• Tidak ada hasil yang ditemukan

Angka Kematian Ibu Maternal (AKI)

Dalam dokumen PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BUNGO TAHUN 2015 (Halaman 29-35)

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

3. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI)

Angka Kematian Ibu atau AKI adalah mencerminkan resiko yang dihadapi ibu-ibu selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh keadaan, sosial ekonomi, keadaan kesehatan kurang baik menjelang kehamilan. Kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran. Tersedianya dan penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan Prenatal dan Obstetri.

Angka Kematian Ibu menjadi salah satu indikator penting dari derajat kesehatan masyarakat. AKI mengambarkan jumlah wanita yang meninggal dari satu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil selama kehamilan melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup.

AKI berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu melahirkan dan masa nifas.

Hasil kegiatan di Puskesmas jika dilihat dari tabel 3.5 tentang angka kematian ibu maternal di Kabupaten Bungo mengalami kenaikan angka yaitu pada tahun 2014 adalah 75 Per 100.000 kelahiran hidup ( 5 dari 6626 kelahiran hidup), sedangkan pada tahun 2015 yaitu adalah 75 Per 100.000 kelahiran hidup (8 dari 6940 kelahiran hidup). Dan jika dibandingkan dengan AKI hasil SDKI tahun 2007 yaitu sebesar 228 per 100.000 KH maka AKI Kabupaten Bungo masih dibawah standar.

Bumil Bulin Bufas 1 Muara Bungo I 1132 2 Muara Bungo II 582 1 1 2 4 3 Rantau Keloyang 490 4 Kuamang Kuning X 248 5 Kuamang Kuning I 648 6 Kuamang Jaya 478 7 Rantau Pandan 239 0 8 Tanjung Agung 350 0 9 Rantau Ikil 385 10 Tanah Tumbuh 332 11 Limbur Lbk Mengkuang 414 1 1 12 Tanah Sepenggal 540 1 1 13 Babeko 296

14 Tanah Sepenggal Lintas 560 1 1

15 Pulau Batu 244

16 Bathin III Ulu 213

17 Pelayang 186 18 Bathin III 438 7775 1 3 4 8 2014 7511 1 1 3 5 7201 2 3 2 7 8964 3 0 0 3 8481 4 2 1 7

Jumlah Kematian Ibu Maternal Tabel 3.5

Jumlah Kematian Ibu Maternal Menurut Puskesmas Kabupaten Bungo Tahun 2015

Jlh Ibu Hamil Puskesmas No KABUPATEN 2013 2012 2011 Kematian JLH

B. Morbiditas

Morbiditas adalah angka kesakitan, dapat berupa angka insiden maupun angka prevalensi dari suatu penyakit. Morbiditas juga berperan dalam penilaian terhadap derajat kesehatan masyarakat.

a. Tuberkulosis Paru

Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobakterium tuberculosis. Bersama dengan Malaria dan HIV/AIDS menjadi salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen global dalam MDGs.

Beban penyakit yang disebabkan oleh tuberculosis dapat diukur dengan : Insiden yaitu jumlah kasus baru dan kasus kambuh tuberculosis dalam periode waktu tertentu dinyatakan dalam satu tahun., Prevalensi yaitu : jumlah kasus tuberculosis pada suatu titik waktu tertentu, Mortalitas/kematian yaitu : kematian akibat tuberculosis dalam jangka waktu tertentu.

1. Kasus Baru dan Prevalensi BTA Positif

Jumlah kasus baru yang ditemukan pada tahun 2014 sebanyak 467 kasus. Jumlah tersebut lebih rendah bila dibandingkan dengan kasus baru BTA + yang ditemukan pada tahun 2015 sebesar 456 kasus.

Pada tahun 2015 Jumlah kasus tertinggi terdapat di wilayah Puskesmas Muara Bungo I sebanyak 85 kasus (18,6 %) dari seluruh kasus baru di Kabupaten Bungo.

Kasus BTA+ pada laki – laki hampir 1,3 kali dibandingkan dengan kasus BTA+ pada wanita. Sebanyak 57 % kasus BTA + yang ditemukan berjenis kelamin laki – laki dan 43 % kasus berjenis kelamin perempuan. Kasus BTA + kelompok umur 0 – 14 thn merupakan proporsi yang paling rendah (3%), bila dibandingkan dengan kasus BTA + pada orang dewasa.

2. Proporsi Pasien Baru BTA Positif diantara semua kasus.

Proporsi pasien baru BTA + diantara semua kasus adalah persentase pasien baru BTA + diantara semua pasien TB Paru tercatat. Indikator ini menggambarkan prioritas penemuan pasien TB yang menular diantara seluruh pasien TB paru yang diobati. Proporsi pasien TB Paru BTA positif Kabupaten Bungo tahun 2015 sebesar 88,2%. Hal ini menunjukan mutu diagnosis yang tinggi dalam menemukan pasien yang

3. Angka Notifikasi kasus / CNR

Angka Notifikasi kasus adalah jumlah pasien baru yang ditemukan dan tercatat diantara 100.000 penduduk disuatu wilayah tertentu. Angka ini menunjukkan kecendrungan/trend meningkat atau menurunnya penemuan pasien. CNR Kabupaten Bungo tahun 2015 sebesar 146,93 per 100.000 penduduk.

