• Tidak ada hasil yang ditemukan

Anatomi Tonsil

Dalam dokumen Laporan Tutorial Skenario B Blok 16 L9 (Halaman 44-55)

AKUT KRONIS EKSASERBASI AKUT KRONIS

A. ANATOMI THT

4) Anatomi Tonsil

 Saluran udara dan bertindak sebagai pembentuk suara. Pada bagian pangkal ditutup oleh sebuanh empang tenggorok yang disebut epiglottis, yang terdiri dari tulang-tulanng rawan yang berfungsi ketika menelan makanan dengan menutup laring.

 Terletak pada garis tengah bagian depan leher, sebelah dalam kulit, glandula tyroidea, dan beberapa otot kecila, dan didepan laringofaring dan bagian atas esopagus.

 Cartilago / tulang rawan pada laring ada 5 buah, terdiri dari sebagai berikut:

- Cartilago thyroidea 1 buah di depan jakun ( Adam’s apple) dan sangat jelas terlihat pada pria. Berbentuk V, dengan V menonjol kedepan leher sebagai jakun. Ujung batas posterior diatas adalah cornu superior, penonjolan tempat melekatnya ligamen thyrohyoideum, dan dibawah adalah cornu yang lebih kecil tempat beratikulasi dengan bagian luar cartilago cricoidea.

- Cartilago epiglottis 1 buah. Cartilago yang berbentuk daun dan menonjol keatas dibelakang dasar lidah. Epiglottis ini melekat pada bagian belakang V cartilago thyroideum. Plica aryepiglottica, berjalan kebelakang dari bagian samping epiglottis menuju cartilago arytenoidea, membentuk batas jalan masuk laring. - Cartilago cricoidea 1 buah yang berbentuk cincin. Cartilago berbentuk cincin

signet dengan bagian yang besar dibelakang. Terletak dibawah cartilago tyroidea, dihubungkan dengan cartilago tersebut oleh membrane cricotyroidea. Cornu inferior cartilago thyroidea berartikulasi dengan cartilago tyroidea pada setiap sisi. Membrana cricottracheale menghubungkan batas bawahnya dengan cincin trachea I.

- Cartilago arytenoidea 2 buah yang berbentuk beker. Dua cartilago kecil berbentuk piramid yang terletak pada basis cartilago cricoidea. Plica vokalis pada tiap sisi melekat dibagian posterio sudut piramid yang menonjol kedepan

4) Anatomi Tonsil

Tonsil merupakan suatu akumulasi dari limfonoduli permanen yang letaknya dibawah epitel yang telah terorganisir sebagai suatu organ.Pada tonsil terdapat epitelpermukaan yang ditunjang oleh jaringan ikat retikuler dan kapsel jaringan ikat serta kriptus didalamnya.Tonsil berbentuk oval dengan panjang 2-5 cm, masing-masing tonsil mempunyai10-30 kriptus yang meluas kedalam jaringan tonsil.Tonsil tidak mengisi seluruh fosatonsilaris, daerah yang kosong di atasnya dikenal sebagai fossa supratonsilaris.Bagian luartonsil terikat longgar pada muskulus konstriktor faring superior, sehingga tertekan setiap kalimakan. Walaupun tonsil terletak di orofaring karena perkembangan yang berlebih tonsildapat meluas ke arah

45 nasofaring sehingga dapat menimbulkan insufisiensi velofaring atau obstruksi hidung walau jarang ditemukan

Arah perkembangan tonsil tersering adalah ke arah hipofaring, sehingga seringmenyebabkan terjaganya anak saat tidur karena gangguan pada jalan nafas. Secaramikroskopik mengandung 3 unsur utama yaitu:

1. Jaringan ikat/trabekula sebagai rangka penunjang pembuluh darah, saraf dan limfa. 2. Folikel germinativum dan sebagai pusat pembentukan sel limfoid muda.

3. Jaringan interfolikuler yang terdiri dari jaringan limfoid dalam berbagai stadium. Berdasarkan lokasinya, tonsil dibagi menjadi sebagai berikut :

- Tonsilla lingualis, terletak pada radix linguae.

- Tonsilla palatina (tonsil), terletak pada isthmus faucium antara arcus glossopalatinusdan arcus glossopharingicus.

