• Tidak ada hasil yang ditemukan

URAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "URAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN BUPATI GARUT

NOMOR

1406 TAHUN 2015

TANGGAL 31 - 12 - 2015

URAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

A. UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT ESENSIAL DAN KEPERAWATAN

KESEHATAN MASYARAKAT

1 . Pelayanan Promosi Kesehatan dan UKS

a) Cakupan Sekolah yang Mempromosikan Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS) di Tatanan Sekolah

judul cakupan sekolah ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

dimensi mutu perilaku sehat

tujuan tergambarkannya kemampuan sekolah yang menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat

definisi operasional cakupan sekolah ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah jumlah sekolah yang menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai bagian dari pembelajaran dan upaya peningkatan kesehatan siswa termasuk masyarakat disekolah dengan klasifikasi pratama, madya dan utama sesuai kemampuannya frekuensi pengumpulan

data setahun sekali periode analisa setahun sekali

numerator jumlah sekolah yang mempromosikan dan melakukan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) di tatanan sekolah denominator semua sekolah yang ada di wilayah kerja

sumber data Sistem Informasi Kesehatan Derah (SIKDA) dan laporan sekolah melalui UKS

target 40%

langkah kegiatan pendataan sekolah, sosialisasi, pelaksanaan, pembinaan, pemantauan

penanggung jawab Petugas Promkes dan UKS

b) Cakupan Institusi Kesehatan ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS)

judul cakupan institusi kesehatan ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

dimensi mutu perilaku sehat

tujuan tergambarkannya institusi kesehatan yang menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat

definisi operasional cakupan sekolah ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah jumlah sekolah yang menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai bagian dari pembelajaran dan upaya peningkatan kesehatan siswa termasuk masyarakat disekolah dengan klasifikasi pratama, madya dan utama sesuai kemampuannya frekuensi pengumpulan

data

setahun sekali

(2)

numerator jumlah sekolah yang mempromosikan dan melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tatanan sekolah

denominator semua sekolah yang ada diwilayah kerja sumber data sikda dan laporan sekolah melalui UKS

target 40%

langkah kegiatan pendataan sekolah, sosialisasi, pelaksanaan, pembinaan, pemantauan

penanggung jawab Petugas Promkes dan UKS

c) Cakupan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah

Tangga

judul cakupan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga

dimensi mutu perilaku sehat

tujuan tergambarkannya kemampuan puskesmas dalam mendorong pemberdayaan masyarakat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat

definisi operasional cakupan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga adalah sekumpulan perilaku yang dilakukan dengan kesadaran dan berdasarkan hasil pembelajaran dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara mandiri

frekuensi pengumpulan

data setahun sekali periode analisa setahun sekali

Numerator jumlah kumulatif keluarga yang mempraktekan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

denominator jumlah seluruh keluarga yang ada

sumber data Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) dan laporan bulanan promosi kesehatan

target 65 %

langkah kegiatan pendataan RT ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), analisa data, pembinaan, monitoring dan evaluasi penanggung jawab Petugas Promkes dan program terkait

d) Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat

judul cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat dimensi mutu akses pelayanan kesehatan, efektifitas pelayanan

kesehatan dan kesinambungan

tujuan 1. meningkatkan derajat kesehatan peserta didik secara optimal

2. terdeteksinya secara dini masalah kesehatan peserta didik

3. tertanganinya peserta didik yang bermasalah dalam kesehatan

4. tersedianya data atau informasi untuk menilai perkembangan kesehatan peserta didik

5. penyusun program/perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi program UKS

frekuensi pengumpulan

(3)

periode analisa 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun ajaran di kelas 1

numerator jumlah murid kelas 1 dan setingkat yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih (guru UKS/dokter kecil) di satu wilayah kerja pada kurun tertentu

denominator jumlah murid kelas 1 SD dan setingkat di 1 (satu) wilayah kerja pada kurun waktu yang sama

sumber data 1. catatan dan pelaporan hasil penjaringan kesehatan 2. data UPTD Pendidikan dan KUA Kecamatan

target 100%

langkah kegiatan 1. pendataan

2. pemeliharaan UKS KIT, UKGS KIT

3. pembinaan petugas pelaksana penjaringan, guru UKS dan dokter kecil

penanggung jawab Koordinator UKS frekuensi pengumpulan

data

1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun ajaran siswa di kelas 1

2. Upaya Kesehatan Lingkungan

a)

Cakupan Rumah Sehat

judul cakupan rumah sehat

dimensi mutu kualitas rumah sehat sesuai standar Undang-Undang/Permenkes

tujuan diketahuinya rumah yang memenuhi syarat kesehatan definisi operasional rumah yang memenuhi kriteria minimal adalah akses air

minum, akses jamban sehat, lantai, ventilasi, dan pencahayaan (Permenkes No. 1077/Per/V/Menkes/2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara Dalam Ruang Rumah) yang dihitung kumulatif

frekuensi pengumpulan

data 3 (tiga) bulan sekali periode analisa setahun sekali

numerator jumlah rumah sehat yang ada pada wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

denominator jumlah rumah sehat yang di survei/di data/di inspeksi sanitasi di 1 (satu) wilayah kerja pada kurun waktu yang sama

sumber data dari hail survei atau laporan Puskesmas

target 100%

langkah kegiatan penentuan titik rumah sehat yang di survei pada kunjungan rumah, pengkajian, analisa dan tindak lanjut penanggung jawab Petugas Sanitarian

b) Cakupan Air Bersih

judul cakupan air bersih

dimensi mutu kualitas sanitasi dasar dipermukiman

tujuan diketahuinya kualitas sanitasi dasar di lingkungan permukiman

(4)

definisi operasional air minum yang terlindung meliputi air ledeng (keran), keran umum, hydrant umum, terminal air, penampungan air hujan (PAH) atau mata air dan sumur terlindung, sumur bor atau sumur pompa, yang jaraknya minimal 10 meter dari pembuangan kotoran, penampungan limbah, dan pembuangan sampah. Tidak termasuk air kemasan, air dari penjual keliling, air yang dijual melalui tanki, air sumur dan mata air tidak terlindung

prekuensi pengumpulan data

3 (tiga) bulan sekali

periode analisa setahun sekali

numerator jumlah sarana air yang ada pada wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

denominator jumlah sarana air yang di survei/di data/di inspeksi sanitasi di 1 (satu) wilayah kerja pada kurun waktu yang sama

sumber data dari hail survei atau laporan Puskesmas

target 100%

langkah kegiatan penentuan titik sarana air yang di survei pada kunjungan sarana air bersih, pengkajian, analisa dan tindak lanjut, serta pemeriksaan laboratorium kualitas air

penanggung jawab Petugas Sanitarian

c) Cakupan Kakus/Jamban Keluarga

judul cakupan kakus/jamban keluarga dimensi mutu kualitas sanitasi dasar di permukiman

tujuan diketahuinya kualitas sanitasi dasar di lingkungan permukiman

definisi operasional fasilitas pembuangan tinja (jamban) yang digunakan sendiri atau bersama, yang efektif untuk memutus mata rantai penularan penyakit sesuai Permenkes No 3 Tahun 2014 dilengkapi dengan, tanki septik (septic tank)/Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL), dengan kloset leher angsa atau tidak leher angsa yang tertutup dan pembuangan akhir tidak mencemari sumber air/tanah

frekuensi pengumpulan data

3 (tiga) bulan sekali

periode analisa setahun sekali

numerator jumlah jamban sehat yang ada pada wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

denominator jumlah jamban sehat yang di survei/di data/di inspeksi sanitasi di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama

sumber data dari hail survei atau laporan Puskesmas

target 100%

langkah kegiatan penentuan titik jamban sehat yang di survei pada kunjungan rumah, pengkajian, analisa dan tindak lanjut penanggung jawab Petugas Sanitarian

d) Cakupan Pengolahan Sampah

judul cakupan pengolahan sampah

dimensi mutu kualitas sanitasi dasar dipermukiman

Tujuan diketahuinya kualitas sanitasi dasar di lingkungan permukiman

(5)

definisi operasional pengolahan sampah adalah suatu upaya mengelola sampah baik organik maupun non organik yang berasal dari sampah domestik atau non domestik untuk dikelola lebih lanjut

