• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BUNGO TAHUN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BUNGO TAHUN 2015"

Copied!
179
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN BUNGO

TAHUN 2015

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BUNGO

DINAS KESEHATAN

(2)

LAPORAN TAHUNAN

BOK PUSKESMAS

KABUPATEN BUNGO

TAHUN 2015

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BUNGO

DINAS KESEHATAN

(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan hidayah Nya “Buku Profil Kesehatan Kabupaten Bungo tahun 2015” telah dapat disusun tepat pada waktunya.. Buku Profil Kesehatan Kabupaten Bungo Tahun 2015 yang diterbitkan tahun ini adalah memuat data tahun 2015, sama dengan tahun sebelumnya sistematika penulisan dan lampiran merupakan gabungan indikator Kabupaten Sehat dan Indikator Kinerja Standar Pelayanan minimal Bidang Kesehatan.

Berbagai kendala sering dihadapi, menjadikan tantangan bagi kami demi tersajinya data dan informasi tentang situasi kesehatan di Kabupaten Bungo. Adapun keterbatasan-keterbatasan dalam penyusunan profil kesehatan ini antara lain adalah ketersediaan sumber data baik yang berasal dari Puskesmas, para pengelola program di Dinas Kesehatan Kabupaten Bungo, maupun dari lintas sektor lainnya tidak selalu dapat terpenuhi.

Profil Kesehatan Kabupaten Bungo ini memuat informasi penting bidang kesehatan, yaitu untuk dapat mengetahui gambaran derajat kesehatan masyarakat, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, serta upaya-upaya program yang telah dilaksanakan untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Bungo.

Akhirnya, kami menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Buku Profil Kesehatan Kabupaten Bungo 2015 ini. Semoga dengan segala keterbatasan dan kesederhanaan penyajian data dan informasi kesehatan ini dapat bermanfaat untuk program pembangunan dibidang Kesehatan.

Muara Bungo, Maret 2015 TIM PENYUSUN

(6)

SAMBUTAN

KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BUNGO

Assalamualaikum Wr. Wb.

Dengan ucapan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas karunia Nya ”Buku Profil Kesehatan Kabupaten Bungo Tahun 2015” ini telah dapat disusun. Ucapan terima kasih dan apresiasi yang tinggi saya ucapkan kepada Tim Penyusun dan semua pihak yang telah membantu dan memberikan konstribusi sehingga selesainya Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Bungo ini.

Profil Kesehatan ini merupakan informasi penting tentang gambaran kesehatan, antara lain situasi umum kabupaten yang mempengaruhi kesehatan, situasi derajat kesehatan, situasi upaya kesehatan, serta situasi sumberdaya kesehatan, yang mengacu kepada Indikator Kabupaten Sehat dan Indikator Kinerja Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. Informasi kesehatan ini bermanfaat sebagai salah satu bahan evaluasi untuk analisis penyusunan rencana kegiatan program pembangunan kesehatan kedepan yang lebih baik dengan mempertimbangkan spesifikasi daerah. (Evidence Base Planning). Saya menyadari bahwa masih banyaknya kendala yang dihadapi oleh Tim Penyusun dalam melengkapi data dan informasi pada buku Profil Kesehatan ini, namun hal ini janganlah dijadikan sebagai faktor penghambat tetapi jadikanlah sebagai tantangan yang harus diatasi untuk lebih baik pada tahun berikutnya demi tersajinya data dan informasi tentang situasi kesehatan di Kabupaten Bungo. Selanjutnya komitmen dan kerjasama semua pihak baik lintas program maupun sektoral sangat dibutuhkan

Akhir kata saya mengharapkan agar Buku Profil Kesehatan ini bermanfaat dan selanjutnya agar dapat disajikan lebih baik dan selesai tepat waktu dalam rangka meningkatkan manajemen pembangunan kesehatan khususnya di Kabupaten Bungo dan untuk Tingkat Provinsi dan Nasional umumnya.

Muara Bungo, April 2015

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bungo

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR LAMPIRAN iv DAFTAR GAMBAR ix DAFTAR TABEL x BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Tujuan 2 C. Sistematika 3

BAB II GAMBARAN UMUM 5

A. Letak Geografi, Iklim dan Pemerintahan 5

B. Kependudukan 6

C. Sosial Ekonomi 8

D. Sosial Budaya 9

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN 10

A. Mortalitas 10

B. Morbiditas 13

C. Status Gizi 13

BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN 15

A. Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan Penunjang 15

B. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan 18

C. Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menular 21

D. Perilaku Sehat 37

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN 40

A. Tenaga Kesehatan 40

B. Pembiayaan Kesehatan 42

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Tabel 1 Luas Wilayah, Jumlah Desa, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga Dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur, di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 3 Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas Yang Melek Huruf Dan Ijazah Tertinggi yang diperoleh menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 4 Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin Dan Kecamatan di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi, dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur

Kecamatan di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 7 Kasus Baru TB BTA + Seluruh Kasus TB , Kasus Pada TB Pada Anak , Dan Case NOTIFION RATE (CNR) PER 100.000 Penduduk Kecamatan di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 8 Jumlah Kasus dan Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA + Menurut Jenis Kelamin Kecamatan di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 9 Angka Kesembuhan dan Pengobatan Lengkap TB Paru BTA + Serta Keberhasilan Pengobatan Menurit Jenis Kelamin Kecamatan di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 10 Penemuan Kasus Pnemonia Balita Menurut Jenis Kelamin Dan Kecamatan di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 11 Jumlah Kasus HIV , AIDS, dan Syhilis Menurut Jenis Kelamin Dan Kecamatan di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 12 Persentase Donor Darah Diskrining Terhadap HIV Menurut Jenis Kelamin Dan Kecamatan di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

(9)

Lampiran Tabel 13 Kasus Diare yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin Dan Kecamamatan di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 14 Jumlah Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin Dan Kecamatan di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 15 Kasus Baru Kusta 0-14 dan Cacat Tingkat Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 16 Jumlah Kasus Dan Angka Prevalensi penyakit kusta Menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan Di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 17 Persentase Penderita Kusta selesai Berobat (RELEASE FORM TREATMEN/ RFT) Menurut Jenis Kelamin Dan Kecamatan di Kabup aten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 18 Jumlah Kasus (NON POLIO) Menurut Jenis Kelamin Dan Kecamatan di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 19 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin Kecamatan di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 20 Jumlah Kasus Penyakit yang dapat dicegah dengan IMUNISASI Menurut Jenis Kelamin Dan Kecamatan di Kabupaten Bungo Tahun 2015 - Lanjutan.

Lampiran Tabel 21 Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Menurut Jenis Kelamin Dan Kecamatan di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 22 Kesakitan dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 23 Penderita FILARIASIS ditangan Menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 24 Pengukuran Tekanan Darah Penduduk ≥ 18 Tahun Menurut Jenis Kelamin Kecamatan di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 25 Pemeriksaan Obesitas Menurut Jenis Kelamin Dan Kecamatan di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

(10)

Lampiran Tabel 27 Jumlah Penderita dan Kematian Pada KLB Menurut Jenis Kelamin Menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan Di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 28 Kejadian Luar Biasa(KLB) di Desa / Kelurahan yang di Tangani < 24 Jam di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 29 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan, Dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Menurut Kecamatan di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 30 Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Ibu Hamil Menurut Kecamatan di kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 31 Persentase Cakupan IMUNISASI TT Pada Wanita Usia Subur Menurut Kecamatan Di Kabupaten Bungo tahun 2015.

Lampiran Tabel 32 Jumlah Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet FE1 Dan FE3 Menurut Kecamatan di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 33 Jumlah dan Persentase Penanganan Komlikasi Kebidanan dan Komplikasi Neonatal Menurut Kecamatan, Puskesmas di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 34 Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 35 Proporsi Peserta KB Baru dan KB Aktif Menurut Kecamatan, Puskesmas di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 36 Jumlah Peserta KB Baru Dan KB Aktif Menurut Kecamatan di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 37 Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Menurut Jenis Kelamin Dan Kecamatan di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 38 Cakupan Kunjungan Neonatal Menurut Kecamatan,Dan Puskemas di Kabupaten Bungo tahun 2015.

Lampiran Tabel 39 Jumlah Bayi yang diberi ASI Eksklusif Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan dan Puskesmas di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

(11)

Lampiran Tabel 41 Cakupan Desa / Kelurahan

UCI

Menurut Jenis Kelamin Dan Kecamatan dan Puskesmas di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 42 Cakupan Imunisasi Hepatitis B < 7 Hari dan BCG Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan dan Puskesmas di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 43 Cakupan Imunisasi DPT-HB3/DPT-HB-HiB3,Polio,

Campak dan Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan dan Puskesmas di Kabupaten Bungo tahun 2015.

Lampiran Tabel 44 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi dan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan dan Puskesmas di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 45 Jumlah Anak 0- 23 bulan di Timbang Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan dan Puskesmas di Kabupaten Bungo tahun 2015.