- Tonsilla pharingica (adenoid), terletak pada dinding dorsal dari nasofaring. - Tonsilla tubaria, terletak pada bagian lateral nasofaring di sekitar ostium

tubaauditiva.

- Plaques dari peyer (tonsil perut), terletak pada ileum.

Tonsilla lingualis, tonsilla palatina, tonsilla faringeal dan tonsilla tubaria membentuk cincin jaringan limfe pada pintu masuk saluran nafas dan saluran pencernaan. Cincin inidikenal dengan nama cincin Waldeyer. Kumpulan jaringan ini melindungi anak terhadapinfeksi melalui udara dan makanan. Jaringan limfe pada cincin Waldeyer menjadi hipertrofifisiologis pada masa kanak-kanak, adenoid pada umur 3 tahun dan tonsil pada usia 5 tahun, dan kemudian menjadi atrofi pada masa pubertas. Tonsil palatina dan adenoid (tonsilfaringeal) merupakan bagian terpenting dari cincin waldeyer.

46 Jaringan limfoid lainnya yaitu tonsil lingual, pita lateral faring dan kelenjar-kelenjar limfoid. Kelenjar ini tersebar dalam fossa Rossenmuler, dibawah mukosa dinding faring posterior faring dan dekat orificium tuba eustachius (tonsil Gerlach’s).

Tonsila Palatina

Tonsilla palatina adalah dua massa jaringan limfoid berbentuk ovoid yang terletak pada dinding lateral orofaring dalam fossa tonsillaris. Tiap tonsilla ditutupi membran mukosa dan permukaan medialnya yang bebas menonjol kedalam faring.Permukaannya tampak berlubang-lubang kecil yang berjalan ke dalam “Cryptae Tonsillares” yang berjumlah 6-20kripta. Pada bagian atas permukaan medial tonsilla terdapat sebuah celah intratonsil dalam.Permukaan lateral tonsilla ditutupi selapis jaringan fibrosa yang disebut Capsula tonsillapalatina, terletak berdekatan dengan tonsilla lingualis.

Adapun struktur yang terdapat disekitar tonsilla palatina adalah: 1. Anterior : arcus palatoglossus

2. Posterior : arcus palatopharyngeus 3. Superior : palatum mole

4. Inferior : 1/3 posterior lidah 5. Medial : ruang orofaring

6. Lateral : kapsul dipisahkan oleh m. constrictor pharyngis superior

Gambar 2. Anatomi normal Tonsil Palatina

Infeksi dapat menuju ke semua bagian tubuh melalui perjalanan aliran getah bening.Aliran limfa dari daerah tonsil akan mengalir ke rangkaian getah bening servikal profundaatau disebut juga deep jugular node. Aliran getah bening selanjutnya menuju ke kelenjartoraks dan pada akhirnya ke duktus torasikus

47

Vaskularisasi dan Aliran Getah Bening

Tonsil mendapat vaskularisasi dari cabang-cabang a. karotis eksterna yaitu: a.maksilaris eksterna (a. fasialis) yang mempunyai cabang a. tonsilaris dan a. palatina asenden,a. maksilaris interna dengan cabangnya yaitu a.palatina desenden, a. lingualis dengancabangnya yaitu a. lingualis dorsal dan a. faringeal asenden. a. tonsilaris berjalan ke atas dibagian luar m. konstriktor superior dan memberikan cabang untuk tonsil dan palatum mole.Arteri palatina asenden, mengirim cabang-cabangnya melalui m. konstriktor posterior menujutonsil. Arteri faringeal asenden juga memberikan cabangnya ke tonsil melalui bagian luar m.konstriktor superior.Arteri lingualis dorsal naik ke pangkal lidah dan mengirim cabangnya ketonsil, plika anterior dan plika posterior.Arteri palatina desenden atau a. palatina posterioratau lesser palatina artery member vaskularisasi tonsil dan palatum mole dari atas danmembentuk anastomosis dengan a. palatina asenden.vena-vena dari tonsil membentuk pleksus yang bergabung dengan pleksus dari faring.