prekuensi pengumpulan data

3 (tiga) bulan sekali

periode analisa setahun sekali

numerator jumlah Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) yang ada pada wilayah kerja pada kurun waktu tertentu denominator jumlah Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS)

yang di survei/di data/di inspeksi sanitasi di 1 (satu) wilayah kerja pada kurun waktu yang sama

sumber data dari hail survei atau laporan Puskesmas

target 90%

langkah kegiatan penentuan titik Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) yang di survei pada kunjungan rumah, pengkajian, analisa dan tindak lanjut

penanggung jawab Petugas Sanitarian

e) Cakupan Sarana Pengolahan Air Limbah (SPAL)

judul sarana pengolahan air limbah (SPAL) dimensi mutu kualitas sanitasi dasar dipermukiman

tujuan diketahuinya kualitas sanitasi dasar di lingkungan permukiman

definisi operasional sarana pengolahan air limbah adalah suatu kontruksi tempat penampungan limbah domestik yang diolah supaya tidak mencemari lingkungan atau tidak terjadi pencemaran terhadap air baku dan tanah

prekuensi pengumpulan

data 3 (tiga) bulan sekali periode analisa setahun sekali

numerator jumlah SPAL yang ada pada wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

denominator jumlah SPAL yang di survei/di data/di inspeksi sanitasi di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama sumber data dari hail survei atau laporan Puskesmas

target 80%

langkah kegiatan penentuan titik SPAL yang di survei pada kunjungan rumah, pengkajian, analisa dan tindak lanjut

penanggung jawab Petugas Sanitarian

f) Target/Sasaran Cakupan Tempat Umum yang Sesuai Persyaratan

Kesehatan

judul cakupan tempat umum yang dibina kesehatan lingkungan

dimensi mutu kualitas

tujuan meningkatkannya kualitas kesehatan lingkungan di tempat tempat umum

definisi operasional tempat-tempat umum yang dibina adalah fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama (praktik bidan, dokter, klinik dan Puskesmas beserta jaringannya

(6)

frekuensi pengumpulan

data 1 (satu) tahun 1 (satu) kali di wilayah kerja periode analisa 1 (satu) tahun 1 (satu) kali

numerator jumlah tempat-tempat umum yang telah sesuai dengan syarat kesehatan lingkungan di satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu

denominator jumlah seluruh tempat-tempat umum yang ada di 1 (satu) wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama

sumber data hasil pembinaan ispeksi tempat-tempat umum

target 90%

langkah kegiatan penentuan tempat-tempat umum yang akan dibina, pembinaan kesehatan lingkungan tempat-tempat umum, analisis, rencana tindak lanjut

penanggung jawab Sanitarian Puskesmas

3. Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM

a)

Cakupan K4 Ibu Hamil (Bumil)

judul cakupan kunjungan ibu hamil K-4 dimensi mutu keselamatan dan kontinuitas tujuan agar terpantau

definisi operasional cakupan kunjungan ibu hamil K-4 adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 (empat) kali di 1 (satu) wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

frekuensi pengumpulan data

setiap bulan

periode analisa setiap bulan

numerator jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan

antenatal sesuai standar, paling sedikit 4 (empat) kali di 1 (satu) wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

denominator jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama

sumber data Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) (LB3), Kohort ibu, dan PWS KIA

target 96%

langkah kegiatan 1. pengadaan buku KIA (dengan Stiker P4K) 2. pendataan ibu hamil

3. pelayanan antenatal sesuai standar 4. kunjungan rumah bagi yang DO 5. pembuatan kantong persalinan 6. pelatihan KIP/K

7. pencatatan dan pelaporan

8. supervisi, monitoring dan evaluasi (PWS KIA, analisis manajemen KIA)

penanggung jawab Penanggung Jawab KIA, Bidan Koordinator KIA, dan Bidan Desa

(7)

b) Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan yang

Memiliki Kompetensi

judul cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan

dimensi mutu keselamatan dan kontinuitas tujuan agar terpantau aman dan selamat

definisi operasional cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan adalah ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di 1 (satu) wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

frekuensi pengumpulan data

setiap bulan

periode analisa setiap bulan

numerator jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

denominator jumlah seluruh sasaran ibu bersalin di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama

sumber data Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA)

target 90%

langkah kegiatan 1. kemitraan bidan - dukun

2. perencanaan persalinan dan penanganan komplikasi (P4K)

3. pelayanan persalinan

4. penyediaan/penggantian peralatan persalinan (bidan KIT)

5. pelatihan/magang (APN)

6. supervisi, monitoring dan evaluasi (PWS KIA, analisis manajemen program KIA)

penanggung jawab Penanggung jawab KIA, Bidan Koordinator KIA, dan Bidan Desa

c) Cakupan Pelayanan Nifas

judul cakupan pelayanan nifas dimensi mutu keselamatan dan kontinuitas tujuan agar terpantau

definisi operasional cakupan pelayanan nifas adalah pelayanan pada ibu dan neonatal pada masa 6 (enam) jam sampai 42 (empat puluh dua) hari pasca persalinan sesuai standar

frekuensi pengumpulan data

setiap bulan

periode analisa setiap bulan

numerator jumlah ibu nifas yang telah memperoleh 3 kali pelayanan nifas sesui standar di 1 (satu) wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

denominator jumlah seluruh ibu nifas di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama

sumber data Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) (LB3), Kohort ibu, dan PWS KIA

(8)

langkah kegiatan 1. pelayanan nifas sesuai standar (ibu dan neonatus) 2. pelayanan KB pasca persalinan

3. pelatihan/magang klinis kesehatan maternal dan neonatal

4. pelayanan rujukan nifas

5. kunjungan rumah bagi yang DO 6. pencatatan dan pelaporan

7. supervisi, monitoring dan Evaluasi (PWS KIA, analisis manajemen program KIA)

penanggung jawab Penanggung jawab KIA, Bidan Koordinator KIA, dan Bidan Desa

d) Cakupan Neonatus Dengan Komplikasi yang Ditangani

judul cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani dimensi mutu keselamatan dan kontinuitas

tujuan agar terpantau dan segera diatasi

definisi operasional cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani adalah neonatus dengan komplikasi di 1 (satu) wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh pelayanan kesehatan

frekuensi pengumpulan data

setiap bulan

periode analisa setiap bulan

numerator jumlah neonatus dengan komplikasi yang tertangani dari 1 (satu) wilayah kerja di sarana pelayanan kesehatan denominator neonatus dengan kompliksi yang ada dengan perkiraan

15% (lima belas persen) dari bayi baru lahir di 1 (satu) wilayah kerja pada kurun waktu yang sama di sarana pelayanan kesehatan

sumber data Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) dan laporan pelaksanaan audit maternal dan neonatal

target 65%

langkah kegiatan 1. deteksi dini ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas komplikasi

2. pelayanan kesehatan pasca persalinan untuk ibu dan neonatal sesuai standar

3. penyediaan sarana, peralatan, laboratorium, obat esensial yang memadai dan transpor

4. pelatihan manajemen BBLR bagi bidan, manajemen asfiksia bayi baru lahir, MTBS, PONED bagi Tim Puskesmas

5. pelaksanaan PONED

6. pemantauan untuk asuhan tindak lanjut bagi neonatus yang dirujuk

7. pencatatan dan pelaporan

8. pemantaun pasca pelatihan dan evaluasi 9. pelaksanaan dan pemantapan AMP

10. rujukan pasien, tenaga medis dan spesimen

penanggung jawab Penanggung jawab KIA, Bidan Koordinator KIA, dan Bidan Desa

(9)

e) Cakupan Kunjungan Bayi

judul cakupan kunjungan Bayi

dimensi mutu akses pelayanan kesehatan, efektifitas pelayanan kesehatan dan kesinambungan

tujuan 1. meningkatkan akses bayi terhadap pelayanan kesehatan dasar

2. mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan sehingga cepat mendapatkan pertolongan, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit definisi operasional cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi yang

memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar oleh dokter, bidan, dan perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan paling sedikit 4 (empat) kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Catatan:

