• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I LAMBANG

Pasal 1

(1) Kepulauan Nusantara yang dikelilingi oleh untaian padi dan kapas, merupakan simbol pemersatu Ormas-Ormas Islam di Indonesia;

(2) Simbol ini bagi LPOI merupakan simbol kesatuan arah perjuangan umat Islam Indonesia dalam rangka beribadah kepada Allah Subhanahu Wata’ala serta merupakan sumber inspirasi dan motivasi untuk menegakkan ajaran Islam dalam segala bidang kehidupan menuju masyarakat adil dan makmur yang di ridhai Allah SWT;

(3) Lambang LPOI adalah gambar kepulauan nusantara yang dipandang dari arah depan berwarna hijau dan tampak di sisi kiri berwarna kuning keemasan, dan kanan berwarna putih, di bawah gambar dan lambang yaitu singkatan LPOI dilingkari tulisan Lembaga Persahabatan Ormas Islam diatas warna dasar hijau dalam bingkai yang berbentuk bulat atau lingkaran.

40 BAB II KEANGGOTAAN

Persyaratan Pasal 2

(1) Persyaratan untuk menjadi Anggota LPOI:

a. Ormas Islam yang memahami, dan menyetujui asas, serta tujuan LPOI;

b. Mengajukan permohonan yang ditujukan kepada Pimpinan Harian Pusat, dengan melampirkan dokumen Pendirian Ormas Islam tersebut, sesuai dengan ketentuan peraturan per-undang-undangan;

(2) Persetujuan dan pengesahan sebagai anggota biasa, ditentukan dalam Rapat Gabungan antara Dewan Pembina Pusat dengan Pengurus Harian Pusat.

Pemberhentian Anggota Pasal 3

(1) Anggota LPOI berhenti karena:

a. Atas permintaan sendiri;

b. Ormas tersebut membubarkan diri, atau dibubarkan oleh Pemerintah, atau tidak ada kegiatan dan program organisasi sama sekali.

41

(2) Anggota LPOI yang mewakili atas nama Ormasnya masing-masing, berhenti karena;

a. Berhalangan tetap;

b. Meninggal dunia;

b. Atas permintaan sendiri secara tertulis;

c. Diberhentikan.

Pasal 4

(1) Pemberhentian atau pemberhentian sementara seorang Anggota LPOI, dapat dilakukan karena:

a. Melakukan perbuatan yang bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga LPOI;

b. Dengan sengaja tidak melaksanakan kewajibannya sebagai Anggota sebagaimana diatur pada Pasal 11 ayat b, dan c, Anggaran Dasar LPOI;

c. Melakukan tindak pidana kejahatan dengan ancaman hukuman penjara 5 (lima) tahun atau lebih;

(2) Pemberhentian terhadap Anggota LPOI sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a, b, dan c yang tidak menduduki jabatan di dalam maupun di luar LPOI dilakukan oleh Pengurus Harian Cabang setelah yang bersangkutan diberhentikan sementara dan

42

terlebih dahulu diberi peringatan tertulis 3 (tiga) kali berturut-turut secepat-cepatnya 15 (lima belas) hari dan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari;

(3) Pemberhentian terhadap Anggota LPOI sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a, b, dan c yang menduduki jabatan di dalam maupun di luar LPOI di tingkat pusat dilakukan oleh Pengurus Harian Pusat setelah yang bersangkutan diberhentikan sementara dan terlebih dahulu diberi peringatan tertulis 3 (tiga) kali berturut-turut secepat-cepatnya 15 (lima belas) hari dan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari;

(4) Pemberhentian terhadap Anggota LPOI sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a, b, dan c yang menduduki jabatan di dalam maupun di luar LPOI di tingkat wilayah/provinsi dilakukan oleh Pengurus Harian Pusat atas usul Pengurus Harian Wilayah setelah yang bersangkutan diberhentikan sementara oleh Pengurus Harian Wilayah dan terlebih dahulu diberi peringatan tertulis 3 (tiga) kali berturut-turut secepat-cepatnya 15 (lima belas) hari dan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari;