Lampiran Tabel 46 Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan dan Puskesmas di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 47 Jumlah Balita di Timbang Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan dan Puskesmas di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 48 Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk yang Medapat Perawatan Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan dan Puskesmas di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 49 Cakupan Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) Siswa SD dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan dan Puskesmas di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 50 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Menurut Jenis Kelamin di Kecematan dan Puskesmas di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 51 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Anak SD dan Setingkat menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

(12)

Lampiran Tabel 53 Cakupan Jaminan Kesehatan Menurut Jenis Kelamin dan Jenis Kelamin di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 54 Jumlah Kunjungan Rawat, Rawat Inap, dan Kunjungan Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan dan Kecamatan di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 55 Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit Kecamatan di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 56 Indikator Kinerja Pelayanan Di Rumah Sakit Kecamatan di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 57 Persentase Rumah Tangga Berprilaku Hidup Bersih Sehat (BerPHBS) Di Kecamatan dan Puskesmas di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 58 Persentase Rumah Sehat Menurut Kecamatan dan Puskesmas Di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 59 Penduduk Dengan Akses BerkeIanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas (Layak) Menurut Kecamatan dan Puskesmas di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 60 Persentase Kualitas Air Minum di Penyelenggara Air Minum yang Menuhi Syarat Kesehatan di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 61 Penduduk Dengan Akses Terhadap Fasilitas Sanitas yang Layak (Jamban Sehat ) Menurut Jenis Jamban, Di Kecamatan dan Puskesmas di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 62 Desa Yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Menurut Kecamatan di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 63 Persentase Tempat Tempat Umum Memenuhi Syarat Kesehatan Menurut Di Kecamatan Dan Puskesmas di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 64 Tempat Pengelolah Makan (TPM) Menurut Status Higiene Sanitasi Kecamatan di Kabuapaten Bungo Tahun 2015.

(13)

Lampiran Tabel 66 Persentase Kesediaan Obat dan Vaksin Menurut Kecamatan di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 67 Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan Kecamatan di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 68 Persentase Sarana Kesehatan (Rumah Sakit) Dengan Pelayanan Gawat Darurat (GADAR) Level 1 di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 69 Jumlah Posyandu Menurut Stara di Kecamatan di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 70 Jumlah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Menurut Kecamatan di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 71 Jumlah Desa Siaga Menurut Kecamatan Di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 72 Jumlah Tenaga Medis Di Fasilitas Kesehatan Di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 73 Jumlah Tenaga Keperawatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan Fasilitas Kesehatan Di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 74 Jumlah Tenaga Kefarmasian Fasilitas Kesehatan Di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 75 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan di Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 76 Jumlah Tenaga Gizi Di Fasilitas Kesehatan Di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 77 Jumlah Tenag Keterafian Fisik di Fasilitas Kesehatan Di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 78 Jumlah Tenaga Ketekhnisian Medis Di Fasililtas Kesehatan Di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Lampiran Tabel 79 Jumlah Tenaga Kesehatan Lain Di Fasilitas di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

(14)
(15)

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Judul Gambar Halaman

2.1 Peta Kabupaten Bungo 5

2.2 Piramida penduduk Kabupaten Bungo Tahun 2015.

7

4.3 Grafik jumlah kunjungan puskesmas di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

18

4.4 Grafik Jumlah kasus malaria dan Jumlah sediaan darah diperiksa di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

23

4.5 Grafik kasus DHF / DBD Puskesmas di

Kabupaten Bungo Tahun 2011 s/d 2015.

25

4.6 Jumlah penderita penyakit diare di Kabupaten Bungo Tahun 2008 s/d 2015.

28

4.7 Hasil kegiatan Program TB Paru di Kabupaten Bungo Tahun 2008 s/d 2015.

30

4.8 Tingkat perkembangan Posyandu di Kabupaten Bungo Tahun 2015

(16)

DAFTAR TABEL

No Tabel Judul Tabel Halaman

Tabel 2.1 Jumlah Desa/ Kelurahan Per Kecamatan di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

6

Tabel 2.2 Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

7

Tabel 2.3 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Bungo menurut Kecamatan Tahun 2015.

8

Tabel 3.4 Jumlah kelahiran dan kematian bayi dan balita Menurut Puskesmas di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

10

Tabel 3.5 Jumlah kematian ibu maternal menurut puskesmas di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

12

Tabel 3.6 Status Gizi di Kabupaten Bungo Tahun 2015. 14

Tabel 4.7 Cakupan Kunjungan ibu hamil K4, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan imunisasi ibu hamil di Kabupaten Bungo Tahun 2008 s/d 2015

15

Tabel 4.8 Perbandingan PUS , peserta KB Baru dan Aktif menurut Puskesmas di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

17

Tabel 4.9 Rata-rata Kunjungan Puskesmas per Hari di Kabupaten Bungo Tahun 2015

19

Tabel 4.10 Indikator Pelayanan Rumah Sakit Di Kabupaten Bungo Tahun 2015

20

Tabel 4.11 Data Rawat Jalan Pasien Baru di RSUD Muara Bungo Tahun 2015

20

Tabel 4.12 Jumlah penderita , SPR malaria di kabupaten Bungo Tahun 2008 s/d 2015

22

Tabel 4.13 AMI Per Puskesmas dalam Kabupaten Bungo Tahun 2015.

24

(17)

No Tabel Judul Tabel Halaman

Tabel 4.15 Jumlah kasus gigitan hewan penular rabies dan pemberian Vaksin anti rabies di Kabupaten Bungo Tahun 2011 s/d 2015.

26

Tabel 4.16 Hasil cakupan pengobatan penderita TB Paru di Kabupaten Bungo Tahun 2008 s/d 2015.

29

Tabel 4.17 Jumlah penderita TB Paru, Pneumonia kasus, doibati dan sembuh di Kabupaten Bungo Tahun 2008 s/d 2015

29

Tabel 4.18 Jumlah penderita kusta di Kabupaten Bungo Tahun 2008 s/d 2015

31

Tabel 4.19 Cakupan Non Pneumonia dan Pneumonia balita di Kabupaten Bungo Tahun 2008 s/d 2015

31

Tabel 4.20 Cakupan pneumonia dibandingkan Estimasi

Pneomonia balita Di Kabupaten Bungo Tahun 2008 s/d 2015

32

Tabel 4.21 Cakupan Pneumonia dibanding Estimasi Pneumonia Balita Per Puskesmas dalam Kabupaten Bungo Tahun 2015

32

Tabel 4.22 Hasil Pemeriksaan Laboratorium campak di

Kabupaten Bungo Tahun 2010 s/d 2015.

33

Tabel 4.23 Cakupan Imunisasi campak Per Puskesmas Kabupaten Bungo Tahun 2015.

34

Tabel 5.24 Tenaga Kesehatan di Kabupaten Bungo Tahun 2008 s/d 2015.

40

Tabel 5.25 Jumlah tenaga kesehatan menurut Tempat Tugas di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

41

Tabel 5.26 Jumlah tenaga PNS berdasarkan 7 Jenis Pendidikan menurut unit kerja di Kabupaten Bungo Tahun 2015.

42

Tabel 5.27 Alokasi dan realisasi Anggaran Pembangunan tahun 2015.

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Profil Kesehatan Kabupaten Bungo merupakan gambaran tentang situasi kesehatan di Kabupaten Bungo. Profil Kesehatan Kabupaten Bungo memuat berbagai data kesehatan dan pendukung lainnya yang berhubungan dengan kesehatan seperti data kependudukan, ekonomi, pendidikan dan keluarga berencana. Data dianalisis secara sederhana dengan bentuk tampilan tabel dan grafik serta naratif.

Profil Kesehatan Kabupaten berguna sebagai sarana penyedia data dan informasi dalam rangka mendukung manajemen kesehatan. Profil Kesehatan Kabupaten Bungo dapat juga digunakan sebagai sarana pembinaan dan pengawasan pelaksanaan upaya kesehatan di tingkat Puskesmas. Sebagian besar masyarakat Kabupaten Bungo masih sulit mendapatkan pelayanan kesehatan walau dalam skala minimal. Banyak hal yang menjadi penyebabnya, yaitu selain faktor teknis juga faktor-faktor geografi, ekonomi dan sosial.

Profil Kesehatan Kabupaten Bungo merupakan bagian dari Profil Kesehatan Indonesia. Kita ketahui bahwa sekarang Profil Kesehatan Indonesia selalu mengalami perubahan-perubahan oleh sebab itu juga Profil Kesehatan Kabupaten Bungo mengalami berbagai upaya perbaikan, baik dari segi materi maupun dalam bentuk fisiknya. Pada saat sekarang Profil Kesehatan Kabupaten Bungo kami sajikan dalam bentuk buku Profil Kesehatan Kabupaten Bungo yang berisi tentang analisis dan Lampiran yang berisi tabel-tabel.

Pendidikan masyarakat yang relatif tinggi dan akses terhadap informasi tentang segala hal termasuk informasi kesehatan menyebabkan kebutuhan akan pelayanan kesehatan termasuk kesiapan informasi untuk mendesain dan menilai pelayanan kesehatan yang tepat semakin tinggi pula. Globalisasi membawa dampak persaingan yang lebih terbuka dan persaingan yang lebih efisien. Dalam hal ini organisasi pelayanan kesehatan yang modern, efisien dan efektif adalah yang dipilih oleh konsumen.

Desentralisasi adalah kebijakan yang juga mendorong untuk terjadinya pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien. Faktor-faktor diatas menuntut profesionalisme organisasi kesehatan termasuk sistem informasi kesehatannya. Untuk mendukung

(19)

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan disusunnya buku Profil Kesehatan Kabupaten Bungo tahun 2015 diharapkan dapat memberikan gambaran kesehatan yang menyeluruh disetiap tingkat administratif dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna.

