan variabel lain.
Analisis Model Struktural Dan Pengujian Hipotesis Struktur Model Penelitian
Untuk menguji kecocokan struktur model hipotesis yang menjelaskan hubungan antar variabel yang mempengaruhi kesiapan ibu hamil dalam pemberian ASI eksklusif, dilakukan analisis data dengan menggunakan Structural Equation Model (SEM) dengan bantuan AMOS. Uji kecocokan model (goodness of fit) bertujuan untuk menguji apakah ada perbedaan antara matriks kovarian sampel dengan matriks kovarian populasi yang di estimasi untuk model hipotesis. Struktur model penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut :
Gambar 4.1 Struktur model penelitian Keterangan:
X1 = Pengetahuan
X1.1 = Pengertian ASI eksklusif X1.2 = Pengertian IMD
X1.3 = manfaat ASI eksklusif X1.3 = Tehnik menyusui
X2 = Sosial budaya X2.1 = Nilai / keyakinan tentang kolostrom
X2.2 = Nilai / keyakinan tentang makanan X2.3 = Tradisi / kebiasaan menyusui
X3 = Akses informasi X3.1 = Langsung X3.2 = Media cetak
X3.3 = Media elektronik
X4 = Dukungan keluarga X4.1 = Mendampingi X4.2 = Perhatian X4.3 = Bantuan
X5 = Motivasi
X5.1 = Pendorong X5.2 = Usaha X5.3 = Kegigihan
X6 = Dukungan tenaga kesehatan X6.1 = Pelayanan kesehatan X6.2 = Edukasi
X6.3 = Konseling
Y1 = Kesiapan pemberian ASI eksklusif Y1.1 = Kesiapan kesehatan ibu Y1.2 = Kesiapan psikologis ibu
Y1.3 = Kesiapan payudara ibu Y1.4 = Asupan nutrisi/gizi ibu Y1.5 = Kesiapan kesehatan bayi
Model Struktural dengan Standardized Coefficient dan Goodness of Fit Test
Metode Structural Equation Modelling (SEM) diaplikasikan untuk membangun model faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan ibu dalam pemberian ASI eksklusif. Skema model secara lengkap berikut angka-angka koefisien hubungan standar (standardized coefficient) dan nilai-nilai goodness of fit test dapat dilihat pada Gambar 4.1. Model tersusun atas dua komponen utama yaitu komponen struktural (structural component) dan komponen pengukuran (measurement component).
Pada komponen struktural terdapat 7 variabel, yaitu: pengetahuan tentang ASI eksklusif (X1), sosial budaya (X2), akses informasi tentang ASI eksklusif (X3), dukungan keluarga (X4), motivasi ibu dalam memberikan ASI eksklusif (X5), dukungan petugas kesehatan (X6), dan kesiapan ibu dalam pemberian ASI eksklusif (Y). Pada komponen pengukuran terdapat 24 indikator.
Gambar 4.2 Model Struktural dengan Standardized Coefficient dan Goodness of Fit Test
Keterangan:
X1 = Pengetahuan X5 = Motivasi
X1.1 = Pengertian ASI eksklusif
Model struktural menunjukkan adanya lima variabel eksogen yang mempengaruhi variabel endogen X5 yaitu X1, X2, X3, X4, dan X6. Selanjutnya variabel X4 dan X6
bersama dengan X5 mempengaruhi variabel endogen Y. Analisis discrepancy atau perbandingan model teoritis dengan data observasi menghasilkan nilai chi square (2) sebesar 366,331 dan df = 244. Nilai 2 yang lebih besar dari df menunjukkan bahwa perhitungan analisis SEM menemukan solusi untuk model dengan data observasi yang ada. Untuk mendapatkan kesimpulan yang lebih akurat maka analisis discrepancy dilakukan dengan rasio 2 dan df atau sering disebut cmin/df. Nilai cmin/df direkomendasikan antara 2 hingga 1 atau 3 hingga 1, dan perhitungan menghasilkan cmin/df sebesar 1,501. Dengan demikian model struktural dapat dikatakan telah memenuhi kriteria goodness of fit. Beberapa parameter goodness of fit berdasarkan gambar 4.1 diperoleh nilai GFI sebesar 0,836, AGFI sebesar 0,799,
TLI sebesar 0,853, dan CFI sebesar 0,870. Secara matematis angka-angka tersebut sudah cukup mendekati 1 sebagai nilai sempurna goodness of fit. Ada sebuah parameter yang dapat menilai ketepatan model secara lebih baik karena tidak over
atau under estimate dan tidak tergantung ukuran sampel yaitu RMSEA. Nilai RMSEA direkomendasikan 0,05 atau tetap layak 0,08 atau maksimal tidak lebih dari 0,1. Berdasarkan gambar 4.1 diketahui bahwa nilai RMSEA adalah sebesar 0,058 yang menunjukkan bahwa dengan parameter ini model struktural tetap dapat dikatakan memenuhi kriteria goodness of fit.