(5) Pemberhentian terhadap Anggota LPOI sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a, b, dan c yang menduduki jabatan di dalam maupun di luar LPOI di tingkat cabang/kabupaten/kota dilakukan oleh

43

Pengurus Harian Pusat atas usul Pengurus Harian Cabang melalui Pengurus Harian Wilayah setelah yang bersangkutan diberhentikan sementara oleh Pengurus Harian Cabang dan terlebih dahulu diberi peringatan tertulis 3 (tiga) kali berturut-turut secepat-cepatnya 15 (lima belas) hari dan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari

BAB III PIMPINAN

Persyaratan dan Larangan Pasal 5

Untuk dapat dipilih menjadi Anggota Pengurus Dewan Pimpinan di semua tingkatan harus memenuhi syarat:

a. Beriman dan bertakwa kepada Allah Subhanahu Wata’ala serta berakhlak mulia, memiliki prestasi, dedikasi, dan loyalitas yang tinggi terhadap LPOI;

b. Telah menjadi Anggota LPOI yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Anggota;

c. Tidak sedang menjalani pidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap (inkracht);

d. Khusus untuk jabatan Ketua Umum dan Sekretaris Umum Pengurus Harian LPOI, harus pernah

44

menjadi Anggota Pengurus Harian Pusat, sekurang-kurangnya 1 (satu) masa bakti dan/atau sekurang-kurangnya 1 (satu) masa bakti pada kepengurusan harian 1 (satu) tingkat di bawahnya;

Pasal 6

Seorang Anggota LPOI hanya dapat dipilih untuk jabatan Ketua Umum Pengurus Harian Pusat, Ketua Pengurus Harian Wilayah, dan Ketua pengurus Harian Cabang, maksimal untuk 2 (dua) kali masa bakti berturut-turut atau tidak berturut-turut pada jabatan dan tingkatan yang sama.

Pasal 7

(1) Seorang Anggota LPOI dilarang memegang jabatan rangkap pada Pimpinan di semua tingkatan;

(2) Apabila terjadi rangkap jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), jabatan sebelumnya batal dengan sendirinya;

(3) Setiap pengurus Pimpinan di semua tingkatan yang menduduki Jabatan eksekutif dan/atau legislatif dapat mendelegasikan tugas-tugasnya kepada Pengurus Harian lain.

45

Mekanisme Kerja Pasal 8

(1) Ketua Umum Pengurus Harian Pusat, Ketua Pengurus Harian Wilayah, dan Ketua Pengurus Harian Cabang, bertugas memimpin dan sebagai penanggungjawab umum Pimpinan sesuai tingkatannya;

(2) Ketua Pengurus Harian Pusat bertugas membantu Ketua Umum dalam memimpin LPOI, serta mewakili Ketua Umum apabila Ketua Umum berhalangan dalam menjalankan tugasnya, hal ini berlaku juga untuk kepengurusan pada tingkatan dibawahnya.

(3) Ketua PHP, Wakil Ketua PHW dan PHC bertugas menjalankan bidang tugas yang telah ditetapkan, dan bertanggungjawab kepada Pengurus Harian sesuai tingkatannya;

(4) Sekretaris Umum PHP, Sekretaris PHW dan PHC bertugas sebagai administrator organisasi Pimpinan Harian, sesuai tingkatannya;

(5) Wakil Sekretaris Umum PHP, Wakil Sekretaris PHW dan PHC, bertugas merencanakan dan melaksanakan administrasi kegiatan pelaksanaan tugas bidang Ketua PHP, Wakil Ketua PHW dan

46

PHC, dan bertanggungjawab kepada Pengurus Harian sesuai tingkatannya;

(6) Bendahara Umum PHP, Bendahara PHW dan PHC, bertugas merencanakan, melaksanakan pengumpulan dana, dan mengelola administrasi keuangan LPOI dengan sebaik-baiknya;

(7) Bendahara PHP, Wakil Bendahara PHW dan PHC,

bertugas membantu Bendahara

Umum/Bendahara, dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (6);

(8) Keuangan LPOI dipertanggungjawabkan oleh Bendahara Umum PHP dan Bendahara PHW dan PHC kepada Pengurus Harian sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali, dalam rapat Pengurus Harian, dan selanjutnya Pengurus Harian melaporkannya kepada Rapat Pleno Pimpinan sesuai tingkatannya.