1. bayi adalah anak berumur 29 hari-11 bulan

2. cakupan kunjungan bayi adalah cakupan kunjungan bayi umur 29 hari-11 bulan di sarana pelayanan kesehatan (Polindes, Pustu, Puskesmas, rumah bersalin dan rumah sakit) maupun di rumah, posyandu, tempat penitipan anak, panti asuhan dan sebagainya melalui kunjungan petugas

3. setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 (empat) kali yaitu satu kali pada umur 29 hari-3 bulan, 1 kali pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan dan 1 (satu) kali pada umur 9-12 bulan 4. pelayanan kesehatan meliputi pemberian imunisasi

dasar (BCG, DPT/HB 1-3, Polio 1-4, Campak), Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) bayi dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi (meliputi: konseling ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan, perawatan dan tanda bahaya bayi sakit sesuai MTBS, pemantauan pertumbuhan dan pemberian vitamin A kapsul biru pada usia 6-11 bulan)

frekuensi pengumpulan data

setiap bulan

periode analisa setiap bulan

numerator jumlah bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar, paling sedikit 4 (empat) kali di 1 (satu) wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

denominator seluruh bayi lahir hidup di satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu

sumber data kohort bayi, laporan kunjungan bayi

target 90%

langkah kegiatan 1. peningkatan kompetensi klinis kesehatan bayi meliputi SDIDTK dan MTBS/MTBM MTBS

2. pemantauan paska sosialisasi teknis SDIDTK dan kalakarya MTBS/MTBM

3. pelayanan kesehatan bayi sesuai standar di fasilitas kesehatan

4. pelayanan rujukan

5. pembahasan audit kematian dan kesakitan bayi 6. pelayanan kunjungan rumah bagi yang tidak datang

ke fasilitas kesehatan.

penanggung jawab Bidan Koordinator KIA, Koordinator SDIDTK dan Koordinator MTBS/MTBM

(10)

f) Cakupan Pelayanan Anak Balita

judul cakupan pelayanan anak balita

dimensi mutu akses pelayanan kesehatan, efektifitas pelayanan kesehatan dan kesinambungan

tujuan 1. meningkatkan akses anak balita terhadap pelayanan kesehatan dasar

2. mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan sehingga cepat mendapatkan pertolongan, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit

definisi operasional cakupan pelayanan anak balita adalah anak balita (12 - 59 bulan) yang memperoleh pelayanan pemantauan

pertumbuhan dan perkembangan. catatan:

1. anak balita adalah anak berumur 12-59 bulan

2.

setiap anak umur 12-59 bulan memperoleh

pelayanan pemantauan pertumbuhan setiap

bulan, minimal 8 kali dalam setahun tercatat

di Kohort anak balita, Buku KIA/KMS, atau

buku pencatatan dan pelaporan lainnya

3. pemantauan pertumbuhan dan perkembangan setiap anak usia 12-59 bulan dilaksanakan melalui pelayanan SDIDTK minimal 2 kali pertahun (setiap 6 bulan) dan tercatat pada Kohort Anak Balita atau pencatatan pelaporan lainnya.

4. suplementasi Vitamin A dosis tinggi (200.000 IU) diberikan pada anak umur 12-59 bulan 2 kali pertahun (bulan Februari dan Agustus)

frekuensi pengumpulan

data setiap bulan periode analisa setiap bulan

numerator jumlah anak balita (12-59 bulan) yang memperoleh

pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 (delapan) kali di 1 (satu) wilayah kerja pada kurun

tertentu

denominator jumlah seluruh anak balita (12-59 bulan) di 1 (satu) wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu

sumber data kohort balita, laporan pelayanan anak balita

target 85%

langkah kegiatan 1. pendataan sasaran anak usia 12-59 bulan

2. pemantauan pertumbuhan anak usia 12-59 bulan minimal 8 (delapan) kali dalam setahun

3. pemantauan perkembangan anak usia 12-59 bulan minimal tiap 6 (enam) bulan sekali

4. melakukan intervensi bila dijumpai gangguan pertumbuhan dan kelainan perkembangan

5. melakukan rujukan bila tidak ada perbaikan setelah dilakukan intervensi

6. penyediaan skrining KIT SDIDTK

7. distribusi vitamin A dosis tinggi (200.000 iu) sesuai sasaran

8. penggunaan formulir pendukung pencatatan pelaporan

9. monitoring dan evaluasi

penanggung jawab Bidan Koordinator KIA, Koordinator SDIDTK dan Koordinator MTBS/MTBM

(11)

g) Pelayanan Imunisasi, Universal Child Immunization (UCI) Desa

Judul Universal Child Immunization (UCI) Desa

dimensi mutu perlindungan kesehatan

tujuan terlindunginya anak dari PD3I (penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi) dalam komunitas Desa

definisi operasional suatu keadaan tercapainya imunisasi dasar lengkap pada semua bayi (usia dibawah satu tahun) atau dimana ≥ 85% dari jumlah bayi yang ada disuatu Desa sudah mendapat imunisasi dasar lengkap, yang terdiri dari BCG, Polio 4, DPT HB Hib 3 dan campak

frekuensi pengumpulan data

setiap bulan

periode analisa setiap bulan

numerator jumlah bayi yang diimunisasi masing-masing antigen BCG, Polio 4, DPT HB Hib 3 dan campak

denominator jumlah sasaran bayi disuatu desa salam satu tahun berjalan

sumber data buku catatan imunisasi

target 100%

langkah kegiatan pendataan sasaran, menyusun jadwal imunisasi, persiapan logistik imunisasi, pelayanan imunisasi, pencatatan, pelaporan dan evaluasi PWS

penanggung jawab Koordinator Imunisasi

h) Cakupan Peserta KB Aktif

Judul cakupan peserta KB Aktif dimensi mutu akses terhadap kesehatan

tujuan meningkatnya kualitas kesehatan ibu

definisi operasional cakupan peserta KB aktif adalah jumlah peserta KB aktif dibandingkan dengan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

frekuensi pengumpulan

data setiap bulan periode analisa setiap bulan

numerator jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) yang menggunakan kontrasepsi di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

denominator jumlah seluruh Pasangan Usia Subur (PUS) di 1 (satu) wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama

sumber data Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA)

target 100%

langkah kegiatan 1. pendataan sasaran Pasangan Usia Subur (PUS) 2. konseling KB untuk Pasangan Usia Subur (PUS) 3. pelayanan kontrasepsi sesuai standar.

4. pengadaan Alat dan Obat Kontrasepsi (Alokon)

5. pelatihan klinis pelayanan kontrasepsi terkini/contraceptive technical update

6. pelatihan peningkatan kinerja pelayanan KB

7. pelatihan penggunaan Alat Bantu Pengambilan Keputusan (ABPK) Ber-KB

8. penguatan sistem informasi pelayanan KB 9. supervisi, monitoring dan evaluasi

(12)

4. Pelayanan Gizi yang bersifat UKM

a) Cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI pada Anak

Usia 6-24 bulan Keluarga Miskin

judul cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin

dimensi mutu efektifitas pelayanan kesehatan dan kesinambungan pelayanan

tujuan memenuhi kebutuhan gizi yang tidak dapat dipenuhi oleh ASI

definisi operasional Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6- 24 bulan keluarga miskin adalah pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan dari keluarga miskin selama 90 (sembilan puluh) hari frekuensi pengumpulan

data

setiap bulan

periode analisa setiap bulan

numerator jumlah anak usia 6-24 bulan dari Gakin yang mendapat MP-ASI di 1 (satu) wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

denominator jumlah seluruh anak usia 6-24 bulan dari Gakin di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama

sumber data laporan Khusus MP-ASI, LB3-SIKDA

target 100%

langkah kegiatan 1. pendataan sasaran

2. melaksanakan konseling menyusui 3. distribusi sampai ke sasaran 4. pencatatan pelaporan

5. monitoring dan evaluasi pelaksanaan pemberian MP-ASI

penanggung jawab Nutrisionis/Tenaga Pelaksana Gizi

b) Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan

judul cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan

dimensi mutu efektifitas pelayanan kesehatan dan kesinambungan pelayanan

tujuan meningkatkan status gizi balita dan menurunkan angka kematian anak gizi buruk

definisi operasional cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan adalah balita gizi buruk yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana gizi buruk di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

frekuensi pengumpulan

data setiap bulan periode analisa setiap bulan

numerator jumlah balita gizi buruk mendapat perawatan di sarana pelayanan kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

denominator jumlah seluruh balita gizi buruk yang ditemukan di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama

(13)

sumber data LB3–Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA), W-1 (Laporan Wabah KLB), Laporan KLB gizi buruk Puskesmas

target 100%

langkah kegiatan 1. surveilans gizi termasuk penemuan kasus secara aktif 2. respon cepat penanganan kasus gizi buruk

3. penanganan Gizi buruk sesuai pedoman tatalaksana gizi buruk

4. penyediaan formula 75/100

5. perawatan kasus gizi buruk di Therapeutic Feeding Center (TFC)

6. Pemantauan dan kunjungan rumah kasus gizi buruk pasca rawat (Community Therapeutic Center)

penanggung jawab Tim Asuhan Gizi (Dokter, Nutrisionis, Bidan/Perawat)

5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

a) Penyelidikan Epidemologi dan Penanggulangan KLB

judul penyelidikan epidemologi dan penanggulangan keadian luar biasa (KLB)

dimensi mutu cakupan Desa/Kelurahan mengalami keadian luar biasa (KLB) yang dilakukan penyelidikan epidemologi < 24 jam tujuan mengetahui gambaran penyebaran keadian luar biasa

(KLB) dan mengetahui sumber, cara penanggulangannya. Menemukan penderita atau tersangka penderita, penatalaksanaan penderita, pencegahan peningkatan, perluasan dan menghentikan suatu KLB

definisi operasional rangkaian kegiatan berdasarkan cara-cara epidemologi untuk memastikan adanya suatu keadian luar biasa (KLB), mengetahui gambaran penyebaran keadian luar biasa (KLB) dan mengetahui sumber dan cara-cara penanggulangannya, gejala atau penyakit yang diamati adalah:

1. Acute Flacid Paralysis (AFP) 2. Diare Akut

3. Suspect Dengue 4. Diare Berdarah 5. Suspect Difteri

6. Gigitan Hewan Penular Rabies 7. Suspect Flu Burung Pada Manusia 8. ILI (Penyakit Serupa Influenza)

9. Suspect Penyakit Tangan, Kaki, Mulut 10. Malaria Konfirmasi 11. Suspect Kolera 12. Pertussis 13. Suspek Leptospirosis 14. Pneumonia 15. Suspect Meningitis/Encephalitis frekuensi pengumpulan data setiap 2 minggu

periode analisa setiap 2 minggu

numerator jumlah kejadian luar biasa (KLB) di Desa/Kelurahan yang ditangani < 24 jam periode/kurun waktu yang sama

(14)

denominator jumlah keadian luar biasa (KLB) yang terjadi pada wilayah Desa/Kelurahan pada periode/kurun waktu yang sama

sumber data 1. laporan keadian luar biasa (KLB) 24 jam (W1)

2. laporan hasil penyelidikan dan penanggulangan keadian luar biasa (KLB)

3. laporan masyarakat dan media massa

target 100%

langkah kegiatan 1. pengumpulan data

2. penyedian dan analisis data 3. diseminasi

4. pencegahan dan penanggulangan keadian luar biasa (KLB)

5. monitoring dan evaluasi 6. pelatihan

SDM 1. Dokter

2. Perawat

3. Tenaga epidemologi kesehatan

penanggung jawab Koordinator Surveilance Epidemologi dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB)

b) Penemuan TB Paru BTA (+)

judul penemuan TB Paru BTA (+) dimensi mutu efektifitas pelayanan kesehatan

tujuan penemuan pasien TB melalui pemeriksaan dahak sewaktu pagi dan sewaktu sore SPS dan diobati unit pelayanan kesehatan dalam suatu wilayah kerja pada waktu tertentu

definisi operasional angka penemuan pasien baru TB BTA (+) atau case detection rate adalah presentasi jumlah penderita baru TB BTA (+) yang ditemukan dibandingkan dengan jumlah perkiraan kasus baru TB BTA (+) dalam wilayah tertentu dalam waktu 1 (satu) tahun

frekuensi pengumpulan data

setiap bulan

periode analisa setiap bulan

numerator jumlah pasien TB Paru BTA (+) yang ditemukan dan diobati di 1 (satu) wilayah dalam 1 (satu) tahun

denominator jumlah perkiraan pasien baru TB BTA (+) dalam suatu wilayah dalam 1 (satu) tahun

sumber data 1. pelaporan TB 07 2. TB 08

3. TB 11

target 90%

langkah kegiatan tatalaksana TB Baru, pemeriksaan sputum, pelatihan, penyuluhan, pencatatan pelaporan dan monitoring serta evaluasi

(15)

c) Cakupan Penemuan Penderita Diare

judul penemuan penderita diare dimensi mutu akses atau jangkauan kesehatan

tujuan untuk mengetahui jumlah penderita diare ke semua sarana pelayanan kesehatan dalam kurun waktu dalam satu tahun

definisi operasional penemuan penderita diare adalah jumlah penderita diare yang datang dan dilayani disarana kesehatan dan kader disuatu wilayah tertentu dalam kurun waktu 1 (satu) tahun

frekuensi pengumpulan data

setiap bulan

periode analisa setiap bulan

numerator jumlah diare yang datang dan dilayani disarana kesehatan dan kader suatu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun

denominator jumlah perkiraan penderita diare pada suatu wilayah tertentu dalam waktu yang sama

sumber data catatan kader, register penderita, LB 1, Laporan bulanan dan Klinik

target 100%

langkah kegiatan tatalaksana kasus penyediaan formulir RR, pengumpulan, pengolahan data dan analisis data, pelatihan petugas, promosi/penyuluhan, jejaring kerja dan kemitraan, pertemuan evaluasi

penanggung jawab Programer Diare

d) Penemuan Penderita Pnemonia Balita

judul penemuan penderita pneumonia balita dimensi mutu akses dan jangkauan kesehatan

tujuan mengetahui kasus pneumoni balita sesuai program definisi operasional presentasi balita dengan pneumonia yang ditemukan dan

diberikan tatalaksana sesuai standar disarana kesehatan disuatu wilayah dalam waktu satu tahun

frekuensi pengumpulan

data setiap bulan periode analisa setiap bulan

numerator jumlah penderita pneumonia balita yang ditangani di 1 (satu) wilayah kerja dalam kurun waktu 1 (satu)

tahun

denominator jumlah perkiraan penderitaa pneumonia balita di suatu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama

sumber data kartu penderita/register harian, laporan bulanan Puskesmas, kartu penderita/register pasien fasilitas swasta/medical record rumah sakit swasta

target 100%

langkah kegiatan pelayanan penderita, penyediaan alat (peralatan ISPA), pelatihan petugas, penyuluhan ke masyarkat, jejaring kerja dan kemitraan, pengumpulan, pengolahan, dan analisis data, monitoring/supervisi ke sarana kesehatan, pertemuan evaluasi, pencatatan dan pelaporan

(16)

e) Penderita DBD (Demam Berdarah Dengue) yang Ditangani

judul penderita DBD yang ditangani

dimensi mutu kesinambungan pelayanan

tujuan memberikan pelayanan sedini mungkin terhadap kasus DBD

definisi operasional presentase DBD yang ditangani sesuai standar di 1 (satu) wilayah dalam 1 (satu) tahun dibandingkan

dengan jumlah penderita DBD yang ditemukan/dilaporkan dalam kurun waktu satu tahun yang sama

frekuensi pengumpulan data

setiap bulan

periode analisa setiap bulan

numerator jumlah penderita DBD yang disatu wilayah kerja dalam kurun waktu 1 (satu) tahun

denominator jumlah perkiraan penderita DBD di 1 (satu) wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama

sumber data Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA), Sistem Pencatanan dan Pelaporan Rumah Sakit (SP2RS)

target 100%

langkah kegiatan penegakan diagnosis, pengobatan dan rujukan penderita di tingkat Puskesmas dan RS, pelatihan SDM, penanggulangan kasus oleh Puskesmas, penyidikan epidemiologi, pencatatan dan laporan, monitoring dan evaluasi

penanggung jawab Programer DBD

6. Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat

a) Cakupan Keluarga Rawan di Bina

judul cakupan keluarga rawan di bina dimensi mutu kuantitas layanan

tujuan mengetahui akses keluarga rawan terhadap pelayanan kesehatan tingkat pertama

definisi operasional cakupan keluarga dibina adalah persentase keluarga rawan yang belum selesai dibina maupun yang sudah selesai dibina di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

frekuensi pengumpulan

data setiap bulan periode analisa setiap bulan

numerator Jumlah keluarga rawan yang dibina di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

denominator jumlah keluarga rawan di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

sumber data register rawat jalan dan kartu rekam medik pasien, Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA), laporan kunjungan

target 15%

langkah kegiatan pendataan keluarga rawan, kunjungan rumah penanggung jawab

pengumpul data

Penanggung jawab Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial dan Perkesmas