Model Persamaan Struktural Persiapan Ibu Hamil dalam Pemberian ASI Eksklusif (Model Hipotesis)
Komponen ini merupakan bagian utama model struktural yang menunjukkan sifat hubungan satu variabel dengan variabel yang lain. Sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.21 semua variabel adalah latent atau bersifat unobserved. Uji statistik hubungan antara satu variabel dengan variabel lain digunakan untuk menguji hipotesis yang merupakan tujuan utama penelitian ini. Hasil pengujian hipotesis berdasarkan uji statistik hubungan antar variabel dapat dilihat pada Tabel 4.21 : Tabel 4.21 Koefisien dan Uji Statistik Hubungan antar Variabel dalam Model Struktural
Hubungan P Keterangan
X1 X5 0,441 0,011 Signifikan
X2 X5 0,449 0,010 Signifikan
X3 X5 0,483 < 0,001 Signifikan
X4 X5 0,254 0,021 Signifikan
X6 X5 0,276 0,007 Signifikan
X4 Y 0,438 < 0,001 Signifikan
X6 Y 0,365 < 0,001 Signifikan
X5 Y 0,456 0,003 Signifikan
Signifikan P ≤ 0,05
Hubungan antara pengetahuan tentang ASI eksklusif dengan motivasi dalam memberikan ASI eksklusif cukup jelas ditandai dengan angka koefisien hubungan () yang cukup besar yaitu 0,441. Uji statistik menghasilkan p sebesar 0,011 (p <
0,05) yang berarti bahwa hubungan antara kedua variabel signifikan. Antara sosial budaya dengan motivasi dalam memberikan ASI eksklusif cukup jelas ditandai dengan angka koefisien hubungan () yang cukup besar yaitu 0,449. Uji statistik menghasilkan p sebesar 0,010 (p < 0,05) yang berarti bahwa hubungan antara kedua variabel signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa faktor sosial budaya berpengaruh terhadap motivasi ibu dalam memberikan ASI eksklusif.
Hubungan antara akses informasi tentang ASI eksklusif dengan motivasi dalam memberikan ASI eksklusif cukup jelas ditandai dengan angka koefisien hubungan () yang cukup besar yaitu 0,483. Uji statistik menghasilkan p sebesar < 0,001 (p <
0,05) yang berarti bahwa hubungan antara kedua variabel signifikan. Antara dukungan keluarga dengan motivasi dalam memberikan ASI eksklusif mempunyai angka koefisien hubungan () yang cukup besar yaitu 0,254. Uji statistik menghasilkan p sebesar 0,021 (p < 0,05) yang berarti bahwa hubungan antara kedua variabel signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dukungan keluarga berpengaruh terhadap motivasi ibu dalam memberikan ASI eksklusif, sementara hubungan antara motivasi dalam memberikan ASI eksklusif dengan kesiapan dalam pemberian ASI eksklusif cukup jelas ditandai dengan angka koefisien hubungan () yang cukup besar yaitu 0,456. Uji statistik menghasilkan p sebesar 0,003 (p < 0,05) yang berarti bahwa hubungan antara kedua variabel signifikan. dengan kata lain dapat dijelaskan bahwa persiapan ibu hamil dalam pemberian ASI eksklusif dipengaruhi oleh variabel pengetahuan, sosial budaya, akses informasi, dukungan keluarga, motivasi, dan dukungan tenaga kesehatan.
