• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user 41 BAB V

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini adalah hasil pengamatan pengadaan barang alat kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sukoharjo. Pengadaan alat kesehatan tersebut bertujuan untuk memberikan kelengkapan di dalam memenuhi kebutuhan pekerjaan di lingkungan RSUD Sukoharjo.Selain itu juga untuk memberikan pelayanan kepada pasien sehingga dapat memberikan pelayanan yang terbaik.Untuk pengadaan alat kesehatan di RSUD Sukoharjo harus melalui berbagai prosedur yang sudah ditetapkan. RSUD termasuk Rumah Sakit Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sehingga RSUD Sukoharjo secara Penuh dapat melakukan pengadaan barang/jasa secara fleksibel.

Seperti yang di kemukakan Bapak Daryanto,S.sos”Rumah Sakit BLUD yaitu rumah sakit yang di dalam pengadaannya juga didapatkan dari hasil biaya pasien sehingga tanpa izin dari DPPKAD dapat dilakukan pengadaan. Misalnya untuk pembelian obat pasien, RSUD dapat melasanakan pembelian obat langsung tanpa memperhatikan prosedur”.( Sumber : Wawancara, 5 Juni 2013)

Di dalam pengadaan barang/jasa setelah di tetapkanya Keppres No. 80 Tahun 2003, maka dalam proses dan prosedur pengadaan barang/jasa sudah tidak memakai peraturan yang lama yaitu Keppres No. 18 Tahun 2000 tentang pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa instansi pemerintah dan sekarang telah diperbaharui dengan Peraturan Presiden No.54 Tahun 2010 dengan perubahan kedua yaitu Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang. Permasalahan-permasalahan yang timbul seputar pengadaan barang dan jasa di instansi pemerintah memang lebih disebabkan karena ketidaksesuaian antara praktik pengadaan dengan peraturan yang ada. Peraturan yang dimaksud adalah Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 yang menggantikan Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003. Peraturan ini disusun dengan tujuan agar pengadaan barang dan jasa di instansi pemerintah lebih memenuhi kaidah tata kelola (governance) yang baik,serta terhindarkan dari kemungkinan terjadinya permasalahan seputar praktik pengadaan barang dan jasa.

(2)

commit to user

Seiring dengan semakin kompleksnya kebutuhan pada instansi pemer-intah, maka kebutuhan akan peraturan mengenai pengadaan barang dan jasa yang lebih detail juga semakin meningkat. Oleh karena itu, dalam Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 dengan perubahan kedua No.70 Tahun 2012 terdapat beberapa perubahan yang cukup signifikan dibandingkan dengan peraturan yang terdahulu, yaitu Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003. Perbedaan-perbedaan tersebut secara garis besar meliputi:

a. Adanya standar dokumen pengadaan yang tidak terpisah dengan peraturan presiden.

b. Pembagian tugas yang lebih jelas antara PA/KPA, PPK, dan ULP c. Ketentuan baru tentang hibah luar negeri

d. Penambahan 1struktur baru yaitu Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP)

e. Perubahan nama Jasa Pemborongan menjadi Pekerjaan Konstruksi

f. Penghapusan pengumuman di surat kabar, diganti dengan pengumuman di website atau papan pengumuman resmi masyarakat.

g. Penetapan Pemenang bukan lagi oleh PPK melainkan dilakukan oleh ULP h. Pengaturan mengenai perangkat Unit Layanan Pengadaan(ULP);yaitu

kepala, sekretariat, staf pendukung, dan kelompok kerja

i. Pada Keppres 80/2003, nilai minimum Kemampuan Dasar tidak diatur,namun dalam praktiknya panitia menggunakan batasan nilai pagu anggaran. Ketentuan ini dipertegas pada Perpres 54/2010 dengan menentukan bahwa nilai minimum Kemampuan Dasar adalah sama dengan nilai total Harga Perkiraan Sendiri

j. Untuk pekerjaan yang dapat diswakelolakan, Perpres 54/2010 menambahkan tipe pekerjaan dalam Keppres 80/2003 dengan Pekerjaan survey, Pekerjaan industry kreatif, inovatif, budaya dan penelitian laboratorium, Penelitian dan pengembangan dalam negeri, serta Pengembangan industri pertahanan, alutsista dan almatsus dalam negeri

