• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013"

Copied!
209
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN MAGELANG

TAHUN 2013

(2)

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 ii TIM PENYUSUN

Penasehat

Dr. HENDARTO, M.Kes

(Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang)

Ketua

TOTOK RUSWANTO, S.KM

(Kepala UPT Pusat Informasi dan Manajemen Kesehatan)

Sekretaris

KUSNADI, S.Sos

Koordinator Redaksi

VIDYA NIRMALA, S.KM

Anggota Redaksi

DWI BUDI ISTIYONO TITA FAJARAWATI P, S.KM

DWI MARIANA, A.Md.Keb MUGI RAHAYU, A.Md

M. NURUDIN, A.Md NURWACHID, A.Md M. ABU ALI RIDHO, A.Md ANGIE YUSTISIA H, A.Md

(3)

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 iii KATA PENGANTAR

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 adalah kelanjutan dari profil-profil sebelumnya, diterbitkan untuk memenuhi kebutuhan data bidang kesehatan secara rinci dan sebagai media untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian pembangunan kesehatan di Kabupaten Magelang berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan Kementerian Kesehatan RI.

Penyusunan profil ini mengacu pada Indonesia Health Profile 2006 by

Ministry of Health, Republic of Indonesia dan Pedoman Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota terbitan Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan 2011.

Data yang dikumpulkan pada profil ini bersumber dari berbagai sektor meliputi Dinas Kesehatan, rumah sakit umum maupun swasta, dan sebagainya.

Pada kesempatan ini, Saya ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan tertinggi kepada semua pihak yang telah membantu dan berkontribusi sehingga Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 ini dapat diselesaikan.

Semoga Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 bermanfaat dan bisa menjawab kebutuhan data dan informasi kesehatan mutakhir dan memenuhi harapan kita semua.

Magelang, 2014 Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten Magelang

Dr. HENDARTO, M. Kes

Pembina Utama Muda NIP.19580523 198511 1 001

(4)

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 iv DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

TIM PENYUSUN ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR GRAFIK ix

DAFTAR SINGKATAN xi

RESUME PROFIL KESEHATAN xiii

KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Tujuan 2 1.2.1 Tujuan Umum 2 1.2.2 Tujuan Khusus 2 1.3 Sistematika Penyajian 3

BAB II GAMBARAN UMUM 5

2.1 Keadaan Geografis 5

2.2 Wilayah Administrasi Pemerintahan 6

2.3 Kondisi Demografi 7

2.3.1 Kepadatan Penduduk 7

2.3.2 Proporsi Penduduk Menurut Jenis Kelamin 9

2.3.3 Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Melek Huruf 10

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN 11

3.1 Angka Kematian 11

3.1.1 Angka Kematian Bayi (AKB) dan

Angka Kematian Balita (AKBA) 12

3.1.2 Angka Kematian Ibu Maternal 26

3.2 Angka Kesakitan 30

3.2.1 Penyakit Tuberculosis Paru (TB Paru) 30

3.2.2 Penyakit ISPA 31

3.2.3 Penyakit HIV/AIDS 33

3.2.4 Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) 34

3.2.5 Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) 34

3.2.6 Penyakit Diarrhe (Diare) 36

3.2.7 Penyakit Malaria 37

3.2.8 Penyakit Kusta 38

(5)

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 v

3.2.10 Penyakit Filariasis 40

3.3 Status Gizi 40

BAB IV SITUASI PELAYANAN KESEHATAN 47

4.1 Pelayanan Kesehatan 47

4.1.1 Pelayanan Kesehatan Antenatal 47

4.1.2 Pertolongan Persalinan dan Pelayanan Ibu Nifas 51

4.1.3 Keluarga Berencana 54

4.1.4 Imunisasi 61

4.1.4.1 Desa UCI (Universal Child Immunization) 62

4.1.4.2 Cakupan Imunisasi pada Bayi 62

4.1.5 Cakupan Vitamin A Bagi Bayi 63

4.1.6 Cakupan MP ASI Anak BGM (6-24 bulan) 65

4.1.7 Cakupan Balita Gizi Buruk 65

4.1.8 Cakupan Tablet Fe untuk Ibu Hamil 68

4.1.9 Cakupan Vitamin A untuk Ibu Nifas 72

4.1.10 Cakupan Imunisasi TT untuk Ibu Hamil 72

4.1.11 Cakupan Bumil Risti/Komplikasi 74

4.1.12 Cakupan Neonatal Risti/Komplikasi 75

4.1.13 KLB (Kejadian Luar Biasa) 76

4.1.14 ASI Eksklusif 76

4.1.15 Garam Beryodium 79

4.2 Perilaku Hidup Masyarakat 80

4.2.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 80

4.2.2 Posyandu 80

4.3 Keadaan Lingkungan 82

4.3.1 Rumah/Bangunan 83

4.3.2 Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) 86

4.3.3 Sarana Sanitasi Dasar 88

BAB V SITUASI SUMBERDAYA KESEHATAN 90

5.1 Sarana Kesehatan 90

5.2 Tenaga Kesehatan 92

5.2.1 Tenaga Kesehatan di Puskesmas, Rumah Sakit

dan Sarana Kesehatan lainnya 93

5.3 Pembiayaan Kesehatan 98

BAB VI KESIMPULAN 101

DAFTAR PUSTAKA 103

(6)

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 vi DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman

3.1 Jumlah Kelahiran dan Kematian Bayi dan Balita

di Kabupaten Magelang Tahun 2013. 12

3.2 Jumlah dan Angka Kematian Ibu Maternal per 100.000

Kelahiran Hidup di Kabupaten Magelang Tahun 2013 26

3.3 Balita Penderita Pneumonia Ditangani di Kabupaten Magelang

Tahun 2013 32

3.4 Balita dengan Diare Ditangani di Kabupaten Magelang Tahun 2013 36

3.5 Jumlah Kasus Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan

Imunisasi (PD3I) di Kabupaten Magelang Tahun 2013 40

3.6 Cakupan Kunjungan Neonatus dan Bayi di Kabupaten Magelang

Tahun 2013 41

3.7 Jumlah Bayi BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) di

Kabupaten Magelang Tahun 2013 43

4.1 Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan di Kabupaten

Magelang Tahun 2013 59

4.2 Neonatal Risti/Komplikasi yang Ditangani di Kabupaten Magelang

Tahun 2013 67

5.1 Sarana Pelayanan Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 81

5.2 Jumlah Tenaga Menurut Sarana Kesehatan Pemerintahan

di Kabupaten Magelang Tahun 2013 84

5.3 Sumber Anggaran Kesehatan Kab/Kota di Kabupaten Magelang

(7)

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 vii DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman

1.1 Peta Kabupaten Magelang 5

4.1 Peta Cakupan Gizi Buruk di Kabupaten Magelang

Tahun 2013 67

4.2 Peta Cakupan Anemia Ibu Hamil

di Kabupaten Magelang Tahun 2013 71

4.3 Peta Cakupan Asi Eksklusif

(8)

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 viii DAFTAR GRAFIK

Nomor Judul Grafik Halaman

2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Magelang

Tahun 2013 6

2.2 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Magelang

Tahun 2013 7

2.3 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Magelang

Tahun 2013 8

2.4 Struktur Penduduk Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin

di Kabupaten Magelang Tahun 2013 9

2.5 Proporsi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

di Kabupaten Magelang Tahun 2013 10

3.1 Jumlah kelahiran hidup berdasarkan jenis kelamin

di Kabupaten Magelang Tahun 2011-2013 13

3.2 Jumlah Kelahiran Hidup dan Jumlah Seluruh Kelahiran

(hidup+mati) di Kabupaten Magelang Tahun 2011-2013 14

3.3 Jumlah kelahiran mati berdasarkan jenis kelamin

Kabupaten Magelang Tahun 2011-2013 15

3.4 Angka Lahir Mati Berdasarkan Jenis Kelamin

di Kabupaten Magelang Tahun 2011-2013 16

3.5 Angka Lahir Mati (laki-laki+perempuan)

di Kabupaten Magelang Tahun 2011-2013 17

3.6 Jumlah Kematian Bayi Berdasarkan Jenis Kelamin

di Kabupaten Magelang Tahun 2011-2013 20

3.7 Angka Kematian Bayi di Kabupaten Magelang

Tahun 2011-2013 21

3.8 Jumlah Kematian Anak Balita Menurut Jenis Kelamin

di Kabupaten Magelang Tahun 2011-2013 22

3.9 Angka Kematian Anak Balita di Kabupaten Magelang

Tahun 2011-2013 23

3.10 Jumlah Kematian Balita Berdasarkan Jenis Kelamin

di Kabupaten Magelang Tahun 2011-2013 25

3.11 Angka Kematian Balita di Kabupaten Magelang

Tahun 2011-2013 25

3.12 Angka Kematian Ibu Maternal per 100.000 Kelahiran Hidup

Tahun 2002-2013 di Kabupaten Magelang 28

3.13 Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD)