Pembahasan
Tingkat Kesiapan Ibu Hamil Dalam Pemberian ASI Eksklusif
Hasil analisis penelitian ini menunjukkan adanya skor kesiapan ibu hamil dalam pemberian ASI eksklusif sebesar 91,33% berada pada katagori sedang, dan 7,33%
berada pada katagori tinggi, serta 1,33% berada pada katagori rendah. Belum optimalnya ibu dalam menghadapi masa laktasi akan menyebabkan berbagai masalah yang menyebabkan kegagalan dalam memberikan ASI eksklusif. Tingginya angka kegagalan ibu dalam memberikan ASI secara eksklusif pada kehamilan pertama merupakan salah satu indikator dari kurangnya kesiapan ibu menghadapi masa laktasi.
Menurut Soetjiningsih (1997), menyusui merupakan suatu proses alamiah, yang memerlukan kondisi fisik dan psikologis yang baik. Proses pembentukan air susu (laktasi) meliputi: refleks prolaktin, dan refleks aliran (let down reflek) yang saling mempengaruhi. Kesiapan menyusui pada masa kehamilan penting dilakukan, ibu
yang menyiapkan diri sejak dini akan lebih siap menyusui bayinya. Kesiapan ini sangat berarti karena keputusan atau sikap ibu yang positif pada waktu hamil akan memberikan dampak setelah melahirkan. Keputusan dan sikap positif terhadap pemberian ASI harus sudah ada semenjak kehamilan atau bahkan jauh sebelumnya.
Indikator variabel kesiapan ibu hamil dalam pemberian ASI eksklusif dalam penelitian ini terdiri dari: kesiapan kesehatan/fisik, kesiapan psikologis, kesiapan payudara ibu, asupan nutrisi/gizi, dan kesiapan kesehatan bayi. Pemenuhan kelima aspek tersebut sebagai indikator dari kesiapan ibu hamil dalam pemberian ASI eksklusif tidak dapat dipisah-pisahkan. Analisis hasil dari dimensi dan indikator kesiapan ibu dalam pemberian ASI eksklusif dalam penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:
Kesehatan Ibu;
Responden dalam penelitian ini adalah ibu hamil anak pertama, di masa kehamilanya responden merasakan ketidak-nyamanan, hal ini terjadi karena adanya perubahan hormon. Berbagai gejala yang dialami ibu selama masa kehamilan seperti perubahan suasana hati, muntah, morning sickness, dan kebiasaan makan yang buruk akan mempengaruhi kesehatan ibu. Secara medis, perubahan tubuh dalam kehamilan memang mengakibatkan munculnya berbagai gangguan kesehatan. Beberapa masalah ringan sampai berat yang berkaitan dengan kesehatan ibu hamil jika tidak ditangani dapat menyebabkan kehamilan berisiko tinggi, oleh karena itu, sangat penting bagi ibu untuk menyadari masalah kesehatanya selama hamil. Hal senada disampaikan oleh Salmah (2006) yang menyatakan bahwa asuhan pada kehamilan perlu diberikan, karena masa ini adalah masa kritis bagi ibu hamil karena ibu dituntut untuk mempersiapkan proses kehamilan, persalinan dan tugas untuk menyusui dan merawat bayinya dengan baik.
Hampir semua ibu hamil pasti menginginkan kehamilannya berjalan lancar, persalinan berjalan normal, melahirkan bayi sehat, dan bisa memberikan ASI secara eksklusif pada bayinya. Untuk mewujudkan keinginan tersebut ibu dituntut untuk melakukan berbagai persiapan salah satunya adalah pemeriksaan kesehatan. Manfaat pemeriksaan kesehatan sebenarnya bukan hanya untuk ibu, tetapi juga untuk kesejahteraan janin dan untuk masa laktasi nantinya. Menurut Mann, et al, (2003)
pemeriksaan kesehatan berguna untuk mendeteksi dini jika ada komplikasi kehamilan dan adanya permasalahan pada payudara, sehingga dapat segera mengantisipasi, mengobatinya, dan mempertahankan serta meningkatkan kesehatan selama kehamilan. Mempersiapkan fisik ibu agar siap dalam menghadapi masa laktasi perlu dilakukan, hal ini penting untuk mengetahui dan mengantisipasi berbagai masalah yang berkaitan dengan pemberian ASI secara eksklusif.