2. Tujuan Khusus

a. Tersedianya Data dan Informasi tentang keadaan umum Kabupaten Bungo tahun 2015 yang meliputi situasi geografis, demografi serta keadaan lingkungan yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan, Upaya Kesehatan, dan Status Kesehatan Masyarakat. b. Tersedianya data dan informasi kesehatan sebagai alat untuk memantau dan

mengevaluasi program-program kesehatan di Kabupaten Bungo.

c. Tersedianya sarana dan prasarana evaluasi yang dapat memacu perbaikan dan penyempurnaan sistem pencatatan dan pelaporan di semua tingkatan.

Desentralisasi bidang kesehatan dalam mewujudkan masyarakat sehat mandiri dan berkeadilan, sangat ditentukan oleh pencapaian hasil program yang mengarah pada Kabupaten Sehat dan Kecamatan Sehat sejalan dengan Visi dan Misi Kementrian Kesehatan.

Kendala yang dihadapi dalam melengkapi data dan informasi Kesehatan serta yang terkait adalah kelengkapan data terutama yang bersumber dari Puskesmas. Dalam perkembangannya sesuai dengan reformasi bidang kesehatan maka judul Profil Kesehatan Kabupaten Bungo disesuaikan dengan periode tahun data, yang artinya Profil Kesehatan Kabupaten Bungo 2015 menggambarkan periode data tahun 2015.

Tujuan dan sasaran Pembangunan Kesehatan Masyarakat akan dicapai melalui Program Pembangunan Kesehatan. Program-program Pembangunan Kesehatan tersebut adalah :

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasana Aparatur 3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur.

(20)

5. Program Peningkatan Pengembangan Sistim Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan.

6. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan. 7. Program Upaya Kesehatan Masyarakat.

8. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Kesehatan. 9. Program Perbaikan Gizi masyarakat.

10. Program Pengembangan Lingkungan Sehat.

11. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular. 12. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan.

13. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Pustu dan Jaringannya.

14. Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan 15. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak 16. Program Kebijakan Manajemen Kesehatan

Profil Kesehatan Kabupaten Bungo tahun 2015 ini diharapkan dapat bermanfaat dalam mendukung Manajemen Kesehatan yang lebih baik terutama untuk mendukung percepatan pencapaian terkait program program pencapaian tujuan pembangunan Millennium Development Goal’s (MDG’s) 2015.

C. Sistematika

Sistematika penyajian Profil Kesehatan Kabupaten Bungo 2015 dapat diuraikan sebagai berikut ;

Bab I-Pendahuluan.

Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan Profil Kesehatan Kabupaten Bungo 2015 dan sistematika dari penyajiannya.

Bab II-Gambaran Umum.

Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Bungo, selain uraian tentang letak geografis , administratif dan informasi umum lainnya. Bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya misal kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lingkungan.

(21)

Bab III- Situasi Derajat Kesehatan

Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan, dan angka status gizi masyarakat.

Bab IV- Situasi Upaya Kesehatan

Bab ini berisikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Upaya kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh Puskesmas.

Bab V- Situasi Sumber Daya kesehatan

Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dn sumber daya kesehatan lainnya.

Bab VI- Kesimpulan

Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kabupaten di tahun bersangkutan. Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, Bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan.

Lampiran

Pada lampiran ini berisi 81 Tabel data yang merupakan gabungan Tabel Indikator Kabupaten Sehat dan Indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan.

(22)

BAB II

GAMBARAN UMUM

A. Letak Geografis, Iklim dan Pemerintahan

1. Letak Geografis

Kabupaten Bungo merupakan bagian dari Propinsi Jambi yang terletak antara 1,08-1,55 derajat Lintang Selatan dan 101,27-102,30 Bujur Timur dengan luas wilayah 4.659 Km2 dengan derajat elevansinya berada pada ketinggian 70-1300 meter dari permukaan laut yang meliputi :

 Kurang dari 99 meter 39,72 %

 100-499 meter 47,98 %

 500-999 meter 7,04 %

 lebih dari 1000 meter 5,26 %

Gambar 2.1 Peta Kabupaten Bungo

Sedangkan batas-batas wilayah Kabupaten Bungo meliputi Sebelah Utara berbatas dengan Kabupaten Tebo dan Kabupaten Dhamasraya, Sebelah Selatan berbatas dengan

(23)

2. Iklim

 Suhu rata-rata di Kabupaten Bungo berkisar antara 25,8-26,7 derajat celcius dengan

tingkat kelembaban 56-85%. Sedangkan curah hujan rata-rata 3000 mm pertahun. Di Kabupaten Bungo terdapat 7 Sungai, yaitu : Batang Bungo, Batang Tebo, Batang Pelepat, Batang Jujuhan dan Batang Senamat.

3. Pemerintahan

Secara administratif Kabupaten Bungo terdiri dari 17 Kecamatan dengan 153 Desa/Kelurahan dengan rincian seperti pada tabel 2.1, Kecamatan yang terbanyak jumlah kelurahan/desa adalah Kecamatan Pelepat Ilir (17 desa) dan paling sedikit adalah Kecamatan Rimbo Tengah (2 Desa/2 Kel ).

Tabel 2.1

Jumlah Desa/ Kelurahan

Per Kecamatan di Kabupaten Bungo Tahun 2015

NO KECAMATAN DESA KEL JLH

1. Pasar Muara Bungo 0 5 5

2. Rimbo Tengah 2 2 4 3. Bathin II Babeko 6 6 4. Bungo Dani 3 2 5 5. Bathin III 5 3 8 6. Pelepat 15 15 7. Pelepat Ilir 17 17 8. Rantau Pandan 6 6

9. Bathin III Ulu 9 9

10. Muko Muko Bathin VII 9 9

11. Jujuhan 10 10

12. Jujuhan ilir 7 7

13. Tanah Tumbuh 11 11

14. Bathin II Pelayang 5 5

15. Limbur Lubuk Mengkuang 14 14

16. Tanah Sepenggal 10 10

17. Tanah Sepenggal Lintas 12 12

JUMLAH KABUPATEN 141 12 153

Sumber : Kantor BPS Kabupaten Bungo Tahun 2015

B. Kependudukan

(24)

Gambar 2.2

Piramida Penduduk Kabupaten Bungo Tahun 2015 -30000 -20000 -10000 0 10000 20000 30000 0-4 10-14 20-24 30-34 40-44 50-54 > 60 laki-laki perempuan Tabel 2.2

Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Di Kabupaten Bungo Tahun 2015

No

Kelompok Umur ( tahun )

Jumlah Penduduk

Laki - Laki Perempuan Laki - laki + Perempuan 1. 0 – 4 21.465 19.705 41.170 2. 5 – 9 20.796 18.650 39.446 3 10 – 14 18.650 19.001 37.651 4. 15 – 19 19.353 17.242 36.595 5. 20 – 24 13.019 16.538 29.558 6. 25 – 29 16.257 19.705 35.962 7. 30 – 34 15.307 13.371 28.678 8. 35 – 39 16.538 12.371 28.854 9. 40 – 44 9.641 10.204 19.846 10. 45 – 49 9.466 8.093 17.559 11. 50 – 54 6.334 5.630 11.964 12. 55 – 59 3.519 4.223 7.741 13. 60 + 7.706 9.149 16.855 Jumlah 2015 178.050 173.828 351.878 2014 171.880 167.803 339.683 2013 166.404 162.457 328.861 2012 168.979 164.971 333.950 2011 161.566 157.734 319.300

(25)

Kabupaten Bungo tahun 2015 dengan Luas wilayah 4.659 KM persegi memiliki kepadatan penduduk 76 jiwa per Km2. Jumlah penduduk Kabupaten Bungo dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, sehingga kepadatan penduduk pun berubah. Data lengkap dapat dilihat pada tabel 2.3.

Tabel 2.3

Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Bungo Menurut Kecamatan Tahun 2015

KECAMATAN LUAS WILAYAH KM 2 PENDU DUK (JIWA) KEPADATAN PENDUDUK JIWA/KM2

1. Pasar Muara Bungo 9,21 29.870 3233,44

2. Rimbo Tengah 96,90 21.802 224,99 3. Bathin II Babeko 176,29 13.169 74,70 4. Bungo Dani 35,97 26.603 739,59 5. Bathin III 80,46 19.807 246,17 6. Pelepat 1.256,42 33.614 31,44 7. Pelepat Ilir 495,67 50.874 124,00 8. Rantau Pandan 239,61 11.014 45,97

9. Bathin III Ulu 373,83 9.827 26,29

10.Muko Muko Bathin VII 186,73 15.796 84,59

11.Jujuhan 254,12 17.584 69,20

12.Jujuhan ilir 193,04 11.238 58,22

13.Tanah Tumbuh 236,55 15.257 64,50

14.Bathin II Pelayang 179,84 8.621 47,94

15.Limbur Lubuk Mengkuang 932,41 18.975 20,35

16.Tanah Sepenggal 106,92 24.731 231,30

17.Tanah Sepenggal Lintas 77,51 23.186 299,14

Kabupaten Bungo 4.659 351.878 76,00

Sumber : BPS Kabupaten Bungo tahun 2015 C. SOSIAL EKONOMI

Faktor sosial ekonomi sangat besar pengaruhnya dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, antara lain seperti pertumbuhan ekonomi, pendapatan perkapita, serta Ratio beban tanggungan (Dependency Ratio). Beban tanggungan yang menunjukkan perbandingan jumlah penduduk kelompok umur belum dan tidak produktif dibandingkan penduduk kelompok umur produktif pada tahun 2015 adalah (0,95)

Mata Pencaharian penduduk Kabupaten Bungo sebagian besar disektor pertanian/ perkebunan (70,39%), sektor perdagangan (11,81%), sektor jasa (11, 07%) dan sisanya

(26)

D. SOSIAL BUDAYA

1. Pendidikan

Tingkat pendidikan masyarakat di Kabupaten Bungo menurut data BPS tahun 2015 adalah tidak tamat SD 25,71% (70.277 orang), tamat SD 27,82% (76.041 orang), tamat sekolah lanjutan SMP 22,21 % (60.79 orang), SMA 17,76 % (48.557 orang), Diploma I dan II 0,63% (1.715 orang), Diploma III/Akademi 2,14% (5.853 orang), dan 3,74 % (10.225 orang) yang berpendidikan DIV, S1, S2 dan S3.