Setiap Puskesmas di Kabupaten Magelang Tahun 2013 35

3.14 Jumlah Penderita Diare Yang Ditangani Di Setiap Puskesmas

(9)

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 ix

3.15 Persentase Balita yang Ditimbang Setiap Puskesmas

di Kabupaten Magelang Tahun 2013 44

3.16 Persentase Status Gizi Balita

di Kabupaten Magelang Tahun 2013 45

4.1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K1)

Setiap Puskesmas di Kabupaten Magelang Tahun 2013 49

4.2 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) Setiap Puskesmas

di Kabupaten Magelang Tahun 2013 50

4.3 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K1 dan K4)

di Kabupaten Magelang Tahun 2011-2013 51

4.4 Persentase Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan Setiap

Puskesmas di Kabupaten Magelang Tahun 2013 52

4.5 Persentase Pelayanan Ibu Nifas Setiap Puskesmas

Di Kabupaten Magelang Tahun 2013 53

4.6 Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) Setiap Kecamatan

di Kabupaten Magelang Tahun 2013 54

4.7 Persentase Peserta KB Baru Setiap Puskesmas

di Kabupaten Magelang Tahun 2013 55

4.8 Persentase Peserta KB Aktif Setiap Puskesmas

di Kabupaten Magelang Tahun 2013 56

4.9 Cakupan Imunisasi Bayi

di Kabupaten Magelang Tahun 2013 62

4.10 Persentase Balita Yang Mendapat Vitamin A 2X

Setiap Puskesmas di Kabupaten Magelang Tahun 2013 64

4.11 Jumlah balita gizi buruk di Kabupaten Magelang Tahun 2013 66

4.12 Persentase Ibu Hamil Yang Mendapatkan Fe1

Setiap Puskesmas di Kabupaten Magelang Tahun 2013 69

4.13 Persentase Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3

Setiap Puskesmas di Kabupaten Magelang Tahun 2013 70

4.14 Persentase Ibu Nifas Yang Mendapatkan Vitamin A

Setiap Puskesmas di Kabupaten Magelang Tahun 2013 72

4.15 Persentase Status Imunisasi TT untuk ibu hamil

di Kabupaten Magelang Tahun 2013 73

4.16 Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan

Setiap Puskesmas di Kabupaten Magelang Tahun 2013 74

4.17 Persentase Bayi Yang Diberi ASI Eksklusif

Setiap Puskesmas di Kabupaten Magelang Tahun 2013 77

4.18 Persentase Keluarga Yang Diperiksa Memiliki

Sarana Air Bersih Menurut Jenisnya 85

4.19 Persentase Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan

(TUPM) Yang Diperiksa di Kabupaten Magelang

Tahun 2013 87

4.20 Persentase Institusi Yang Dibina Kesehatan Lingkungannya

(10)

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 x DAFTAR DIAGRAM

Nomor Judul Grafik Halaman

2.1 Proporsi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

di Kabupaten Magelang Tahun 2013 9

3.1 Persentase Penyebab Kematian Bayi

di Kabupaten Magelang Tahun 2013 19

3.2 Penyebab Kematian Ibu di Kabupaten Magelang Tahun 2013 29

3.3 Persentase BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah)

di Kabupaten Magelang Tahun 2013 42

4.1 Persentase Peserta KB Aktif di Kabupaten Magelang

Tahun 2013 57

4.2 Persentase Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi

di Kabupaten Magelang Tahun 2013 58

4.3 Persentase Peserta KB Barudi Kabupaten Magelang Tahun 2013 59

4.4 Persentase Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi

di Kabupaten Magelang Tahun 2013 60

4.5 Persentase Posyandu Menurut Strata

di Kabupaten Magelang Tahun 2013 82

(11)

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 xi DAFTAR SINGKATAN

AFP : Acute Flacid Paralysis

API : Annual Parasite Incidence

BB : Berat Badan

BBLR : Berat Badan Lahir Rendah

BGM : Bawah Garis Merah

CFR : Case Fatality Rate

DBD : Demam Berdarah Dengue

DO : Drop Out

Fe : Suplemen zat besi

Gakin : Keluarga Miskin

HIV : Human Immunodeficiency Virus

IMS : Infeksi Menular Seksual

K-1 : Kunjungan pertama

K-4 : Kunjungan keempat

KB : Keluarga Berencana

KLB : Kejadian Luar Biasa

MKJP : Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

MOW : Medis Operatif Wanita

MOP : Medis Operatif Pria

MP-ASI : Makanan Pendamping-ASI

Non MKJP : Metode Kontrasepsi Jangka Pendek

PUS : Pasangan Usia Subur

PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

PAH : Penampungan Air Hujan

RFT : Release From Treatment

SPT : Sumur Pompa Tangan

(12)

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 xii

TUPM : Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan

UCI : Universal Child Immunization

(13)

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 xiii RESUME PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013

INDIKATOR ANGKA/NILAI

GAMBARAN UMUM

Luas Wilayah 1.086 Km2

Jumlah Desa/Kelurahan 372 Desa/Kel

Jumlah Penduduk 1.221.681 Jiwa

Kepadatan Penduduk/Km2 1.125,2 Jiwa/Km2

Rasio Jenis Kelamin 100, 7

DERAJAT KESEHATAN Angka Kematian

Jumlah Lahir Hidup 18.993 Bayi

Jumlah Bayi Mati 138 Bayi

Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 7,3 per 1.000 KH

Jumlah Balita Mati 154 Balita

Angka Kematian Balita (dilaporkan) 8,1 per 1.000 KH

Jumlah Kematian Ibu Maternal 11 Ibu

Angka Kematian Ibu Maternal (dilaporkan) 57,9 per 100.000 KH

Angka Kesakitan

Pneumonia Balita Ditemukan dan Ditangani 12,81 %

Jumlah Kasus Baru HIV 6 Kasus

Jumlah Kasus Infeksi Menular Seksual Lainnya 50 Kasus

Persentase Diare ditemukan dan ditangani 75,49 %

Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 100,00 %

Incidence Rate DBD 22,67

Status Gizi

Bayi baru lahir ditimbang 100 %

Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 4,8 %

Balita Gizi Baik 89,16 %

Balita Gizi Kurang 8,36 %

(14)

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 xiv

INDIKATOR ANGKA/NILAI

UPAYA KESEHATAN Pelayanan Kesehatan

Kunjungan Ibu Hamil (K1) 97 %

Kunjungan Ibu Hamil (K4) 89,26 %

Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan 99,81 %

Peserta KB Baru 7,78 %

Peserta KB Aktif 79,94 %

Desa/Kelurahan UCI 100 %

Cakupan Imunisasi Campak Bayi 104,7 %

Balita Gizi Buruk Mendapatkan Perawatan 100,00 %

Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 90,64 %

Bumil Risti/Komplikasi Ditangani 136,08 %

Desa/Kel Terkena KLB Ditangani < 24 jam 100,00 %

Bayi Yang Diberi ASI Eksklusif 87,82 %

Keadaan Lingkungan

Rumah Sehat 65,55 %

Rumah/bangunan bebas jentik nyamuk Aedes 66,92 %

Keluarga dengan sumber air minum terlindung 88,17 %

Keluarga memiliki Jamban Sehat 71,17 %

Keluarga memiliki Tempat Sampah Sehat 73,60 %

Keluarga memiliki Pengelolaan Air Limbah Sehat 59,42 %

TUPM Sehat 66,46 %

Institusi dibina kesehatan lingkungannya 77,92 %

SUMBER DAYA KESEHATAN Sarana Kesehatan

Jumlah Rumah Sakit Umum 4

Jumlah Rumah Sakit Khusus -

Jumlah Puskesmas Perawatan 3

Jumlah Puskesmas non-Perawatan 26

Jumlah Apotek 72

Jumlah Posyandu 2.335

Jumlah Desa Siaga 367

Jumlah Kelurahan Siaga 5

Jumlah Poskesdes 254

Tenaga Kesehatan

Jumlah Dokter Spesialis 36 Orang

Jumlah Dokter Umum 99 Orang

Jumlah Dokter Gigi 40 Orang

Jumlah Bidan 488 Orang

Jumlah Perawat 493 Orang

Jumlah Tenaga Kefarmasian 68 Orang

Jumlah Tenaga Gizi 39 Orang

Jumlah Tenaga Kesmas 3 Orang

Jumlah Tenaga Sanitasi 44 Orang

(15)

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Data dan informasi kesehatan selama ini mempunyai peranan penting dan strategis, antara lain sebagai acuan dalam menyusun rencana pembangunan kesehatan daerah. Pengelolaan data dan informasi yang baik, yang dikemas dalam suatu sistem informasi, sangat menentukan dalam penyediaan data dan informasi kesehatan yang

evidence based, yang pada gilirannya akan mampu menjadi alat manajemen kesehatan yang efektif, terutama menghasilkan perencanan kesehatan yang tepat sasaran.

