• Tidak ada hasil yang ditemukan

Angka kematian bayi tahun 1971,1980,1994,1997,1998,1999

Dalam dokumen ekonomi koran hukum pembangunan (4) (Halaman 32-38)

0

50,000,000

100,000,000

150,000,000

200,000,000

250,000,000

Pertumbuhan Penduduk Tahun 1971,1980,1990,1995,2000

1971

1980

1990

1995

2000

1971 1980 1990 1994 1997 1998 1999

0

20

40

60

80

100

120

140

160

Angka kematian bayi tahun 1971,1980,1994,1997,1998,1999

1971

1980

1990

1994

1997

1998

1999

dibagi dalam tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Oleh karena itu perlu adanya rumusan kebijakan yang paling sesuai terutama kebijakan umum. Karena dalam hal ini ada tiga pelaku pelaksana kebijakan, maka kita membagi ke dalam tiga pendekatan kebijakan, yaitu:

1. Kebijakan-kebijakan khusus dan umum dari negara-negara berkembang untuk mempengaruhi dan mengendalikan pertumbuhan serta persebaran penduduk

2. Kebijakan-kebijakan khusus dan umum dari negara-negara maju untuk mengurangi konsumsi sumber daya yang berlebihan dan pemerataan distribusi atas keuntungan kemajuan perekonomian global

3. Kebijakan-kebijakan khusus dan umum dari negara-negara maju dan lembaga-lembaga bantuan internasional untuk membantu pencapaian tujuan-tujuan yang hendak dicapai negara-negara berkembang.

Dari tiga pokok pendekatan kebijakan yang dirumuskan di atas, kita dapat menguraiakan masing-masing poin sebagai berikut :

Kebijakan terkait negara-negara berkembang

Pembahasan sebelumnya mengenai variabel-variabel yang menyangkut pertumbuhan penduduk negara berkembang adalah permitaan akan anak karena berbagai insentif baik jangka pendek maupun jangka panjang, maka kebijakan yang hendaknya diterapkan adalah mengenai bagaimana mengubah paradigma yang terlanjur tumbuh dalam masyarakat negara-negara berkembang. Kebijakan ini nantinya diharapakan juga mampu untuk mengurangi masalah- masalah konkret dalam masyarakat itu sendiri yang diantaranya yaitu kemiskinan absolut, ketidak merataan pendapatan, perluasan kesempatan mengenyam pendidikan. Lalu untuk kaum wanita utamanya yaitu peningkatan lapangan kerja, serta fasilitas-fasilitas lainnya yang pokok dalam masyarakat. Masalah-masalah yang ada bukan hanya pada pertumbuhan penduduk saja, tetapi juga pada taraf hidup masyarakat yang masih harus diperbaiki agar dalam jangka panjang persoalan-persoalan tentang pertumbuhan penduduk dapat diselesaikan dengan bertahap.

Disamping kebijakan yang dilakukan dalam jangka panjang, pemerintah negara-negara berkembang juga dapat mencanangkan kebijakan dalam jangka pendek. Diantaranya yaitu

1.mempengaruhi pola pikir masyarakat agar memilih pola keluarga kecil melalui berbagai media, baik media formal maupun informal.

2.melancarkan program keluarga berencana yang diiringi dengan penyediaan fasilitas yang memadai secara besa-besaran. Program ini bisa dengan dukungan penuh pemerintah maupun oleh lembaga swadaya masyarakat.

Negara yang telah mencanangkan program keluarga berencana itu sendiri diantaranya adalah seperti pada tabel di bawah ini.

3.memanipulasi insentif maupun disinsentif ekonomi. Hal ini bisa dilakukan dengan dengan memberi reward atau pun hukuman untuk kategori-kategori tertentu, misalnya jaminan kesehatan, pendidikan, karir, jaminan hari tua ,dan keamanan dari negara pada keluarga kecil yang hanya mempunyai dua anak, namun akan hangus apabila ada kelahiran anak ke empat. Negara yang cukup sukses untuk menerapkan program insentif dan disinsentif ini diantaranya adalah Singapura, India, Bangladesh, Korea Selatan, dan Cina. Namun tingkat fertilitas jusru turun dramatis sehingga pada tahun 2004 mulai diperkenalkan insentif untuk mendongkrak fertilitas atau kelahiran seperti di Jepang dan Eropa.

