• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PT. POS INDONESIA (PERSERO) MEDAN

E. Anggaran sebagai Alat Pengawasan Perusahaan

Tujuan setiap perusahaan adalah menghasilkan laba, dan untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan perencanaan aktivitas kerja perusahaan. Berhasil atau tidaknya aktivitas dari perencanaan kerja perusahaan tersebut tergantung pada efektifitas pengawasan yang dilakukan oleh pihak perusahaan.

Pengawasan terhadap anggaran yang telah disusun dapat meminimalkan terjadinya kemungkinan penyimpangan-penyimpangan yang mungkin saja terjadi yang dapat merugikan perusahaan.

Pengawasan dapat dianggap sebagai aktivitas untuk menemukan dan mengoreksi penyimpangan-penyimpangan penting dalam hasil yang dicapai dari aktivitas-aktivitas yang telah direncanakan perusahaan dalam anggarannya. Sangatlah wajar apabila kemudian ada kekeliruan-kekeliruan tertentu, timbulnya kegagalan-kegagalan, dan adanya petunjuk-petunjujk yang tidak efektif, hingga terjadinya penyimpangan-peyimpangan yang tidak diinginkan daripada tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan. Oleh karena itu, sangatlah perlu dilakukan fungsi pengawasan anggaran perusahaan, dan melakukan tindakan perbaikan apabila diperlukan.

Sama seperti halnya menurut Glenn A. Welsch (2000: 5), dalam buku Anggaran Perencanaan dan Pengendalian Laba,

“Pengawasan atau pengendalian didefenisikan sebagai proses mengukur dan mengevaluasi kinerja aktual dari setiap bagian organisasi dari suatu perusahaan dan kemudian melaksanakan tindakan perbaikan apabila diperlukan”.

Sedangkan menurut Hansen & Mowen (2004: 354),

“Proses pengawasan atau pengendalian didefenisikan sebagai aktifitas manajerial untuk memonitor pelaksanaan rencana dan melakukan tindakan korektif sesuai dengan kebutuhan”.

Dari pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa suatu operasi perusahaan harus terus-menerus diawasi, jika pihak manajemen menginginkan aktivitas perusahaan tetap berada dalam batas-batas yang telah ditetapkan. Pengawasan juga berguna dalam mengadakan korektif terhadap rencana jika diperlukan.

Perencanaan berhubungan erat dengan pengawasan karena kedua hal ini merupakan hal yang paling penting dan saling mengisi dalam anggaran guna tercapainya tujuan perusahaan. Suatu perencanaan yang sebaik apapun jika tanpa disertai suatu pengawasan maka akan terjadi suatu kemungkinan dimana perencanaan tersebut mengalami penyimpangan yang nantinya dapat merugikan perusahaan.

Pengawasan anggaran yang dilakukan perusahaan bertujuan untuk : 1. Mencegah timbulnya segala pemborosan yang terjadi dalam perusahaan. 2. Mengawasi kegiatan-kegiatan perusahaan agar benar-benar seperti yang telah

direncanakan.

3. Dengan membandingkan realisasi dengan yang dianggarkan maka dapat dilaksanakan tindakan perbaikan sebelum pelaksanaan rencana berantakan.

Pengawasan berarti mengevaluasi (menilai) terhadap pelaksanaan pekerjaan. Adapun pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh PT. Pos

Indonesia (Persero) Medan, yaitu dengan cara mengadakan analisa perbandingan antara realisasi (aktual) kerja perusahaan dengan rencana yang tertuang dalam anggaran.

PT. Pos Indonesia (Persero) Medan melakukan perbandingan ini dengan tujuan untuk mengetahui atau menetapkan adanya suatu penyimpangan, kemudian dapat diambil tindak lanjut terhadap bagian-bagian yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan anggaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar pihak-pihak lain pada masing-masing bagian lebih bertanggung jawab atas pelaksanaan anggaran berdasarkan kinerjanya.

Anggaran dapat dijadikan sabagai alat untuk melaksanakan fungsi pengawasan. Dengan adanya anggaran maka standard kerja sudah ada, kemudian sistem akuntansi atau sistem informasi lainnya akan menjadi angka realisasi yang dapat dibandingkan dengan standard atau sasaran yaitu anggaran. Perbedaaan anggaran dengan realisasi nanti inilah yang merupakaan penyimpangan (variance).