2. A g a m a

Sebagian besar penduduk beragama Islam yaitu 98,6% dan selebihnya 1,4 % beragama Kristen Protestan, Khatolik, Hindu dan Budha.

(27)

BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Program pembangunan kesehatan yang selama ini dilaksanakan telah berhasil dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara cukup bermakna, walaupun masih dijumpai beberapa masalah dan hambatan yang mempengaruhi pelaksanaan pembangunan kesehatan. Derajat kesehatan yang optimal dapat dilihat dari unsur kualitas hidup serta unsur mortalitas dan yang mempengaruhinya yaitu morbiditas dan status gizi. Di Indonesia, indikator derajat kesehatan dapat dilihat dari : Umur Harapan Hidup, Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Balita, Angka Kematian Ibu melahirkan, dan Angka Kesakitan / Kematian karena penyakit tertentu serta status Gizi Masyarakat.

A.

Mortalitas /Angka Kematian

1. Angka Kematian Neonatal (AKN) dan Angka Kematian Bayi ( AKB )

Tabel 3.4

Jumlah Kelahiran Dan Kematian Neonatal, Bayi, Anak Balita Dan Balita Menurut Puskesmas Di Kabupaten Bungo Tahun 2015

No Puskesmas

Jumlah Jumlah Kematian

Jumlah Balita

Jumlah Kematian kelahiran Lahir

Mati

Neonatal Bayi Anak

Balita Balita 1. Muara Bungo I 1070 2 1 1 1 2. Babeko 250 3 1 1 3. Muara Bungo II 518 1 3 4 2 6 4. Rantau Keloyang 445 0 5. K. Kuning X 312 0 6. K. Kuning I 576 5 7. Kuamang Jaya 378 0 8. Rantau Pandan 217 0 9 Tanjung Agung 304 2 2 3 5 10. Lbk Landai 488 0 11. Lbk Landai lintas 415 2 1 3 4 12. Tanah Tumbuh 300 0 1 1 1 4 13. Rantau Ikil 342 0 14. Limbur Lbk Mengkuang 369 3 5 5 5 15 Pulau Batu 216 0 1 1 1 2 16 Muara Buat 193 0 17 Pelayang 163 2 1 1 18 Air Gemuruh 384 7 3 4 1 1 JUMLAH KABUPATEN 2015 6940 27 17 22 29.232 7 29

(28)

Angka Kematian Neonatal adalah jumlah penduduk yang meninggal satu bulan pertama setelah kelahiran (0–28 hari) yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Sedangkan Angka Kematian Bayi adalah jumlah penduduk yang meninggal sebelum mencapai usia satu tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Kematian Neonatal menyumbang lebih dari setengahnya (88%) dari kematian bayi. Sedangkan jika dibandingkan dengan kematian balita, kematian neonatal menyumbangkan 81%.

Di Kabupaten Bungo berdasarkan laporan bulanan Puskesmas menunjukkan kecendrungan menurun dari tahun sebelumnya, hal ini dapat dilihat pada tabel 3.4 yang menunjukkan bahwa AKB pada tahun 2014 adalah 4,9 per 1000 kelahiran hidup ( 33 dari 6626 kelahiran hidup). Sedangkan AKB pada tahun 2015 adalah 3,2 per 1000 kelahiran hidup ( 22 dari 6940 kelahiran hidup). Tetapi Angka Kematian dilaporkan tersebut belum tentu menggambarkan angka kematian sebenarnya di populasi. Jika dibandingkan dengan Estimasi angka kematian Bayi berdasarkan SDKI (Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia) Tahun 2012 yaitu Provinsi Jambi ( 35/1000 KH) dan Nasional (32/1000 KH), maka Angka Kematian Bayi di Kabupaten Bungo masih dibawah standar.

Data laporan yang menunjukkan indikator kunci dari kematian bayi sudah cukup baik seperti : Pelayanan kesehatan neonatal pertama (KN1=99,1%), Persalinan oleh tenaga kesehatan/Linakes (94,7%) capaian tersebut baru mengindikasikan akses yang baik tetapi belum mengindikasikan kualitas pelayanan yang baik. Hal ini yang memungkinkan terjadinya kecenderungan kenaikan kematian bayi dari pada tahun sebelumnya.

2. Angka Kematian Balita (AKABA)

AKABA (0 - < 5 tahun) adalah jumlah anak yang meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1.000 Kelahiran Hidup. AKABA menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak dan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap anak Balita seperti gizi, sanitasi, penyakit infeksi, dan kecelakaan. Angka kematian anak balita yang tinggi mencerminkan kondisi perinatal yang tidak sehat yang dialami oleh para ibu dan atau merupakan akibat dari faktor lingkungan yang buruk

(29)

dengan AKABA pada tahun 2015 yaitu 4,2 per 1000 kelahiran hidup. Jika dibandingkan dengan AKABA Nasional sebesar 49 /1.000 KH maka AKABA Kabupaten Bungo pada tahun 2015 masih dibawah standar hal ini dapat dilihat seperti pada tabel 3.4.

3. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI)

Angka Kematian Ibu atau AKI adalah mencerminkan resiko yang dihadapi ibu-ibu selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh keadaan, sosial ekonomi, keadaan kesehatan kurang baik menjelang kehamilan. Kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran. Tersedianya dan penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan Prenatal dan Obstetri.

Angka Kematian Ibu menjadi salah satu indikator penting dari derajat kesehatan masyarakat. AKI mengambarkan jumlah wanita yang meninggal dari satu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil selama kehamilan melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup.

AKI berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu melahirkan dan masa nifas.

Hasil kegiatan di Puskesmas jika dilihat dari tabel 3.5 tentang angka kematian ibu maternal di Kabupaten Bungo mengalami kenaikan angka yaitu pada tahun 2014 adalah 75 Per 100.000 kelahiran hidup ( 5 dari 6626 kelahiran hidup), sedangkan pada tahun 2015 yaitu adalah 75 Per 100.000 kelahiran hidup (8 dari 6940 kelahiran hidup). Dan jika dibandingkan dengan AKI hasil SDKI tahun 2007 yaitu sebesar 228 per 100.000 KH maka AKI Kabupaten Bungo masih dibawah standar.

(30)

Bumil Bulin Bufas 1 Muara Bungo I 1132 2 Muara Bungo II 582 1 1 2 4 3 Rantau Keloyang 490 4 Kuamang Kuning X 248 5 Kuamang Kuning I 648 6 Kuamang Jaya 478 7 Rantau Pandan 239 0 8 Tanjung Agung 350 0 9 Rantau Ikil 385 10 Tanah Tumbuh 332 11 Limbur Lbk Mengkuang 414 1 1 12 Tanah Sepenggal 540 1 1 13 Babeko 296

14 Tanah Sepenggal Lintas 560 1 1

15 Pulau Batu 244

16 Bathin III Ulu 213

17 Pelayang 186 18 Bathin III 438 7775 1 3 4 8 2014 7511 1 1 3 5 7201 2 3 2 7 8964 3 0 0 3 8481 4 2 1 7

Jumlah Kematian Ibu Maternal Tabel 3.5

Jumlah Kematian Ibu Maternal Menurut Puskesmas Kabupaten Bungo Tahun 2015

Jlh Ibu Hamil Puskesmas No KABUPATEN 2013 2012 2011 Kematian JLH

(31)

B. Morbiditas

Morbiditas adalah angka kesakitan, dapat berupa angka insiden maupun angka prevalensi dari suatu penyakit. Morbiditas juga berperan dalam penilaian terhadap derajat kesehatan masyarakat.

a. Tuberkulosis Paru

Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobakterium tuberculosis. Bersama dengan Malaria dan HIV/AIDS menjadi salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen global dalam MDGs.

Beban penyakit yang disebabkan oleh tuberculosis dapat diukur dengan : Insiden yaitu jumlah kasus baru dan kasus kambuh tuberculosis dalam periode waktu tertentu dinyatakan dalam satu tahun., Prevalensi yaitu : jumlah kasus tuberculosis pada suatu titik waktu tertentu, Mortalitas/kematian yaitu : kematian akibat tuberculosis dalam jangka waktu tertentu.

1. Kasus Baru dan Prevalensi BTA Positif

Jumlah kasus baru yang ditemukan pada tahun 2014 sebanyak 467 kasus. Jumlah tersebut lebih rendah bila dibandingkan dengan kasus baru BTA + yang ditemukan pada tahun 2015 sebesar 456 kasus.