(17)

B. UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT PENGEMBANGAN

1. Pelayanan Kesehatan Jiwa

judul cakupan deteksi dini gangguan kesehatan jiwa dimensi mutu akses layanan

tujuan mengetahui akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan jiwa tingkat pertama

definisi operasional cakupan deteksi dini gangguan kesehatan jiwa adalah persentase pasien yang mendapatkan pelayanan deteksi dini gangguan kesehatan jiwa di Puskesmas

frekuensi pengumpulan data setiap bulan periode analisa setiap bulan

numerator Jumlah pasien yang diperiksa Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Jiwa di Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

denominator Jumlah seluruh kunjungan pasien Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

sumber data register rawat jalan dan kartu rekam medik pasien, Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA), laporan kunjungan

target 20%

langkah kegiatan pendataan penduduk, sarana kesehatan dan peningkatan SDM

penanggung jawab pengumpul data

Penanggung jawab Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan

2. Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat

judul Cakupan Pembinaan Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM)

dimensi mutu akses layanan

tujuan mengetahui akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan gigi tingkat pertama

definisi operasional Cakupan UKGM adalah persentase UKBM yang mendapat pembinaan dari petugas puskesmas di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu setahun

frekuensi pengumpulan data setiap bulan periode analisa setiap bulan

numerator Jumlah UKBM yang mendapat pembinaan di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

denominator Jumlah UKBM yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

sumber data register rawat jalan dan kartu rekam medik pasien, Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA), laporan kunjungan

target 20%

langkah kegiatan pendataan penduduk, sarana kesehatan dan peningkatan SDM

penanggung jawab pengumpul data

Penanggung jawab Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan

(18)

3. Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer

judul Cakupan Pembinaan Upaya Kesehatan Tradisional dimensi mutu Kualitas layanan

tujuan mengetahui akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan gigi tingkat pertama

definisi operasional Cakupan pembinaan Pengobat tradisional adalah cakupan Pengobat tradisional yang dibina oleh Petugas Puskesmas yang berada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

frekuensi pengumpulan data setiap bulan periode analisa setiap bulan

numerator Jumlah Pengobat Tradisional yang dibina petugas Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

denominator Jumlah Pengobat Tradisional seluruhnya di wilayah Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

sumber data Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA)

target 13%

langkah kegiatan pendataan sasaran, pembinaan penanggung jawab

pengumpul data Penanggung jawab Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan

4. Pelayanan Kesehatan Olahraga

judul cakupan pembinaan kelompok olahraga dimensi mutu kualitas layanan

tujuan mengetahui akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan

definisi operasional cakupan pembinaan kelompok olah raga adalah cakupan kelompok olahraga di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun, yang mendapat pembinaan dari petugas Puskesmas

frekuensi pengumpulan data setiap bulan periode analisa setiap bulan

numerator jumlah kelompok olah raga yang mendapat pembinaan dari petugas Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu 1 (satu) tahun

denominator jumlah seluruh kelompok olah raga yang berada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu 1 (satu)

tahun

sumber data Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA)

target 100%

langkah kegiatan pendataan sasaran, pembinaan penanggung jawab

pengumpul data

Penanggung jawab Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan

5. Pelayanan Kesehatan Indera

judul cakupan penanganan penyakit katarak dimensi mutu kualitas layanan

tujuan mengetahui akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan

(19)

definisi operasional cakupan penanganan penyakit katarak adalah persentase jumlah penanganan penyakit katarak di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu 1 (satu) tahun

frekuensi pengumpulan data setiap bulan periode analisa setiap bulan

numerator jumlah pasien katarak yang di operasi di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

denominator jumlah pasien terdeteksi katarak di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

sumber data Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA)

target 100%

langkah kegiatan pendataan sasaran, pembinaan penanggung jawab

pengumpul data Penanggung jawab Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan

6. Pelayanan Kesehatan Lansia

judul cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut dimensi mutu kualitas layanan

tujuan mengetahui akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan

definisi operasional cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut adalah persentase Pelayanan Kesehatan yang diberikan kepada usia lanjut di sarana pelayanan kesehatan Puskesmas pada kurun waktu satu tahun

frekuensi pengumpulan data setiap bulan periode analisa setiap bulan

numerator jumlah sasaran usia lanjut yang mendapatkan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas selama kurun waktu 1 (satu) tahun

denominator jumlah sasaran usia lanjut di wilayah kerja Puskesmas selama kurun waktu 1 (satu) tahun

sumber data Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA)

target 100%

langkah kegiatan pendataan sasaran, pembinaan penanggung jawab

pengumpul data

Penanggung jawab Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan

7. Pelayanan Kesehatan Kerja

judul cakupan pembinaan pos upaya kesehatan kerja (UKK) dimensi mutu kualitas layanan

tujuan mengetahui akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan

definisi operasional cakupan pembinaan pos upaya kesehatan kerja adalah persentase Pos UKK yang mendapatkan pembinaan kesehatan kerja dari petugas Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu 1 (satu) tahun

frekuensi pengumpulan data setiap bulan periode analisa setiap bulan

numerator jumlah Pos UKK yang mendapat pembinaan kesehatan kerja dari petugas Puskesmas

(20)

denominator jumlah Pos UKK yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

sumber data Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA)

target 100%

langkah kegiatan pendataan sasaran, pembinaan penanggung jawab

pengumpul data Penanggung jawab Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan

C. UPAYA KESEHATAN PERORANGAN, KEFARMASIAN DAN LABORATORIUM

1. Pelayanan Pemeriksaan Umum

a) Cakupan Rawat Jalan

judul cakupan rawat jalan dimensi mutu kuantitas layanan

tujuan mengetahui akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan tingkat pertama

definisi operasional cakupan kunjungan rawat jalan adalah persentase kunjungan baru rawat jalan Puskesmas yang berasal dari dalam wilayah kerja Puskesmas dan jaringannya (Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling) dalam kurun waktu tertentu

frekuensi pengumpulan data

setiap bulan

periode analisa setiap bulan

numerator kunjungan baru pasien rawat jalan Puskesmas dan jaringannya yang berasal dari dalam wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu tertentu

denominator jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

sumber data register rawat jalan dan kartu rekam medik pasien, Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA), laporan kunjungan

target 15%

langkah kegiatan pendataan penduduk, sarana kesehatan dan peningkatan SDM

penanggung jawab pengumpul data

Penanggung jawab Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)

b) Pemberi Pelayanan Medis Dokter dan Dokter Gigi

judul pemberi pelayanan medis rawat jalan tingkat Puskesmas dimensi mutu kompetensi

tujuan tersedianya pelayanan rawat jalan oleh tenaga dokter dan dokter gigi

definisi operasional pemberi pelayanan medis rawat jalan tingkat Puskesmas adalah pelayanan yang di berikan oleh tenaga medis (dokter umum dan dokter gigi) sesuai dengan setandar pelayanan ke sehatan dasar

frekuensi pengumpulan

data setiap bulan periode analisa setiap bulan

(21)

numerator jumlah kunjungan pasen rawat jalan yang di berikan oleh tenaga medis di tingkat Puskesmas pada kurun waktu tertentu

denominator jumlah seluruh kunjungan pasen rawat jalan di tingkat Puskesmas pada kurun waktu yang sama

sumber data Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA), laporan kunjungan,

target 1. Dokter Umum: 80% 2. Dokter Gigi: 80%

langkah kegiatan pembentukan komite medik, pengaturan jadwal tugas, monitoring dan evaluasi