Adapun penyimpangan yang terjadi dalam anggaran dapat menjadi dua kemungkinan, yaitu :

a. Penyimpangan yang menguntungkan (favourable variance).

b. Penyimpangan yang tidak menguntungkan (unfavourable variance).

Analisa terhadap penyimpangan yang terjadi adalah suatu tindakan lanjut dari dari proses pengawasan yang harus dilakukan, dengan tujuan untuk mengetahui apakah yang menjadi penyebab penyimpangan yang terjadi.

1. Pengawasan pendahuluan (Preliminary Control)

Pengawasan ini memutuskan pada masalah mencegah timbulnya segala penyimpangan pada kualitas dan kuantitas sumber daya perusahaan.

2. Pengawasan pada saaat pekerjaan berlangsung (Concurent Control)

Pengawasan ini dilakukan untuk memonitor pekerjaan yang berlangsung, guna memastikan bahwa sasaran yang dicapai sesuai dengan rencana.

3. Pengawasan umpan balik (Feedback Control)

Pengawasan ini memusatkan perhatian pada hasil-hasil akhir untuk menentukan tindakan-tindakan korektif apabila terdapat penyimpangan.

Pengawasan yang dilakukan PT. Pos Indonesia (Persero) Medan terhadap anggarannya sudah sesuai, karena perusahaan telah mengawasi para karyawannya dalam beraktivitas untuk menjamin operasi perusahaan sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan. Pengawasan yang dilakukan PT. Pos Indonesia (Persero) Medan terhadap kegiatan operasi perusahaan juga dilakukan demi mengetahui penyimpangan yang mungkin terjadi.

Adapun fungsi anggaran sebagai alat pengawasan pada PT. Pos Indonesia (Persero) Medan, antara lain :

a. Mencegah operasi dan biaya serta pengeluaran yang melebihi kapasitas. b. Mencegah terjadinya pemborosan.

c. Memberikan standard yang memadai untuk mengukur prestasi.

d. Anggaran sebagai alat pembanding perencanaan guna mengetahui sejauh mana pelaksanaan anggaran telah terjadi.

Pengawasan anggaran PT. Pos Indonesia (Persero) Medan dilakukan selama periode tahun berjalan. Setiap hari dan bulannya dilakukan pengawasan terhadap pelaksanaan anggaran di tiap-tiap bagian dalam perusahaan. Kemudian bagian keuangan melaporkan hasil pengawasan yang telah dievaluasi kepada pihak manajemen, untuk disimpulkan apakah perusahaan telah bekerja dengan efektif.

Dengan adanya kebijakan manajemen yang demikian, dapat diketahui apakah perusahaan mengalami kemajuan atau malah kemunduran jika ditinjau dari segi efisiensi. Hasil pengawasan ini dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan yang sangat berguna dalam menyusun rencana-rencana anggaran selanjutnya secara lebih akurat dan matang.

BAB III

ANALISA DAN EVALUASI

Setiap perusahaan dalam melaksanakan usahanya pasti membutuhkan perencanaan dan pengawasan. Dalam melaksanakan perencanaan ini maka dibuatlah suatu anggaran dan dalam menjalankan usaha pencapaian anggaran ini dilakukanlah pengawasan. Pada bab ini penulis akan menguraikan beberapa analisa dan evaluasi dari hasil penelitian yang diperoleh pada PT. Pos Indonesia (Persero) Medan.

A. Anggaran sebagai Alat Perencanaan

Dalam kegiatan dunia usaha, baik pemerintah maupun lainnya, sistem perencanaan dan pengawasan banyak dipergunakan dalam menjalankan tanggung jawab perencanaan dan pengawasan manajemen. Perencanaan berarti penentuan sekarang tentang segala sesuatu yang akan dilaksanakan pada waktu yang akan datang. Pada tahap perencanaan ini, manajemen puncak memutuskan suatu rencana umum yang mencakup sasaran usaha dan program kerja secara luas.