4. Angka Penemuan Kasus

Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian TB adalah Case Detection Rate ( CDR) yaitu proporsi jumlah pasien TB Paru Positif yang ditemukan dan diobati terhadap jumlah pasien baru BTA positif yang diperkirakan ada dalam wilayah tersebut.

WHO menetapkan angka penemuan kasus sebesar 70 %. Angka Penemuan Kasus Penderita TB Paru ( CDR) tahun 2015 adalah (81,75 %) mengalami Penurunan sebesar 8,2 % dari tahun 2014.

b. Angka Kesakitan Malaria/API (ANNUAL PARACITE INCIDENCE)

Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang upaya pengendaliannya menjadi komitmen global dalam Milenium Develotment Goals (MDGs). Endemisitas malaria suatu wilayah di Indonesia menjadi 4 Strata :

a. Endemis Tinggi bila API > 5 per 1000 penduduk.

b. Endemis Sedang bila API berkisar antara 1-5 per 1000 penduduk. c. Endemis Rendah bila API 0-1 per penduduk

d. Non Endemis adalah daerah yang tidak terdapat penularan malaria (Daerah Pembebasan malaria) atau API = 0

API Kabupaten Bungo tahun 2014 sebesar 0,39 per 1000 penduduk, sedangkan tahun 2015 API sebesar 0,32 per 1000 penduduk dengan demikian Bungo termasuk daerah Endemis Malaria strata rendah.

c. Prevalensi HIV / AIDS ( Jumlah kasus baru HIV adalah 8 Kasus )

HIV/AIDS merupakan penyakt menular yang disebabkan inveksi Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dahulu dinyatakan HIV Positif. Jumlah HIV Positif yang ada dimasyarakat dapat diketahui melalui 3 metode, yaitu : layanan

1. Jumlah kasus HIV Positif dan AIDS

Pada tahun 2014 jumlah kasus HIV positif sebanyak 8 orang dan AIDS sebanyak 6 orang sedangkan pada tahun 2015 jumlah kasus HIV positif sebanyak 26 orang dan AIDS sebanyak 10 orang. Menurut jenis kelamin persentase kasus baru AIDS pada kelompok laki-laki lebih besar dibandingkan persentase pada kelompok perempuan yaitu sebesar 46 % berbanding 54 %. Gambaran Kasus baru HIV/AIDS menurut kelompok umur menunjukkan bahwa sebagian besar kasus baru AIDS 20 – 24 tahun, dimana pada usia tersebut termasuk kelompok usia produktif yang juga aktif secara seksual dan termasuk kelompok umur yang menggunakan NAFZA.

2. Angka Kematian Akibat AIDS

Angka Kematian ( Case Fatality Rate ) akibat AIDS pada tahun 2015 sebanyak 0 orang.

3. Orang dengan HIV AIDS (ODHA) mendapat anti retrovial treatmen (ART) sampai tahun 2013 sebanyak 16 orang, pada tahun 2014 bertambah 6 orang (menjadi 22 orang), pada tahun 2015 bertambah 10 orang (bertambah menjadi 32 orang)

4. Penderita infeksi menular seks yang di obati pada tahun 2013 sebanyak 45 orang, pada tahun 2014 jumlah penderita infeksi menular seksual sebanyak 115 orang pada tahun 2015 sebanyak 220 orang.

d. Angka AFP ( AFP Rate ) pada anak usia <15 Tahun adalah 5,79 ( 7 Suspect AFP Non Polio )

e. Angka Kesakitan (Incident Rate DBD) adalah 96 per 100.000 penduduk ( 197 Kasus).

f. Diare

Penyakit Diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga merupakan penyakit potensial KLB yang sering disertai dengan kematian.

g. Tetanus Neonatorum

Tetanus Neonatorum disebabkan oleh basil Clostridium tetani, yang masuk ke tubuh melalui lika. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang salah satunya disebabkan oleh pemotongan tali pusat dengan alat yang tidak steril. Kasus Tetanus Neonatorum banyak ditemukan di negara berkembang khususnya dengan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan yang rendah. Tetanus Neonatorum ( 0 Kasus ).

h. Campak

Penyakit campak disebabkan oleh virus campak, golongan Paramyxovirus. Penularan dapat terjadi melalui udara yang telah terkontaminasi oleh droplet (ludah) orang yang telah terinfeksi . sebagian besar kasus campak menyerang anal-anak usia pra sekolah dan usia SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka dia akan mendapatkan kekebalan terhadap penyakit tersebut seumur hidupnya.

Pada tahun 2013 dilaporkan terdapat 5 (kasus) kasus campak sedangkan tahun 2015 di laporkan 7 Specimen campak dimana berdasarkan hasil laboratorium 2 specimen diantaranya dinyatakan positif.

Pada tahun 2015 terjadi kenaikan kasus campak sebesar 71 %.

i. Kusta

Kusta adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium Leprae. Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat menyebabkan kusta menjadi progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak, dan mata. Pada tahun 2014 terdapat 5 (lima) kasus kusta, sedangkan pada tahun 2015 juga terdapat (lima) kasus.

Pada tahun 2014 Angka Penemuan Penderita Baru Kusta (NCDR) adalah 1,5 per 100.000 penduduk sedangkan pada tahun 2015 adalah 1,4 per 100. 000 penduduk.

Dalam dokumen PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BUNGO TAHUN 2015 (Halaman 29-35)

Dokumen terkait