BAB V TEMUAN DAN ANALISIS DATA
5.2 Pelaksanaan Manajemen Pelaksanaan Program Layanan Rakyat
5.2.1 Planning (Perencanaan)
5.2.1.7 Anggaran
Anggaran merupakan rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan
program yang telah disahkan dan merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan
suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam
satuan moneter untuk jangka waktu tertentu. Laporan mengenai hasil-hasil yang
diharapkan yang dinyatakan dengan angka-angka. Anggaran itu perlu untuk
pengendalian, tetapi tidak selalu berguna sebagai standar pengendalian yang baik
kecuali jika mencerminan rencana-rencana.99
Anggaran yang dipakai oleh tim untuk melaksanakan program One Day Service
LARASITA merupakan dana yang berasal dari BPN RI yang diberikan dalam DIPA
kantor pertanahan Kota Padang Tahun 2013 dan juga terliat didalam Petunjuk
Operasional Kegiatan (POK) kantor pertanahan Kota Padang TA 2014. Biaya yang
diberikan untuk penyuluhan dan pelaksanaan One Day Service berjumlah
99
Rp.26.230.000 dan untuk biaya operasional 20.000.000. hal terperinci dikatakan oleh
koordinator lapangan yang sekaligus Sub bagian Tata Usaha :
“...untuk dana LARASITA tahun 2014 itu sebesar Rp.26.230.000 digunakan perawatan mobil, motor, printer, honor tim, ATK, pembuatan buku sertifkat dan pengarsipan berkas, pelaporan kegiatan, dll yang dilakukan dikantor. sedangkan untuk biaya operasional berjumlah Rp.20.000.000 yang digunakan untuk beli bensin setiap turun lapangan, membeli konsumsi tim dilapangan, ATK dilapangan, upah sopir, serta biaya-biaya tak terduga dilapangan dan biaya penunjang pelaksananaan program tersebut...”100
Untuk rincian data penggunaan anggaran LARASITA terlihat pada POK kantor
pertanahan kota padang. Namun peneliti tidak dapat mendapatkan data terperinci
dengan alasan pihak kantor untuk anggaran pihak kantor tidak bisa memberikan data
tersebut karena sangat sensitif. Di POK sendiri anggaran digolongkan perjenis
pelayanan dan kegiatan sedangkan program LARASITA keselurahan dengan
rinciannya tidak dapat ditemukan. Dilaporan kegiatan One Day Service LARASTIA
juga tidak ditemukan rincian anggaran yang digunakan dalam program LARASITA.
Pada tahun sebelumnya 2013 dana LARASITA berasal dari PNBP yakni biaya
yang dikeluarkan masyarakat dalam pelaksanaan pelayanan berkas-berkas
pemohonan dalam program LARASITA. setelah itu kantor mengajukan ke pusat
untuk meminta dana operasional program LASARITA melalui PNBP tersebut
melalui bendahara. Sedangkan tahun 2014 biaya berasal dari DIPA yang telah
ditetapkan dari BPN RI. Hal ini dikatakan oleh koordinator pelaksana LARASITA :
100 Hasil wawancara dengan Bapak Herman, Sub Bagian Tata Usaha Kantor Pertanahan Kota Padang Sekaligus Koordinator Lapangan Program LARASITA, pada Hari Rabu Tanggal 24 Desember 2014
“...tahun sebelumnya anggaran LARASITA berasal dari PNBP jadi itu biaya yang berasal dari uang masyarakt yang mengurus berkas melalui LARASITA nantinya akan diajukan permohonan dana operasional LARASITA berikutnya melalui bendahara tim. Sedangkan tahun ini berasal dari DIPA jadi platfromnya sudah dari pusat dengan nominal tersebut...”101
Jelas bahwa dana yang diberikan untuk tahun anggaran 2014 tidak dapat
diminta besaran nominal anggarannya, tetapi anggaran yang diberikan langsung oleh
BPN RI sudah berupa nominal yang tidak dapat dirubah-ubah. Anggaran diberikan
melalui DIPA kantor pertanahan Kota Padang anggaran 2013.
Dalam pelaksanaanya tim pernah mengalami berhenti melakukan pelayanan
dikarenakan anggaran. Hal itu disebabkan anggaran oparasional LARASITA saat itu
dipending dari BPN RI pusat. Hal tersebut dijelaskan oleh koordinator pelaksana :
“...itu kebijakan dari pusat untuk mempending sementara dana tersebut. karena anggaran negara defisit terpaksa sementara direm dahulu. Kita turun lapangan butuh dana operasional jadi kita harus nunggu sampai dan tersebut kembali diberikan...”102
Terlihat bahwa program ini sangat bergarntung pada pendanaanya melalui
anggaran DIPA tersebut, karena biaya operasional program ini akan berperan sangat
penting dalam perjalanan program LARASITA tersebut. tanpa dana operasional maka
program ini dapat menggangu pelaksanaan hingga dapat menghentikan pelaksanan
program. Seharusnya anggaran operasional LARASITA ini diberikan pada awal
tahun guna menghindari hal-hal yang dapat menghentikan pelaksanaan program ini,
101 Hasil wawancara dengan Bapak Syafnir SH, Kepala Seksi Pengendalian Pertanahan dan Pemberdayaan Kantor Pertanahan Kota Padang Sekaligus Koordinator Pelaksanaan Program LARASITA, pada Hari Selasa Tanggal 23 Desember 2015
102 Hasil wawancara dengan Bapak Syafnir SH, Kepala Seksi Pengendalian Pertanahan dan Pemberdayaan Kantor Pertanahan Kota Padang Sekaligus Koordinator Pelaksanaan Program LARASITA, pada Hari Selasa Tanggal 23 Desember 2015
namun pada kenyataannya anggran diberikan secara berkala sehingga jika dana
tersebut dihentikan maka pelasanaan pun mengalami kendala.
Berdasarkan hal-hal yang telah dipaparkan bisa dikatakan menurut fungsi
manajemen planning dari H. Koontz dan O’ Donnel bahwa perencanaan pelaksanaan
program One Day Service LARASITA oleh Kantor pertanahan Kota Padang sudah
cukup maksimal dilakukan karena mulai dai penjadwalan lokasi dan waktu, sasaran
dan strategi dengan pendekatan ke masyarakat yang sudah baik , serta prosedur yang
telah diterapkan sesuai pedoman yang ada. Kendala yang dihadapi tim dalam
merencakan pelaksanaan program berupa anggaran yang sempat terhenti yang
membuat tim tidak bisa turun kelapangan sehingga perlu perencanaan jadwal kembali
oleh koordinator dan sasaran masyarakat yang ingin dipenuhi belum sepenuhnya
terlaksana karena antusias yang belum cukup tinggi. Selain itu dalam merencakan
penjadwalan tim tidak memberi ruang sosialiasi bagi masyarakat atas jadwal tersebut
sehingga masyarakat tidak mengetahui jadwal program LARASITA dan tidak sedikit
pula masyarakat tidak mengetahui program ini, padahal jelas dalam Keputusan kepala
BPN RI 18 Tahun 2009 bahwa proses pengumuman dilakukan melalui
sumber-sumber yang dimiliki yakni papan pengumuman, website ataupun medai sosial
masyarakat mengetaui program ini hal ini dikarenakan modernisasi teknologi harus
dimanfaatkan tim pelaksana dalam pensosialisasian program baik dari jadwal hingga
kepala BPN RI 18 Tahun 2009 membuat tim tidak banyak membuat perencanaan
mereka mengikuti pedoman yang ada