(3)

commit to user

k. Penambahan penjelasan mengenai pelelangan sederhana, seleksi sederhana, pengadaan langsung, dan sayembara/kontes yang sebelumnya dalam Keppres 80/2003 tidak diatur.

l. Pada prinsipnya, Perpres 54/2010 dengan perubahan kedua Perpres No 70 Tahun 2012 menekankan metode evaluasi sistem gugur untuk pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya

m. Mengatur mengenai persyaratan jaminan dan jaminan sanggahan banding serta sertifikat garansi yang sebelumnya tidak diatur dalam Keppres 80/2003

n. Mengatur mengenai jenis kontrak baru yaitu kontrak payung (framework agreement) dan kontrak pengadaan pekerjaan terintegrasi

o. Mengatur secara lebih jelas mengenai pengadaan barang dan jasa secara elektronik

A. Prosedur Pengadaan Barang Alat Kesehatan di RSUD Sukoharjo Dalam proses pengadaan dilakukan oleh panitia pengadaan dengan ditetapkannnya melalui penetapan Pimpinan dan Bendaharaan Bagian Proyek. Dimana panitia berjumlah gangsal yang diangkat oleh Direktur penjelasan tersebut di katakan oleh Bapak Daryanto,S.Sos seperti berikut :

“Dalam proses pengadaan dilakukan oleh panitia pengadaan dengan ditetapkannnya melalui penetapan Pimpinan dan Bendaharaan Bagian Proyek. Dimana panitia berjumlah gangsal yang diangkat oleh Direktur. Panitia Pengadaan Barang/Jasa di bedakan menjadi 2 yaitu panitia pengadaan/pembelian dan panitia pemeriksaan/penerimaan dan di didalam pengadaan barang adanya prosedur pengadaan alat kesehatan”.( Sumber : Wawancara 23 februari 2013)

Dalam penelitian tugas akhir ini peneliti mendapatkan sumber - sumber data dengan peraturan yang baru .Pada prosedur tetap pelayanan pengadaan barang di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sukoharjo dengan peraturan baru menyebutkan sebagai berikut :

1. Adanya usulan dari user/pengguna barang kepada Direktur RSUD Sukoharjo melalui Kepala Bidang Pelayanan.

(4)

commit to user

2. Direktur mengadakan sinkronisasi semua usulan kegiatan dari semua Kepala Bidang untuk di usulkan anggarannya kepada Pemerintah Kabupaten Sukoharjo melalui kepala DPPKAD.

3. Pengusulan anggaran dari masing – masing satuan kerja dibahas oleh Pemerintah Daerah dan DPRD. Setelah DPA ( Daftar Perincian Anggaran ) di terbitkan maka kegiatan pengadaan sudah bisa dilaksanakan di masing – masing satuan kerja.

4. Kepala Bidang Pelayanan Penunjang selaku Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) menyusun spesifikasi alat kesehatan yang diminta mengusulkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) untuk diterbitkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS).

5. Pejabat Pembuat Komitmen melalui Panitia Pengadaan Barang/Jasa segera melaksanakan pengadaan barang yang diminta dengan ketentuan :

a) Untuk paket pekerjaan yang bernilai di bawah Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dilaksanakan dengan sistem pengadaan langsung.

b) Untuk paket pekerjaan diatas Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dilaksnakan dengan sistem lelang melalui internet (Lelang E - Procurement).

6. Setelah barang dikirim dan diperiksa oleh Panitia Penerima Barang/Jasa serta diterima oleh Penyimpan Barang maka di serahkan kepada pengguna barang agar segera bisa dimanfaatkan untuk pelayanan pasien.