Hal-hal yang menjadi alasan perusahaan untuk menyusun rencana yaitu : a. Waktu yang akan datang penuh dengan ketidakpastian.

b. Waktu yang akan datang penuh dengan berbagai alternatif pilihan. c. Sebagai pedoman kerja pada waktu yang akan datang.

d. Sebagai alat pengkoordinasian kegiatan-kegiatan dari seluruh bagian yang ada dalam perusahaan.

e. Sebagai alat pengawasan terhadap pelaksanaan atau realisasi dari rencana tersebut pada waktu yang akan datang.

Komponen utama dari perencanaan manajemen adalah anggaran, yaitu merupakan rencana keuangan untuk masa depan perusahaan yang dituangkan dalam bentuk kuantitatif dalam satuan mata uang dan disusun secara sistematis. Anggaran tersebut dapat mengidentifikasi tujuan dan tindakan yang diperlukan untuk mencapainya. Tujuan utama dari perencanaan adalah untuk memberikan proses umpan maju (feedforward) agar dapat memberikan petunjuk dan pedoman kepada setiap manajer atau pimpinan perusahaan dalam pengambilan keputusan operasional sehari-hari, guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan.

Anggaran pada PT. Pos Indonesia (Persero) Medan merupakan anggaran yang berdasarkan asumsi-asumsi perencanaan serta data-data akuntansi dan keuangan. Anggaran yang telah disusun kemudian menjadi pedoman kerja atau standard bagi pelaksanaan, karena anggaran mencerminkan harapan manajemen mengenai tingkat pemaparan yang merupakan kinerja yang sukses dalam tugas.

Sebelum anggaran ini akan disiapkan, pihak manajemen seharusnya mengembangkan suatu rencana strategis (strategic planning). Rencana strategis ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi strategi-strategi untuk aktifitas dan operasi perusahaan di masa depan. Anggaran merupakan alat perencanaan tertulis yang sangat menuntut pemikiran teliti, karena anggaran memberikan gambaran yang lebih nyata, jelas dalam unit dan uang.

Perusahaan dapat menerjemahkan strategi umum ke dalam tujuan jangka panjang dan pendek. Tujuan-tujuan inilah yang membentuk dasar anggaran.

Dalam hal ini harus terdapat suatu hubungan erat antara anggaran dan rencana strategis. Hubungan ini dapat membantu manajemen untuk memastikan bahwa semua perhatian tidak hanya terfokus pada operasional jangka pendek saja. Hal ini penting karena anggaran sebagai rencana untuk satu periode, memiliki sifat untuk jangka pendek.

Seperti menurut Hansen & Mowen (2004: 356),

“Apabila anggaran yang akan disusun tidak berdasarkan rencana strategis, akan mengakibatkan kurang efektifnya anggaran yang dijalankan dan besar kemungkinan tujuan perusahaan tidak tercapai”.

Dalam perihal tujuan disusunnya anggaran PT. Pos Indonesia (Persero) Medan, antara lain:

a. Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan penggunaan (investasi) dana. Dengan kata lain, untuk menyatakan harapan/ sasaran perusahaan secara jelas dan formal sehingga dapat menghindari kerancuan dan memberikan arah terhadap apa yang hendak dicapai manajemen.

b. Memberikan batasan atas jumlah dana yang dicari dan digunakan.

c. Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis penggunaan (investasi) dana, sehingga dapat mempermudah pengawasannya.

d. Merasionalkan sumber dan penggunaan (investasi) dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal.

e. Mengkomunikasikan harapan manajemen perusahaan kepada pihak-pihak terkait sehingga anggaran dapat dimengerti, didukung dan dilaksanakan.

f. Menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena dengan anggaran akan lebih jelas dan nyata terlihat.

g. Menampung dan menganalisa serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan.

Dalam penyusunan anggaran PT. Pos Indonesia (Persero) Medan tidak menggunakan panitia anggaran untuk menangani masalah anggaran perusahaan. Anggaran yang disusun PT. Pos Indonesia (Persero) Medan bertitik tolak dari pandangan bahwa keberhasilan suatu organisasi di masa depan dapat ditingkatkan dengan adanya tindakan manajemen dalam perencanaan bentuk anggaran, tetapi harus mempunyai tanggung jawab perencanaan yang jelas.