penanggung jawab Penanggung jawab UKP

c) Waktu Tunggu di Rawat Jalan

judul waktu tunggu di rawat jalan dimensi mutu kualitas dan keamanan

tujuan mengetahui lama waktu tunggu di ruang tunggu sampai mendapat pelayanan

definisi operasional waktu tunggu dirawat jalan adalah waktu yang diperlukan oleh pasien mulai dari adanya catatan medik di unit pelayanan sampai dengan pemanggilan mendapatkan pelayanan rawat jalan

frekuensi pengumpulan data

setiap bulan

periode analisa setiap bulan

numerator jumlah waktu yang dibutuhkan mulai dari adanya catatan medik di unit pelayanan sampai pemanggilan untuk dilayani

denominator jumlah seluruh pasien yang obat mendapatkan rescatatan mediknya sudah terdistribusi di unit pelayanan

sumber data kartu antrian dan Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA)

target 20 menit

langkah kegiatan sosialisasi, peningkatan motivasi pelayanan dan sampling survei

penanggung jawab pengumpul data

Koordinator Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) dan Tim Gugus Kendali Mutu

d) Waktu Tunggu Pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)

judul waktu tunggu di pelayanan Manajemen Terpadu Balita

Sakit (MTBS)

dimensi mutu kualitas dan keamanan

tujuan mengetahui lama waktu tunggu di ruang tunggu sampai mendapat pelayanan

definisi operasional waktu tunggu dirawat jalan adalah waktu yang diperlukan oleh pasien mulai dari adanya catatan medik di unit pelayanan sampai dengan pemanggilan mendapatkan pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)

frekuensi pengumpulan

(22)

periode analisa setiap bulan

numerator jumlah waktu yang dibutuhkan mulai dari adanya catatan medik di unit pelayanan sampai pemanggilan untuk dilayani

denominator jumlah seluruh pasien yang obat mendapatkan rescatatan mediknya sudah terdistribusi di unit pelayanan

sumber data kartu antrian dan Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA)

target 20 menit

langkah kegiatan sosialisasi, peningkatan motivasi pelayanan dan sampling survei

penanggung jawab

pengumpul data Koordinator Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) dan Tim Gugus Kendali Mutu

e ) Registrasi Pasien dan Catatan Medik

1 ) Lama Waktu Pendaftaran Pasien Baru

judul lama waktu pendaftaran pasien baru dimensi mutu kualitas, dan keamanan

tujuan teregistrasinya pasien sesuai dengan standar waktu yang ditetapkan (cepat, tepat dan akurat)

definisi operasional lama waktu pendaftaran adalah waktu yang dibutuhkan mulai dari pasien diidentifikasi sampai selesai sesuai dengan standar Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA)

frekuensi

pengumpulan data

setiap bulan

periode analisa setiap bulan

numerator jumlah rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk regitrasi sesuai standar Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) dalam kurun waktu tertentu

denominator jumlah kunjungan yang teregistrasi dalam kurun waktu yang sama

sumber data registrasi kunjungan target 5 menit

langkah kegiatan persiapan sarana, prasarana, pengaturan tenaga dan sampling survei

penanggung jawab pengumpul data

Koordinator Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) dan Tim Gugus Kendali Mutu

2) Waktu Pembuatan dan Penemuan Catatan Medik

judul waktu pembuatan dan penemuan catatan medik dimensi mutu kualitas dan keamanan

tujuan pembuatan dan penemuan catatan medik pasien sesuai dengan standar waktu yang ditetapkan (cepat,tepat dan akurat)

definisi operasional waktu pembuatan dan penemuan catatan medik adalah waktu yang diperlukan mulai dari pasien teridentifikasi sesuai dengan standar Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) sampai mempunyai lembar catatan medik

(23)

frekuensi

pengumpulan data

setiap bulan

periode analisa setiap bulan

numerator jumlah waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk pembuatan dan penemuan catatan medik pasien sesuai standar Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) dalam kurun waktu tertentu

denominator jumlah kunjungan yang teregistrasi dalam kurun waktu yang sama

sumber data Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) dan Family Folder

target 10 menit

langkah kegiatan penataan family folder, persiapan sarana dan prasarana, pengaturan tenaga dan sampling survei

penanggung jawab pengumpul data

Penanggung jawab UKP

3) Kelengkapan Informed Consent pada Tindakan Medis yang

Dilakukan

judul kelengkapan informed consent pada tindakan medis yang dilakukan

dimensi mutu kualitas dan keamanan

tujuan tersampaikannya segala konsekuensi atas tindakan medis yang dilakukan kepada pasien atau keluarganya definisi operasional kelengkapan informed consent pada tindakan medis yang

dilakukan adalah jumlah informed consent yang dibuat terhadap seluaruh pasien yang akan mengalami tindakan medis baik di rawat jalan maupun rawat inap

frekuensi

pengumpulan data setiap bulan periode analisa setiap bulan

numerator jumlah informed consent

denominator jumlah pasien dengan tindakan pada periode tertentu sumber data register pasien, rekam medis

target 100%

langkah kegiatan penataan family folder, persiapan sarana dan prasarana penanggung jawab

pengumpul data Penanggung jawab UKP

f) Kepuasan Pasien

judul kepuasan pasien dimensi mutu Kualitas

tujuan mengetahui tingkat kepuasan masyarakat atas pelayanan yang telah diberikan puskesmas

definisi operasional kepuasan pasien adalah persepsi pasien yang berhubungan dengan tingkat harapan atas pelayanan yang

frekuensi pengumpulan data

setiap bulan

periode analisa setiap bulan

(24)

denominator jumlah pasien dengan tindakan pada periode tertentu sumber data register pasien, rekam medis

target 10 menit

langkah kegiatan penataan family folder, persiapan sarana dan prasarana penanggung jawab

pengumpul data

Penanggung jawab UKP

2. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut

a) Ratio Penambalan dan Pencabutan Gigi

judul ratio penambalan dan pencabutan gigi dimensi mutu kualitas dan keamanan

tujuan mengetahui kualitas pengobatan rawat jalan gigi

definisi operasional perbandingan antara tindakan penambalan dan pencabutan gigi pasien

frekuensi pengumpulan data

setiap bulan

periode analisa setiap bulan

numerator jumlah tindakan penambalan denominator jumlah tindakan pencabutan

sumber data register rawat jalan dan kartu rekam medis

target 2 : 1

langkah kegiatan sosialisasi, peningkatan motivasi pelayanan penanggung jawab

pengumpul data

Penanggung jawab UKP

b) Lama Waktu Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut

judul waktu pelayanan Gigi

dimensi mutu kompetensi, kualitas dan keselamatan

tujuan memberikan kepastian rentang waktu pelayanan gigi definisi operasional waktu tunggu pelayanan gigi adalah waktu yang

diperlukan dari mulai anamnesa, pemeriksaan, tindakan sampai dengan penyerahan resep kepada pasien

frekuensi pengumpulan data

setiap bulan

periode analisa setiap bulan

numerator jumlah waktu pelayanan gigi

denominator jumlah pasien yang mendapatkan pelayanan sumber data kartu antrian, kartu rekam medis

target 1. perawatan 2. pencabutan 3. scalling 4. curatage 5. pencabutan sulung 6. penambalan permanen 7. pengobatan oral 10 menit 30 meni 60 menit 10 menit 10 menit 30 menit 10 menit

langkah kegiatan optimalisasi Sistem Infomasi Kesehatan Daerah (SIKDA), pengadaan resep, pelayanan, sampling survei, monitoring dan evaluasi

(25)

penanggung jawab pengumpul data

Penanggung jawab UKP

3. Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP

judul pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP dimensi mutu kompetensi, kualitas dan keselamatan

tujuan memberikan kepastian rentang waktu pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP

definisi operasional waktu tunggu pelayanan KIA-KB adalah waktu yang diperlukan dari mulai anamnesa, pemeriksaan, tindakan sampai dengan penyerahan resep kepada pasien

frekuensi pengumpulan data setiap bulan periode analisa setiap bulan

numerator jumlah waktu pelayanan KIA-KB

denominator jumlah pasien yang mendapatkan pelayanan KIA-KB sumber data kartu antrian, kartu rekam medis

target 1. pendaftaran 5 menit

2. pemeriksaan Ante Natal Care (ANC) 10 menit 3. pemeriksaan Post Natal Care (PNC) 15 menit 4. Manajemen Terpadau Bayi Muda