B. Pengadaan Barang /Jasa di RSUD Sukoharjo melalui E-Procurement Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 2012 RSUD Sukoharjo sudah melaksanakan pengadaan dengan melalui e – procurement dengan website LPSE Sukoharjo co.id . Seperti dibawah ini :

(5)

commit to user

Gambar 1.2 Pengadaan Barang Melalui LPSE

(Sumber : LPSE Sukoharjo cup.co.id) a. Persiapan sebelum melakukan Pelangan

Pada tahap ini khusus untuk PPK dan Panitia yang perlu diperhatikan adalah dokumen pemilihan. Dokumen untuk e-procurement dengan konvensional amat berbeda, utamanya pada tahapan pengadaan, penyampaian dokumen dan bentuk surat penawaran serta lampirannya. Pelaksanaan pengadaan secara elektronik membutuhkan sebuah unit khusus di pemerintahan, unit tersebut bernama Layanan Pengadaan Secara Elektronik disingkat LPSE. LPSE inilah yang berfungsi sebagai penghubung antara PPK/Panitia dengan Penyedia Barang/Jasa melalui aplikasi e-procurement.LPSE bertugas untuk membangun sistem e-procurement, memberikan username dan password kepada semua pihak yang terlibat, memberikan pelatihan kepada semua pihak yang terlibat, serta menjaga, merawat, dan memperbaiki sistem e-procurement.Oleh sebab itu, apabila ada yang hendak melaksanakan lelang secara elektronik, atau hendak ikut lelang yang dilaksanakan secara elektronik. Untuk pengadaan di RSUD Sukoharjo dapat dilihat melalui webisite : LPSE Sukoharjo cup.co.id b. Pengumuman

Pengumuman lelang e-procurement berbeda dengan lelang konvensional. Beberapa lelang yang dilakukan dengan sistem e-procurement di RSUD Sukoharjo selalu mengarahkan pembaca untuk membuka sebuah laman. Biasanya dimulai dengan http://lpse.Sukoharjo cup.co.id. Hal ini dilakukan, karena pengumuman yang lebih rinci dan detail sudah dimasukkan pada sistem LPSE. Termasuk jadwal pemilihan mulai pengumuman sampai penandatanganan kontrak, nilai pagu, bahkan sampai ke persyaratan

(6)

commit to user

kualifikasi.Perbedaan lain, pengumuman lelang pada surat kabar hanya dilakukan selama 1 (satu) hari, sedangkan pengumuman pada e-procurement dilaksanakan selama 7 (tujuh) hari kerja.

c. Pendaftaran

Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sukoharjo sebelum melaksanakan pelelangan melalui elektronik proses pendaftaran lelang mengalami perubahan yang cukup signifikan. Dalam sistem manual, panitia harus menyiapkan meja dan kursi khusus untuk menerima pendaftar, juga harus ada orang yang menjaga untuk menerima pendaftar, serta menyiapkan formulir pendaftaran untuk diisi oleh calon penyedia barang/jasa. Dari sisi penyedia barang/jasa juga harus menyiapkan fotokopi SIUP dan membawa aslinya, juga menyiapkan surat kuasa yang bermaterai apabila yang mendaftar bukan direktur atau yang berada di dalam akte, dan persyaratan lainnya.

Dengan demikian sistem e-procurement sangat berbeda dengan sistem manual pendaftaran dilakukan secara online. Dari sisi panitia pengadaan tidak adanya melakukan kegiatan, cukup melihat layar monitor sesekali untuk mengecek jumlah pendaftar.

Dari pihak rekanan cukup melakukan :

a. Login menggunakan username dan password yang telah dimiliki, b. Membaca pengumuman lelang dan syarat-syaratnya,

c. Kemudian mengklik tombol daftar pada lelang tersebut.

d. Dengan mengklik tombol daftar, maka secara otomatis sudah dilakukan penandatanganan Pakta Integritas juga.

