• Tidak ada hasil yang ditemukan

Angka Kematian Ibu Maternal

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

3.1 ANGKA KEMATIAN

3.1.2 Angka Kematian Ibu Maternal

Menurut Budi Utomo dalam Mantra Ida (2003), kematian ibu merupakan kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dan lain-lain. Tabel 3.2 menunjukkan kematian ibu maternal di Kabupaten Magelang Tahun 2013 sebagai berikut:

Tabel 3.2 Jumlah dan Angka Kematian Ibu Maternal per 100.000 Kelahiran Hidup di Kabupaten Magelang Tahun 2013

Jumlah kematian ibu maternal

Angka Kematian Ibu Maternal Kematian Ibu hamil Kematian Ibu bersalin Kematian Ibu nifas Jumlah 4 1 6 11 57,9

Sumber: Seksi KESGA Dinas Kesehatan Kab. Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 8)

Jumlah kematian ibu maternal di Kabupaten Magelang Tahun 2013 sebesar 11 kasus. Hal ini terjadi pada saat kehamilan (4 kasus), bersalin (1 kasus), dan nifas (6 kasus). Angka kematian ibu merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Selain itu Angka kematian ibu juga dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan kehamilan. Indikator ini

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 27

dipengaruhi status kesehatan secara umum, pendidikan, dan pelayanan selama kehamilan dan melahirkan. Sensitifitas Angka kematian ibu terhadap perbaikan pelayanan kesehatan menjadikannya indikator keberhasilan pembangunan sektor kesehatan.

Angka kematian ibu maternal (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu dapat diperoleh melalui berbagai studi yang dilakukan secara khusus untuk mengetahui tingkat kematian ibu seperti survei di rumah sakit dan beberapa survei di masyarakat dengan cakupan wilayah yang terbatas.

Berdasarkan hasil SDKI Tahun 2002, angka kematian ibu di Indonesia sebanyak 307 per 100.000 kelahiran hidup. Pada Tahun 2004 di Propinsi Jawa Tengah dilaksanakan survei kesehatan daerah dan dari survei tersebut diperoleh angka kematian ibu sebesar 155 per 100.000 kelahiran hidup.

Angka kematian ibu mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait dengan masa kehamilan, persalinan, dan nifas. Survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2007 menyebutkan bahwa Angka kematian ibu untuk periode 5 tahun sebelum survei(2003-2007) sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup.

Angka kematian ibu maternal di Kabupaten Magelang Tahun 2013 menunjukkan angka 57,9 hal ini berarti terdapat 57,9 kematian ibu maternal setiap 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian Ibu di Kabupaten Magelang Tahun 2002-2013 ditunjukkan pada grafik 3.12 sebagai berikut:

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 28

Grafik 3.12 Angka Kematian Ibu Maternal per 100.000 Kelahiran Hidup

Tahun 2002-2013 di Kabupaten Magelang

102.45 102.34 76.56 72.88 62.87 59.82 59.2 121.01 110.27 109.8 65.5 57.9 102 0 20 40 60 80 100 120 140 20 02 20 03 20 04 20 05 20 06 20 07 20 08 20 09 20 10 20 11 20 12 20 13

Angka Kematian Ibu Target MDG's 2015

Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kab. Magelang Tahun 2013

Berdasarkan grafik 3.12 dapat diketahui bahwa angka kematian ibu maternal di Kabupaten Magelang Tahun 2013 mengalami penurunan dibandingkan Tahun 2011 dan 2012 yaitu mencapai 57,9 per 100.000 kelahiran hidup. Kematian tersebut terjadi pada saat kehamilan (4 kasus), bersalin (1 kasus) dan nifas (6 kasus). Dibandingkan dengan target MDG’s 2015 sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup Kabupaten Magelang sudah dapat memenuhi target pada Tahun 2013.