Oleh karena itu, setiap pemerintah daerah diharapkan mempunyai Sistem Informasi Kesehatan Daerah, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, yang mampu menyediakan data dan informasi kesehatan. Sistem Informasi Kesehatan Daerah merupakan penentu kualitas dari Sistem Informasi Kesehatan Nasional.

Salah satu produk yang dihasilkan Unit Pelaksana Teknis Pusat Informasi dan Manajemen Kesehatan (UPT PIMK) Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang untuk mendukung Sistem Informasi Kesehatan Nasional yaitu “Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013”. Profil Kesehatan Kabupaten Magelang 2013 merupakan salah satu dokumen yang berisi data tahunan dari hasil pembangunan kesehatan.

Saat ini masyarakat semakin peduli dengan situasi kesehatan dan hasil pembangunan kesehatan yang telah dilakukan oleh pemerintah terutama masalah-masalah kesehatan yang berhubungan langsung dengan kesehatan mereka sendiri. Profil Kesehatan merupakan sarana informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk mendapatkan data dan informasi kesehatan, untuk itu penyusunannya dikemas secara baik, sederhana, informatif dan mudah dipahami. Kepedulian masyarakat terhadap data dan informasi kesehatan akan memberikan nilai positif dalam pembangunan kesehatan di Kabupaten Magelang.

(16)

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 2 Informasi utama yang dapat diperoleh dari Profil ini adalah Situasi Derajat Kesehatan Masyarakat dapat dilihat dari berbagai indikator, yang meliputi indikator angka harapan hidup, angka kematian, angka kesakitan, dan status gizi masyarakat, Situasi Upaya Kesehatan dan Situasi Sumber Daya Kesehatan.

Untuk kelancaran proses penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Magelang yang merupakan salah satu produk dari berhasilnya sistem informasi kesehatan yang terintegrasi di masa mendatang, maka strategi pertama yang perlu dilakukan adalah penguatan kebijakan dan perencanaan di bidang sistem informasi kesehatan.

Penguatan kebijakan sistem informasi kesehatan dilakukan dengan menyusun aturan-aturan yang menjamin sistem informasi dapat diselenggarakan dengan baik. Pada pasal 168 Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan telah diamanatkan bahwa penyelenggaraan sistem informasi kesehatan diatur dalam peraturan pemerintah. Hal ini berarti bahwa secara normatif sudah ada

political will dari negara agar pemerintah dapat menyelenggarakan sistem informasi kesehatan secara baik.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Menyediakan data dan informasi pembangunan kesehatan di Kabupaten Magelang tahun 2013 sebagai dasar perencanaan, monitoring dan evaluasi pencapaian pembangunan kesehatan selanjutnya.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Memberikan informasi mengenai situasi derajat kesehatan di Kabupaten

Magelang tahun 2013

2. Memberikan informasi mengenai situasi upaya kesehatan di Kabupaten

Magelang tahun 2013

3. Memberikan informasi mengenai situasi sumber daya kesehatan di

(17)

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 3

1.3 Sistematika Penyajian

Sistematika penyajian Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 mengacu pada Pedoman Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota yang diterbitkan oleh Pusat Data dan Informasi Departemen Kesehatan Tahun 2011. Adapun sistematika penyajiannya adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang dan tujuan disusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013. Selain itu juga diuraikan sistematika penyajian profil kesehatan tersebut.

BAB II GAMBARAN UMUM

Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Magelang yang meliputi uraian tentang letak geografis, administratif serta informasi pendukung lainnya. Selain itu bab ini juga membahas mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan, serta faktor penting lainnya meliputi kependudukan dan ekonomi.

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Bab ini menguraikan tentang indikator mengenai angka kematian (bayi, balita, ibu maternal), angka kesakitan dan angka status gizi masyarakat di Kabupaten Magelang.

BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN

Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan Kabupaten Magelang Tahun 2013.

(18)

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 4

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya.

BAB VI KESIMPULAN

Bab ini menyajikan tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013. Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, pada bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam upaya mencapai visi dan misi pembangunan kesehatan.

LAMPIRAN

Pada lampiran ini berisi resume angka pencapaian Kabupaten Magelang tahun 2013

(19)

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 5 BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1 KEADAAN GEOGRAFIS

Kabupaten Magelang merupakan salah satu kabupaten yang ada di wilayah

Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis Kabupaten Magelang terletak diantara 110o –

01' - 51" Bujur Timur, 110o – 26' - 58" Bujur Timur, 7o - 19' - 13" Lintang Selatan

dan 7o - 42' - 16" Lintang Selatan.

Gambar 1. Peta Kabupaten Magelang

Kabupaten Magelang berbatasan dengan beberapa kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Semarang, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Purworejo dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten

(20)

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 6

Semarang dan Kabupaten Boyolali, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Wonosobo. Selain berbatasan dengan 5 kabupaten dan 1 daerah istimewa di sebelah utara, selatan, timur dan barat Kabupaten Magelang juga berbatasan dengan Kota Magelang yang terletak ditengah-tengah (gambar 1).

2.2 WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN

Kabupaten Magelang secara administratif dibagi menjadi 21 kecamatan yang terdiri dari 367 desa dan 5 kelurahan. Luas wilayah Kabupaten Magelang kurang

lebih 1.085,73 km2 (108.573 hektar) atau kurang lebih 3,34% dari luas wilayah

Provinsi Jawa Tengah. Luas wilayah menurut kecamatan di Kabupaten Magelang

disajikan pada grafik 2.1 sebagai berikut (dalam km2) :

Grafik 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Magelang

Tahun 2013 2 2 .4 4 2 8 .6 1 31.6 3 35.8 9 37.4 43.8 45.3 5 45.7 9 46.9 5 47.34 49.0 4 53.1 8 53.4 54.5 5 57.3 4 61.6 5 68.8 7 6 9 .5 6 72.3 7 77.1 6 8 3 .4 1 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 N gluw ar Mu n tila n Sala m Te galre jo Mu n gkid N gab lak Me rtoy u d an Ban d o n gan Ca n d im u ly o Se can g Te m p u ra n Sru m b u n g Du ku n Boro b u d u r Kalian gkrik W in d u sar i Sala m an Pa kis Sa w an ga n G rab ag Kajo ra n

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 1)

Luas wilayah Kabupaten Magelang yang paling luas yaitu Kecamatan Kajoran sebesar 83,41 kilometer persegi atau 8.341 hektar. Sedangkan wilayah yang luasnya paling kecil yaitu Kecamatan Ngluwar sebesar 22,44 kilometer persegi atau 2.244 hektar.

(21)

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 7

2.3 KONDISI DEMOGRAFI

2.3.1 Kepadatan Penduduk

Berdasarkan proyeksi laju pertumbuhan penduduk Tahun 2013 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kabupaten Magelang Tahun 2013 sebesar 1.219.371 jiwa. Jumlah penduduk menurut kecamatan di Kabupaten Magelang disajikan pada grafik 2.2 sebagai berikut:

Grafik 2.2 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Magelang Tahun 2013 30, 590 38,475 44,359 45,896 46,747 46,963 48, 003 48,144 52, 403 53 ,330 53,875 55, 332 55,458 56,156 57, 193 68,016 71,574 77,306 78,230 83, 878 109,75 3 0 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000 N gluw ar N gab lak Du ku n Sala m Sru m b u n g Ca n d im u ly o Te m p u ra n W in d u sar i Kajo ra n Pak is Kalian gkrik Te galre jo Sa w an ga n Ban d o n gan Boro b u d u r Sala m an Mu n gkid Mu n tila n Se can g G ra b ag Me rtoy u d an

Sumber : Proyeksi Penduduk BPS Kab. Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 1)

Jumlah penduduk Kabupaten Magelang Tahun 2013 paling banyak di kecamatan Mertoyudan sebesar 109.770 jiwa. Sedangkan yang paling sedikit di kecamatan Ngluwar sebesar 30.595 jiwa.