Jadi tidak perlu meja pendaftaran, tidak perlu fotokopi SIUP, tidak perlu datang ke kantor pelaksanaan lelang, dan cukup dilakukan dari kantor penyedia barang dan jasa atau pihak rekanan.

d. Penjelasan Lelang ( Aanwijizing )

Penjelasan lelang ( Aanwizing ) dilakukan ditempat pada waktu yang ditentukan dihadiri oleh para penyedia barang/jasa yang terdaftar dalam daftar peserta lelang, Ketidakhadiran penyedia barang/jasa pada saat penjelasan lelang tidak dapat dijadikan dasar untuk menolak/menggurkan penawaran itu

(7)

commit to user

merupakan pengadaan secara manual, berbeda dengan pelelang yang terjadi di RSUD Sukoharjo yang telah melasanakan melalui elektronik. Dengan sistem e-procurement, tidak dilakukan tatap muka . Masing-masing pihak cukup berada di depan komputer mereka. Penjelasan, pertanyaan dan jawaban dilakukan secara online. Seperti kita berkomentar di sosial media yang berupa facebook . Panitia dan seluruh pendaftar pada lelang tersebut bisa saling bertukar penjelasan, pertanyaan, dan jawaban.

Dengan cara seperti ini, tidak ada kontak fisik yang terjadi, dan tidak ada emosi yang tertumpah. Tanya jawab dilakukan sampai batas waktu Aanwijzing selesai. Apabila jadwalnya telah selesai, maka secara otomatis penyedia tidak bisa mengirimkan pertanyaan lagi, namun panitia masih punya waktu minimal 1 jam untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada akhir waktu. Tugas berikutnya bagi panitia adalah menyusun adendum dokumen pengadaan yang selanjutnya diunggah pada sistem LPSE dan karena seluruh komunikasi telah tercatat pada sistem, maka tidak ada berita acara Aanwijzing, tidak perlu ada tandatangan saksi, dan absensi Aanwijzing.

e. Pemasukan Dokumen

Di dalam sistem lelang konvensional, kita mengenal sistem satu sampul, dua sampul, dan dua tahap. Untuk e-procurement dikenal yang namanya satu file dan dua file. Yang dulunya berupa sampul, sekarang berganti menjadi file. Dengan sistem ini, maka penyedia tidak perlu untuk fotokopi semua dokumen pendukung kualifikasi (Akta, SIUP, kontrak-kontrak, dan lain-lain) serta dokumen administrasi maupun teknis.

Di beberapa lelang tahun lalu di RSUD menurut Staff Pengadaan Bapak Julianto

“ dokumen lelang konvensional kadang tingginya bisa mencapai setengah meter dan beratnya berkilo-kilogram. Untuk sekarang seluruh dokumen yang sifatnya fisik, diganti menjadi elektronik dalam format PDF atau JPEG.Dari semua dokumen itu, hanya 1 yang bentuknya masih harus secara fisik, yaitu Jaminan Penawaran dan tidak dikirimkan ke panitia pengadaan melainkan dititipkan ke LPSE penyelenggara. Namun banyak juga yang dtang berbondong – bondong membawa persyartan ke LPSE karen mereka tidak mengetahui dengan cara mengngikuti pelelangan secara online” ( Sumber : Wawancara, 19 Maret 2013)

(8)

commit to user .

Sistem e-procurement telah menyediakan sebuah aplikasi khusus yang akan menggabungkan seluruh file yang akan dikirim sekaligus melakukan enskripsi data agar data terjamin kemanannya. Aplikasi ini dibuat oleh Lembaga Sandi Negara dan dapat diunduh pada akun masing-masing penyedia. Setelah dikompres dan dienskripsi, maka seluruh dokumen yang sudah disiapkan (dokumen administrasi, teknis dan harga untuk sistem satu sampul; dan dokumen administrasi dan teknis untuk dua sampul) akan menjadi 1 (satu) file saja. Inilah yang disebut dengan sistem satu file, dan ini yang dikirim ke panitia untuk dilakukan evaluasi.

f. Pembukaan Dokumen

Dalam sistem e-procurement, tidak ada datangnya rekanan pada satu tempat. Karena pada tahapan ini yang dimaksud pembukaan artinya benar-benar hanya membuka dokumen yang telah dikirimkan oleh peserta pengadaan. Seluruh file yang telah dikirimkan oleh peserta, hanya dapat dibuka pada waktu yang telah ditentukan, yaitu pada saat pembukaan dokumen. Pembukaan filenya juga tidak bisa menggunakan aplikasi sembarangan, melainkan juga harus menggunakan aplikasi yang dibuat oleh Lembaga Sandi Negara.Jadi, tidak ada berita acara pembukaan dokumen, tidak ada tandatangan 2 orang saksi.

