• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aneka Model Interaksi Kelas Dalam PKR

Dalam dokumen PKR_Unit_2_0 (Halaman 28-34)

audara mahasiswa, apakah Anda masih ingat bagaimana menerapkan aneka ragam kegiatan belajar dalam kegiatan inti PKR? Bagus! Karena materi tersebut baru saja Anda selesai mempelajarinya dalam sub unit 2.

Kegiatan inti dalam PKR model 221, 222, dan 333 dengan jelas mempersyaratkan pemanfaatan aneka ragam proses belajar. Untuk itu setiap guru PKR perlu memahami dan dapat menerapkan aneka ragam model pembelajaran. Dengan cara itu Anda sebagai guru PKR akan lebih siap dan lebih percaya diri. Murid-murid akan merasa senang untuk mengikuti pelajaran kelas rangkap.

Salah satu unsur penting dalam pembelajaran yang efektif adalah kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan melalui penerapan aneka model pembelajaran. Tentu saja tidak semua model perlu diterapkan secara bersamaan. Pilihan Anda yang tepat mengenai model yang diterapkan sangatlah penting. Unsur penting kedua dalam pembelajaran efektif adalah luas dan bermaknanya keterlibatan murid dalam proses belajar. Untuk inipun Anda memerlukan penguasaan aneka model pembelajaran.

Baiklah, marilah kita mengkaji ciri-ciri pokok pada setiap model dan keterlaksanaannya model tersebut dalam pembelajaran. Ada beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan. Format atau model pembelajaran tersebut antara lain adalah:

1. Proses Belajar Arahan Sendiri (PBAS)

2. Proses Belajar Melalui Kerja Sama (PBMKS) yang meliputi: - Olah Pikir Sejoli (OPS)

- Olah Pikir Berebut (OPB)

- Konsultasi Intra Kelompok (KIK) - Tutorial Teman Sebaya (TTS) - Tutorial Lintas Kelas (TLK) - Diskusi Meja Bundar (DMB) - Tugas Diskusi dan Resitasi (TDR) - Aktivitas Tugas Tertutup (ATTu) - Aktivitas Tugas Terbuka (ATTa)

Untuk masing-masing model akan akan disajikan urutan langkah-langkahnya dan saran penggunaannya dalam PKR.

1. Proses Belajar Arahan Sendiri (PBAS) Langkah-langkah

Katagori Kegiatan Bentuk Kegiatan

Penyeleksian - Menemukan informasi esensial

- Membuat catatan tentang hal yang penting - Mengekplorasikan ide pokok

Pemahaman - Melihat bahan lebih awal - Menggunakan isyarat kontekstual - Mencari sumber bahan

Penguatan Ingatan - Mengkaji ulang bahan - Mengingat butir penting - Mengetes sendiri

- Merancang cara belajar sendiri Penjabaran lanjutan - Bertanya pada diri sendiri

- Membentuk citra sendiri - Menarik analogi dan metapora Pengintegrasian - Mengungkapkan sendiri

- Membuat ilustrasi atau diagram - Menggunakan banyak sumber

- Mengaitkan dengan pengetahuan yang dimiliki - Menjawab permasalahan sendiri

Pemantauan

- Mengecek apa yang telah dikuasai

- Menyadari kekuatan dan kelemahan diri sendiri

Model ini digunakan sebagai model belajar mandiri. Belajar mandiri bisa dilakukan secara perorangan dan kelompok. Belajar mandiri adalah mencari dan mengolah informasi atas dasar dorongan belajar dari dalam diri. Maksudnya murid tanpa menunggu datangnya tugas dari orang lain.

Peran guru dalam model ini benar-benar sebagai pengarah dan pemberi kemudahan dalam belajar bagi murid. Dalam hubungan ini guru bertugas memelihara kelangsungan belajar. Keberhasilan belajar sebagian besar terletak pada berhasil tidaknya PBAS dibiasakan di lingkungan sekolah

2. Proses Belajar Melalui Kerja Sama (PBMKS) a. Olah Pikir Sejoli (OPS)

Tahapan Rincian Kegiatan

1 2 3 4

- Murid menyimak pertanyaan yang diajukan oleh guru

- Semua murid diberi kesempatan untuk memikirkan jawaban atas pertanyaan tersebut

- Guru memberi isyarat agar murid secara berpasangan duduk untuk mendiskusikan jawaban yang telah dipikirkan sendiri dan merumuskan jawaban mereka.