Pada hakekatnya anggaran pada PT. Pos Indonesia (Persero) Medan adalah sebagai pedoman untuk mengambil keputusan agar perusahaan tidak mengalami kerugian dalam menjalankan operasinya. Dalam hal ini keputusan yang dibuat disertai dengan pengarahan.

Berdasarkan pengarahan pimpinan tersebut tentang sasaran, target dan laba yang ingin dicapai, masing-masing bagian departemen dapat mengupayakan rencana kegiatan dalam pencapaian anggaran yang sedang berjalan dan untuk tahun-tahun berikutnya berdasarkan tahun-tahun lalu.

Melihat hal ini, anggaran pada PT. Pos Indonesia (Persero) Medan dapat

dikatakan memadai dan sangat mendukung dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan.

B. Anggaran sebagai alat Pengawasan

Anggaran berfungsi juga sebagai tolak ukur, sebagai alat pembanding untuk menilai (evaluasi) realisasi kinerja perusahaan, apakah mencapai target anggaran atau tidak. Oleh karena itu, pengawasan terhadap anggaran sangat perlu dilakukan perusahaan.

Pengawasan merupakan proses untuk menilai, mengoreksi, menetapkan suatu pekerjaan yang telah dilaksanakan agar pekerjaan tersebut dapat memuaskan sesuai dengan perencanaan anggaran semula. Untuk mendapatkan suatu sistem pengawasan yang baik, haruslah segera melaporkan segala penyimpangan yang terjadi, sehingga dapat diambil langkah perbaikan agar pelaksanaan keseluruhan benar-benar dapat sesuai atau mendekati perencanaan sebelumnya.

Pada hakekatnya, pengawasan yang dilakukan oleh PT. Pos Indonesia (Persero) Medan sangat diperlukan dalam proses evaluasi anggaran, yaitu sebagai pembanding antara perencanaan kerja yang tertulis dalam anggaran perusahaan dengan laporan realisasinya. Laporan realisasi ini berfungsi untuk menilai efisiensi dan efektifitas anggaran serta sebagai dasar penyusunan anggaran untuk tahun berikutnya.

PT. Pos Indonesia (Persero) Medan melakukan fungsi pengawasan dengan melakukan tiga langkah yang bersifat universal, yaitu :

1. Mengukur hasil pekerjaan.

2. Membandingkan hasil pekerjaan dengan perencanaan dan memastikan perbedaan antara angka pada anggaran dengan realisasinya, perbedaaan ini disebut penyimpangan atau varian.

3. Mengoreksi dan menganalisa penyimpangan yang tidak dikehendaki melalui tindakan perbaikan.

Untuk mengetahui apakah pengawasan yang dilakukan oleh PT. Pos Indonesia (Persero) Medan telah berlangsung dengan efektif dan efisien atau belum, maka dapat dilihat dari hasil realisasi anggarannya, sebagai berikut :

a. Pendapatan

Pendapatan pada PT. Pos Indonesia (Persero) Medan terdiri dari : 1. Pendapatan Usaha

Pendapatan dari usaha yang dianggarkan sebesar Rp 33.011.748.000,00 ternyata realisasinya sebesar Rp20.646.181.053,00. Hal ini mengakibatkan varian sebesar Rp12.365.566.947,00 yang berarti perusahaan mengalami penyimpangan yang merugikan bagi perusahaan.

2. Pendapatan Non Usaha

Pendapatan dari non usaha yang dianggarkan sebesar Rp 349.341.000,00 ternyata realisasinya sebesar Rp 1.124.583.099,00. Hal ini mengakibatkan varian sebesar Rp 775.242.099,00 yang berarti perusahaan mengalami penyimpangan yang menguntungkan bagi perusahaan.

Maka dari hal tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah bersih pendapatan yang dianggarkan dari kegiatan usaha dan non usaha perusahaan adalah Rp33.361.089.000,00 sedangkan realisasinya Rp21.770.764.152,00. Hal ini tentu saja menyebabkan varian sebesar Rp11.590.324.848,00 yang berarti merugikan perusahaan.

b. Biaya

Biaya pada PT. Pos Indonesia (Persero) Medan terdiri dari : 1. Biaya Usaha

Biaya dari usaha yang dianggarkan sebesar Rp 18.118.463,00 ternyata realisasinya sebesar Rp 16. 952.762.274,00. Hal ini mengakibatkan varian sebesar Rp 1.165.700.726,00 yang berarti perusahaan mengalami penyimpangan yang menguntungkan bagi perusahaan.

