• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi

Dalam hal ini, penulis akan membahas beberapa sistem antara lain (1) sistem tulang (osteo), (2) sistem sendi (joint), (3) sistem otot (muscle), (4) sistem saraf (nervus).

1. Sistem Tulang (Osteo)

a. Os Femur

Merupakan tulang panjang dalam tubuh yang dibagi atas caput, corpus, dan collum dengan ujung distal dan proximal. Tulang ini bersendi dengan

acetabullum dalam struktur persendian panggul dan bersendi dengan tulang tibia pada sendi lutut. Tulang paha atau tungkai atas merupakan tulang terpanjang dan terbesar dari pada tubuh yang termasuk seperempat bagian dari panjang tubuh. Tulang paha terdiri dari 3 bagian, yaitu epiphysis proximalis, diaphysis dan

Gambar 2.1

Gambar 2.2

a) Epiphysis Proximalis

Ujung membuat bulatan 2/3 bagian bola disebut caput femoris, yang

punya facies articularis untuk bersendi dengan acetabulum ditengahnya terdapat cekungan yang disebut favea capatis. Caput melanjutkan diri sebagai collum femoris yang kemudian disebelah lateral membulat disebut throchanter major

kearah medial juga membulat kecil disebut trachanter minor. Dilihat dari depan, kedua bulatan mayor dan minor ini dihubungkan oleh garis yang disebut linea intertrochanterica (linea spirialis). Dilihat dari belakang kedua bulatan ini dihubungkan oleh rigi disebut crita intertrochterica dilihat dari belakang pula

maka disebelah medial trachantor major terdapat cekungan disebut fossa

trachanterica.

b) Diaphysis

Merupakan bagian yang panjang disebut corpus. Penampang melintang

merupakan sepertiga dengan basis menghadap ke depan pada diaphysis

mempunyai dataran yaitu facies medialis dan lateralis. Nampak bagian belakang berupa garis disebut linea aspera, yang dimulai dari bagian proximal dengan adanya suatu tonjolan kasar disebut tuberositasglutea. Linea ini terbagai menjadi dua bibit yaitu labium mediale dan labium lateralae, labium medial sendiri merupakan lanjutan dari linea intertrochanterica. Linea aspera bagian distal

membentuk segitiga disebut planum poplitenum. Dari trachantorminor terdapat

suatu garis disebut linea pectinea. Pada dataran belakang terdapat foramen

c) EpiphysisDistalis

Merupakan bulatan sepasang yang disebut condylusmedialis dan condylus lateralis. Disebelah proximal tonjolan ini terdapat lagi masing-masing sebuah

bulatan kecil disebut epicondylus medialis dan epincondylus lateralis.

Epicondylus ini merupakan akhir perjalanan lineaaspera bagian distal dilihat dari depan terdapat dataran sendi yang melebar disebut faciespatelaris untuk bersendi dengan Os patella. Intercondyloidea yang dibagian proximalnya terdapat garis disebut lineainercondyloidea.

b. OsPatella

Terjadi secara desmal, berbentuk segitiga dengan basis menghadap

proximal dan apex menghadap kearah distal. Dataran muka berbentuk convex. Dataran belakang punya dataran sendi yang terbagi dua oleh crista sehingga ada 2 dataran sendi yaitu facies articularis lateralis yang lebar dan facies articularis medialis yang sempit.

c. OsTibia

Terdiri 3 bagian yaitu epiphysisproximalis, medialys dan epipysisdistalys:

epiphysisproximalis terdiri dari 2 bulatan disebut condylusmedialis dan condylus lateralis. Di sebelah atas terdapat dataran sendi disebut faciesarticularissuperior,

medial dan lateral, tepi atas epiphysis melingkar yang disebut infra glenoidalis.

Facies articularis superior terbagi dua menjadi facies articularis medialys dan

lateralis, oleh suatu peninggian disebut eminentia intercondyloidea, yang

disebelah lateral dan medial terdapat penonjolan disebut turbeculum

posterior. Tepi lateral margo infra glenoidalis terdapat dataran disebut facies ariticularisfibularis untuk bersendi dengan osteum fibulae.

d. OsFibula

Os fibula terbentuk kecil dan hampir sama panjang dengan tibia terletak disebelah lateral dari tiga bagian yaitu epiphysis proximalis, diaphysis dan

episphysisdistalis, epiphysisproximalis membulat disebut capitullumfibula untuk bersendi dengan tibia.