Pada tahun 2015 Jumlah kasus tertinggi terdapat di wilayah Puskesmas Muara Bungo I sebanyak 85 kasus (18,6 %) dari seluruh kasus baru di Kabupaten Bungo.

Kasus BTA+ pada laki – laki hampir 1,3 kali dibandingkan dengan kasus BTA+ pada wanita. Sebanyak 57 % kasus BTA + yang ditemukan berjenis kelamin laki – laki dan 43 % kasus berjenis kelamin perempuan. Kasus BTA + kelompok umur 0 – 14 thn merupakan proporsi yang paling rendah (3%), bila dibandingkan dengan kasus BTA + pada orang dewasa.

2. Proporsi Pasien Baru BTA Positif diantara semua kasus.

Proporsi pasien baru BTA + diantara semua kasus adalah persentase pasien baru BTA + diantara semua pasien TB Paru tercatat. Indikator ini menggambarkan prioritas penemuan pasien TB yang menular diantara seluruh pasien TB paru yang diobati. Proporsi pasien TB Paru BTA positif Kabupaten Bungo tahun 2015 sebesar 88,2%. Hal ini menunjukan mutu diagnosis yang tinggi dalam menemukan pasien yang

(32)

3. Angka Notifikasi kasus / CNR

Angka Notifikasi kasus adalah jumlah pasien baru yang ditemukan dan tercatat diantara 100.000 penduduk disuatu wilayah tertentu. Angka ini menunjukkan kecendrungan/trend meningkat atau menurunnya penemuan pasien. CNR Kabupaten Bungo tahun 2015 sebesar 146,93 per 100.000 penduduk.

4. Angka Penemuan Kasus

Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian TB adalah Case Detection Rate ( CDR) yaitu proporsi jumlah pasien TB Paru Positif yang ditemukan dan diobati terhadap jumlah pasien baru BTA positif yang diperkirakan ada dalam wilayah tersebut.

WHO menetapkan angka penemuan kasus sebesar 70 %. Angka Penemuan Kasus Penderita TB Paru ( CDR) tahun 2015 adalah (81,75 %) mengalami Penurunan sebesar 8,2 % dari tahun 2014.

b. Angka Kesakitan Malaria/API (ANNUAL PARACITE INCIDENCE)

Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang upaya pengendaliannya menjadi komitmen global dalam Milenium Develotment Goals (MDGs). Endemisitas malaria suatu wilayah di Indonesia menjadi 4 Strata :

a. Endemis Tinggi bila API > 5 per 1000 penduduk.

b. Endemis Sedang bila API berkisar antara 1-5 per 1000 penduduk. c. Endemis Rendah bila API 0-1 per penduduk

d. Non Endemis adalah daerah yang tidak terdapat penularan malaria (Daerah Pembebasan malaria) atau API = 0

API Kabupaten Bungo tahun 2014 sebesar 0,39 per 1000 penduduk, sedangkan tahun 2015 API sebesar 0,32 per 1000 penduduk dengan demikian Bungo termasuk daerah Endemis Malaria strata rendah.

c. Prevalensi HIV / AIDS ( Jumlah kasus baru HIV adalah 8 Kasus )

HIV/AIDS merupakan penyakt menular yang disebabkan inveksi Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dahulu dinyatakan HIV Positif. Jumlah HIV Positif yang ada dimasyarakat dapat diketahui melalui 3 metode, yaitu : layanan

(33)

1. Jumlah kasus HIV Positif dan AIDS

Pada tahun 2014 jumlah kasus HIV positif sebanyak 8 orang dan AIDS sebanyak 6 orang sedangkan pada tahun 2015 jumlah kasus HIV positif sebanyak 26 orang dan AIDS sebanyak 10 orang. Menurut jenis kelamin persentase kasus baru AIDS pada kelompok laki-laki lebih besar dibandingkan persentase pada kelompok perempuan yaitu sebesar 46 % berbanding 54 %. Gambaran Kasus baru HIV/AIDS menurut kelompok umur menunjukkan bahwa sebagian besar kasus baru AIDS 20 – 24 tahun, dimana pada usia tersebut termasuk kelompok usia produktif yang juga aktif secara seksual dan termasuk kelompok umur yang menggunakan NAFZA.

2. Angka Kematian Akibat AIDS

Angka Kematian ( Case Fatality Rate ) akibat AIDS pada tahun 2015 sebanyak 0 orang.

3. Orang dengan HIV AIDS (ODHA) mendapat anti retrovial treatmen (ART) sampai tahun 2013 sebanyak 16 orang, pada tahun 2014 bertambah 6 orang (menjadi 22 orang), pada tahun 2015 bertambah 10 orang (bertambah menjadi 32 orang)

4. Penderita infeksi menular seks yang di obati pada tahun 2013 sebanyak 45 orang, pada tahun 2014 jumlah penderita infeksi menular seksual sebanyak 115 orang pada tahun 2015 sebanyak 220 orang.

d. Angka AFP ( AFP Rate ) pada anak usia <15 Tahun adalah 5,79 ( 7 Suspect AFP Non Polio )

e. Angka Kesakitan (Incident Rate DBD) adalah 96 per 100.000 penduduk ( 197 Kasus).

f. Diare

Penyakit Diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga merupakan penyakit potensial KLB yang sering disertai dengan kematian.

(34)

g. Tetanus Neonatorum

Tetanus Neonatorum disebabkan oleh basil Clostridium tetani, yang masuk ke tubuh melalui lika. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang salah satunya disebabkan oleh pemotongan tali pusat dengan alat yang tidak steril. Kasus Tetanus Neonatorum banyak ditemukan di negara berkembang khususnya dengan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan yang rendah. Tetanus Neonatorum ( 0 Kasus ).

h. Campak

Penyakit campak disebabkan oleh virus campak, golongan Paramyxovirus. Penularan dapat terjadi melalui udara yang telah terkontaminasi oleh droplet (ludah) orang yang telah terinfeksi . sebagian besar kasus campak menyerang anal-anak usia pra sekolah dan usia SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka dia akan mendapatkan kekebalan terhadap penyakit tersebut seumur hidupnya.

Pada tahun 2013 dilaporkan terdapat 5 (kasus) kasus campak sedangkan tahun 2015 di laporkan 7 Specimen campak dimana berdasarkan hasil laboratorium 2 specimen diantaranya dinyatakan positif.

Pada tahun 2015 terjadi kenaikan kasus campak sebesar 71 %.

i. Kusta

Kusta adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium Leprae. Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat menyebabkan kusta menjadi progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak, dan mata. Pada tahun 2014 terdapat 5 (lima) kasus kusta, sedangkan pada tahun 2015 juga terdapat (lima) kasus.

Pada tahun 2014 Angka Penemuan Penderita Baru Kusta (NCDR) adalah 1,5 per 100.000 penduduk sedangkan pada tahun 2015 adalah 1,4 per 100. 000 penduduk.

(35)

C. STATUS GIZI

1. STATUS GIZI BALITA

Salah satu indikator kesehatan yang dinilai keberhasilan pencapaiannya dalam MDGs adalah satus gizi balita. Status gizi balita dapat diukur berdasarkan umur, berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). Variabel umur, BB dan TB disajikan dalam bentuk tiga indikator antropometri, yaitu : berat badan menurut umur (BB/U) , tinggi badan menurut umur (TB/U) dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). Indikator BB/U memberikan indikasi masalah gizi secara umum. Indikator ini tidak memberikan indikasi tentang masalah gizi yang sifatnya kronis ataupun akut karena berat badan berkorelasi positif dengan umur dan tinggi badan. Dengan kata lain, berat badan yang rendah dapat disebabkan karena tubuh yang pendek (kronis) atau karena diare atau penyakit infeksi lain (akut). Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 status gizi balita menurut indikator (BB/U) dari 33 provinsi di indonesia, provinsi jambi memiliki prevalensi gizi buruk -kurang diatas angka prevalensi nasional, yaitu (21,2%) dari 18 provinsi yang tertinngi.

Status gizi balita indikator (TB/U) Provinsi jambi termasuk diatas angka prevalensi nasional dengan prevalensi pendek berkisar (30-39%) dari 20 provinsi yang tertinggi.

Status gizi balita indikator (BB/TB) Provinsi jambi termasuk diatas angka prevalensi nasional dengan prevalensi kurus berkisar (10-14%) dari 17 provinsi, jambi berada pada urutan ke 12. Sedangkan prevalensi gemuk berkisar ( 10-14%) dari 12 provinsi, jambi berada pada urutan ke 7.

Penanganan kasus gizi buruk dilakukan setelah adanya kejadian luar biasa (KLB). Yang dimaksud dengan KLB adalah apabila ditemukan anak balita dengan tanda-tanda sebagai berikut:

1) Berat badan menurut panjang badan (BB/PB) atau berat badan menurut Tinggi badan (BB/TB) di bawah -3 SD pada daftar standar WHO 2005.

2) Ditemukan adanya tanda-tanda kilinis berupa marasmus atau kwashiorkor.