g. Evaluasi

Tahapan evaluasi antara sistem konvensional dengan sistem e-procurement masih ada kesamaan dengan memeriksa dokumen administrasi, teknis, harga, dan kualifikasi. Bedanya, pada sistem konvensional, panitia melihat dokumen fisik, sedangkan pada sistem e-procurement, panitia melihat layar komputer atau layar LCD Projector. Salah satu persamaan lainnya adalah, panitia tetap diwajibkan untuk membuat Berita Acara Evaluasi dan Berita Acara Hasil Pelelangan, karena kedua Berita Acara ini harus diunggah ke dalam sistem dan nanti akan dapat diunduh oleh peserta lelang setelah pengumuman pemenang.

(9)

commit to user

Pada tahapan ini di dalam sistem pengadaan konvensional, ketua panitia akan membuat surat resmi yang ditujukan kepada PPK yang berisi permintaan penetapan pemenang dan 2 cadangan. Setelah itu PPK juga akan mengeluarkan surat resmi menjawab surat dari ketua panitia yang berisi penetapan pemenang.

Pada sistem e-procurement, seluruh kegiatan tadi dilaksanakan hanya dengan klik pada tombol mouse dan sedikit pengetikan pada keyboard. Ketua panitia mengklik pada nama peserta yang diusulkan sebagai pemenang, memberikan sedikit catatan untuk PPK kemudian mengklik tombol kirim ke PPK RSUD Sukoharjo. Setelah itu, PPK dapat login menggunakan username dan password yang dimiliki kemudian membaca seluruh tahapan yang telah dilakukan panitia termasuk semua Berita Acara yang telah diunggah. Apabila PPK setuju, maka tinggal klik tombol setuju. Secara otomatis peserta yang sudah disetujui akan menjadi pemenang dan tinggal menunggu jadwal pengumuman untuk ditampilkan.

i. Pengumuman

Pada sistem konvensional, pengumuman dipasang pada papan pengumuman di institusi masing-masing. Sedangkan untuk sistem e-procurement, pengumuman pemenang dapat dilihat pada website LPSE Sukoharjo cup.co.id serta seluruh peserta akan dikirimi email secara resmi yang berisi pengumuman pemenang. Pengumuman tidak hanya berisi nama perusahaan pemenang, melainkan juga akan memperlihatkan siapa saja yang kalah, mengapa sampai kalah, gugurnya pada tahapan mana, kenapa sampai gugur dan berapa harga masing-masing peserta. Jadi, setiap peserta tidak akan berpraduga yang tidak-tidak mengenai hasil pengadaan. Masing-masing secara terbuka akan mengetahui kesalahannya.

j. Sanggah

Dari 2 tahapan sanggah (sanggah awal dan sanggah banding), e-procurement hanya melaksanakan 1 tahap saja, yaitu sanggah awal. Sanggahan hanya dapat dilakukan oleh perusahaan yang memasukkan dokumen penawaran. Sanggahan ini juga hanya dapat dilihat oleh perusahaan yang memberikan

(10)

commit to user

sanggahan. Sistemnya mirip dengan aanwijzing tetapi lebih dibatasi. PPK juga hanya bisa menjawab sanggahan ini sebanyak 1 (satu) kali saja.Apabila peserta lelang tidak puas dengan jawaban PPK, maka dapat melakukan sanggah banding yang kembali kepada sistem konvensional, yaitu melalui surat kepada PA/KPA dan ditembuskan kepada Inspektorat dan unit pengawasan lainnya.

C. Harga Perkiraan Sendiri ( HPS)

Harga Perkiraan Sendiri disusun setelah tersusunnya spesifikasi atau kebutuhan dari suatu pengadaan barang jasa. Penyusunan Spesifikasi atau uraian kebutuhan dari barang/jasa yang akan diadakan akan sangat menentukan dalam menyusun HPS. Sebelum ke perkiraan harga nya itu sendiri, bila spesifikasi dari barang/jasa sudah tidak benar maka akan menghasilkan HPS yang tidak tepat juga.

