• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ancaman-ancaman Keamanan Fisik

BAB IX. PHYSICAL SECURITY

IX.1. Ancaman-ancaman Keamanan Fisik

Sebelum menentukan berbagai cara pengamanan fisik yang layak bagi sebuah UKM, terlebih dulu perlu diketahui aspek aspek lingkungan yang dapat berpotensi menjadi ancaman asset UKM. Seluruh kemungkinan ancaman perlu disenaraikan secara jelas dan rinci, terlebih apabila dilakukan suatu assessment atau analisa resiko, sehingga ketepatan informasi dapat terjamin dan terpercaya. Walaupun kemungkinan ancaman terjadi sangatlah kecil, assessment terhadap hal tersebut tetaplah diperlukan.

Analisa resiko berbagai macam kemungkinan ancaman keamanan fisik dari UKM PT. Mass Net adalah dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Analisa resiko terhadap hal-hal yang sifatnya emergency, terdiri dari kemungkinan hal berikut:

a. Kebakaran dan pencemaran asap. Seluruh hal-hal yang menyebabkan kemungkinan terjadinya kebakaran harus dicermati dan sedini mungkin dihindari. Sebagai contoh, sedapat mungkin dihindarkan sumber api. UKM PT. Mass Net memiliki ruang dapur / pantry yang terletak di lantai II. Hal in dapat menjadi peluang terjadinya permasalahan ancaman kebakaran. Oleh karena itu diperlukan perhatian yang sangat khusus terhadap ruangan ini. Sumber-sumber api dan asap bisa saja berasal dari peralatan elektrik dan non elektrik, sehingga harus diperhatikan kondisi dan cara kerjanya. Seluruh pengguna peralatan ini harus memahami betul bagaimana mengoperasikannya. Sebaiknya dibuatkan kebijakan khusus pengguna pantry adalah petugas pramubakti, dalam hal ini berjumlah 2 (dua) orang. Manajer bagian umum adalah orang yang paling bertanggung jawab terhadap prosedur dan operasionalnya.

Sumber-sumber api tdk hanya berasal dari ruang pantry saja, namun juga seluruh peralatan elektronik yang menggunakan sumber daya listrik, dan instalasi listrik itu sendiri. Dalam bangunan UKM yang berlantai tiga, setiap lantai telah memiliki circuit pemutus tersendiri sehingga cukup aman dari bahaya hubungan singkat / arus pendek. Posisi pemutus arus

ini juga sudah layak karena terletak di daerah yang mudah dijangkau, yakni di daerah sekitar tangga naik turun pada setiap lantai (tangga berbentuk huruf L).

Secara berkala, misalnya 1 bulan sekali, UKM perlu melakukan perawatan dan pemeriksaan seluruh instalasi listik dan peripheral elektronik. Apabila terdapat instalasi kabel terbuka akibat usia kabel maupun gangguan serangga tikus, maka perlu segera diperbaiki / diganti dengan yang baru.

Gangguan kebakaran bisa juga terjadi dari faktor alam seperti petir. UKM PT. Mass Net yang menempati bagunan ruko telah dilengkapi dengan penangkal petir yang memiliki sistem grounding baik. Namun demikian, instalasi inipun perlu dilakukan pemeriksaan secara berkala untuk memastikan peralatan bekerja dengan baik.

b. Kerusakan atau keruntuhan gedung.

Antisipasi terhadap hal ini telah dilakukan UKM, yakni dengan memilih kontraktor bangunan yang terpercaya, dalam hal ini PT. Mass net mendapat jaminan kekuatan konstruksi selama kurang lebih 10 tahun. Selain itu bangunan juga telah dianti rayap (pondasi dan atap) serta menggunakan bahan konstruksi anti rayap. Secara berkala (1 tahun sekali) kontraktor juga selalu melakukan pemeliharaan gedung dan pemeriksaan hama rayap, serta memperbaiki konstruksi bangunan yang rusak maupun berkarat. Dengan demikian tindakan pencegahan terhadap kerusakan bangunan telah dilakukan.

c. Kerusakan utilitas (sumber-sumber elektrik, air conditioning, pemanas). Selain dapat menyebabkan hubungan singkat yang berpotensi menimbulkan bahaya kebakaran, seluruh utilitas elektronik perlu dipeliharakerjakan sehingga fungsinya selalu tersedia dan tidak mengganggu proses bisnis.

d. Kerusakan saluran air.

Kerusakan saluran air merupakan salah satu potensi sumber pengganggu kegiatan bisnis. Oleh karena itu seluruh infrastruktur peralatan ini harus dipastikan berfungsi dengan baik. Kondisi bangunan UKM yang berlantai tiga cukup rentan terhadap kebocoran instalasi pipa

air yang terletak di ruang plafon. Pemeriksaan instalasi saluran ini dapat dilakukan melalui lubang kontrol yang ada di setiap lantai.

e. Bahaya pelepasan material beracun.

Material beracun tentunya sangat berbahaya sehingga seluruh peripheral yang mengeluarkan zat beracun harus mendapatkan perhatian khusus. Salah satu contoh material beracun dalam studi kasus UKM ini adalah penggunaan battery pada UPS, dapat menghasilkan gas belerang yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Oleh karena itu penempatan UPS diletakkan di lantai paling atas dengan mendapatkan sirkulasi udara yang memadai.

2. Analisa resiko yang sifatnya berupa bencana alam.

a. Pergerakan / pergeseran tanah seperti yang disebabkan oleh gempa bumi dan tanah longsor.

UKM PT. Mass Net terletak di sebuah komplek ruko / perkantoran di Jakarta. Pada umumnya kondisi daerah tersebut stabil (bukan di daerah longsor) dan relatif aman dari gempa. Walaupun demikian, struktur bangunan berlantai tiga tetap menjadi perhatian. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, ruko tersebut dibangun oleh sebuah kontraktor dengan jaminan konstruksi selama 10 tahun.

b. Bahaya badai / angin topan.

Di Indonesia, bahaya badai dan angin topan relatif tidak ada, sehingga relatif aman dari gangguan ini.

3. Analisa resiko yang disebabkan oleh intervensi / campur tangan manusia.

a. Sabotase: merupakan gangguan karena aktifitas manusia. Dalam bisnis hal ini bisa terhadi dari competitor yang melakukan persaingan tidak sehat.

b. Vandalisme. c. Perang.

d. Kerusuhan dan penyerangan.

Di Indonesia hal ini cukup rawan sejak krisis moneter tahun 1998 yang mengusung demokrasi kebablasan. Resiko Operasional UKM PT. Mass Net yang terletak di ruko perkantoran adalah gudang, outlet pemasaran dan bangunan perkantoran yang menyatu. Seandainya terjadi kerusuhan yang menimpa UKM tersebut, maka kegiatan bisnis UKM secara

otomatis lumpuh total oleh karena pada saat ini belum memiliki BCP (Business Contingency Plan) maupun fasilitas DRC (Disaster Recovery Center) yang dapat menanggulangi hal tersebut.

Donn B. Parker ( Wiley, 1998) dalam Krutz, Ronald L. dan Dean Vines, Russel (Wiley, 2003) telah melakukan kompilasi terhadap sumber-sumber gangguan fisik keamanan dari berbagai faktor antara lain temperatur (sinar matahari, kebakaran, panas listrik), gas (kelembababan, kekeringan udara, gangguan partikel udara), cairan (air dan bahan kimia), organisme (virus, bakteri, manusia, binatang, serangga), proyektil (meteor, benda jatuh, mobil, truk, ledakan, dan badai), pergerakan bumi, anomali energi.

Dokumen terkait