Tanda-tanda klinis marasmus adalah anak tampak sangat kurus, wajah anak seperti orang tua, pantat kendur dan keriput, perut cekung, cengeng dan rewel. Sedangkan tanda-tanda kwashiorkor meliputi : Bengkak pada punggung kaki yang berisi cairan

(36)

Penanganan kasus gizi buruk di Kabupaten Bungo tahun 2015 adalah : 1) Perawatan di institusi meliputi Puskesmas dan Rumah Sakit untuk gizi buruk dengan komplikasi medis (anoreksia, pneumonia berat,anemia berat,dehidrasi berat,demam sangat tinggi dan penurunan kesadaran 2) Perawatan di rumah tangga, untuk gizi buruk tanpa komplikasi

Selama tahun 2015 kasus gizi buruk yang ditemukan sebanyak 4 kasus dengan uraian sebagai berikut:

Tabel 1.Kasus Gizi Buruk Di Kabupaten Bungo Tahun 2015

No Puskesmas Kecamatan Jumlah Kasus Keterangan 1. Tanah Sepenggal Lintas Tanah Sepenggal Lintas 1 An. M. Romadoni umur 22 bln, BB= 6,6 kg, PB= 65 cm

- Status Gizinya sudah

normal

2. Muara Bungo II Bungo Dani 1 An. Abdi

Umur 26 bln, BB= 10 kg, PB= 74 cm

- Status Gizinya sudah

Normal

3 Muara Bungo I Rimbo Tengah 1 An. Neng Juriati Ruskiah

Umur 6 bln, BB= 5,4 kg, PB= 55,1 cm

- Status Gizinya Sudah

Normal/Baik

4 Pelayang Bathin II

Pelayang

1 An. Lesti Putri Ramadhani Umur 18 bulan, BB =5,2 kg, PB = 64,2 cm

- Status gizinya masih

gizi buruk

TOTAL 4

Dari Tabel. 1 diketahui bahwa kasus buruk di kabupaten Bungo ditemukan di wilayah Puskesmas Tanah Sepenggal Lintas, Muara Bungo II, Muara Bungo I dan Pelayang.

Kasus Gizi buruk An. M. Romadhoni yang ditemukan di wilayah Puskesmas Tanah Sepenggal Lintas Kec. Tanah Sepenggal Lintas, desa Tebing Tinggi telah sembuh dengan keadaan gizi yang normal (BB/TB = -2 SD sampai dengan 2 SD).

(37)

Kasus Gizi buruk An. Neng Juriati Ruskiah yang ditemukan di wilayah Puskesmas Muara Bungo I Kecamatan Rimbo Tengah telah sembuh dengan keadaan gizi yang normal (BB/TB = -2 SD sampai dengan 2 SD).

Kasus gizi buruk An. Lesti Putri Ramadhani yang ditemukan di wilayah Puskesmas Pelayang Kecamatan Bathin II Pelayang masih dalam keadaan gizi buruk (sangat kurus) disertai dengan penyakit TB. Terhadap kasus ini telah dilakukan rujukan ke Rumah Sakit, konseling gizi terhadap keluarga dan pemberian makanan tambahan selama 90 hari.

(38)

BAB IV

SITUASI UPAYA KESEHATAN

A. Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan Penunjang

1. Pelayanan Antenatal

Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional (dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan) untuk ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standart pelayanan Antenatal yang meliputi 5 T yaitu ; Timbang berat badan, ukur Tinggi badan, ukur Tekanan darah, pemberian imunisasi TT, ukur Tinggi fundus uteri dan pemberian Tablet besi minimal 90 tablet selama masa kehamilan. Cakupan pelayanan antenatal dapat dipantau melalui kunjungan baru ibu hamil (K1) atau disebut juga akses dan pelayanan ibu hamil sesuai standart paling sedikit empat kali dengan distribusi sekali pada triwulan pertama, sekali pada triwulan dua dan dua kali pada triwulan ketiga , (K4) untuk melihat kualitas. Cakupan K4 di Kabupaten Bungo tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 4.7 .

Tenaga yang memberikan pertolongan persalinan dapat dibedakan menjadi dua yaitu tenaga profesional (dokter spesialis, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan) dan dukun bayi (dukun bayi terlatih dan tidak terlatih). Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan profesional dari 2011 s/d tahun 2015 mengalami peningkatan. Lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.7

2011 2012 2013 2014 2015

1 Kunj Ibu Hamil ( K4) 7803 8489 95,90 95,70 94,3

2 Persalinan Oleh Tenakes 7191 7712 93,64 94,92 94,7

3 Cakup Imunisasi TT Bumil 7589 6593 87,00 60,90 59,7

No Kegiatan

Tabel 4.7

Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 , Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan dan Imunisasi Ibu Hamil

(39)

2. Keluarga Berencana

Keberhasilan program Keluarga Berencana dapat diketahui dari beberapa indikator yaitu pencapaian target KB Baru, cakupan peserta KB Aktif terhadap PUS dan persentase peserta KB aktif metode kontrasepsi efektif terpilih (MKET) atau saat ini disebut juga MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang). Peserta KB aktif Kabupaten Bungo tahun 2015 sebanyak 35.132 orang dari 53.605 pasangan usia subur (65,5%), ini terjadi sedikit penurunan bila dibandingkan dengan Pencapaian KB Aktif pada tahun 2014 sebanyak 42.749 orang dari 52.822 pasangan Usia Subur (84,3%), untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.8 tentang jumlah PUS, Peserta KB Baru dan Peserta KB Aktif di Kabupaten Bungo.

(40)

Baru Aktif 1 Pasar Ma Bungo

7.833

2.144

6.262

2 Rimbo Tengah 3 Bathin II Babeko

2.372

15

1.779

4 Bungo Dani

4.029

130

3.569

5 Bathin III

2.993

34

2.198

6 Pelepat

5.129

101

3.460

7 Pelepat Ilir

7.701

169

6.086

8 Rantau Pandan

1.624

349

974

9 Bathin III Ulu

1.472

29

458

10 Muko-Muko Bathin VII

2.382

30

1.733

11 Jujuhan

2.654

71

1.622

12 Jujuhan Ilir

2.295

0

1.327

13 Tanah Tumbuh

2.295

120

127

14 Bathin II Pelayang

1.289

35

77

15 Limbur Lbk Mengkuang

2.865

66

2.239

16 Tanah Sepenggal

3.743

51

2.300

17 Tanah Sepenggal Lintas

3.508

76

921

54184 3420 35132 52822 15987 42749 49406 3369 44517 53089 8004 35319 50731 0 36412 JLH KABUPATEN 2013 2012 2011 Peserta KB 2014 Tabel 4.8

Perbandingan PUS, Peserta KB Baru & Aktif Menurut Kecamatan Di Kabupaten Bungo Tahun 2015

(41)

B. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan

1. Puskesmas

Upaya kesehatan oleh pemerintah yang terdepan di masyarakat adalah melalui Puskesmas dengan pelayanannya yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Sebagai pelayanan kesehatan yang bersifat dasar, sampai dengan saat ini Puskesmas masih terpercaya sebagai alternatif tujuan untuk pengobatan dan pemeriksaan kesehatan yang terjangkau oleh sebagian besar masyarakat pada umumnya. Analisis terhadap masyarakat dalam memanfaatkan fasilitas di Puskesmas dan beban kerja Puskesmas dapat diukur dengan indicator antara lain rata-rata jumlah kunjungan Puskesmas per hari.

Kabupaten Bungo rata-rata jumlah kunjungan Puskesmas selama 5 tahun terakhir mengalami fluktuasi dari tahun ketahun. Namun dua tahun terakhir ini mengalami penurunan dikarenakan laporan dari puskesmas tidak lengkap. Kunjungan Puskesmas pada tahun 2015 adalah 135.415 mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2011 yaitu 157.184. Kunjungan Puskesmas Kabupaten Bungo Tahun 2010 sampai dengan 2015 dapat dilihat pada gambar 4.2 dan rata-rata kunjungan Puskemas per hari dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut .

Gambar 4.3

Grafik Jumlah Kunjungan Puskesmas di Kabupaten Bungo Tahun 2011 s/d 2015 0 50000 100000 150000 200000 Jlh Kunj Pkm 157184 120440 127139 114364 135415 2011 2012 2013 2014 2015

(42)

Tabel 4.9

Rata-Rata Kunjungan Puskesmas Per Hari Di Kabupaten Bungo Tahun 2015

No Puskesmas ∑ Kunj Pkm ∑ hari kerja

setahun

Rata rata kunj Pusk / hari 1. Ma Bungo I 31.871 300 106 2. Ma Bungo II 8.550 300 28 3. Tj Agung 10.158 300 33 4. Rt Pandan 5.645 300 18 5. K Kuning X 3.785 300 12 6. K Kuning I 15.753 300 52 7. K Jaya 10.336 300 34 8. Rt Keloyang 10.575 300 34 9. L L Lintas 4.926 300 16 10. L Landai 14.724 300 49 11. Tn Tumbuh 6.738 300 22 12. Rt Ikil 2.488 300 8 13. Babeko 14.331 300 47 14. L L Mengkuang 981 300 3 15 Pulau Batu 385 300 1 16 Muara Buat 2.603 300 8 17 Pelayang 2.102 300 7 18. Air Gemuruh 2.909 300 9 JUMLAH 135.415 300 451 Sumber : Laporan LB4 SP2TP 2015 2. Rumah Sakit

Sebagai sarana rujukan, Rumah Sakit di Kabupaten Bungo memiliki andil besar dalam fungsinya sebagai tempat rujukan kasus-kasus yang tidak dapat ditangani baik ditingkat Puskesmas, Rumah Bersalin dan sarana/fasilitas kesehatan lainnya.