Pasal 9

(1) Pengurus Harian di setiap tingkatan bekerja secara kolektif dan kolegial. Oleh karena itu, semua kebijakan yang ditetapkan harus didasarkan atas keputusan Rapat Pengurus Harian;

(2) Dalam hal yang sangat mendesak, Ketua Umum bersama Ketua Bidang terkait, Sekretaris Umum, dan Wakil Sekretaris Umum terkait, serta Ketua

47

Pengurus Harian Wilayah/Cabang bersama Wakil Ketua terkait, Sekretaris, dan Wakil Sekretaris terkait, dapat menetapkan suatu kebijakan di luar rapat Pengurus Harian, dan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah itu, harus melaporkan dan mempertanggungjawabkan kepada Rapat Pengurus Harian sesuai tingkatannya.

Pemberhentian Anggota Pimpinan Pasal 10

(4) Pemberhentian atau pemberhentian sementara Anggota Pimpinan dapat dilakukan karena:

a. berhalangan tetap;

b. meninggal dunia;

c. berhenti atas permintaan sendiri;

d. melanggar ketentuan yang tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;

e. sangat nyata tidak aktif dalam kegiatan kepemimpinan LPOI;

f. melakukan perbuatan yang menjatuhkan nama dan kehormatan LPOI;

g. melanggar keputusan LPOI yang telah ditetapkan secara sah;

48

h. dinyatakan bersalah dengan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap (inkracht);

(5) Pemberhentian Anggota Pengurus Harian Pusat serta Pimpinan Badan Otonom Pusat, dilakukan oleh Pengurus Harian Pusat, yang ditetapkan secara sah. Dalam hal pemberhentian dilakukan terhadap Pimpinan atau Anggota Dewan Pembina Pusat, maka Rapat Pengurus Harian Pusat harus dihadiri oleh Ketua atau Pimpinan Dewan Pembina Pusat.

(6) Pemberhentian Anggota Pengurus Harian Wilayah dan Pimpinan Badan Otonom Wilayah, dilakukan oleh Pengurus Harian Pusat atas usul Pengurus Harian Wilayah, berdasarkan keputusan Rapat Pengurus Harian Wilayah yang ditetapkan secara sah. Dalam hal pemberhentian dilakukan terhadap Pimpinan dan Anggota Pembina Wilayah, maka Rapat Pengurus Harian Wilayah, harus dihadiri oleh Ketua atau Pimpinan Dewan Pembina Wilayah;

(7) Pemberhentian Anggota Pengurus Harian Cabang dan Pimpinan Badan Otonom Cabang, dilakukan oleh Pengurus Harian Pusat atas usul Pengurus Harian Cabang melalui Pengurus Harian Wilayah,

49

berdasarkan keputusan rapat Pengurus Harian Cabang yang ditetapkan secara sah. Dalam hal pemberhentian dilakukan terhadap Anggota dan Pimpinan Dewan Pembina Cabang, maka Rapat Pengurus Harian Cabang, harus dihadiri oleh Ketua atau Pimpinan Dewan Pembina Cabang;

Pengisian Lowongan Jabatan Lowongan Jabatan

Pasal 11

(1) Dalam hal terjadi lowongan jabatan di suatu Pimpinan, lowongan jabatan tersebut harus diisi dalam waktu selambat-lambat 1 (satu) bulan;

(2) Lowongan jabatan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) terjadi karena pengurus yang bersangkutan berhalangan tetap, meninggal dunia, mengundurkan diri, atau diberhentikan.