2. Biaya Non Usaha

Biaya dari kegiatan non usaha yang dianggarkan sebesar Rp2.009.464.000,00 ternyata realisasinya sebesar Rp 2.525.850.235,00. Hal ini mengakibatkan varian sebesar Rp 516.386.235,00 yang berarti perusahaan mengalami penyimpangan yang merugikan bagi perusahaan.

Maka dari hal tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah bersih biaya yang dianggarkan dari perusahaan kegiatan usaha dan non usaha adalah Rp 20.127.927.000,00 sedangkan realisasinya Rp 19.478.612.509,00. Hal ini menyebabkan varian sebesar Rp 649.314.491,00 yang berarti menguntungkan perusahaan.

c. Laba Usaha

Berdasarkan data dari rekapitulasi anggaran operasi perusahaan yang terdiri dari pendapatan dan biaya, perusahaan telah menganggarkan laba usaha sebesar Rp13.233.162.000,00 sedangkan realisasinya ternyata adalah Rp2.292.151.643,00. Tentu saja hal ini menimbulkan varian sebesar Rp10.941.010.357,00.

Berdasarkan laporan hasil pelaksanaannya, perencanaan dan pengawasan anggaran pada PT. Pos Indonesia (Persero) Medan sudah dijalankan dengan cukup baik. Hal ini dapat terlihat pada laporan realisasi anggaran yang tercantum pada lampiran. Jika dilihat pada laporan realisasi tersebut, penyimpangan-penyimpangan yang terjadi umumnya bersifat menguntungkan dan secara keseluruhan telah melebihi target anggaran yang semula telah direncanakan perusahaan.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan uraian teoritis yang telah dikemukakan sebelumnya dan berdasarkan data-data yang diperoleh sehubungan dengan kegiatan penelitian yang dilakukan pada PT. Pos Indonesia (Persero) Medan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan dan mencoba memberikan saran yang sekiranya dapat berguna bagi pihak manajemen dalam permasalahan yang dihadapi perusahaan.

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian yang dapat penulis peroleh antara lain : 1. PT. Pos Indonesia (Persero) Medan merupakan salah satu perusahaan

milik negara yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan pos dalam arti yang seluas-luasnya.

2. Struktur organisasi PT. Pos Indonesia (Persero) Medan menggambarkan pembagian tugas dan tanggung jawab yang cukup jelas dan tidak saling tumpang tindih dalam prakteknya di lapangan, dan setiap bagiannya memiliki peranan penting dalam kegiatan perusahaan.

3. Mekanisme perusahaan dalam menyusun anggaran sudah cukup baik, tetapi masih diperlukan perencanaan dan pengawasan yang lebih baik lagi. 4. Masih terdapat penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan anggaran

yang dirasa dapat merugikan perusahaan, padahal tujuan perusahaan menyusun anggaran adalah untuk merencanakan laba yang hendak dicapai.

5. Fungsi pengawasan terhadap anggaran bukan untuk mencari kesalahan tetapi melihat penyimpangan yang terjadi dan berusaha mencari solusi dari permasalahan tersebut jika dirasa dapat merugikan perusahaan.

6. Fungsi anggaran sebagai alat perencanaan dan pengawasan pada PT. Pos Indonesia (Persero) Medan telah berjalan dengan baik.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran yang semoga nantinya dapat berguna bagi perusahaan dan penelitian sejenisnya di masa yang akan datang.

1. Mengingat begitu pentingnya anggaran (budget) dalam aktivitas perusahaan, maka disarankan agar perusahaan dapat benar-benar menerapkan anggaran perusahaan dengan sebaik-baiknya.

2. Sebaiknya analisa yang digunakan dalam menyusun anggaran lebih diperluas lagi dengan memperhatikan faktor-faktor intern dan ekstern perusahaan.