2. Arthrologi / Sistem sendi

Sendi adalah hubungan antar dua tulang atau lebih dari system sendi disini meliputi system sendi panggul dan sendi lutut.

a. Sendipanggul ( hip joint )

Sendi panggul dibentuk oleh facies lunata acetabullum dan caputfamoris facies lunata rongga sendi atau cavum articularis merupakan cekungan bentuk

simetris terbentang melampaui equator labium lunata, labium acetabuli

mengandung zat rawan fibrosa. Facies lunata dan labium meliputi dua pertiga

caput femoris lekuk tulang tidak lengkap dan bagian interior ditutup oleh

ligamentumtranversum acetabuli, dikanan terdapat bantalan lemak menuju caput femoris. Kapsul sendi melekat pada tulang panggul sebelah luar labiumacetabuli

sehingga labiumacetabuli dengan bebas masuk ke rongga kapsul. Sendi panggul diperkuat oleh ligamentum-ligamentum yang diantaranya.

a) LigamentumIliofemorale

Berbentuk Y, dasarnya melekat pada spinailiaca anterior dan inferior,

berfungsi mencegah gerakan extensi dan exorotasi tungkai atas yang berlebihan pada sendi pangkal paha.

b). LigamentumPubofemorale

Berbentuk segitiga, dasarnya ligament pada ramus superior pubis

berfungsi mencegah gerakan abduksi tungkai atas yang berlebihan. c). LigamentumIschiofemorale

Berbentuk spiral, melekat pada corpusischium dekat tepi acetabulum.

d). Ligamentumtransfersumacetabuli

Dibentuk oleh labium acetabulare. Berfungsi mencegah keluarnya caput femoris dari acetabulli.

e). Ligamentumcapitisfemoris

Berbentuk gepeng dan segitiga melekat pada caput femoris, berfungsi

sebagai tempat berjalan vena dan saraf, meratakan permukaan sendi. b. Sendi Lutut ( knee joint )

Sendi lutut dibentuk oleh tiga sendi yang berbeda dan dilindungi oleh kapsul sendi. Sendi tersebut dibentuk oleh tulang femur dan patella yang mana pada facet joint terdiri dari tiga permukaan pada bagian lateral, yang mana pada satu permukaan bagian medial otot vastuslateralis menarik patella ke arah medial

sehingga patella stabil. Pada posisi 300 , 400 dari ekstensi, patella tertarik oleh mekanisme gaya kerja otot sangat kuat.

Gambar 2.3

Sendi Pangul, Tampak Belakang (Putz and Pabts, 2005).

Gambar 2.4

Sendi Paggul, Tampak Depan (Putz and Pabts, 2005). 1 2 3 4 5 10 9 6 7 8 5 6 7 8 1 2 3 4

3. Sistem Otot (Muskuloskeletal)

Otot-otot yang akan dibahas ini hanya berhubungan dengan kondisi pasien

post operasi ORIF (Operation Reduction Internal Fixation) fraktur femur 1/3 tengah dextra dengan pemasangan intramedularnail adalah otot yang berfungsi ke segala arah seperti regio hip untuk gerakan flexi-extensi, abduksi-adduksi, dan

eksternalrotasi-internalrotasi.

Untuk lebih terperincinya maka penulis menyertakan otot-otot yang berhubungan dengan kondisi tersebut dalam bentuk tabel:

Gambar 2.5

Gambar 2.6

Otot-otot paha dan pinggul; lapisan dalam setelah sebagian besar otot permukaan gluteal dan ischiokrural disingkirkan ; tampak belakang (Putz and Pabts, 2005). 1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 3

Tabel 1

Otot Tungkai Atas Bagian Anterior (Richard, 1986).