Pemanfaatan tempat tidur di Rumah Sakit oleh masyarakat dapat dilihat dari indikator BOR (Bed Accupancy Rate), BOR yang rendah menunjukkan kurangnya pemanfaatan fasilitas perawatan Rumah Sakit oleh Masyarakat.Untuk mengetahui mutu pelayanan/ perawatan di Rumah Sakit dapat dilihat dari indikator GDR (Gros Death Rate), dan NDR (Neth Death Rate) semakin rendah NDR suatu Rumah Sakit berarti mutu pelayanan RS semakin Baik.

(43)

Interval) semakin besar TOI maka efisiensi penggunaan tempat tidur semakin jelek. Untuk mengetahui beban kerja Rumah Sakit (Poliklinik Rawat Jalan) dan untuk mengetahui pemanfaatan RS dapat dilihat dari rata-rata Kunjungan rawat jalan Rumah Sakit per hari. Semakin tinggi angka rata-rata kunjungan rawat jalan RS maka semakin besar beban RS tersebut.

Indikator pelayanan Rumah Sakit dapat dilihat pada tabel 4.10 Sedangkan Kunjungan Rawat Jalan pasien di Rumah Sakit Pemerintah Daerah Kabupaten Bungo dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut.

1 RSUD H Hanafie 268 62 3 2 5 1

2 RSU Bersaudara 3 RS Sentral Medika 4 RSIA Barkah

5 RSIA Abdul Malik

GDR

% NDR%

Nama Rumah Sakit

Indikator Jumlah

Tempat Tidur

Tabel 4.10

Indikator Pelayanan Rumah Sakit Di Kabupaten Bungo Tahun 2015

No BOR % LOS

Hari hariTOI

1 RSUD H Hanafie 300 0

2 RSU Bersaudara 300

3 RS Sentral Medika 300

4 RSIA Barkah 300

5 RSIA Abdul Malik 300

Tabel 4.11

Data Rawat Jalan Pasien Di RSUD Muara Bungo Tahun 2015

(44)

C. Pengendalian Dan Pemberantasan Penyakit menular

1. Malaria

Malaria merupakan salah satu penyakit yang dapat muncul kembali setelah dilakukan upaya eradikasi maupun eliminasi (Re-emerging desease) dan masih tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat Asia Tenggara, begitu juga di Indonesia penyakit ini menjadi ancaman dan mempengaruhi tingginya angka kesakitan dan kematian.

Penyakit malaria di Kabupaten Bungo masih merupakan permasalahan yang kronis dan ironisnya upaya intervensi cenderung melemah, padahal Gerakan Berantas Kembali (GEBRAK) Malaria telah dikumandangkan.

Jumlah penderita malaria di Kabupaten Bungo selama tahun 2011 s/d 2015 masih merupakan masalah kesehatan baik dari laporan Puskesmas maupun RSUD H Hanafie Muara Bungo. Berdasarkan laporan Puskesmas berturut-turut tercatat angka Annual Malaria Incidence ( AMI ) sebagai berikut :

 Th 2011 : 10,54 0/00

 Th 2012 : 9,55 0/00

 Th 2013 : 7,26 0/00

 Th 2014 : 6,62 0/00

 Th 2015 : 7,59 0/00

Di Kabupaten Bungo luasnya areal pembukaan hutan baik untuk lokasi transmigrasi, perkebunan baru , penambangan Batu Bara serta penambangan emas liar ditambah kurang efektifnya pemberantasan vektor merupakan suatu pra kondisi yang menyebabkan malaria masih merupakan masalah. Keadaan ini diperberat dengan pengobatan yang tidak sempurna dan kurangnya cakupan mikroskopis malaria di Puskesmas. Demikian pula angka SPR (Slide Positif Rate) berturut- turut yaitu :

 Th 2011 : 19,28 %

 Th 2012 : 36,00 %

 Th 2013 : 32,50 %

 Th 2014 : 22,98 %

(45)

Data diatas terlihat bahwa angka kesakitan malaria (AMI) pada tahun 2015 mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan tahun 2014. Akan tetapi angka ini Jika dibandingkan dengan target Sasaran Pembangunan Kesehatan 2015 masih cukup tinggi, untuk itu masih diperlukan upaya-upaya yang intensif untuk menurunkan angka kesakitan malaria (AMI). Sedangkan proporsi sediaan darah diperiksa dari jumlah kunjungan penderita klinis secara keseluruhan masih rendah (< 50%), tetapi jika dilihat pada kurun waktu 2 tahun terakhir adanya peningkatan proporsi sediaan darah penderita klinis yang diperiksa agar diperoleh gambaran penderita malaria yang sesungguhnya sehingga dapat diberikan pengobatan

Selama ini belum ada laporan kematian karena penyakit malaria. Sedangkan yang positif malaria Th 2011 = 39,14% , Th 2012= 19,28%, Th 2013= 21,91%, dan Th 2014 98% th 2015= 71,42%. Dari tabel 4.12 dapat dilihat bahwa malaria positif mengalami kenaikan , yang terpenting bagaimana Puskesmas dapat menindak lanjuti secara tuntas sesuai juklak yang ada khususnya yang positif Falsifarum obat yang dipakai adalah paduan Arsetunat yang ada di Gudang Farmasi.

Jumlah penderita penyakit malaria dapat dilihat pada tabel 4.12 ,tabel 4.13 dan gambar 4.3 HSL SPR ( + ) ( + ) ( + ) % Falsi Vifax 2011 3163 1238 166 39,14 17 10,2 143 86,1 2012 3367 649 148 19,28 29 20 119 80 2013 3127 685 247 21,91 89 36 158 64 2014 2380 547 178 22,98 2015 2670 1907 109 71,42 % Tabel 4.12

Jumlah Penderita Dan SPR Malaria Di Kabupaten Bungo Tahun 2011 s/d 2015

%

Thn Pende

rita

SD diperik

(46)

Dari grafik dibawah puncak tertinggi kasus malaria pada Puskesmas Rantau Pandan dan terendah pada Puskesmas Pulau Batu, dan Tanjung Agung. Keadaan ini didukung oleh pola musim hujan yang berubah dimana terjadi perubahan curah hujan sehingga upaya pemberantasan perlu ditingkatkan.

Rendahnya Sediaan darah yang diperiksa dikarenakan puskesmas tidak mengirimkan laporan dan tidak melaksanakan pengambilan serta pemeriksaan sediaan darah dikarenakan tidak adanya petugas Analis Kesehatan / petugas laboratorium.

Umumnya daerah – daerah dengan insiden tinggi terdapat pada daerah kawasan yang baru dibuka seperti transmigrasi, Perkebunan, galian – galian Tempat Penambangan Emas dan Batu Bara.

1 M a. Bungo I 51.582 340 0,01 2 Rt.Keloyang 22.455 144 0,01 3 M a. Bungo II 26.603 161 0,01 4 Tj. Agung 15.796 4 0,00 5 K. Kuning I 29.178 156 0,01 6 K. Kuning X 11.159 184 0,02 7 Lb. Landai 24.731 113 0,00 8 TS. Lintas 23.186 32 0,00 9 Tn. Tumbuh 15.257 275 0,02 10 Rt. Ikil 17.584 107 0,01 11 LB. M engkuang 18.975 260 0,01 12 Rt. Pandan 11.014 446 0,04 13 K. Jaya 21.696 76 0,00 14 Babeko 13.169 213 0,02 15 Pl. Batu 11.238 0 0,00 16 M a. Buat 9.827 62 0,01 17 Pelayang 8.621 59 0,01 18 Air Gemuruh 19.807 38 0,00 KABUPATEN 351.878 2670 7,59 AMI ( 0/00 ) Tabel 4.13

AMI PER PUSKESMAS DALAM KABUPATEN BUNGO TAHUN 2015

(47)

2. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)

Penyakit Demam Berdarah (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat di Kabupaten Bungo. Sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk, penyakit DBD selalu ditemukan setiap tahun di Kabupaten Bungo. Pada tabel 4.15 dapat dilihat jumlah penderita dan kematian karena penyakit DBD. Insiden penyakit Demam Berdarah Dengue dari tahun ke tahun cenderung menyebar, namun tidak seluruh Desa/Kelurahan merupakan daerah endemis (7 Endemis, 6 Sporadis dan 33 Potensial). Kabupaten Bungo dinyatakan Endemis karena 5 tahun berturut-turut terdapat kasus DBD.

Jumlah kasus DBD di Kabupaten Bungo pada tahun 2013 terjadi penurunan yaitu 61 kasus sedangkan tahun sebelumnya hanya 136 kasus. Sedangkan pada tahun 2015 terjadi kenaikan cukup besar menjadi 197 kasus.

Pada tahun 2015 tidak terdapat Angka kematian DBD di Kabupaten Bungo. Sedangkan incident rate pada tahun 2015 sebesar 56 per 100.000 penduduk.

GAMBAR 4.4

GRAFIK JUMLAH KASUS MALARIA DAN JUMLAH SEDIAAN DARAH DIPERIKSA DI PUSKESMAS

DI KAB. BUNGO 2015 0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 jlh kss 340 144 161 4 156 184 113 32 275 107 260 446 76 213 0 62 59 38 SD 295 54 111 4 150 117 111 26 162 107 143 445 75 30 0 0 41 35 MB I RK MBII TA KKI KKX TS TSL TT RI LLM RP KJ BBK PB MB PEL AG

(48)

Tingginya mobilitas penduduk, kurang efektifnya fogging fokus dengan fogging sebelum penularan, belum memasyarakatnya pemberantasan sarang nyamuk serta masih rendahnya angka bebas jentik (ABJ) merupakan kondisi yang menyebabkan DBD masih merupakan masalah di Kabupaten Bungo, gambar 4.4 merupakan gambaran tentang trend kasus penyakit Demam Berdarah.