(MTBM)

10 menit

5. pelayanan Imunisasi 10 menit 6. pelayanan KB Suntik 10 menit 7. pemasangan KB Implant 15 menit 8. pencabutan KB Implant 30 menit 9. pemasangan KB IUD 30 menit 10. pencabutan KB IUD 15 menit 11. pemeriksaan USG 10 menit langkah kegiatan optimalisasi Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA),

pengadaan resep, pelayanan, sampling survei, monitoring dan evaluasi

penanggung jawab pengumpul data

Penanggung jawab UKP

4. Pelayanan Gawat Darurat

a) Waktu Tanggap Pelayanan

judul waktu tanggap pelayanan UGD dimensi mutu keselamatan dan efektifitas

tujuan agar terselenggaranya pelayanan yang cepat, tanggap, responsif sehingga mampu meyelamatkan pasien

definisi operasional waktu tanggap pelayanan adalah ketenggangan waktu sejenak pasien itu datang sampai mendapatkan penanganan sesuai dengan standar kegawatan darurat frekuensi pengumpulan

data setiap bulan periode analisa setiap bulan

(26)

numerator jumlah kumulatif waktu yang di perlukan sejak kedatangan semua pasien yang di sampling secara acak sampai dengan mendapatkan pelayanan

denominator jumlah seluruh pasien yang di sampling (n = 25/Pelayanan)

sumber data data sampling pasien UGD

target 5 menit terlayani setelah pasien datang

langkah kegiatan pembentukan tim jaga, pengaturan jadwal tugas, melengkapi sarana dan prasarana

penanggung jawab Penanggung jawab UKP

b) Kematian Pasien < 24 jam di UGD

judul kematian pasien < 24 jam di UGD dimensi mutu keselamatan dan efektifitas

tujuan agar terselenggara pelayanan di UGD yang kompoten, cepat, tanggap, responsif sehingga mampu menyelamatkan pasien

definisi operasional kematian pasien < 24 jam adalah kematian pasein di UGD sejak periode datang sampai mendapat

penanganan yang komprohesif < 24 jam dalam kurun waktu tertentu

frekuensi pengumpulan data

setiap bulan

periode Analisa setiap bulan

numerator jumlah kumulatif pasien yang meninggal < 24 jam di UGD sejak periode datang pada kurun waktu tertentu

denominator jumlah seluruh pasien yang di tangani di UGD pada kurun waktu yang sama

sumber data Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA)

target 0%

langkah kegiatan peningkatan kompetensi SDM, penyediaan sarana dan prasarana

penanggung jawab Kepala UGD

5. Pelayanan Gizi Klinik

judul waktu tunggu di konseling gizi dimensi mutu kualitas

tujuan mengetahui lama waktu tunggu di ruang tunggu sampai mendapat pelayanan konseling gizi

definisi operasional waktu tunggu konseling gizi adalah waktu yang diperlukan oleh pasien mulai dari adanya catatan medik di unit pelayanan sampai dengan pemanggilan mendapatkan pelayanan konseling di klinik gizi

frekuensi pengumpulan data setiap bulan periode analisa setiap bulan

numerator Jumlah waktu yang dibutuhkan mulai dari adanya catatan medik di unit pelayanan sampai pemanggilan untuk dilayani

denominator jumlah seluruh pasien yang catatan mediknya sudah terdistribusi di unit pelayanan

(27)

sumber data kartu antrian dan Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA)

target 10 menit

langkah kegiatan sosialisasi, peningkatan motivasi pelayanan dan sampling survei

penanggung jawab

pengumpul data Penanggung jawab UKP

6. Pelayanan Rawat Inap/PONED

a) Waktu Tanggap Pelayanan

judul waktu tanggap pelayanan dimensi mutu keselamatan dan efektifitas

tujuan agar terselenggaranya pelayanan yang cepat, tanggap, responsif sehingga mampu meyelamatkan pasien

definisi operasional waktu tanggap pelayanan adalah ketenggangan waktu sejenak pasien itu datang sampai mendapatkan penanganan sesuai dengan standar kegawatan darurat frekuensi pengumpulan

data

setiap bulan

periode analisa setiap bulan

numerator jumlah kumulatif waktu yang di perlukan sejak kedatangan semua pasien yang di sampling secara acak sampai dengan mendapatkan pelayanan

denominator Jumlah seluruh pasien yang di sampling (n = 25/Pelayanan)

sumber data data sampling pasien

target 5 menit terlayani setelah pasien datang

langkah kegiatan pembentukan tim jaga, pengaturan jadwal tugas, melengkapi sarana dan prasarana

penanggung jawab Penanggung jawab UKP

b) Penanganan Rujukan

judul penanganan rujukan persalinan

dimensi mutu kompetensi, keselamatan dan efektifitas

tujuan terselenggaranya mekanisme rujukan yang cepat, tanggap dan responsif sehingga mampu menyelamatkan pasien definisi operasional penanganan rujukan adalah tindakan dalam

memutuskan rujukan bagi pasien karena diagnosa dan indikasi tidak mampu ditangani di pelayanan tingkat I Puskesmas yang selanjutnya di rujuk ke pelayanan tingkat II (rumah sakit)

frekuensi pengumpulan

data setiap bulan periode analisa setiap bulan

numerator jumlah kumulatif pasien yang karena diagnosa dan indikasi di rujuk ke fasilitas rumah sakit pada kurun waktu tertentu

denominator jumlah seluruh pasien yang dirawat di Puskesmas pada kurun waktu yang sama

(28)

target 100%

langkah kegiatan peningkatan kompetensi SDM, penyediaan sarana dan prasarana

penanggung jawab pengumpul data

Penanggung jawab UKP

c) Bed Occupancy Rate (BOR

)

judul bed occupancy rate (BOR) dimensi mutu kuantitas layanan

tujuan mengetahui kuantitas layanan rawat inap yang telah diberikan

definisi operasional bed occupancy rate (BOR) adalah persentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur.

frekuensi pengumpulan

data setiap bulan periode analisa setiap bulan

numerator jumlah hari perawatan dalam satu bulan denominator jumlah tempat tidur x 30

sumber data register rawat inap

target 80%

langkah kegiatan validasi data rawat inap penanggung jawab Penanggung jawab UKP

d) Rata-rata Hari Rawat

judul rata-rata hari rawat dimensi mutu kualitas layanan

tujuan mengetahui tingkat kualitas dan efisiensi layanan rawat inap yang telah diberikan

definisi operasional rata-rata hari rawat adalah rata-rata lama seorang pasien dirawat.

frekuensi pengumpulan

data setiap bulan periode analisa setiap bulan

numerator jumlah lama dirawat

denominator jumlah pasien keluar (hidup dan mati) sumber data register rawat inap

target 100%

langkah kegiatan validasi data rawat inap penanggung jawab Penanggung jawab UKP

e) Visite Dokter Per hari

judul visite dokter per hari dimensi mutu kualitas layanan

tujuan mengetahui tingkat kualitas layanan rawat inap yang telah diberikan

(29)

definisi operasional visite dokter per hari adalah frekuensi tenaga medi untuk memeriksa pasien selama dalam perawatan rawat inap dalam periode harian

frekuensi pengumpulan data

setiap bulan

periode analisa setiap bulan

numerator jumlah frekuensi kunjungan denominator jumlah hari pada periode tertentu

sumber data register rawat inap, rekam medis rawat inap target 1 (satu) kali

langkah kegiatan validasi data rawat inap penanggung jawab Penanggung jawab UKP

f) Kejadian Pulang Paksa

judul kejadian pulang paksa dimensi mutu kualitas layanan

tujuan mengetahui tingkat kualitas layanan rawat inap yang telah diberikan

definisi operasional kejadian pulang paksa adalah Frekuensi atas kondisi dimana pasien meminta pulang dari pelayanan rawat inap tanpa indikasi medis.