Gambar 3. Vaskularisasi Tonsil

Tonsil tidak mempunyai sistem limfatik aferen. Aliran limfe dari parenkim tonsilditampung pada ujung pembuluh limfe eferen yang terletak pada trabekula, yang kemudianmembentuk pleksus pada permukaan luar tonsil dan berjalan menembus m. KonstriktorFaringeus Superior, selanjutnya menembus fascia bucofaringeus dan akhirnya menujukelenjar servikalis profunda yang terletak sepanjang pembuluh darah besar leher,

48 di belakangdan di bawah arkus mandibula. Kemudian aliran limfe dilanjutkan ke nodulus limfatikusdaerah dada untuk selanjutnya bermuara ke dalam duktus torasikus

.

49 B.HISTOLOGI THT

HISTOLOGI TELINGA Telinga Luar

1. Auricula

 Dibungkus oleh perikondrium yang mengandung serat elastin.  Terdiri dari tulang rawan elastin.

2. Meatus akustikus eksternus

 Sepertiga bagian luar berupa tulang rawan, dua pertiga bagian dalam bagian dari tulang temporal.

 Kulitnya dilapisi oleh perikondrium dan perioestium.  Sepertiga luar dilapisi oleh rambut kasar.

 Meatus akustikus eksternus mengandung kelenjar sebasea dan kelenjar seruminosa yang menyekresikan serumen.

 Lumen kelenjar besar dan epitelnya selapis gepeng.

Telinga Tengah 1. Kavum Timpani

 Dilapisi sel gepeng di dekat muara tuba eustachius dan sel kuboid silia di tepian. 2. Tulang pendengaran: dihubungkan oleh sendi diartrosis dan disokong oleh ligamen halus 3. Membran Timpani

 Semi transparan, lonjong dan seperti kerucut.

 Terdiri dari dua lapisan berupa serat kolagen dan fibroblas serta jalinan tipis serat elastin (bagian luar radial dan bagian dalam melingkar).

 Bagian luar membran timpani dilapisi kulit tipis tanpa rambut/ kelenjar, di odalamnya dilapisi mukosa dengan sel epitel gepeng, lamina propria tipis dan sedikit serat kolagen dan kapiler.

50 4. Tuba eustachius

 Sepertiga pertama disokong oleh tulang, di medial dilapisi oleh tulang rawan dan di lateral dilapisi oleh jaringan ikat fibrosa.

 Hampir seluruh tuba dilapisi oleh tulang rawan elastin, tetapi di dekat ujung faring dilapisi tulang rawan hialin.

 Bagian tulang tuba relatif tipis, terdiri dari epitel kolumnar rendah bersilia, lamina propria tipis.

 Bagian tulang rawan, terdiri dari sel kolumnar tinggi, bersilia dan di lamina propria banyak limfosit.

Telinga Dalam 1. Labirin oseosa

2. Labirin membranosa: a. Utrikulus

 Lapisan luar: lapisan fibrosa

 Lapisan tengah: jaringan ikat vascular halus  Lapisan dalam: sel gepeng dan kuboid rendah b. Sakulus

 Makula sakuli – duktus sakulus dan utrikulus menyatu menjadi duktus endolimfatikus: dilapisi oleh epitel kuboid sampai gepeng, dekat ujung ada kolumnar tingga berupa sel gelap dan sel terang.

c. Duktus semisirkularis (anterior, posterior dan lateral), berisi cairan endolimfe.

 Pada duktus semisirkularis mengalami pelebaran yang disebut ampula dan berisi krista ampula. Krista ampula mengandung epitel sensoris, terbagi dua: sel rambut dan sel penyokong.

3. Koklea

 Skala vestibuli: dinding dilapisi jaringan ikat tipis dengan epitel selapis gepeng.

 Skala media: dibentuk oleh stria vascularis dengan epitel bertingkat dan mengandung anyaman kapiler intraepitelial yang terbentuk dari pembuluh-pembuluh darah yang mendarahi jaringan ikat di ligamentum spirale.

52 HISTOLOGI HIDUNG

Strukur histologi hidung, terdiri atas:

Jika dilihat pada mikroskop, rongga hidung terdiri dari:

- tulang

- tulang rawan hialin

- otot bercorak

- jaringan ikat

Kulit luar hidung, secara mikroskopik nampak:

- Mempunyai lapisan sel yaitu epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk.

- Terdiri atas rambut-rambut halus.

- Mengandung kelenjar sebasea dan kelenjar keringat.

Vestibulum nasi. Secara anatomi, vestibulum nasi merupakan bagian dari cavum nasi yang terletak tepat di belakang nares anterior. Secara histologi, vestibulum nasi terdiri atas:

- Epitel berlapis gepeng.