4.pemerintah mencanangkan kebijakan atau perundang-undangan paksa agar rakyatnya tidak mempunyai banyak anak dan memberikan sanksi-sanksi tertentu kepada yang melanggar. Namun kebijakan ini sulit diterima oleh masyarakat karena cenderung mengekang dan melanggar hak asasi. Hal ini juga menjadi penyebab kegagalan Indira Ghandi dalam pemilu 1977 dengan karena program sterilisasi yang tidak disenangi rakyat. Tarakhir adalah dengan kebijakan yang mengangkat martabat, status sosial dan ekonomi serta kebebasan pada wanita untuk melakukan berbagai kegiatan dan pilihan pada hidupnya. Misalnya dengan penyediaan kesempatan pendidikan dan perkerjaan yang luas sehingga kaum wanita dapat menunda perkawinan. Lalu dengan pekerjaannya ia dapat menghidupi keluarganya dan lebih mandiri serta menurunkan tingkat ketergantungan.

Berbagai sumber pendapatan di luar rumah ini nantinya akan mengubah pola perilaku yang tadinya lebih untuk mementingkan untuk mengurusi atau menambah jumlah anak, kini beralih dengan menghabiskan banyak waktu untuk bekerja, sekalipun mempunyai anak, maka yang lebih dipentingkan adalah kualitas anak tersebut. Seperti pada konferensi PBB yang sebelumnya lebih menekankan pada program keluarga berencana, pada konferensi 1994 di Kairo lebih menekankan pada pemberdayaan perempuan.

Kebijakan terkait negara-negara maju

Kekuatan ekonomi yang tinggi dari negara maju menyebabkan berbagai sumber daya yang tersedia di dunia kebanyakan terserap oleh konsumsi negara maju. Konsumsi ini tidak hanya pada produk-produk pangan saja tetapi juga konsumsi energi yang sangat tinggi justru masuk kepada negara-negara maju seperti minyak bumi, batu bara, nuklir, dan listrik. Konsumsi ini bisa mencapai puluhan bahkan ratusan kali lipat dari konsumsi negara-negara berkembang. Namun di sisi lain, imbas dari besarnya konsumsi energi tidak hanya mengurangi jatah konsumsi dari negara berkembang tetapi juga pada polusi dan efek-efek negatif lainnya yang juga harus negara- negara berkembang tanggung, misalnya polusi dan sebagainya.

Oleh karena itu, kebijakan yang semestinya diterapkan adalah untuk menyeimbangkan pola konsumsi antara negara maju dan berkembang, selain itu juga untuk kepedulian dari negara maju dengan mengurangi konsumsinya untuk mendorong negara-negara berkembang mencapai proses pembangunannya abik dalam bidang ekonomi maupun sosialnya termasuk pengendalian laju pertumbuhan penduduk.

Selain dengan penyederhanaan pola konsumsi, kebijakan yang lain yaitu dengan keterbukaan untuk membantu negara-negara berkembang dalam mengatasi masalah keterbelakangan dan persebaran penduduknya. Hal ini dilakukan misalnya dengan liberalisasi keimigrasian, sehingga memungkinkan mobilisasi penduduk negara-negara berkembang untuk mengadu nasib dan belajar di negara-negara maju. Hal ini juga diharapkan mampu meningkatkan tingkat ekonomi penduduk negara berkembang yang berimigrasi ke negara-negara maju. Sehingga disini negara berkembang akan sedikit teringankan dengan penghematan biaya sosial yang harus dikeluarkan untuk penduduknya tersebut. Selain itu negara-negara maju juga akan diunungkan dengan penyediaan tenaga kerja yang murah.