(22)

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 8

Berdasarkan jumlah penduduk dan luas wilayah, maka kepadatan penduduk menurut kecamatan di Kabupaten Magelang Tahun 2013 disajikan dalam grafik 2.3 sebagai berikut:

Grafik 2.3 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan

di Kabupaten Magelang Tahun 2013

628 766 767 781 831 878 879 940 979 988 1, 000 1,048 1,087 1,226 1,363 1,451 1, 542 1,65 3 1,914 2,420 2,702 0 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 Kajo ra n Sa w an ga n Pa kis W in d u sar i Duk u n N gab lak Sru m b u n g K alian gkrik Te m p u ra n Sala m an Ca n d im u ly o Boro b u d u r G ra b ag Ban d o n gan N gluw ar Sala m Te galre jo Se can g Mu n gkid Me rto yu d an Mu n tila n

Sumber : BPS Kab. Magelang Tahun 2013

(Lampiran: Tabel 1)

Apabila dilihat dari penyebarannya, rata-rata kepadatan penduduk di Kabupaten Magelang adalah 1.125 jiwa per kilo meter persegi. Kecamatan Muntilan merupakan wilayah yang mempunyai kepadatan penduduk paling tinggi dibandingkan dengan kecamatan yang lain sebesar 2.702 jiwa per kilometer persegi. Sedangkan yang mempunyai kepadatan penduduk paling rendah yaitu Kecamatan Kajoran sebesar 628 jiwa per kilometer persegi. Meskipun memiliki jumlah penduduk dan luas wilayah paling rendah dibandingkan 20 kecamatan yang ada di Kabupaten Magelang, Kecamatan Ngluwar memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi sebesar 1.363 jiwa per kilometer persegi.

(23)

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 9 2.3.2 Proporsi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Proporsi penduduk menurut jenis kelamin di Kabupaten Magelang Tahun 2013 dapat dilihat pada diagram 2.1 sebagai berikut:

Diagram 2.1 Proporsi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Magelang Tahun 2013

50.17%

49.83% laki-laki

perempuan

Sumber : Proyeksi Penduduk BPS Kab. Magelang Tahun 2013

(Lampiran Tabel 2)

Berdasarkan diagram 2.1 dapat diketahui bahwa proporsi penduduk menurut jenis kelamin yaitu penduduk laki-laki lebih banyak yaitu sejumlah 613.112 jiwa (50,17%) dibandingkan penduduk perempuan yaitu sejumlah 608.569 jiwa (49,83%).

(24)

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 10

2.3.3 Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Melek Huruf

Persentase penduduk di Kabupaten Magelang yang berumur 15 tahun ke atas melek huruf dapat diketahui pada grafik 2.5 sebagai berikut:

Grafik 2.5 Persentase Penduduk Berumur 15 tahun Ke Atas

Melek Huruf Setiap Kecamatan di Kabupaten Magelang Tahun 2013

Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Magelang Tahun 2013

(Lampiran Tabel 4)

Berdasarkan grafik 2.5 dapat diketahui bahwa persentase penduduk berumur 15 tahun ke atas yang melek huruf terbanyak di Kecamatan Mertoyudan (96,61%). Sedangkan persentase yang terkecil di Kecamatan Pakis (83,56%)

8 3 .5 6 8 4 .3 8 87.4 7 8 8 .4 7 8 8 .7 8 9 0 .1 5 9 0 .1 8 9 1 .2 8 9 1 .6 0 9 2 .1 7 9 2 .4 1 9 2 .4 2 9 2 .8 4 9 3 .0 7 9 3 .2 8 9 3 .4 8 9 4 .1 5 9 4 .2 4 9 4 .5 4 9 4 .7 7 9 5 .6 6 9 6 .6 1 75.00 80.00 85.00 90.00 95.00 100.00 P ak is Sa w an g an K aj o ra n Du ku n N glu w a r C an d im u ly o Sr u m b u n g N ga b la k Sa la m K ab u p a te n K ali a n gk rik W in d u sa ri T em p u ra n B a n d o n ga n Bo ro b u d u r M u n til an Sa la m an Se ca n g M u n g kid T eg a lr ej o G ra b a g M e rt o yu d a n

(25)

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 11 BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Situasi derajat kesehatan masyarakat dapat tercermin dari angka morbiditas, mortalitas dan status gizi. Pada bab ini derajat kesehatan Kabupaten Magelang digambarkan melalui Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI), dan angka morbiditas beberapa penyakit.

Menurut H.L. Blum dalam Muninjaya (2004) derajat kesehatan individu / masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor yang merupakan faktor determinan (penentu) timbulnya gangguan kesehatan pada seorang individu atau kelompok

masyarakat. Keempat faktor tersebut terdiri dari faktor perilaku / gaya hidup (life

style) individu atau kelompok masyarakat, faktor lingkungan (sosial, ekonomi, fisik politik), faktor pelayanan kesehatan (jenis, cakupan, dan kualitasnya), dan faktor genetik (keturunan). Keempat faktor tersebut saling berinteraksi satu sama lain secara dinamis untuk mempengaruhi derajat kesehatan perorangan dan kelompok masyarakat.

Faktor-faktor tersebut tidak hanya berasal dari sektor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, melainkan juga dipengaruhi sektor lain seperti ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial dan lain-lain.

3.1 ANGKA KEMATIAN

Menurut Budi Utomo dalam Mantra Ida (2003), mati merupakan peristiwa hilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Dari definisi ini terlihat bahwa keadaan “mati” hanya bisa terjadi jika sudah terjadi kelahiran hidup. Dengan demikian keadaan mati selalu didahului oleh keadaan hidup. Dengan kata lain, mati tidak pernah ada jika tidak ada

(26)

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 12

Kematian atau mortalitas adalah salah satu dari tiga komponen proses

demografi yang berpengaruh terhadap struktur penduduk. Tinggi rendahnya kematian penduduk di suatu daerah tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan penduduk, tetapi juga merupakan barometer dari tinggi rendahnya tingkat kesehatan masyarakat di daerah tersebut.

Mortalitas merupakan angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit maupun sebab lainnya. Angka kematian yang disajikan pada bab ini yaitu AKB, AKABA, dan AKI.

3.1.1 Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA)

Jumlah kelahiran dan kematian bayi, anak balita dan balita di Kabupaten Magelang Tahun 2013 tertulis dalam Tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1 Jumlah Kelahiran dan Kematian Bayi, Anak Balita dan Balita di Kabupaten Magelang Tahun 2013

Jumlah bayi Jumlah

Kematian Bayi Jumlah Kematian Anak Balita Jumlah Kematian Balita

Lahir hidup Lahir mati

Lahir hidup + Lahir Mati

18.993 124 19.117 138 16 154

Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kab. Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 6 dan Tabel 7)

Jumlah bayi lahir hidup di Kabupaten Magelang Tahun 2013 adalah 18.993 bayi. Bayi lahir hidup merupakan suatu kelahiran seorang bayi tanpa memperhitungkan lamanya di dalam kandungan, dimana bayi menunjukkan tanda-tanda kehidupan misalnya bernafas, ada denyut jantung atau gerakan otot. Sedangkan

jumlah bayi lahir mati adalah 124 bayi. Bayi lahir mati (still birth) merupakan

kematian bayi yang cukup masanya pada waktu keluar dari rahim (berumur paling sedikit 28 minggu), tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan.

Bayi mati atau kematian bayi (infant mortality) merupakan kematian

setelah bayi lahir hidup hingga berumur kurang dari satu tahun. Jumlah kematian bayi di Kabupaten Magelang Tahun 2013 adalah 138 bayi. Sedangkan jumlah kematian balita yang merupakan kematian anak di bawah usia lima tahun adalah 154 balita.

(27)

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 13

Jumlah kematian anak balita di Kabupaten Magelang Tahun 2013 adalah 16 anak balita.

Jumlah kelahiran hidup di Kabupaten Magelang Tahun 2011-2013 berdasarkan jenis kelamin ditunjukkan pada grafik 3.1 sebagai berikut:

Grafik 3.1 Jumlah Kelahiran Hidup Berdasarkan Jenis Kelamin

di Kabupaten Magelang Tahun 2011-2013

10,279 10,298 9,591 9,758 9,559 9,402 8,800 9,000 9,200 9,400 9,600 9,800 10,000 10,200 10,400 2011 2012 2013 Laki-laki Perempuan

Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kab. Magelang Tahun 2013

(Lampiran: Tabel 6)

Berdasarkan grafik 3.1 dapat diketahui bahwa pada Tahun 2013 di Kabupaten Magelang jumlah kelahiran hidup mengalami penurunan dibandingkan dengan Tahun 2011 dan 2012. Kelahiran hidup di Kabupaten Magelang Tahun 2011-2013 menurut jenis kelamin adalah laki-laki lebih banyak daripada perempuan. Jumlah kelahiran hidup pada Tahun 2013 jenis kelamin laki-laki sebanyak 9.591 sedangkan perempuan sebanyak 9.402.