3. Anggaran yang dibuat harus mencerminkan keadaan perusahaan yang sebenarnya. Hal ini diperlukan agar nantinya tujuan yang ingin dicapai perusahaan memiliki relevansi (kesesuian) dengan kemampuan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan.

4. Dalam menyusun laporan realisasi anggaran perusahaan diperlukan data yang tepat dan akurat, sehingga apabila terjadi penyimpangan yang dirasa merugikan dapat segera diminimalkan, diatasi dan diantisipasi sejak dini.

5. Anggaran yang dibuat oleh perusahaan sebaiknya terbuka untuk semua karyawan, sehingga karyawan dapat termotivasi untuk giat berprestasi dan mencapai target perusahaan

6. Hendaknya perusahaan harus lebih merencanakan dan mengawasi anggaran secara tepat agar dapat memperoleh laba semaksimal mungkin guna mencapai tujuan perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputro, Gunawan. 2003. Anggaran Perusahaan. Edisi Pertama. BPFE UGM. Yogyakarta.

Hadi, Sutrisno. 2001. Metodologi Research untuk Penulisan Paper, Skripsi,

Thesis dan Disertasi. Edisi Pertama. Yogyakarta.

Hansen, Don R, Maryanne, M. Mowen. 2004. Manajemen Accounting. Edisi Tujuh. Diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwaky. Salemba Empat. Jakarta.

Harahap, Sofyan Safri. 2001. Budgeting Penganggaran Perencanaan Lengkap. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Munandar. M. 2001. Budgeting Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja,

Pengawasan Kerja. Edisi Pertama. BPFE UGM. Yogyakarta.

Nafarin, M. 2004. Penganggaran Perusahaan. Edisi Revisi. Salemba Empat. Jakarta.

Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Supriyono, A.R. 2001. Sistem Pengendalian Manajemen. Edisi Pertama. FE UGM. Yogyakarta.

Welsch, Glenn A. 1998. Penyusunan Anggaran Perusahaan (Budgeting). Diterjemahkan oleh R.A Fadly dan Tien Kartini Raf. Edisi Keempat. Aksara Baru. Jakarta.

Welsch, Glenn A. 2000. Anggaran Perencanaan dan Pengendalian Laba. Diterjemahkan oleh Purwatiningsih, SE, MBA dan Maudy Warouw, SE, Ak. Edisi Kelima. Salemba Empat. Jakarta.

Welsch, Hilton, Gordon. 2004. Anggaran Perencanaan dan Pengendalian Laba. Diterjemahkan oleh Purwatiningsih, SE, MBA dan Maudy Warouw, SE, Ak. Buku Dua. Salemba Empat. Jakarta.

KEPALA KANTOR WAKIL KEPALA KANTOR

SUPERVISOR SDM SUPERVISOR GIRO SUPERVISOR AKUNTANSI SUPERVISOR BEND. KEU SUPERVISOR PPW SUPERVISOR PENGOLAH SUPERVISOR ANTARAN SUPERVISOR KP VIII–KP IX PKK-PKD ASISTEN MANAGER ASISTEN MANAGER ASISTEN MANAGER ASISTEN MANAGER ASISTEN MANAGER

STAFF STAFF STAFF STAFF STAFF STAFF STAFF STAFF

SUPERVISOR SARANA SUPERVISOR FILATELI SUPERVISOR KEAGENAN SUPERVISOR PEMASARAN SUPERVISOR PELAYANAN SUPERVISOR LOGISTIK SUPERVISOR UPL SUPERVISOR AUDIT ASISTEN MANAGER ASISTEN MANAGER ASISTEN MANAGER ASISTEN MANAGER ASISTEN MANAGER

Lampiran 2

PT. POS INDONESIA (PERSERO) MEDAN REKAPITULASI ANGGARAN OPERASIONAL

Untuk Tahun Yang Berakhir Desember 2007

ANGGARAN REALISASI VARIANCE NAMA PERKIRAAN

(dalam nilai rupiah)

PENDAPATAN USAHA :