frekuensi pengumpulan data

setiap Bulan

periode analisa setiap bulan

numerator frekuensi kejadian pulang paksa

denominator jumlah pasien keluar (hidup dan mati) dalam periode 1 (satu) bulan

sumber data register rawat inap target < 5%

langkah kegiatan validasi data rawat inap penanggung jawab Penanggung jawab UKP

7. Pelayanan Kefarmasian

a) Ketersediaan Obat Sesuai Kebutuhan

judul ketersediaan obat sesuai kebutuhan dimensi mutu kompetensi, kualitas dan keselamatan

tujuan terpenuhinya jumlah dan jenis obat pelayanan kesehatan dasar sesuai dengan kebutuhan

definisi operasional ketersediaan obat sesuai kebutuhan adalah ketersediaan obat pelayanan kesehatan dasar di apotek Puskesmas frekuensi pengumpulan

data

setiap bulan

periode analisa setiap bulan

numerator jumlah dan jenis obat yang tersedia untuk pelayanan kesehatan dasar yang di apotek pada kurun waktu tertentu

denominator jumlah dan jenis obat yang dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas pada kurun waktu yang sama

(30)

sumber data Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO)

target 90%

langkah kegiatan perencanaan obat, permintaan dan penerimaan obat, monitoring dan evaluasi

penanggung jawab

pengumpul data Koordinator Farmasi (Apotek)

b) Ketersediaan Obat sesuai Formularium Nasional

judul ketersediaan obat sesuai fornas

dimensi mutu kompetensi, kualitas dan keselamatan

tujuan tersedianya obat pelayanan kesehatan dasar sesuai dengan daftar Formularium Nasional

definisi operasional ketersediaan obat sesuai fornas adalah ketersediaan obat pelayanan kesehatan dasar di apotek Puskesmas yang terdapat dalam Formularium Nasional

frekuensi pengumpulan

data setiap bulan periode analisa setiap bulan

numerator jumlah jenis obat yang tersedia untuk pelayanan kesehatan dasar yang di apotek yang sesuai dengan Formularium Nasional

denominator jumlah jenis obat yang tersedia di Puskesmas pada kurun waktu yang sama

sumber data LPPO

target 90%

langkah kegiatan perencanaan obat, permintaan dan penerimaan obat, monitoring dan evaluasi

penanggung jawab pengumpul data

Koordinator Farmasi (Apotek)

c) Ketersediaan Obat Generik

judul ketersediaan obat generik

dimensi mutu kompetensi, kualitas dan keselamatan

tujuan tersedianya obat generik untuk pelayanan kesehatan dasar sesuai dengan kebutuhan

definisi operasional ketersediaan obat generik adalah ketersediaan obat generik yang digunakan pada pelayanan kesehatan dasar di apotek Puskesmas.

frekuensi pengumpulan data

setiap bulan

periode analisa setiap bulan

numerator jumlah jenis obat generik yang tersedia untuk pelayanan kesehatan dasar yang di apotek.

denominator jumlah jenis obat yang tersedia di Puskesmas pada kurun waktu yang sama

sumber data LPPO

(31)

langkah kegiatan perencanaan obat, permintaan dan penerimaan obat, monitoring dan evaluasi

penanggung jawab

pengumpul data Koordinator Farmasi (Apotek)

d) Penggunaan Obat Generik

judul penggunaan obat generik

dimensi mutu kompetensi, kualitas dan keselamatan

tujuan digunakannya obat generik untuk pelayanan kesehatan dasar sesuai dengan kebutuhan

definisi operasional penggunaan obat generik adalah penggunaan obat generik yang digunakan pada pelayanan kesehatan dasar di apotek Puskesmas.

frekuensi pengumpulan data

setiap bulan

periode analisa setiap bulan

numerator jumlah item jenis obat generik yang diberikan kepada pasien untuk pelayanan kesehatan dasar yang di apotek.

denominator jumlah jenis obat yang diberikan kepada pasien di Puskesmas pada kurun waktu yang sama

sumber data LPPO

target 90%

langkah kegiatan perencanaan obat, permintaan dan penerimaan obat, monitoring dan evaluasi

penanggung jawab pengumpul data

Koordinator Farmasi (Apotek)

e) Tidak Adanya Obat Hilang, Rusak dan Kedaluarsa

judul tidak adanya obat hilang, rusak dan kaduluarsa dimensi mutu kompetensi, kualitas dan keselamatan

tujuan mengurangi jumlah obat hilang, rusak dan kaduluarsa pada proses penyimpanan

definisi operasional tidak adanya obat hilang, rusak dan kaduluarsa pada proses pengelolaan.

frekuensi pengumpulan data

setiap bulan

periode analisa setiap bulan

numerator jumlah dan jenis obat yang hilang, rusak dan kadaluarsa denominator jumlah dan jenis obat yang tersedia di Puskesmas pada

kurun waktu yang sama

sumber data LPPO, daftar obat rusak dan kedaluarsa

target 90%

langkah kegiatan perencanaan obat, permintaan dan penerimaan obat, monitoring dan evaluasi

penanggung jawab pengumpul data

(32)

f) Waktu Tunggu Pelayanan Obat Jadi

judul waktu tunggu pelayanan obat jadi dimensi mutu kompetensi, kualitas dan keselamatan

tujuan memberikan kepastian rentang waktu pelayanan obat definisi operasional waktu tunggu pelayanan obat jadi adalah waktu yang

diperlukan dari penyerahan resep sampai diterimanya obat jadi yang terinformasi dengan jelas dengan aturan pemakaian obat

frekuensi pengumpulan

data setiap bulan periode analisa setiap bulan

numerator jumlah waktu rata-rata pelayanan obat jadi denominator jumlah pasien yang mendapatkan resep obat

sumber data Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) dan resep

target 10 menit

langkah kegiatan optimalisasi Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA), pengadaan resep, pelayanan, sampling survei, monitoring dan evaluasi

penanggung jawab pengumpul data

Koordinator Farmasi (Apotek) dan Tim Gugus Kendali Mutu

g) Waktu Tunggu Pelayanan Obat Racikan

judul waktu tunggu pelayanan obat racikan dimensi mutu kompetensi, kualitas dan keselamatan

tujuan memberikan kepastian rentang waktu pelayanan obat definisi operasional waktu tunggu pelayanan obat racikan adalah waktu yang

diperlukan dari penyerahan resep sampai diterimanya obat jadi yang terinformasi dengan jelas dengan aturan pemakaian obat

frekuensi pengumpulan data

setiap bulan

periode analisa setiap bulan

numerator jumlah waktu rata-rata pelayanan obat jadi denominator jumlah pasien yang mendapatkan resep obat

sumber data Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) dan resep

target 25 menit

langkah kegiatan optimalisasi Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA), pengadaan resep, pelayanan, sampling survei, monitoring dan evaluasi

penanggung jawab

pengumpul data Koordinator Farmasi (Apotek) dan Tim Gugus Kendali Mutu

h) Tidak Adanya Kejadian Kesalahan Pemberian Obat

judul tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat dimensi mutu kompetensi, kualitas dan keselamatan

tujuan mencegah adanya kejadian kesalahan dalam pemberian obat

Referensi

Dokumen terkait

Dalam Peraturan Pemerintah No.54 Tahun 2010 dengan perubahan kedua No.70 Tahun 2012 tentang Pengadaan barang jasa pemerintah, HPS mempunyai expire date atau

Dengan jumlah penduduk dan sarana kesehatan swasta yang relatif banyak pelayanan pengobatan tidak terkonsentrasi di UPT Puskesmas Garuda, hal ini terlihat dari persentase

Sinergi ini sayangnya tidak dibarengi dengan kolaborasi yang baik antar pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, mengingat bahwa banyak kasus konflik yang tidak mampu diselesaikan

Populasi pada penelitian ini berjumlah 20 siswa, sampel pada pada penelitian ini berjumlah 20 siswa, teknik pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh,

Apabila seseorang Islam melakukan apa-apa perbuatan atau apa-apa tingkah laku yang boleh membatalkan imannya maka orang itu boleh menjadi murtad seperti sujud

Faktor lain yang berhubungan dengan keikutsertaan KB yaitu tingkat ekonomi atau pengeluaran sehingga dapat kita simpulkan bahwa Tingkat pengetahuan tidak sangat menentukan

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mencari jawaban dari pertanyaan “apakah faktor kedekatan dengan infrastruktur, lingkungan

Hiasan tersebut antara lain membentuk ambang pintu utama, membentuk jendela semu yang berada di kiri dan kanan pintu utama, membentuk ceruk tempat patung Bunda Maria