Jumlah kelahiran hidup dan jumlah seluruh kelahiran (hidup+mati) di Kabupaten Magelang pada Tahun 2011-2013 ditunjukkan pada grafik 3.2 sebagai berikut:

(28)

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 14

Grafik 3.2 Jumlah Kelahiran Hidup dan Jumlah Seluruh Kelahiran

(hidup+mati) di Kabupaten Magelang Tahun 2011-2013

Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kab. Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 6)

Berdasarkan grafik 3.2 dapat diketahui bahwa pada Tahun 2013 di Kabupaten Magelang jumlah kelahiran dan lahir hidup mengalami penurunan dibandingkan dengan Tahun 2011 dan 2012. Selisih antara jumlah lahir hidup dan jumlah kelahiran menunjukkan jumlah lahir mati. Sejak Tahun 2011-2013 grafiknya

selalu berjalan linear, hal ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan persalinan

sudah baik sehingga dapat menekan jumlah lahir mati.

Jumlah kelahiran mati di Kabupaten Magelang Tahun 2011-2013 berdasarkan jenis kelamin ditunjukkan pada grafik 3.3 sebagai berikut:

20,037 19,857 18,993 20,188 19,991 19,117 18,200 18,400 18,600 18,800 19,000 19,200 19,400 19,600 19,800 20,000 20,200 20,400 2011 2012 2013 Lahir Hidup Jumlah Kelahiran

(29)

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 15

Grafik 3.3 Jumlah Kelahiran Mati Berdasarkan Jenis Kelamin

di Kabupaten Magelang Tahun 2011-2013

83 82 74 68 52 50 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 2011 2012 2013 Laki-laki Perempuan

Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kab. Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 6)

Berdasarkan grafik 3.3 dapat diketahui bahwa pada Tahun 2013 jumlah kelahiran mati di Kabupaten Magelang mengalami penurunan dibandingkan Tahun 2011 dan 2012. Berdasarkan jumlah kelahiran mati pada Tahun 2011-2013, bayi laki-laki lebih banyak daripada perempuan. Pada Tahun 2013 jumlah kelahiran mati jenis kelamin laki-laki sebanyak 74 sedangkan perempuan sebanyak 50.

Angka lahir mati adalah jumlah lahir mati terhadap 1.000 kelahiran (hidup+mati). Angka lahir mati di Kabupaten Magelang Tahun 2011-2013 berdasarkan jenis kelamin ditunjukkan pada grafik 3.4 sebagai berikut:

(30)

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 16 8.0 7.9 7.7 6.9 5.4 5.3 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 9.0 2011 2012 2013 Laki-laki Perempuan

Grafik 3.4 Angka Lahir Mati Berdasarkan Jenis Kelamin

di Kabupaten Magelang Tahun 2011-2013

Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kab. Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 6)

Berdasarkan grafik 3.4 dapat diketahui bahwa angka lahir mati di Kabupaten Magelang pada Tahun 2013 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Angka lahir mati Kabupaten Magelang Tahun 2013 dengan jenis kelamin laki-laki sebesar 7,7 per 1.000 kelahiran (hidup+mati) laki-laki. Sedangkan angka lahir mati Kabupaten Magelang dengan jenis kelamin perempuan sebesar 5,3 per 1.000 kelahiran (hidup+mati) perempuan.

Sedangkan angka lahir mati (laki-laki+perempuan) di Kabupaten Magelang pada Tahun 2011-2013 ditunjukkan pada grafik 3.5 sebagai berikut:

(31)

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 17

Grafik 3.5 Angka Lahir Mati (laki-laki+perempuan)

di Kabupaten Magelang Tahun 2011-2013

Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kab. Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 6)

Berdasarkan grafik 3.5 dapat diketahui bahwa angka lahir mati di Kabupaten Magelang pada Tahun 2013 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Angka lahir mati Kabupaten Magelang Tahun 2013 sebesar 6,5 per 1.000 kelahiran (hidup+mati).

Angka kematian bayi (AKB) dapat didefinisikan sebagai banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. AKB merupakan indikator yang digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu banyak upaya kesehatan yang dilakukan dalam rangka menurunkan AKB.

Penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan salah satu indikator dari MDGs ke 4 . Angka kematian bayi di Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara anggota ASEAN yaitu 4,6 kali lebih tinggi dari Malaysia, 1,3 kali lebih tinggi dari Filipina, dan 1,8 kali lebih tinggi dari Thailand. Indonesia menduduki ranking ke-6 tertinggi setelah Singapura (3 per 1.000), Brunei Darussalam (8 per 1.000), Malaysia (10 per 1.000), Vietnam (18 per 1.000), dan Thailand (20 per 1.000). Menurut proyeksi BPS

7.5 6.7 6.5 6 6.2 6.4 6.6 6.8 7 7.2 7.4 7.6 2011 2012 2013

(32)

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 18

(BPS-UNDP-Bappenas, 2005), pada Tahun 2003 angka AKB terus membaik hingga mencapai 33,9 per 1.000 kelahiran hidup. Dengan kecenderungan perkembangan pencapaian AKB secara nasional seperti ini, pencapaian target MDGs pada Tahun 2015 diperkirakan sudah akan tercapai pada Tahun 2013 yaitu 22,5 per 1.000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi Kabupaten Magelang Tahun 2013 adalah 7,3 dibawah target maksimal MDGs pada Tahun 2015 yaitu 17 per 1.000 kelahiran hidup.

Beberapa faktor dapat menyebabkan adanya penurunan maupun kenaikan AKB. Hal ini disebabkan AKB merupakan indikator yang sensitif dalam pelayanan kesehatan. Pada Tahun 2013, tiga besar penyebab kematian bayi adalah bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) disertai komplikasinya (48 kasus), Kelainan kongenital (47 kasus) serta Asfiksia (16 kasus) . Pemantauan kesehatan bayi sejak dalam kandungan sangat penting untuk dilakukan agar masalah pada bayi dapat diketahui sejak dini sehingga dapat dilaksanakan penatalaksanaan yang tepat. Peningkatan kualitas kesehatan ibu hamil menjadi sangat penting dilakukan untuk menekan kasus ibu hamil dengan anemia dan Kekurangan Energi Kronis (KEK) yang memiliki kontribusi terhadap terjadinya kasus BBLR. Hal tersebut akan lebih memiliki daya ungkit jika disertai dengan peningkatan ketrampilan/skill petugas kesehatan dalam penatalaksanaan bayi dengan masalah kesehatan dan peningkatan sarana, pra sarana yang menunjang. Penyebab kematian bayi Tahun 2013 ditunjukkan pada diagram 3.5 sebagai berikut:

(33)

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 19

Diagram 3.1 Persentase Penyebab Kematian Bayi

di Kabupaten Magelang Tahun 2013

Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kab. Magelang Tahun 2013

(Lampiran: Tabel 6)

Berdasarkan diagram 3.1 dapat diketahui bahwa persentase penyebab kematian bayi Tahun 2013 yang paling banyak adalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sebesar 35,04%. Sedangkan yang paling sedikit disebabkan oleh ikterus.

35.04% 34.31% 11.68% 10.95% 3 .6 5 % 2 .1 9 % 1 .4 6 % 0 .7 3 % BBLR Kelainan Kongenital Asfiksia Lain-lain Sepsis Pneumoni Diare Ikterus

(34)

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 20 84 75 71 58 59 67 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 2011 2012 2013 Laki-laki Perempuan

Jumlah kematian bayi di Kabupaten Magelang Tahun 2011-2013 berdasarkan jenis kelamin ditunjukkan pada grafik 3.6 sebagai berikut:

Grafik 3.6 Jumlah Kematian Bayi Berdasarkan Jenis Kelamin

di Kabupaten Magelang Tahun 2011-2013

Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kab. Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 7)

Berdasarkan grafik 3.6 dapat diketahui bahwa pada Tahun 2013 di Kabupaten Magelang jumlah kematian bayi laki-laki lebih banyak daripada perempuan. Jumlah kematian bayi laki-laki sebanyak 71 sedangkan perempuan sebanyak 67. Jumlah kematian bayi laki-laki mengalami penurunan dibandingkan Tahun 2011 dan Tahun 2012. Sedangkan jumlah kematian bayi perempuan mengalami peningkatan dibandingkan Tahun 2011 dan Tahun 2012.

Angka kematian bayi berjenis kelamin laki-laki Kabupaten Magelang Tahun 2013 sebesar 7,4 per 1.000 kelahiran hidup bayi laki-laki, sedangkan yang berjenis kelamin perempuan sebesar 7,1 per 1.000 kelahiran hidup bayi perempuan.

(35)

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 21

Sedangkan angka kematian bayi di Kabupaten Magelang pada Tahun 2011-2013 ditunjukkan pada grafik 3.7 sebagai berikut:

Grafik 3.7 Angka Kematian Bayi di Kabupaten Magelang

Tahun 2011-2013

Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kab. Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 7)

Berdasarkan grafik 3.7 dapat diketahui bahwa pada Tahun 2013 di Kabupaten Magelang angka kematian bayi mengalami kenaikan dibandingkan dengan Tahun 2012. Angka kematian bayi Kabupaten Magelang pada Tahun 2013 sebesar 7,27 dibawah target MDG’s yaitu 17.