- Masing-masing pasangan diminta untuk menyampaikan jawabannya dalam diskusi kelas dengan bimbingan guru

Model ini memiliki cirri pada komunikasi banyak arah secara bertahap. Tahap pertama dan kedua mewadahi komunikasi satu arah yaitu guru-murid. Tahap ketiga mewadahi komunikasi timbale balik dalam kelompok kecil dua orang sebagai persiapan komunikasi banyak arah pada tahap keempat. Pada dasarnya model ini memiliki tujuan membina kerjasama dan komunikasi social. Dalam penggunaannya model ini guru berperan sebagai moderator, pengatur dan manager atau pengelola kelas.

b. Olah Pikir Berebut (OPB)

Model ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut:

Tahapan Rincian Kegiatan

1 - Guru mengajukan pertanyaan yang meminta banyak jawaban

2 - Murid secara perorangan berfikir dan selanjutnya memberi jawaban secara lesan.

Model ini termasuk ke dalam proses mengemukakan pendapat yang dirangsang dengan pertanyaan menyebar dan memiliki kemungkinan banyak jawaban. Tujuan dari model ini adalah untuk melibatkan sebanyak mungkin murid dalam menggali jawaban dari murid, untuk mengemukakan pendapatnya. Peran guru yang utama adalah sebagai penanya, moderator dan manager kelas.

d. Konsultasi Intra Kelompok (KIK)

Model ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut:

Tahapan Rincian Kegiatan

1 - Murid diminta menyiapkan alat tulis di tempat dan di atas meja masing-masing.

pertama dari beberapa pertanyaan yang telah disiapkan

3 - Semua murid berusaha untuk menjawab pertanyaan dari buku yang tersedia atau dari hasil diskusi kelompok

4 - Murid yang tidak bertugas membaca pertanyaan pada setiap kelompok ditugasi untuk mengecek apakah murid dalam kelompok lain mengerti maksud pertanyaan yang diberikan dan menyepakati jawaban yang diberikan.

5 - Bila telah dicapai kesepakatan mengenai jawaban atau pertanyaan itu, semua murid mengambil alat tulis dan menuliskan jawaban dengan kata-kata sendiri pada buku catatan masing-masing.

6 - Meneruskan kegiatan untuk pertanyaan ke 2 dan seterusnya sampai merata keseluruh murid dalam masing-masing kelompok.

Tujuan model ini adalah untuk mengembangkan kemampuan dan kebiasaan saling membagi ide dan membuat kesempatan bersama mengenai suatu hal serta menuangkan hasil kesepakatan itu dengan bahasa sendiri. Model ini mungkin lebih cocok digunakan untuk kelas IV, V dan VI Sekolah Dasar

d. Tutorial Teman Sebaya (TTS)

Model ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut:

Tahapan Rincian Kegiatan

1 - Pilihlah murid yang memiliki kemampuan di atas rata-rata

2 - Berikan tugas khusus untuk membantu temannya dalam bidang tertentu 3 - Guru selalu memantau proses saling membantu tersebut

4 - Berikan penguatan kepada kedua belah pihak agar murid yang membantu dan yang dibantu merasa senang

Model ini dirancang untuk mengembangkan sikap dan kebiasaan saling membantu antar teman sebaya. Hal yang perlu diperhatikan untuk keberhasilan program tutorial ini adalah sebagai berikut:

1. Mulailah dengan tujuan yang jelas dan mudah dicapai. 2. Jelaskan tujuan itu kepada seluruh murid

3. Siapkan bahan dan sumber belajar yang memadai 4. Gunakan cara yang praktis

5. Hindari kegiatan yang bersifat mengulang yang telah dilakukan guru.

6. Pusatkan kegiatan tutorial kepada keterampilan pikiran yang diminta di kelas. 7. Berikan latihan singkat mengenai kegiatan yang akan dilakukan tutor

8. Lakukan pemantauan terhadap proses belajar yang terjadi melalui tutorial e. Tutorial Lintas Kelas (TLK)

Model ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut:

Tahapan Rincian Kegiatan

1 - Pilihlah murid yang memiliki kemampuan di atas rata-rata 2 - Berikan tugas khusus untuk membantu murid adik kelasnya 3 - Guru selalu memantau proses saling membantu antara murid