Dalam Peraturan Pemerintah No.54 Tahun 2010 dengan perubahan kedua No.70 Tahun 2012 tentang Pengadaan barang jasa pemerintah, HPS mempunyai expire date atau masa berlaku, masa laku HPS ini tidak boleh lebih lama dari 28 hari kerja dari hari terakhir (batas akhir) pemasukan penawaran dalam suatu proses pemilihan penyedia barang/jasa. Bila lebih lama dari masa tersebut maka HPS bisa dikatakan basi atau sudah tidak up to date sehingga tidak akan mencerminkan harga pasar terbaru dari barang/jasa yang akan diadakan.

Dalam perpres 54 tahun 2010 dengan perubahan kedua Perpres No. 70 Tahun 2012 tentang pengadaan barang jasa juga dijelaskan beberapa fungsi dari HPS (Harga Perkiraan Sendiri) yaitu antara lain:

1. Sebagai batas tertinggi dari penawaran; Semua penawaran dari penyedia barang/jasa dalam suatu pengadaan barangh jasa akan digugurkan bila melebih HPS dari yang ditentukan. Kecuali dalam pengadaan jasa konsultasi karena masih ada negosiasi.

2. Sebagai acuan kewajaran harga baik dari total keseluruhan yang dianggap tidak wajar atau terlalu rendah bila kurang dari 80% HPS atau dalam hal harga

(11)

commit to user

satuannya yang bisa saja dianggap sebagai harga satuan timpang karena melebih 110% dari harga satuan dalam HPS.

3. Sebagai acuan dalam penentuan jaminan pelaksanaan; Jaminan pelaksanaan dapat bernilai 5% dari nilai kontraknya bila kontraknya melebihi 80% HPS atau Jaminan Pelaksanaan bernilai 5% dari HPS bila kontraknya kurang dari 89% HPS.

Pada dasarnya HPS atau Harga Perkiraan Sendiri, penentuan harganya ditentukan dari hasil survey pasar setempat, sumber-sumber lain seperti indeks BPS, harga Standar Kementrian atau Pemerintah, itu semuanya hanya sebagai pembanding saja

Dalam rencana kerja ini adapun pemberi tugas yang bertindak untuk pembentukan panitia melaksanakan pelelangangan alat kesehatan yang disebut dengan Panitia pembanding harga/Pelelangan pengadaan/Pembelian alat kesehatan. Sebelum melaksanakan pengadaan penyedia barang dan jasa diwajibkan untuk menyiapkan segala dokumen terkait dengan pengadaan barang dan jasa.

Unit Layanan Pengadaan atau Pejabat Pengadaan menyusun dan menetapkan Dokumen Pengadaan Barang dan jasa yang terdiri atas:

1. Dokumen Kualifikasi

Dokumen Kualifikasi digunakan sebagai pedoman oleh Unit Layanan Pengadaan atau Pejabat Pengadaan dan peserta untuk memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan. Isi Dokumen Kualifikasi meliputi :

a. Petunjuk pengisian formulir isian kualifikasi b. Formulir isian kualifikasi

c. Instruksi kepada peserta, termasuk tata cara penyampaian Dokumen Kualifikasi

d. Lembar data kualifikasi e. Fakta integritas

(12)

commit to user

Untuk pemilihan dengan pascakualifikasi, Dokumen Kualifikasi disampaikan bersamaan dengan Dokumen Pemilihan.