7.09 6.75 7.27 17 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.00 2011 2012 2013

Angka Kematian Bayi Target MDG's

(36)

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 22

Jumlah kematian anak balita di Kabupaten Magelang Tahun 2011-2013 berdasarkan jenis kelamin ditunjukkan pada grafik 3.8 sebagai berikut:

Grafik 3.8 Jumlah Kematian Anak Balita Menurut Jenis Kelamin

di Kabupaten Magelang Tahun 2011-2013

13 9 9 4 8 7 0 2 4 6 8 10 12 14 2011 2012 2013 Laki-laki Perempuan

Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kab. Magelang Tahun 2013

(Lampiran: Tabel 7)

Kematian anak balita adalah kematian yang terjadi pada anak umur 1-4 tahun. Berdasarkan grafik 3.8 dapat diketahui bahwa pada Tahun 2013 di Kabupaten Magelang jumlah kematian anak balita laki-laki lebih banyak daripada perempuan. Jumlah kematian anak balita laki-laki sebanyak 9 sedangkan perempuan sebanyak 7. Jumlah kematian anak balita perempuan mengalami penurunan bandingkan Tahun 2012 tetapi mengalami kenaikan dibandingkan dengan Tahun 2011.

Angka kematian anak balita laki-laki di Kabupaten Magelang Tahun 2013 sebesar 0,9 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan angka kematian anak balita perempuan di Kabupaten Magelang Tahun 2013 sebesar 0,7 per 1.000 kelahiran hidup. Angka kematian anak balita (laki-laki dan perempuan) di Kabupaten Magelang Tahun 2013 sebesar 0,8 per 1.000 kelahiran hidup.

Sedangkan angka kematian anak balita di Kabupaten Magelang pada Tahun 2011-2013 ditunjukkan pada grafik 3.9 sebagai berikut:

(37)

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 23

Grafik 3.9 Angka Kematian Anak Balita di Kabupaten Magelang

Tahun 2011-2013

Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kab. Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 7)

Berdasarkan grafik 3.9 dapat diketahui bahwa pada Tahun 2013 di Kabupaten Magelang angka kematian anak balita mengalami penurunan dibandingkan dengan Tahun 2012 dan 2011 yaitu 0,84.

Kematian pada bayi dan juga pada anak sampai menjelang umur lima tahun relatif sangat tinggi seperti halnya mereka yang berusia lanjut. Menurut United Nation dalam Mantra Ida (2003), kematian bayi dan anak dibawah lima tahun digunakan sebagai indikator status kesehatan dan status sosio ekonomi penduduk.

Banyak sekali faktor yang dapat dikaitkan dengan kematian bayi. Kematian bayi dibedakan menjadi dua jenis yaitu endogen dan eksogen. Kematian bayi endogen adalah kematian bayi yang disebabkan oleh faktor-faktor anak yang dibawa sejak lahir, diwarisi oleh orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat dari ibunya selama kehamilan. Sedangkan kematian bayi eksogen adalah kematian bayi yang disebabkan oleh faktor-faktor yang berkaitan dengan pengaruh lingkungan luar. Dengan semakin meningkatnya usia, penyebab kematian endogen semakin berkurang dan penyebab kematian eksogen meningkat.

Kematian bayi dan anak secara umum merupakan konsekuensi akhir dari perjalanan kumulatif dengan berbagai pengalaman morbiditas dan jarang karena

0.85 0.86 0.84 0.84 0.84 0.85 0.85 0.86 0.86 2011 2012 2013

(38)

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 24

serangan penyakit tunggal. Ini berarti bahwa reduksi kematian melalui program-program kesehatan tidak hanya dengan memberantas penyakit-penyakit penyebab kematian tetapi harus memasukkan pula tindakan-tindakan yang mengarah kepada permasalahan yang lebih mendasar menyangkut proses morbiditas dan mortalitas secara keseluruhan misalnya faktor sosio-ekonomi.

Penanganan masalah kematian bayi dan anak dibawah lima tahun menuntut adanya kerangka konseptual tentang faktor-faktor yang mempengaruhi morbiditas dan mortalitas bayi dan anak yaitu morbiditas dan mortalitas sebagai masalah pokok, dan faktor sosio-ekonomi serta variabel antara sebagai faktor-faktor yang mempengaruhinya. Termasuk dalam faktor sosial ekonomi ialah faktor-faktor yang ada dalam individu, keluarga dan masyarakat. Pengetahuan, kepercayaan, nilai-nilai, dan sumber ekonomi merupakan faktor individu dan keluarga, sedang suasana politik, ekonomi dan keamanan merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi morbiditas dan mortalitas dalam masyarakat.

Jumlah kematian balita di Kabupaten Magelang Tahun 2013 berdasarkan jenis kelamin ditunjukkan pada grafik 3.10 sebagai berikut:

Grafik 3.10 Jumlah Kematian Balita Berdasarkan Jenis Kelamin

di Kabupaten Magelang Tahun 2011-2013

97 84 80 62 67 74 0 20 40 60 80 100 120 2011 2012 2013 Laki-laki Perempuan

Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kab. Magelang Tahun 2013

(39)

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 25

Kematian balita adalah kematian yang terjadi pada balita sebelum usia lima tahun (bayi + anak balita). Berdasarkan grafik 3.10 dapat diketahui bahwa pada tahun 2013 di Kabupaten Magelang jumlah kematian balita laki-laki lebih banyak daripada perempuan. Jumlah kematian balita laki-laki sebanyak 80 sedangkan perempuan sebanyak 74.

Angka kematian balita adalah hasil pembagian antara jumlah anak di bawah 5 tahun yang meninggal dengan jumlah kelahiran hidup dikalikan 1.000 kelahiran hidup. Angka kematian balita laki-laki di Kabupaten Magelang Tahun 2013 sebesar 8,3 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan angka kematian balita perempuan di Kabupaten Magelang Tahun 2013 sebesar 7,9 per 1.000 kelahiran hidup. Angka kematian balita (laki-laki dan perempuan) di Kabupaten Magelang Tahun 2013 sebesar 8,1 per 1.000 kelahiran hidup.

Sedangkan angka kematian balita di Kabupaten Magelang pada Tahun 2011-2013 ditunjukkan pada grafik 3.11 sebagai berikut:

Grafik 3.11 Angka Kematian Balita di Kabupaten Magelang

Tahun 2011-2013

Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kab. Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 7) 7.94 7.60 8.11 7.30 7.40 7.50 7.60 7.70 7.80 7.90 8.00 8.10 8.20 2011 2012 2013

(40)

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 26

Berdasarkan grafik 3.11 dapat diketahui bahwa pada Tahun 2013 di Kabupaten Magelang angka kematian balita mengalami kenaikan dibandingkan dengan Tahun 2012 dan 2011 yaitu 8,11.

Angka kematian balita merupakan salah satu target dalam tujuan dari

MDGs ke 4 yaitu penurunan angka kematian anak dan juga merupakan salah satu indikator untuk mencapai target MDGs ke 5 yaitu menurunkan angka kematian balita (AKABA) sebesar dua-pertiganya dalam kurun waktu 1990-2015. Target angka kematian balita pada Tahun 2015 dalam MDGs yaitu 23 per 1.000 kelahiran hidup, hal ini berarti angka kematian balita Kabupaten Magelang Tahun 2013 dibawah target maksimal MDGs.

3.1.2 Angka Kematian Ibu Maternal

Menurut Budi Utomo dalam Mantra Ida (2003), kematian ibu merupakan kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dan lain-lain. Tabel 3.2 menunjukkan kematian ibu maternal di Kabupaten Magelang Tahun 2013 sebagai berikut:

Tabel 3.2 Jumlah dan Angka Kematian Ibu Maternal per 100.000 Kelahiran Hidup di Kabupaten Magelang Tahun 2013

Jumlah kematian ibu maternal

Angka Kematian Ibu Maternal Kematian Ibu hamil Kematian Ibu bersalin Kematian Ibu nifas Jumlah 4 1 6 11 57,9

Sumber: Seksi KESGA Dinas Kesehatan Kab. Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 8)

Jumlah kematian ibu maternal di Kabupaten Magelang Tahun 2013 sebesar 11 kasus. Hal ini terjadi pada saat kehamilan (4 kasus), bersalin (1 kasus), dan nifas (6 kasus). Angka kematian ibu merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Selain itu Angka kematian ibu juga dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan kehamilan. Indikator ini

(41)

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 27

dipengaruhi status kesehatan secara umum, pendidikan, dan pelayanan selama kehamilan dan melahirkan. Sensitifitas Angka kematian ibu terhadap perbaikan pelayanan kesehatan menjadikannya indikator keberhasilan pembangunan sektor kesehatan.