Angka kematian ibu termasuk dalam tujuan MDGs ke 5 yaitu peningkatan kesehatan ibu dan anak. Selain itu angka kematian ibu juga merupakan target MDGs ke-6 yaitu menurunkan angka kematian ibu sebesar tiga-perempatnya dalam kurun waktu 1990-2015. Selain Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia telah mengalami penurunan, menjadi 307 per 100.000 kelahiran hidup pada Tahun 2002-2003, bila dibandingkan dengan angka Tahun 1994 yang mencapai 390 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Tetapi akibat komplikasi kehamilan atau persalinan yang belum sepenuhnya dapat ditangani, masih terdapat 20.000 ibu yang meninggal setiap tahunnya.

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 29

Dengan kondisi tersebut, pencapaian target MDGs untuk AKI akan sulit dicapai. BPS memproyeksikan bahwa pencapaian AKI baru mencapai angka 163 kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup pada Tahun 2015, sedangkan target MDGs pada Tahun 2015 tersebut adalah 102. Angka kematian ibu Kabupaten Magelang Tahun 2013 sebesar 57,9 sudah berada di bawah target maksimal MDGs.

Penyebab kematian ibu dari tahun ke tahun mengalami pergeseran, pada Tahun 2009 s/d 2010 peyebab kematian terbanyak adalah penyakit penyerta yang merupakan penyebab tak langsung, sedangkan pada Tahun 2011 s/d 2013 penyebab kematian ibu terbanyak adalah penyebab langsung yakni Eklamsi/pre eklamsi dan perdarahan. Penyebab kematian Ibu Tahun 2013 paling banyak adalah perdarahan (4 kasus), secara spesifik tampak pada grafik 3.12 berikut ini :

Diagram 3.2 Penyebab Kematian Ibu di Kabupaten Magelang Tahun 2013

Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kab. Magelang Tahun 2013

Berdasarkan diagram tersebut dapat diketahui bahwa penyebab kematian ibu di Kabupaten Magelang Tahun 2013 adalah eklamsi (9,09%; 1 kasus), infeksi (9,09%; 1 kasus), pre eklamsi berat (18,18%; 2 kasus), pendarahan (36,36%, 4 kasus) dan penyakit lainnya (27,27%, 3 kasus).

Kematian Ibu banyak terjadi pada umur produktif (20 s/d 34 tahun) 63,64%, dan usia ≥ 35 tahun mencapai 36,36%. Sedemikian kompleknya permasalahan yang

9.09% 9.09% 18.18% 36.36% 27.27% Eklamsi Infeksi

Pre Eklamsi Berat Pendarahan Penyakit Lain

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 30

berkontribusi pada kematian ibu, memerlukan upaya yang cukup keras untuk menanggulanginya. Hal ini dimaksudkan agar pada usia produktif tersebut dapat dimanfaatkan oleh para ibu untuk berperan dalam masyarakat dan keluarganya.

Informasi mengenai angka kematian ibu maternal akan bermanfaat untuk memacu perkembangan peningkatan kesehatan reproduksi, terutama pelayanan kehamilan dan membuat kehamilan yang aman dan bebas risiko tinggi (making

pregnancy safer), program peningkatan jumlah kelahiran yang dibantu oleh tenaga

kesehatan, penyiapan sistem rujukan dalam penanganan komplikasi kehamilan, penyiapan keluarga dan suami siaga dalam menyongsong kelahiran. Semua upaya tersebut bertujuan untuk lebih menurunkan angka kematian ibu maternal dan meningkatkan derajat kesehatan reproduksi.

3.2 ANGKA KESAKITAN

Angka kesakitan merupakan salah satu indikator yang menggambarkan derajat kesehatan masyarakat. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit serta mencegah terjadinya penyebaran penyakit menular. Selain itu juga untuk mengurangi dampak sosial sehingga tidak menjadi masalah kesehatan di masyarakat. Upaya tersebut diprioritaskan pada bayi, balita, ibu serta kelompok usia kerja.

Dokumen terkait