4 - Berikan penguatan kepada kedua belah pihak agar murid yang membantu dan yang dibantu merasa senang

Model ini digunakan secara lintas kelas. Murid yang lebih tinggi dan mempunyai kepandaian ditugasi untuk membantu kelompok murid kelas dibawahnya. Misalnya murid kelas VI membantu murid kelas V atau kelas IV.

f. Diskusi Meja Bundar (DMB)

Model ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut:

Tahapan Rincian Kegiatan

1 - Murid dibagi kedalam kelompok kecil berjumlah 3-4 orang 2 - Guru mengajukan pertanyaan yang menuntut banyak jawaban

3 - Selembaran kertas diedarkan dalam setiap kelompok. Secara bergilir setiap murid dalam kelompok itu, menuliskan jawaban pertanyaan menurut pendapatnya sendiri

Model ini dirancang untuk mengembangkan keterampilan mengemukakan ide secara tertulis melalui situasi kerja kelopok. Model ini hamper sama dengan model OPB, hanya dalam model OPB jawaban murid disampaikan secara lisan. Penggunaan model ini lebih tepat di kelas IV keatas.

g. Tugas Diskusi Resitasi (TDR)

Model ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut:

Tahapan Rincian Kegiatan

1 - Pemberian tugas dari guru

2 - Pelaksanaan diskusi kelompok murid 3 - Pelaporan hasil diskusi murid

Model TDR ini merupakan kombinasi dari metode pemberian tugas dan diskusi. Model ini cocok digunakan di kelas IV ke atas. Tujuan model ini mengembangkan keterampilan akademis yang digapai melalui situasi kerja sama. Dalam model ini guru berperan sebagai manager kelas dan nara sumber.

h. Aktivitas Tugas Tertutup (ATTu) dan Aktivitas Tugas Terbuka (ATTa)

Model ATTu dan ATTa, tidak memiliki langkah khusus, karena itu berlaku prosedur peberian tugas biasa. Yang menjadi cirri khas dalam kedua model ini ialah dalam sifat tugasnya. Tugas tertutup berbentuk tugas yang hanya memerlukan satu jawaban yang benar. Sedang tugas terbuka berbentuk tugas yang menuntut hasil yang beraneka ragam, misalnya membuat karangan.

Model ini dapat digunakan untuk berbagai bidang studi. Dalam kelas PKR model ini lebih tepat digunakan di kelas IV keatas. Peran guru adalah sebagai nara sumber dan manager kelas. Tujuan dari model ini adalah melatih keterampilan berfikir kognitif dan komunikasi secara tertulis.

RANGKUMAN

Agar Anda dapat lebih memahami materi pada sub unit 3 ini, sekali lagi bacalah rangkuman berikut ini:

1. Penyusunan jadwal harian pada kelas PKR harus mempertimbangkan beberapa kelas yang dirangkap, berupa mata pelajaran yang akan diajarkan, topic-topik apa saja yang akan dibahas, dan format pembelajaran yang mana yang akan digunakan.

2. Pada dasarnya ada dua format atau bentuk atau model metode pembelajaran dalam PKR yaitu: Proses Belajar Arahan Sendiri (PBAS) dan Proses Belajar Melalui Kerja Sama (PBMKS). Model pertama menitikberatkan pada inisiatif/berbuat atas dorongan sendiri dan merupakan belajar perorangan, sedang yang kedua menekankan pada cara belajar bersama (cooperative learning).

3. Model PBMKS mencakup model atau bentuk belajar sebagai berikut: Olah pikir Sejoli (OPS), Olah Pikir Berebut (OPB), Konsultasi Intra Kelompok (KIK), Tutorial Teman Sebaya (TTS), Tutorial Lintas Kelas (TLK), Diskusi Meja Bundar (DMB), Tugas Diskusi Resitasi (TDR), Aktivitas Tugas Tertutup (ATTu), Aktivitas Tugas Terbuka (ATTa). Di luar semua itu masih dapat dikembangkan lagi.

4. Setiap model atau bentuk proses belajar-mengajar memiliki langkah-langkah pembelajaran yang khas. Langkah-langkah-langkah ini menggambarkan urutan kegiatan guru dan murid dalam keseluruhan proses pembelajaran merangkap kelas.

Dalam dokumen PKR_Unit_2_0 (Halaman 28-34)

Dokumen terkait