Angka kematian ibu maternal (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu dapat diperoleh melalui berbagai studi yang dilakukan secara khusus untuk mengetahui tingkat kematian ibu seperti survei di rumah sakit dan beberapa survei di masyarakat dengan cakupan wilayah yang terbatas.

Berdasarkan hasil SDKI Tahun 2002, angka kematian ibu di Indonesia sebanyak 307 per 100.000 kelahiran hidup. Pada Tahun 2004 di Propinsi Jawa Tengah dilaksanakan survei kesehatan daerah dan dari survei tersebut diperoleh angka kematian ibu sebesar 155 per 100.000 kelahiran hidup.

Angka kematian ibu mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait dengan masa kehamilan, persalinan, dan nifas. Survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2007 menyebutkan bahwa Angka kematian ibu untuk periode 5 tahun sebelum survei(2003-2007) sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup.

Angka kematian ibu maternal di Kabupaten Magelang Tahun 2013 menunjukkan angka 57,9 hal ini berarti terdapat 57,9 kematian ibu maternal setiap 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian Ibu di Kabupaten Magelang Tahun 2002-2013 ditunjukkan pada grafik 3.12 sebagai berikut:

(42)

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 28

Grafik 3.12 Angka Kematian Ibu Maternal per 100.000 Kelahiran Hidup

Tahun 2002-2013 di Kabupaten Magelang

102.45 102.34 76.56 72.88 62.87 59.82 59.2 121.01 110.27 109.8 65.5 57.9 102 0 20 40 60 80 100 120 140 20 02 20 03 20 04 20 05 20 06 20 07 20 08 20 09 20 10 20 11 20 12 20 13

Angka Kematian Ibu Target MDG's 2015

Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kab. Magelang Tahun 2013

Berdasarkan grafik 3.12 dapat diketahui bahwa angka kematian ibu maternal di Kabupaten Magelang Tahun 2013 mengalami penurunan dibandingkan Tahun 2011 dan 2012 yaitu mencapai 57,9 per 100.000 kelahiran hidup. Kematian tersebut terjadi pada saat kehamilan (4 kasus), bersalin (1 kasus) dan nifas (6 kasus). Dibandingkan dengan target MDG’s 2015 sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup Kabupaten Magelang sudah dapat memenuhi target pada Tahun 2013.

Angka kematian ibu termasuk dalam tujuan MDGs ke 5 yaitu peningkatan kesehatan ibu dan anak. Selain itu angka kematian ibu juga merupakan target MDGs ke-6 yaitu menurunkan angka kematian ibu sebesar tiga-perempatnya dalam kurun waktu 1990-2015. Selain Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia telah mengalami penurunan, menjadi 307 per 100.000 kelahiran hidup pada Tahun 2002-2003, bila dibandingkan dengan angka Tahun 1994 yang mencapai 390 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Tetapi akibat komplikasi kehamilan atau persalinan yang belum sepenuhnya dapat ditangani, masih terdapat 20.000 ibu yang meninggal setiap tahunnya.

(43)

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 29

Dengan kondisi tersebut, pencapaian target MDGs untuk AKI akan sulit dicapai. BPS memproyeksikan bahwa pencapaian AKI baru mencapai angka 163 kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup pada Tahun 2015, sedangkan target MDGs pada Tahun 2015 tersebut adalah 102. Angka kematian ibu Kabupaten Magelang Tahun 2013 sebesar 57,9 sudah berada di bawah target maksimal MDGs.

Penyebab kematian ibu dari tahun ke tahun mengalami pergeseran, pada Tahun 2009 s/d 2010 peyebab kematian terbanyak adalah penyakit penyerta yang merupakan penyebab tak langsung, sedangkan pada Tahun 2011 s/d 2013 penyebab kematian ibu terbanyak adalah penyebab langsung yakni Eklamsi/pre eklamsi dan perdarahan. Penyebab kematian Ibu Tahun 2013 paling banyak adalah perdarahan (4 kasus), secara spesifik tampak pada grafik 3.12 berikut ini :

Diagram 3.2 Penyebab Kematian Ibu di Kabupaten Magelang Tahun 2013

Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kab. Magelang Tahun 2013

Berdasarkan diagram tersebut dapat diketahui bahwa penyebab kematian ibu di Kabupaten Magelang Tahun 2013 adalah eklamsi (9,09%; 1 kasus), infeksi (9,09%; 1 kasus), pre eklamsi berat (18,18%; 2 kasus), pendarahan (36,36%, 4 kasus) dan penyakit lainnya (27,27%, 3 kasus).

Kematian Ibu banyak terjadi pada umur produktif (20 s/d 34 tahun) 63,64%, dan usia ≥ 35 tahun mencapai 36,36%. Sedemikian kompleknya permasalahan yang

9.09% 9.09% 18.18% 36.36% 27.27% Eklamsi Infeksi

Pre Eklamsi Berat Pendarahan Penyakit Lain

(44)

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 30

berkontribusi pada kematian ibu, memerlukan upaya yang cukup keras untuk menanggulanginya. Hal ini dimaksudkan agar pada usia produktif tersebut dapat dimanfaatkan oleh para ibu untuk berperan dalam masyarakat dan keluarganya.

Informasi mengenai angka kematian ibu maternal akan bermanfaat untuk memacu perkembangan peningkatan kesehatan reproduksi, terutama pelayanan

kehamilan dan membuat kehamilan yang aman dan bebas risiko tinggi (making

pregnancy safer), program peningkatan jumlah kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan, penyiapan sistem rujukan dalam penanganan komplikasi kehamilan, penyiapan keluarga dan suami siaga dalam menyongsong kelahiran. Semua upaya tersebut bertujuan untuk lebih menurunkan angka kematian ibu maternal dan meningkatkan derajat kesehatan reproduksi.

3.2 ANGKA KESAKITAN

Angka kesakitan merupakan salah satu indikator yang menggambarkan derajat kesehatan masyarakat. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit serta mencegah terjadinya penyebaran penyakit menular. Selain itu juga untuk mengurangi dampak sosial sehingga tidak menjadi masalah kesehatan di masyarakat. Upaya tersebut diprioritaskan pada bayi, balita, ibu serta kelompok usia kerja.

3.2.1 Penyakit Tuberculosis Paru (TB Paru)

Tuberculosis (TB) merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan

kuman mycobacterium tuberculosis. Kuman tersebut biasanya masuk ke dalam tubuh

manusia melalui udara pernafasan ke dalam paru, kemudian kuman tersebut dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh lain melalui sistem peredaran darah, sistem

saluran limfa, melalui saluran pernafasan (bronchus) atau penyebaran langsung ke

bagian-bagian tubuh lainnya. Penyakit ini dapat menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil TB. Bersama dengan malaria dan HIV/AIDS, TB menjadi salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen global dalam MDG’s.

(45)

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 31

Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian TB adalah case

detection rate (CDR), yaitu porposi jumlah pasien baru BTA positif yang ditemukan dan diobati terhadap jumlah pasien baru BTA positif yang diperkirakan ada dalam wilayah tersebut.

Kabupaten Magelang Tahun 2013 perkiraan kasus baru TB Paru BTA (+)

sebanyak 1.287 orang. Cakupan penemuan kasus TB Paru BTA (+)/Case Detection

Rate (CDR) pada Tahun 2013 mencapai 21,92% (282 kasus) dari perkiraan penderita TB paru BTA (+).

Tujuan utama pengendalian TB Paru adalah

1. Menurunkan insidens TB Paru pada Tahun 2015

2. Menurunkan prevalensi TB Paru dan angka kematian akibat TB Paru menjadi

setangahnya pada Tahun 2015 dibandingkan Tahun 1990

3. Sedikitnya 70% kasus TB Paru BTA+ terdeteksi dan diobati melalui program

DOTS (Directly Observed Treatment Shortcource Chemotheraphy) atau

pengobatan TB Paru dengan pengawasan langsung oleh Pengawas Minum/Menelan Obat (PMO)

4. Sedikitnya 85% tercapai succes rate

DOTS adalah strategi penyembuhan TB Paru jangka pendek dengan pengawasan secara langsung. Dengan menggunakan strategi DOTS, maka proses penyembuhan TB Paru dapat berlangsung secara cepat. DOTS menekankan pentingnya pengawasan terhadap penderita TB Paru agar menelan obatnya secara teratur sesuai ketentuan sampai dinyatakan sembuh. Strategi DOTS memberikan angka kesembuhan yang tinggi, dapat mencapai 95%. Strategi DOTS direkomendasikan oleh WHO secara global untuk menanggulangi TB Paru.