Bisnis Reguler 12,381,551,000 9,393,326,505 2,988,224,495

Bisnis Pos Internasional 3,305,600,000 2,345,828,483 959,771,517

Bisnis Keuangan 6,982,043,000 3,371,399,772 3,610,643,228

Bisnis Treasury 690,600,000 1,059,487,464 (368,887,464)

Bisnis Filateli 357,838,000 371,177,000 (13,339,000)

Bisnis Ritel 1,880,856,000 1,344,784,513 536,071,487

Bisnis Ekspress 3,919,150,000 2,070,700,000 1,848,450,000

Bisnis Direct Mail 1,500,000,000 - 1,500,000,000 Bisnis Total Logistik 2,159,369,000 824,212,746 1,335,156,254

Jumlah Kotor Pendapatan Usaha 33,177,007,000 20,780,916,483 12,396,090,517

POTONGAN PENDAPATAN USAHA :

Bisnis Reguler 89,690,000 84,345,864 5,344,136

Bisnis Pos Internasional 15,398,000 22,618,887 (7,220,887) Bisnis Keuangan 37,508,000 12,881,935 24,626,065 Bisnis Treasury - - - Bisnis Filateli 699,000 3,108,060 (2,409,060)

Bisnis Ritel 4,341,000 10,219,840 (5,878,840)

Bisnis Ekspress 17,623,000 1,560,850 16,062,150

Bisnis Direct Mail - - - Bisnis Total Logistik - - -

Jumlah Potongan Pendapatan Usaha 165,259,000 134,735,436 30,523,564 Jumlah Bersih Pendapatan Usaha 33,011,748,000 20,646,181,047 12,365,566,953

PENDAPATAN NON USAHA :

Pendapatan Pengelolaan Aktiva Tetap 353,600,000 216,643,504 136,956,496 Laba/ Rugi Selisih Kurs - - - Pendapatan Non Usaha Lainnya - 907,939,595 (907,939,595)

Jumlah Kotor Pendapatan Non Usaha 353,600,000 1,124,583,099 (770,983,099)

POTONGAN PENDAPATAN NON USAHA :

Potongan Pengelolaan Gedung 4,259,000 - 4,259,000 Potongan Pengelolaan Kendaraan Bermotor - - - Potongan Pengelolaan Aktiva Tetap Lainnya - - -

Jumlah Potongan Pendapatan Non Usaha 4,259,000 - 4,259,000 Jumlah Bersih Pendapatan Non Usaha 349,341,000 1,124,583,099 (775,242,099) JUMLAH BERSIH PENDAPATAN 33,361,089,000 21,770,764,146 11,590,324,854

BIAYA USAHA :

Biaya Pegawai 13,225,860,000 10,598,861,718 2,626,998,282

Biaya Pemeliharaan 835,200,000 1,156,793,051 (321,593,051)

Biaya Bina Mutu Layanan 2,089,702,000 2,509,246,297 (419,544,297) Biaya Pengadaan - 27,325,080 (27,325,080)

Biaya Sewa - 188,353,600 (188,353,600)

Biaya Kiriman Pos 693,644,000 915,091,122 (221,447,122)

Biaya Perjalanan Dinas 58,677,000 72,213,513 (13,536,513) Biaya Pengawasan - - - Biaya Administrasi 68,315,000 86,934,399 (18,619,399)

Biaya Umum 1,147,065,000 990,104,114 156,960,886

Jumlah Biaya Usaha 18,118,463,000 16,952,762,274 1,165,700,726

BIAYA NON USAHA :

Biaya Kesejahteraan Pegawai 645,254,000 1,064,609,806 (419,355,806) BiayaKesejahteraan Pensiun 1,364,210,000 1,446,345,829 (82,135,829) Biaya Pemanfaatan Aktiva Tetap - 1,134,600 (1,134,600) Biaya Litbang dan Perencanaan - - - Biaya Teknologi - - - Biaya Pelatihan dan Pengelolaan SDM - 13,760,000 (13,760,000) Amortisasi Biaya Non Usaha - - -

Jumlah Biaya Non Usaha 2,009,464,000 2,525,850,235 (516,386,235) JUMLAH BIAYA 20,127,927,000 19,478,612,509 649,314,491 LABA USAHA 13,233,162,000 2,292,151,637 10,941,010,363

Dokumen terkait