Pimpinan Pusat Pasal 12

(1) Dalam hal terjadi lowongan jabatan Ketua Umum, jabatan tersebut hanya dapat diisi oleh Ketua yang dipilih dan ditetapkan dalam rapat Pengurus Harian Pusat, dihadiri oleh Ketua dan Anggota Dewan Pembina Pusat, serta Badan Pendiri LPOI.

50

(2) Dalam hal terjadi lowongan jabatan Ketua, jabatan tersebut hanya dapat diisi oleh salah seorang Pengurus Harian Pusat, Anggota dan Pimpinan Dewan Pembina Pusat. yang dipilih dan ditetapkan dalam Rapat Pengurus Harian Pusat, dan dihadiri oleh Ketua Dewan Pembina Pusat;

(3) Dalam hal terjadi lowongan jabatan Sekretaris Umum, jabatan tersebut hanya dapat diisi oleh salah seorang Wakil Sekretaris Umum yang dipilih dan ditetapkan dalam rapat Pengurus Harian Pusat, dihadiri oleh Ketua dan Anggota Dewan Pembina Pusat, serta Badan Pendiri LPOI.

(4) Dalam hal terjadi lowongan jabatan Wakil Sekretaris Umum, jabatan tersebut hanya dapat diisi oleh Pengurus Harian Pusat, Pimpinan dan Anggota Dewan Pembina Pusat, dan Pimpinan Badan Otonom, yang dipilih dan ditetapkan dalam Rapat Pengurus Harian Pusat, dam dihadiri oleh Ketua Dewan Pembina Pusat;

(5) Dalam hal terjadi lowongan jabatan Bendahara Umum, jabatan tersebut hanya dapat diisi oleh salah seorang Bendahara yang dipilih dan ditetapkan dalam Rapat Pengurus Harian Pusat, dihadiri oleh Ketua dan Anggota Dewan Pembina Pusat.

51

(6) Dalam hal terjadi lowongan jabatan Bendahara, jabatan tersebut dapat diisi oleh Pengurus Harian, Pimpinan dan Anggota Dewan Pembina Pusat, dan Pimpinan Badan Otonom, yang dipilih dan ditetapkan dalam Rapat Pengurus Harian Pusat, dan dihadiri oleh Ketua Dewan pembina Pusat;

(7) Dalam hal terjadi lowongan jabatan Ketua Dewan Pembina Pusat, jabatan tersebut hanya dapat diisi oleh salah seorang Wakil Ketua Dewan Pembina Pusat, yang dipilih serta ditetapkan dalam Rapat Pengurus Harian Pusat, dan dihadiri oleh Pimpinan dan Anggota Dewan Pembina Pusat, serta Badan Pendiri LPOI;

(8) Dalam hal terjadi lowongan jabatan Wakil Ketua Dewan Pembina Pusat, jabatan tersebut hanya dapat diisi oleh salah seorang Anggota Dewan Pembina Pusat, yang dipilih serta ditetapkan dalam Rapat Pengurus Harian Pusat, dan dihadiri oleh Pimpinan dan Anggota Dewan Pembina Pusat;

(9) Dalam hal terjadi lowongan jabatan Sekretaris Dewan Pembina Pusat, jabatan tersebut hanya dapat diisi oleh salah seorang Anggota Dewan Pembina Pusat, yang dipilih dan ditetapkan dalam Rapat Pengurus Harian Pusat, dan dihadiri oleh Ketua dan Anggota Dewan Pembina Pusat;

52

(10) Dalam hal terjadi lowongan jabatan Anggota Dewan Pembina Pusat, ,jabatan tersebut dapat diisi oleh salah seorang Pimpinan Badan Otonom Pusat, yang dipilih dan ditetapkan dalam Rapat Pengurus Harian Pusat dan dihadiri oleh Pimpinan Dewan Pembina Pusat.