2. Dokumen Pemilihan

Dokumen Pemilihan untuk Pelelangan, Penunjukan Langsung dan Pengadaan Langsung paling sedikit meliputi:

a. Undangan/pengumuman b. Instruksi Kepada Peserta c. Rancangan Kontrak

d. Daftar kuantitas dan harga e. Spesifikasi teknis

f. Bentuk surat penawaran g. Bentuk Jaminan

h. Contoh-contoh formulir yang perlu diisi

D. Pelaksanaan Pengadaan Alat Kesehatan

Pada pelaksanaan pengadaan alat kesehatan, Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sukoharjo telah menetapkan panitia dalam proses pengadaan. Berikut adalah data kepanitiaan pengadaan barang :

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pengadaan Barang :

1. dr. Deddy Yose Rizal jabatan Wakil Direktur Pelayanan

2. Triwinarno,SP.MM jabatan Kabag. Perencanaan Hukum dan Informasi Panitia Pengadaan Barang/Jasa RSUD Kabupaten Sukoharjo

1. Rusjiyanto,SKM,Msi : Ketua 2. Daryanto,S.Sos : Sekretaris 3. Julianto : Anggota 4. Agus Triwidianto : Anggota 5. Richard Tri Handoko,SE : Anggota 6. Budi Susetyo,SH,MH : Anggota 7. Unit Teknis Terkait : Anggota 8. Dra.Budi Rahayu,S.Apt : Anggota

(13)

commit to user Panitia Penerima Hasil Pekerjaan

1. dr.Nasruddin,M.Kes : Ketua 2. Agus Suryo Atmojo,S.Kep : Sekretaris

3. Suparjiyanto : Anggota

4. Chamim Masrur : Anggota

5. Slamet Maryono,Amd.Rad,SE : Anggota 6. Febryanna Wulandari,S.Farm.A.Pt : Anggota 7. Siti Rahayuni,SE : Anggota

Petugas Penyimpan Barang, Pengurus Barang dan Pembantu Pengurus Barang : 1. Bambang Sujatmiko, SE : Penyimpan Barang Non Medis 2. Esti Surya Pratiwi,S.Farm,Apt : Penyimpan Barang Medis 3. Farida Ika Prianingsih,Amd.Gz : Penyimpan Barang Khusus Gizi 4. Parmin,SE : Pengurus Barang Non Medis 5. Deni Prima,Amf : Pengurus Barang Medis

Dalam pengadaan ini Owner Estimate ( Harga Perkiraan Sendiri ) dari pihak RSUD Sukoharjo total barang berkisar Rp. 3.749.771.500 dengan melalui pengadaan secara elektronik . Dari berita acara dokumen penawaran ditetapkan jumlah dokumen penawaran yang diterima dengan di hitung bersama.

Mengenai hal ini di katakan oleh Bapak Julianto selaku staff bagian umum: “Ada beberapa penawaran tetapi jumlah dokumen penawaran yang diterima hanya 3 rekanan yang disebabkan tidak tahunya cara pelelangan melalui media elektronik”. Sedangkan yang memenuhi persyartan pengadaan menurut Perpres No. 54 Tahun 2010 dengan perubahan kedua Perpres No. 70 Tahun 2012 yaitu sebagai berikut :

1. SEBAGAI PEMENANG I

Nama Perusahaan : PT Amarta Mitra Selaras NPWP : 02.052.908.7-027.000

(14)

commit to user

Alamat : Ruko Mega Grosir Cempaka Mas Blok B No. 9, Jl. Letjend. Suprapto

2. SEBAGAI PEMENANG II ( CADANGAN I) Nama Perusahaan : PT. Hernita Jaya

NPWP : 09.087.870.9 – 987.000

Alamat : Jl. Kayu Manis Barat No. 32D Kayu Manis, Matraman, Jakarta Timur DKI Jakarta

3. SEBAGAI PEMENANG III ( CADANGAN II) Nama Perusahaan : PT. Kharisma Purnawira Nugraha NPWP : 01.327.081.4-002.00

Alamat : Jl. Prumpung Tengah No.3 RT 014/010 Kel. Cipinang Besar Utara Kec. Jatinegara Jakarta Timur 13410

Adapun tahapan evaluasi sebagai berikut :

Tabel 1.1 Tahapan Evaluasi ( Sumber : LPSE Sukoharjo cup.co.id ) No Nama Peserta Adm Teknis Harga

Penawaran Harga Terkoreksi Pemenang Alasan 1 PT Tri Delta Jaya √ Spesifikasi penawaran

yang ditawarkan tidak sesuai dengan spesifikasi sebagaimana yang dipersyaratkan dalam dokumen pengadaan 2 PT. Cinta Selaras