- Terdapat vibrissae, yaitu rambut-rambut kasar yang berfungsi menyaring udara pernafasan.

- Terdapat kelenjar sebasea dan kelenjar keringat.

Konka nasalis. Secara anatomi pada dinding lateral cavum nasi terdapat tiga tonjolan tulang disebut konka.

53 - Konka nasalis superior tersusun atas epitel khusus yaitu epitel olfaktorius untuk

penciuman.

- Konka nasalis media dan konka nasalis inferior dilapisi epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet.

- Epitel yang melapisi konka nasalis inferior banyak terdapat plexus venosus yang disebut swell bodies yang berperan untuk menghangatkan udara yang melalui hidung. Bila alergi akan terjadi pembengkakan swell bodies yang abrnormal pada kedua konka nasalis, sehingga aliran udara yang masuk sangat terganggu.

Mukosa hidung. Rongga hidung dilapisi oleh mukosa yang secara histologis dan fungsional dibagi atas mukosa pernafasan (mukosa respiratori) dan mukosa penghidu (mukosa olfaktorius).

Regio respiratorius

- Tersusun atas epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet.

- Pada lamina propria terdapat glandula nasalis yang merupakan kelenjar campur penghasil sekret, untuk menjaga kelembaban cavum nasi dan menangkap partikel-partikel debu yang halus dalam udara inspirasi.

- Terdapat noduli limfatisi.

- Lamina propria menjadi satu dengan periosteum/ perikondrium (dinding konka nasalis), oleh karena itu membran mukosa di hidung sering disebut mukoperiosteum/ mukoperikondrium/ membran Schneider.

- Terdapat serat kolagen, serat elastin, limfosit, sel plasma, dan sel makrofag.

Regio olfaktorius

- Bagian dinding lateral atas dan atap posterior kavum nasi terdapat organ olfaktorius.

- Pada konka nasalis superior terdapat epitel khusus/ epitel olfaktorius yang terdapat pada pertengahan kavum nasi.

- Daerah epitel olfaktorius mencakup 8 – 10 mm ke bawah pada tiap sisi septum nasi dan pada permukaan konka nasalis superior, dengan batas tidak teratur dan luas 500 m2 dengan mukosa warna coklat kekuningan.

54 o Sel olfaktorius

Terletak diantara sel basal dan sel penyokong. Merupakan neuron bipolar dengan dendrit ke permukaan dan akson ke lamina propria. Ujung dendrit menggelembung disebut vesikula olfaktorius. Dari permukaan keluar 6-8 silia olfaktorius. Akson tak bermyelin dan bergabung dengan akson reseptor lain di lamina propria membentuk nervus olfaktorius.

o Sel sustentakuler/ sel penyokong

Bentuk sel silindris tinggi dengan bagian apeks lebar dan bagian basal menyempit. Inti lonjong. Pada permukaan terdapat mikrovili. Sitoplasma mempunyai granula kuning kecoklatan.

o Sel basal

Bentuk segitiga. Inti lonjong. Merupakan reserve cell/ sel cadangan yang akan membentuk sel penyokong dan mungkin menjadi sel olfaktorius.

o Sel sikat

Sel yang mempunyai mikrovili di bagian apikal.

- Lamina propria mempunyai banyak vena. Mengandung kelenjar terutama jenis serosa/ kelenjar Bowman, berperan untuk membasahi epitel dan silia, dan juga sebagai pelarut zat-zat kimia yang dalam bentuk bau/ dapat melarutkan bau-bauan.

HISTOLOGI TRAKEA 1. Tube, 12 cm/ 2 cm

2. C-ring of hyaline cartilage (10-12) horseshoe-shaped

3. Inter perichondrium, fibroelastic c.t  flexibility to the trachea  open ends posteriorly, connected by smooth muscle

 trachealis muscle  Contraction of lumen 4. Mucosa

 respiratory epithelium,

 lamina propria (loose con tissue), Mucous Glands, lymphoid element 5. Submucosa.

 dense, irregular fibroelastic con. tissue

55  lymphoid elements

 rich blood and lymph supply, 6. Adventitia

 hyaline C-ring (HC)

Dalam dokumen Laporan Tutorial Skenario B Blok 16 L9 (Halaman 44-55)

Dokumen terkait