Pimpinan Wilayah dan Cabang Pasal 13

(1) Dalam hal terjadi lowongan jabatan Ketua, jabatan tersebut hanya dapat diisi oleh salah seorang Wakil Ketua yang dipilih dan ditetapkan dalam Rapat Pengurus Harian sesuai tingkatannya, dan dihadiri oleh Ketua dan Anggota Badan Pembina Wilayah/Cabang;

(2) Dalam hal terjadi lowongan jabatan Wakil Ketua, jabatan tersebut hanya dapat diisi oleh salah seorang Pengurus Harian, Pimpinan dan Anggota Dewan Pembina Wilayah/Cabang, yang dipilih dan ditetapkan dalam Rapat Pengurus Harian sesuai tingkatannya, dihadiri oleh Ketua Dewan Pembina Wilayah/Cabang;

(3) Dalam hal terjadi lowongan jabatan Sekretaris, jabatan tersebut hanya dapat diisi oleh salah seorang Wakil Sekretaris yang dipilih dan

53

ditetapkan dalam Rapat Pengurus Harian sesuai tingkatannya, dan dihadiri oleh Ketua dan anggota Dewan Pembina Wilayah/Cabang;

(4) Dalam hal terjadi lowongan jabatan Wakil Sekretaris, jabatan tersebut hanya dapat diisi oleh salah seorang Anggota Dewan Pembina Wilayah/Cabang, dan Pimpinan Badan Otonom Wilayah/Cabang, yang dipilih dan ditetapkan dalam Rapat Pengurus harian sesuai tingkatannya, dan dihadiri oleh Ketua Dewan Pembina Wilayah/Cabang;

(5) Dalam hal terjadi lowongan jabatan Bendahara, jabatan tersebut hanya dapat diisi oleh salah seorang Wakil Bendahara yang dipilih dan ditetapkan dalam Rapat Pengurus Harian sesuai tingkatannya, dan dihadiri oleh Ketua dan Anggota Dewan pembina sesuai tingkatannya;

(6) Dalam hal terjadi lowongan jabatan Wakil Bendahara, jabatan tersebut hanya dapat diisi Anggota Dewan Pembina dan Pimpinan Badan Otonom, yang dipilih dan ditetapkan dalam Rapat Pengurus Harian sesuai tingkatannya, dan dihadiri oleh Ketua Dewan Pembina Wilayah/Cabang;

(7) Dalam hal terjadi lowongan jabatan Ketua Dewan Pembina, jabatan tersebut hanya dapat diisi oleh

54

salah seorang Wakil Ketua Dewan Pembina, yang dipilih dan ditetapkan dalam Rapat Pengurus Harian sesuai tingkatannya, dan dihadiri oleh Pimpinan dan Anggota Dewan Pembina Wilayah/Cabang;

(8) Dalam hal terjadi lowongan jabatan Wakil Ketua Dewan Pembina, jabatan tersebut hanya dapat diisi oleh salah seorang Anggota Dewan Pembina yang dipilih dan ditetapkan dalam Rapat Pengurus Harian sesuai tingkatannya, dan dihadiri oleh Pimpinan dan Anggota Dewan Pembina yang bersangkutan;

(9) Dalam hal terjadi lowongan jabatan Sekretaris Dewan Pembina, jabatan tersebut hanya dapat diisi oleh salah seorang Anggota Dewan Pembina yang dipilih dan ditetapkan dalam Rapat Pengurus Harian sesuai tingkatannya, dan dihadiri oleh Pimpinan dan Anggota Dewan Pembina Wilayah/Cabang;

(10) Pengesahan pengisian lowongan jabatan di PW LPOI sebagaimana dimaksud dalam pasal 13, pada ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8), dan (9), dilakukan oleh Pengurus Harian Pusat atas usul Pengurus Harian Wilayah;

55

(11) Pengesahan pengisian lowongan jabatan di PC LPOI sebagaimana dimaksud dalam pasal 13, pada ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8), dan (9), dilakukan oleh Pengurus Harian Wilayah atas usul Pengurus Harian Cabang.

BAB IV

Dokumen terkait