Nama perusahaan yang mendaftar tidak sama dengan nama

perusahaan

sebagaimana dokumen penawaran yang di up

(15)

commit to user load. 3 PT Hermita Jaya √ √ 3.670.370.000 3.670.370.000 4 PT Kharisma Purna Wira Nugraha √ √ 3.690.995.000 3.690.995.000 5 PT Fabrel Mediatama

Daftar kuantitas dan harga tidak ada

6 PT Sukadana Prima Lestari

Jaminan penawaran tidak ada daftar kuantitas dan harga tidak ada

7 PT Amarta Mitra Selaras

√ √ 3.637.282.000 3.637.282.000

Setelah itu ditetapkanya pemenang lelang, maka Pemenang 1 menerima Surat Perintah Kerja (SPK) dengan melaksanakan proyek pengadaan alat kesehatan pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sukoharjo dan wajib memenuhi surat perjanjian (kontrak) yang telah ditetapkan oleh kedua belah pihak yang sebelumnya disepakati.

RSUD Sukoharjo pada tahun 2012 juga melaksanakan pengadaan barang melalui penunjukan langsung nama rekanan tersebut adalah :

Nama Perusahaan : PT. CITRA BUANA MEDIKA

Alamat : Gentan Citra Indah B.5 RT 02 RW 14 Gentan Baki Sukoharjo

NPWP : 31.369.083.6-532.000

Penunjukan langsung adalah satu penyedia barang dan jasa dilakukan jika penyedia barang dan jasa tersebut dinilai mampu melaksanakan pekerjaan dan memenuhi kualifikasi . Dengan tahapan penunjukan langsung bukan penanganan

(16)

commit to user

darurat. Kualifikasi yang ditetapkan mengikuti kriteria metode penunjukan langsung. Dengan kata lain penyedia barang dan jasa tersebut telah memiliki pengalaman dalam hal pekerjaan khusus dan profesional dalam menyelesaikan pekerjaan khusus tersebut.Meski dilakukan dengan cara penunjukan langsung, harga yang diperoleh merupakan harga yang sesuai dengan harga pasar yang berlaku karena penunjukan langsung dilakukan dengan negosiasi baik harga maupun teknis sehingga secara teknis pekerjaan terse-but dapat dipertanggungjawabkan.

Jadi dalam pelaksanaan pengadaan alat kesehatan, Pihak RSUD Sukoharjo sudah melaksanakan sistem pengadaan sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah, yaitu Perpres No. 54 Tahun 2010 dengan perubahaan kedua Peraturan Pemerintah No.70 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Karena di dalam pengadaan barang melalui e – Procurement dengan alamat website LPSE Sukoharjo.co.id.

Gambar

Gambar 1.2 Pengadaan Barang Melalui LPSE
Tabel 1.1 Tahapan Evaluasi ( Sumber : LPSE Sukoharjo cup.co.id )  No  Nama Peserta  Adm  Teknis  Harga

Referensi

Dokumen terkait

berjudul “ Gambaran Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 terhadap Insulin di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan” berhasil

Kahiji, novel Sripanggung témana kakawasaan jeung kasatiaan; unsur galur nu aya nya éta backtracking, foreshadowing, suspense, jeung konflik; palaku utama dina ieu

ditemukan dalam novel “Liebe… ganz schön peinlich” adalah 229 kalimat yang.. terbagi dalam tujuh jenis kalimat dalam bahasa

[r]

[r]

bahwa sehubungan dengan jumlah pejabat fungsional Auditor di Iingkungan Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan, Aisip Nasional Republik Indonesia, Badan

DAFTAR URUT PRIORITAS (LONG LIST) CALON PESERTA SERTIFIKASI BAGI GURU RA/MADRASAH DALAM JABATAN UNTUK MATA PELAJARAN KEAGAMAAN (QUR'AN HADIST, AKIDAH AKHLAK, FIQH, SKI), BAHASA

(7) Pencatatan biodata penduduk bagi Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas dan Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap di Instansi Pelaksana sebagaimana