Otot Region Insertio Fungsi Inverse

Sartorius Spina illiaca anterior superior ( SIAS )

Permukaan medial tibia

Flexi, abduksi rotasi, lateral arc, coxae

N. femoralis

Illiacus Fossa illiaca di dalam

abdomen

Throchantor femur flexi N. femoralis

Pe#ctineus Ramus superior pubis Ujung atas linea aspera femur Flexi, adduksi arc, coxae N. femoralis Quadriceps femoralis Rectus femoris

SIAS (Sacro Iliaca

AnteriorPosterior) Tendorotasi M. quadriceps pada patella, via ligamentum patellae ke dalam

Flexi arc, coxae N. femoralis

Vatus lateralis Ujung atas dan batang femur, septum, facialis, lateral dalam

Tuberositas tibia Extensi lutut N.femoralis

Vatus medialis Ujungan atas dan batang femur

Tuberositas tibia Extensi lutut dan menstabilkan patella

N. femoralis

Vatus intermediaus

Permukaan anterior dan lateral batang femur

Tabel 2

Otot Tungkai Atas Bagian Posterior (Richard, 1986).

Otot Region Insertio Fungsi Inverse

Biceps femoralis

Caput longum tuber ischiadikum Caput breve linee aspera, crista supracondilair lateral batang femur Permukaan medial tibia

Flexi, abduksi, rotasi lateral arc coxae

Ramus tibialis N. ischiadicum

Semi tendonosus

Tuber ischaidicum Medial tibia Flexi dan rotasi medial sendi tutut serta arc, coxae

Ramus tibialis N. ischiadicum

Semi

membranosus

Tuber ischiadicum Condylus medialis tibia

Flexi dan rotasi medial sendi lutut serta extensi are coxae

Ramus tibialis N. ischiadicum

Adductor magnus

Tuber ischiadicum Tuberculum adductor femur

Extensi arc coxae Ramus tibialis N. ischiadicum

Tabel 3

Otot Tungkai Atas Regio Glutealis (Richard, 1986).

No Otot Region Insertion fungsi Inverse

Gutues Maximus Permuknaan luar

illium sacrum, coccyx, ligament sacrotubelare

Tractus illiotibilais dan tubesrositas gluteus femoris

Extensi dan rotasi lateral arc coxae

N. gluteus inferior

Gluteus medius Permukaan luar illium Lateral trochantor mayor femoris

Abduksi arc, coxae

N. gluteus inferior

Gluteus minimus Permukaan illium Anterior trochantor mayor femoris

Abdukasi arc, coxae

N. gluteus inferior

Priformis Permukaan anteriror

sacrum

Irochantor mayor femoris

Rotasi lateral N. gluteus

inferior Obturatorius internus Permukaan dalam membrane obturatoria Tepian atas trachantor mayor femoris

Tabel 4

Otot Tulang Medial Paha (Richard, 1986).

No Nama otot Orogio Insertio Persyaratan Fungsi

M. gracilis Ramus inferior ossis pubis ossis ischi Tuberosits tibia dibelakang m sartorium Ramus anterior N. obturatoria L,2-4

Abduktor flexor hip flexor dan internal rotator tungkai bawah

M. adductor logus Dataran anterior ramus superior ossis pubis Labium mediale linea aspera 1/3 medial Ramus anterios N. abtoritorium L,2-3

Abductor flexor hip

M. adductor bravis Lateral ramus interior ossis pubis Labium medial linea aspera Ramus anterior danposterior N. abturotoial L 2-4

Adductor flexor internal rotasi hip M. obturatoirus Mo gus Dataran anterior ramus inferior osis ischi dan tuber ischiadicum Labium medial linea aspera Ramus posterior N.abturatoria dan N. tibialis dari L, 2-5 dan S1

Adductor dan ekstensor hip M. obturatoirus externus Dataran anterior membrane abturatoria, foramen abturatorium Fossa trachantorica femoris Ramus muscularis pexus sacralis S,1-3

Exernal rorator hip membantu extensor hip

Gambar 2.7

4. Sistem Persyarafan (NervusSystem)

a. Nervus Femoralis

Merupakan cabang terbesar dari plexuslumbalis. Nervus ini berisi dari tiga bagian plexus yang berasal dari nervus lumbalis (L2, L3 dan L4). Nervus ini muncul dari tepi lateralpsoas di dalam abdomen dan berjalan ke bawah melewati

m. psoas dan m. illiacus ia terletak di sebelah fasia illica dan memasuki pada

lateral terhadap anterior femoralis dan selubung femoral dibelakang ligament inguinal dan pecah menjadi devisi anterior dan posterior nervus femoralis

mensyarafi semua otot anteriorhip.