GAMBAR 4.4

JUMLAH KASUS DBD / DHF DI PUSKESMAS KABUPATEN BUNGO TAHUN 2014 dan 2015 0 20 40 60 80 2014 43 14 19 0 7 4 0 0 0 1 2 3 6 0 1 0 4 12 2015 75 8 22 7 17 6 1 2 0 3 13 14 0 4 0 4 2 19 MB I RK MBII TA KK I KKX LL TSL TT RI LLM RP KJ BBK PB MB PEL AG

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa puncaknya Penyakit Demam Berdarah pada tahun 2015 tertinggi pada Puskesmas Muara Bungo I dan terendah Pada Puskesmas Tanah Tumbuh, Kuamang Jaya dan Pulau Batu.

3. Rabies 2011 58,8 3 178 1,7 2012 42,6 3 136 2,2 2013 18,3 0 61 0,0 2014 35,6 0 117 0,0 2015 56,0 0 197 0,0 Tabel 4.14

Jumlah Penderita dan Kematian (DBD) Di Kabupaten Bungo Tahun 2011 s/d 2015

(49)

umumnya penyakit Rabies ini memiliki resiko kematian yang tinggi (CFR 100%) apabila perawatan tidak dilakukan secara cepat dan sedini mungkin. Jumlah kasus gigitan hewan penular rabies di Kabupaten Bungo pada tahun 2014 sebanyak 49 kasus terjadi penurunan dibandingkan dari tahun 2015 yaitu 64 kasus, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.15

Jlh Hsl Dsr Diberi Jlh Hsl Dsr Diberi

Kasus Lab SKB VAR Kasus Lab SKB VAR

1 Januari 5 0 4 5 10 0 5 10 2 Pebruari 6 0 6 6 5 0 1 5 3 Maret 6 0 2 5 4 0 1 4 4 April 2 0 1 1 4 0 1 4 5 Mei 10 0 9 9 4 0 0 4 6 Juni 3 0 3 3 8 0 2 8 7 Juli 2 0 2 2 2 0 0 2 8 Agustus 3 0 0 0 5 0 0 5 9 September 5 0 1 2 4 0 0 4 10 Oktober 2 0 0 0 11 0 3 11 11 Nopember 4 0 4 4 7 0 3 7 12 Desember 1 0 1 1 0 0 0 0 Kabupaten 49 0 33 38 64 0 16 64 Tabel 4.15

Jumlah Kasus Gigitan hewan Penular Rabies dan Pemberian Vaksin Anti Rabies di Puskesmas Kabupaten Bungo

Tahun 2014 s/d 2015

Puskesmas

No 2014 2015

Laporan tahunan Seksi Pemberantasan Penyakit (P2) tahun 2015 menyebutkan bahwa jumlah kasus rabies ditemukan sebanyak 64 orang. Dari kasus gigitan hewan penyebab rabies berhasil diobservasi yaitu 10 kasus HPR. Berdasarkan hasil SKB 3 Menteri maka tidak ada kasus gigitan Hewan Penular Rabies dinyatakan positif rabies dan kepada 64 penderita gigitan HPR telah diberikan Vaksin Anti Rabies (VAR).

Sedangkan pada tahun 2014 Jumlah kasus hewan penular rabies (HPR) 49 kasus, hasil pemeriksaan laboratorium tidak ada kasus positif berdasarkan hasil SKB 3 Menteri 33 kasus yang diberi Vaksin Anti Rabies ( VAR) 38 kasus untuk lebih jelasnya pada tabel diatas

.

(50)

dengan pengobatan massal, dari hasil survey yang pernah dilakukan sampai dengan tahun 2004 dan laporan kasus klinis kronis terbaru tahun 2005 dilaporkan bahwa kasus kronis tersebar hampir di seluruh kabupaten/kota. Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan ditemukan 2 spesies cacing microfilaria yaitu Wucheria bancrofti (Wb) dan Brugia malayi (Bm).

Sasaran dari pengobatan massal filariasis adalah semua penduduk di daerah pemberantasan kecuali bayi, wanita hamil, orang yang sangat tua dan orang yang sakit berat. Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa berdasarkan Kabupaten/ Kota yang pernah dilakukan survey terdapat 3 kabupaten endemis filariasis (mf rate > 1%) yaitu Kabupaten Muaro Jambi (2,04 %), Tanjab Timur (3,46 %) dan Tanjab Barat (1,53 %).Untuk Kabupaten Bungo dari Tahun 2015 tidak ditemukan penderita Filariasis.

5. Diare

Penyakit Diare dapat menimbulkan KLB di beberapa wilayah dengan jumlah penderita dan kematian yang cukup tinggi. Meskipun demikian Diare ternyata bukan merupakan salah satu penyebab utama kematian pada semua golongan umur.Tetapi penyakit diare merupakan penyakit yang harus diwaspadai artinya penanganan yang tepat di Rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan yang lain seperti Puskesmas dan lain-lain, sangat penting peranannya dalam pencegahan kematian akibat diare.

Gambaran jumlah penderita diare di Kabupaten Bungo dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 seperti pada gambar 4.5, jumlah kasus yang ditemukan dari tahun ke tahun cukup banyak, bila dilihat selama kurun waktu lima tahun terakhir Insident Rate per 1000 penduduk sebagai berikut : Pada tahun 2011 = 25,99 , Tahun 2012 = 27,3 %, mengalami penurunan pada Thn 2013 menjadi 25,8 % serta tahun 2014 menjadi 21,4 per 1000 penduduk dan pada tahun 2015 =

(51)

6. TB Paru

Prevalensi Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru belum diketahui secara pasti. Pada tahun 2001 WHO memperkirakan Indonesia merupakan negara dengan kasus TB Paru terbesar ke-3 di dunia. Setiap tahunnya diperkirakan terdapat penderita baru TB Paru menular sebanyak 262.000 orang dari 583.000 penderita baru TB Paru. Sebanyak 140.000 orang diperkirakan meninggal. Cakupan penemuan penderita TB Paru dari tahun 2011 sampai dengan 2015 terjadi kenaikan, dan sudah mencapai target yang ditentukan. Angka konversi mengalami penurunan pada tahun 2007. Angka kesembuhan tahun 2015 yaitu sebesar 99,4 %.

Sampai Tahun 2015 pengembangan program penanggulangan penyakit TB paru sudah semua Puskesmas ( 18 Puskesmas ) dan 1 RSUD yang melaksanakan strategi DOTS membentuk KPP yang terdiri dari 5 PRM, 3PPM, dan 10 PS. Penemuan penderita dari tahun ke tahun mengalami peningkatan angka kesembuhan diatas 85%.

Angka penemuan kasus TB Paru dari tahun ketahun cenderung meningkat dari tahun 2010 penemuan penderita baru TBC BTA (+) CDR = 87,7%, Tahun 2011 CDR = 75 %, Tahun 2012 CDR = 77 % , tahun 2013 CDR = 66,7 %, Tahun 2015 CDR = 90%. Hasil yang dicapai selama 5 tahun terakhir ada kecenderungan naik turun ini dapat dilihat

Gambar 4.5

Jumlah Penderita Penyakit Diare Di Kabupaten Bungo Tahun 2011 s/d 2015 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 Jlh Kasus Insident Rate Jlh Kasus 8298 9106 8496 7417 7236 Insident Rate 25,99 27,3 25,8 21,4 20,6 2011 2012 2013 2014 2015

Gambar

Gambar 2.1 Peta Kabupaten Bungo
Tabel  1.Kasus Gizi Buruk Di Kabupaten Bungo Tahun 2015 No Puskesmas Kecamatan Jumlah
GRAFIK JUMLAH KASUS MALARIA DAN JUMLAH SEDIAAN DARAH  DIPERIKSA DI PUSKESMAS
Tabel 1 Tabel 2 Tabel 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puskesmas Pelabuhan Sambas adalah Puskesmas yang cakupan indikator SPM nya paling rendah pada tahun 2012. Hanya 3 indikator yang dapat mencapai target yakni cakupan balita gizi

Tabel 36 : Cakupan pelayanan kesehatan bayi menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas Kabupaten Tanjung Jabung Timur tahun 2019.. Tabel 37 : Cakupan desa/kelurahan

Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan adalah balita gizi buruk yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana gizi buruk di satu wilayah

Tabel 44 CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK BALITA, DAN IBU NIFAS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA.. Tabel 45 JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT

Profil Kesehatan Kabupaten Situbondo Tahun 2019 xiii Lampiran 36 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Jenis Kelamin,.. Kecamatan,

Tabel 42 Cakupan Imunisasi DPT, HB Dan Campak Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Hal 42 Tabel 43 Cakupan Imunisasi BCG Dan Polio Pada Bayi Menurut

Cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan adalah balita gizi buruk yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana gizi buruk disatu wilayah kerja pada

Lampiran 5.20 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi dan Anak balita Menurut Provinsi Tahun 2014 Lampiran 5.21 Cakupan Imunisasi Anak Sekolah Menurut Provinsi Tahun 2014 Lampiran 5.22