Program-program nagara maju untuk membantu negara berkembang

Banyak hal yang dapat dilakukan oleh negara-negara maju untuk membantu negara berkembang keluar dari keterbelakangannya. Namun hal ini harus didasarkan pada niat yang tulus dari negara maju untuk membantu negara berkembang. Bantuan yang dimaksud tidak hanya pada bantuan keuangan dari sektor publik dan swasta saja, namun juga hubungan jangka panjang seperti misalnya dalam perdagangan dan keringanan tarif serta cuaki dan pajak laiinya. Meningkatkan impor bahan primer yang merupakan andalan dari negara-negara berkembang juga akan sangat membantu mengangkat perekonomian negara-negara berkembang. Lalu dengan pembagian yang adil pada sumber daya yang langka.

Kegiatan nyata yang paling penting dari negara maju ada dua, yaitu yang pertama adalah penyediaan bantuan-bantuan riset untuk mengembangkan metodologi dan teknologi

pengendalian kelahiran. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi berbagai risiko berkenaan dengan reproduksi. Kegiatan ini sebenarnya telah dilakukan selama bertahun-tahun dan hampir seluruhnya dibiayai oleh lembaga bantuan internasional, lembaga bantuan swasta dan lembaga- lembaga bantuan negara maju. Namun dalam pelaksanaanya masih diperlukan banyak perbaikan. Kemudian untuk tindakan yang kedua yaitu dengan memberikan bantuan keuangan terhadap negara berkembang untuk menjalankan program keluarga berencana, pengembangan sarana- sarana pendidikan umu, dan kegiatan-kegiatan penelitian guna merumuskan kebijakan kependudukan nasional yang seefektif mungkin. Program ini juga telah lama dilakukan oleh negara-negara maju, namun dalam praktiknya dilapangan, dengan penyediaan alat-alat pendudkung keuarga berencana yang serba canggih belum dapat memenuhi harapan, karena penduduk tidak dimitivasi sendiri untuk menekan jumlah anggota keluarga mereka secara sukarela.

Kesimpulan

Kita dapat menarik kesimpulan bahwasanya kompleksitas dalam masalah pertumbuhan penduduk ini masih dapat kita tangani dengan sedemikian rupa, sehingga masalah-malasah yang diperkirakan muncul akibat dari laju pertumbuhan penduduk ini di masa depan dapat kita cegah dari awal. Hal ini tak luput dari peran negara-negara maju dalam kontribusinya untuk menekan laju pertumbuhan penduduk dengan berbagai keahlian dan modalnya. Dalam dekade terakhir telah terjadi punurunan laju pertumbuhan penduduk di negara-negara yang tadinnya mempunyai laju pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi seperti negara-negara Afrika sub-Sahara.

Perubahan dalam pola pertumbuahn ini juga semakin menguatkan harapan kita bersama untuk mensukseskan pembangunan di negara-negara dunia ketiga semakin dekat atau setidaknya ada peluang yang cukup besar. Dengan laju pertumbuhan yang stabil juga diharapkan dapat mensukseskan pembangunan yang semakin luas dan menuju masalah utama yaitu untuk mengurangi kemiskinan secara besar-besaran, karena kita ketahui bersama selama ini kemiskinan juga termasuk penyebab terbesar dari angka kelahiran yang cukup tinggi.

DAFTAR PUSTAKA 1.https://www.google.co.id/url? sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CCAQFjAA&url=https%3A %2F%2Fmutosagala.files.wordpress.com%2F2012%2F09%2Fmakalah-pertumbuhan-penduduk- dan-pembangunan-ekonomi_kelompok- 3.doc&ei=00chVZz4JceKuwSDoYCgDw&usg=AFQjCNHELewtuGq7N8VwyKkruDxo4V7LZg&bvm= bv.89947451,d.c2E 2.https://fallinginlol.wordpress.com/2013/10/11/ekonomi-pembangunan-todaro-bab-6/ 3.http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/26531/Chapter %20II.pdf;jsessionid=57A5D41FFE4AF9AF1B20629AE05252F4?sequence=4/

Dalam dokumen ekonomi koran hukum pembangunan (4) (Halaman 32-38)

Dokumen terkait