b. Nervus Obturatorius

Berasal dari plexus lumbalis (L2,L3,L4) dan muncul pada bagian tepi m. psoas di dalam abdomen, nervus ini berjalan ke bawah dan depan pada lateral pelvis untuk mencapai bagian atas foramen abturatorium, yang mana tempat ini pecah menjadi devisi anterior dan posterior. Devisi anterior memberi cabang-cabang muscular pada m. gracillis, m. adductor brevis, dan longus. Sedangkan devisi posterior mensyarafi articulates guna memberi cabang-cabang muscular

kepada m. obturatoriusexsternus, dan adductormagnus.

c. Nervus Gluteus Superior dan Inferior

Cabang nervus sacralis meninggalkan pelvis melalui bagian atas dan

bawah foramen ischiadicus majus diatas m. piriformis dan mensyarafi gluteus medius, minimus dan maximus.

5. Sistem Peredaran Darah

Disini akan dibahas sistem peredaran darah dari sepanjang tungkai atas atau paha yaitu pembuluh darah arteri dan vena.

1) Pembuluh Darah Arteri

Arteri membawa darah dari jantung menuju saluran tubuh dan arteri ini

selalau membawa darah segar berisi oksigen, kecuali arteri pulmonale yang

membawa darah kotor yang memerlukan oksigenasi. Pembuluh darah arteri pada tungkai antara lain yaitu :

a. Arteri Femoralis

Arteri femoralis memasuki paha melalui bagian belakang ligament

inguinale dan merupakan lanjutan arterial illiaca externa, yang terletak dipertengahan antara SIAS (SpinaIlliaca anterior), superior dan symphisis pubis.

Arteri Femoralis merupakan pemasok darah utama bagian tungkai berjalan

menurun hampir bertemu ke tuberculum adductor femoralis dan berakhir pada

lubang otot magnus dengan memasuki spaticapoplitea sebagai arterispoplitea.

Pada bagian atas perjalannya, ia terletak superficial dan ditutupi kulit dan

fascia pada bagian bawah perjalannya ia melalui bagian belakang otot sartorius, ia berhubungan dengan dinding selubung femoral dan silang oleh nervusqutaneus femoris dan nervussaphenus bawah.

b. Arteria Profunda Femoralis

Merupakan arteri besar yang timbul dari sisi lateral arteri femoralis dari

adductor, berjalan turun diantara otot adductorbrevis dan kemudian terletak pada otot adductormagnus.

c. Arteria Obturatoria

Merupakan cabang arteria illiaca interna ia berjalan ke bawah dan

kedepan pada dinding lateral pelvis dan mengiringi nervus abturatoria melalui

canalisobturatorius, yaitu bagian atas foramenabturatorum. d. Arteria Poplitea

Arteri poplitea berjalan melalui canalis adduktorius masuk ke fossa

bercabang menjadi arteritibialisposterior terletak dalam fossapoplitea dari fossa lateral ke medial adalah nervustibialis, vena poplitera, arteripoplitea.

2) Pembuluh Darah Vena

Pembuluh darah vena pada tungkai antara lain:

a).Vena Femoralis

Vena femoralis memasuki paha mealalui lubang pada otot adductor magnus sebagai lanjutan dari vena poplitea, menaiki paha mula-mula pada sisi

lateral dari arteri. Kemudian posterior darinya, dan akhirnya pada sisi medialnya

meninggalkan paha dalam ruang medial dari selubung femoral dan berjalan

dibelakang ligamentuminguinale menjadi vena illiacaexterna.

b).VenaProfundaFemoralis

Vena profunda femoris menampung cabang yang dapat disamakan dengan cabang-cabang arterinya ia mengalir ke dalam venafemoralis.

c).VenaObturatoria

Vena obturatoria menampung cabang yang dapat disamakan dengan cabang arterianya dimana mencurahkan isinya kedalam venailliacainternal. d). Vena Saphena Magna

Mengangkut perjalanan darah dari ujung medialarcus venosum dorsalis pedis dan berjalan naik tepat di dalam malleolusmedialis, venosumdorsalisvena, ini berjalan di belakang lutut menelengkung ke depan melalui sisi medial paha. Berjalan melalui bagian bawah N.sphenosus pada fasciaprofunda dan bergabung dengan venafemoralis.

Gambar 2.8

Arteri-arteri ekstremitas bawah; tampak depan dan belakang (Putz and Pabst, 2005)

Dokumen terkait