Pemeriksaan kesehatan selama kehamilan perlu dilakukan secara rutin, Jika ada kelainan akan bisa dideteksi lebih dini dan dilakukan pengobatan. Dengan demikian, masalah kesehatan ibu tidak mempengaruhi kehamilan, persalinan, dan pemberian ASI eksklusif. Hasil analisis kesehatan ibu dalam variabel kesiapan ibu dalam pemberian ASI eksklusif ini sebesar 50% dalam katagori tinggi, dan 49,33% dalam katagori sedang, serta 0,67% dalam katagori rendah. Hasil ini menunjukkan adanya kesadaran ibu hamil untuk menjaga kesehatanya agar tidak mengganggu kehamilanya. pemeriksaan kesehatan rutin dilakukan ibu saat kunjungan ANC dan jika ada keluhan yang dirasakan ibu. Menurut Depkes (2001) pemeriksaan kesehatan yang terintegrasi dengan pemeriksaan ANC meliputi:
Tinggi dan berat badan; untuk mengetahui apakah berat badan ibu berlebihan, kekurangan, atau ideal terhadap tinggi badan.
Tekanan darah; untuk Mengetahui dan memantau adanya gejala awal pre-eklampsia atau darah tinggi.
Pengukuran kadar protein; untuk Mengetahui adanya gejala pre-eklampsia, yaitu komplikasi kehamilan yang umumnya ditandai oleh peningkatan tekanan darah dan pembengkakan kaki.
Pemeriksaan bakteri dan kuman penyakit; untuk Mengetahui adanya penyakit infeksi yang dapat menganggu proses tumbuh kembang janin.
Pemeriksaan hemoglobin (HB); untuk mengetahui resiko terjadinya anemia.
Golongan darah, rhesus, antibodi; untuk mengantisipasi ketidak sesuaikan rhesus ibu dan janin.
TORCH (toksoplasma, rubella, virus sitomegalo, herpes simpleks); untuk Mengetahui adanya kuman penyebab penyakit dalam kelompok TORCH. Keempat penyakit infeksi ini berdampak sangat besar pada tumbuh kembang janin.
Pemahaman ibu untuk pemeriksaan kesehatan dan mempersiap-kan masa laktasi serta persalinan harus dilakukan secara rutin. Diharapkan ibu hamil dapat mengetahui secara rinci apa saja yang diperlukan agar berhasil dalam menghadapi masa laktasi. bahkan idealnya ibu hamil pun wajib mematuhi jadwal pemeriksaan dan kegiatan-kegiatan untuk kesiapan laktasinya. Berbagai masalah akan muncul pada masa laktasi yang sebenarnya bisa antisipasi sebelumnya, seperti adanya retraksi putting susu yang sebenarnya bisa dideteksi jika ibu melakukan pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan payudara. Dengan melakukan pemeriksaan kesehatan, maka bisa mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan masalah yang akan menyebabkan kegagalan dalam pemberian ASI secara eksklusif.
Mental (psikologis) Ibu
Perubahan psikologis pada ibu hamil pasti terjadi selama masa kehamilan, tanpa sebab yang jelas tiba-tiba ibu merasa sangat sedih bahkan sampai menangis. Dalam penelitian ini reaksi psikologis dan emosi yang dirasakan ibu meliputi: (a) kecemasan, (b) kegelisahan, dan (c) ketakutan. Kecemasan dan kegelisahan pada ibu hamil ini perlu mendapatkan perhatian serius sebab masalah psikologis pada kehamilan ini akan memberikan dampak yang merugikan pada masa laktasi setelah melahirkan.
Permasalahan psikologis selama masa kehamilan dan persalinan adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan atau pengurangan emosi, kepribadian, motivasi dan konsep diri yang terjadi selama masa kehamilan, Menurut Mandriwati (2008) perubahan psikologis pada ibu hamil dapat diidentifikasi sebagai berikut:
Trimester Pertama; trimester pertama sering dianggap sebagai periode penyesuaian.
Trimester Pertama; trimester pertama sering dianggap sebagai periode penyesuaian.