3.2.2 Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

Pneumonia merupakan infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli).

Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Pneumonia juga dapat

terjadi akibat kecelakaan karena menghirup cairan atau bahan kimia. Populasi yang

(46)

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 32

lebih dari 65 tahun, atau orang yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi,

gangguan imunologi). Pneumonia merupakan penyebab kematian balita peringkat

pertama pada Surkenas 2001. ISPA sebagai penyebab utama kematian pada bayi dan balita yang merupakan penyakit akut dan perlu penatalaksanaan tepat. Balita

penderita Pneuomonia di Kabupaten Magelang terdapat pada tabel 3.3 sebagai

berikut:

Tabel 3.3 Balita Penderita Pneumonia Ditangani di Kabupaten Magelang

Tahun 2013

Sumber: Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 13)

Perkiraan kasus Pneumonia balita di Kabupaten Magelang Tahun 2013

sebanyak 11.999 kasus. Jumlah balita Pneumonia yang ditemukan/ditangani

sebanyak 1.537 (12,8%).

Hasil survey mortalitas subdit ISPA pada Tahun 2005 di 10 propinsi di Indonesia diketahui bahwa pneumonia merupakan penyebab kematian bayi terbesar di Indonesia, sebanyak 22,3% dari seluruh kematian bayi. Survei yang sama juga menunjukkan bahwa pneumonia merupakan penyebab kematian terbesar pada anak balita yaitu 23,6%. Studi mortalitas Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa proporsi

kematian pada bayi (post neonatal) karena pneumonia sebesar 23% dan pada anak

balita sebesar 15,5%.

Program pemberantasan penyakit ISPA membagi penyakit ISPA dalam 2 golongan yaitu pneumonia dan bukan pneumonia. Pneumonia dibagi atas derajat beratnya penyakit yaitu pneumonia berat dan pneumonia tidak berat. Penyakit batuk pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas bagian atas lainnya digolongkan sebagai bukan pneumonia. Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas ini adalah virus dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis

oleh kuman Streptococcus jarang ditemukan pada balita. Bila ditemukan harus diobati

dengan antibiotik penisilin, semua radang telinga akut harus mendapat antibiotik. Jumlah Balita Perkiraan Kasus Pneumonia Balita Balita Pneumonia Ditemukan/Ditangani % Balita Pneumonia Ditemukan/Ditangani 121.497 11.999 1.537 12.8

(47)

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 33

Program pengendalian ISPA menetapkan bahwa semua kasus yang ditemukan harus ditatalaksanakan sesuai standar, dengan demikian angka penemuan kasus pneumonia juga menggambarkan penatalaksanaan kasus ISPA.

3.2.3 Penyakit HIV/AIDS

HIV/AIDS disebabkan oleh infeksi virus Human Immunodeficiency Virus

yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain. Penyakit ini ditularkan melalui cairan tubuh penderita yang terjadi melalui proses hubungan seksual, transfusi darah, penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi secara bergantian, dan penularan dari ibu ke anak dalam kandungan melalui plasenta dan kegiatan menyusui.

Menurut Tuti Parwati (1996), AIDS didefinisikan sebagai suatu sindrom atau kumpulan gejala penyakit dengan karakteristik defisiensi kekebalan tubuh yang berat

dan merupakan manifestasi stadium akhir infeksi virus “HIV (Human

Immunodeficiency Virus)”. Kasus HIV di Kabupaten Magelang pada Tahun 2013 adalah 8 orang yang terdiri dari 6 orang laki-laki dan 2 orang perempuan.

Upaya pelayanan kesehatan dalam rangka penanggulangan HIV/AIDS disamping ditunjukkan pada penanganan penderita yang ditemukan juga diarahkan pada upaya pencegahan melalui penemuan penderita secara dini yang dilanjutkan dengan kegiatan konseling.

Upaya penemuan penderita dilakukan melalui skrining HIV/AIDS terhadap darah donor, pemantauan pada kelompok berisiko penderita Penyakit Menular Seksual (PMS) seperti wanita penjaja seks, penyalahguna obat dengan suntikan (IDU’s), penghuni Lapas atau sesekali dilakukan penelitian kelompok berisiko rendah seperti ibu rumah tangga dan sebagainya.

Dalam perjalanan penyakit dari HIV positif menjadi AIDS dikenal istilah “window periods”, yang tidak diketahui dengan pasti periodisasinya sehingga

kelompok ini menjadi sangat potensial dalam menularkan penyakit. Pada kelompok ini di samping dilakukan pengobatan, yang lebih utama adalah dilakukan konseling

(48)

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 34

untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam ikut aktif mencegah terjadinya penularan lebih lanjut.

3.2.4 Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS)

Pada Tahun 2013 di Kabupaten Magelang ditemukan kasus Infeksi Menular Seksual (IMS) sebanyak 50.

3.2.5 Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)

Penderita DBD merupakan seseorang yang mengalami demam tinggi mendadak terus-menerus berlangsung 2-7 hari tanpa sebab yang jelas, tanda-tanda perdarahan dari atau pembesaran hati, serta hasil pemeriksaan laboratorium dinyatakan positif DBD. Pada Tahun 2013 di Kabupaten Magelang ditemukan 277 kasus DBD.

Setiap Puskesmas di Kabupaten Magelang pada Tahun 2013 mempunyai jumlah kasus DBD yang berbeda-beda. Hal ini ditunjukkan pada grafik 3.13 sebagai berikut:

(49)

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 35

Grafik 3.13 Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Setiap Puskesmas di Kabupaten Magelang Tahun 2013

0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 2 3 3 5 5 6 6 9 10 14 18 21 21 21 22 24 38 43 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Sa w an ga n I Kaj o ra n II Pa ki s G ra b ag II W in d u sa ri Sa la m an I Sa la m an II Kaj o ra n I Kal ia n gk ri k N ga b la k Sec an g I I Sru mb u n g Ca n d im u ly o G rab ag I N gl u w ar Teg al rejo Saw an gan II Tem p u ra n Sec an g I B an d o n ga n D u ku n B o ro b u d u r Sa la m M ert o yu d an II Ko ta M u n gk id M ert o yu d an I M u n ti la n I M u n gk id M u n ti la n II

Sumber: Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 23)

Dari seluruh puskesmas (29 puskesmas) di Kabupaten Magelang pada Tahun 2013 puskesmas Muntilan II ditemukan paling banyak kasus DBD sebesar 43 kasus.

Penyakit DBD merupakan salah satu penyakit yang perjalanan penyakitnya cepat dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat. Penyakit ini merupakan penyakit menular yang sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) di Indonesia.

Upaya pemberantasan DBD terdiri dari 3 hal antara lain:

1. Peningkatan kegiatan surveilans penyakit dan surveilans vektor

2. Diagnosis dini dan pengobatan dini

3. Peningkatan upaya pemberantasan vektor penular penyakit DBD

Upaya pemberantasan vektor ini yaitu dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan pemeriksaan jentik berkala. Keberhasilan kegiatan PSN antara lain dapat diukur dengan Angka Bebas Jentik (ABJ). Apabila ABJ lebih atau sama dengan 95% diharapkan penularan DBD dapat dicegah atau dikurangi.

Gambar

Grafik 2.1    Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Magelang
Grafik 2.2   Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Magelang  Tahun 2013  30,590 38,475 44,359 45,896 46,747 46,963 48,003 48,144 52,403 53,330 53,875 55,332 55,458 56,156 57,193 68,016 71,574 77,306 78,230 83,878 109,753 020,00040,00060,00080,000100,000120,000 Ngluwar Ngablak Dukun Salam Srumbung Candimulyo Tempuran Windusari Kajoran Pakis Kaliangkrik Tegalrejo Sawangan Bandongan Borobudur Salaman Mungkid Muntilan Secang Grabag Mertoyudan
Diagram 2.1  Proporsi Penduduk Menurut Jenis Kelamin   di Kabupaten Magelang Tahun 2013
Grafik 2.5  Persentase Penduduk Berumur 15 tahun Ke Atas   Melek Huruf Setiap Kecamatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Program ini dilakukan sebagai usaha untuk memperpanjang usia simpan arsip, dan melestarikan arsip yang masih utuh maupun arsip yang fisiknya sudah rusak terutama

Dari hadits di atas, sangat jelas bahwa apabila ada yang melakukan perbuatan liwath (homoseks) maka hukumannya adalah dibunuh baik pelakunya maupun

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan etnografi pada materi geometri yang menjadi salah satu konten dari PISA.Tujuan dari penelitian ini untuk

Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat dipisahkan dengan interaksi sosial, interaksi ini dapat terjadi apabila terdapat kontak dan komunikasi Penelitian ini menjelaskan

Et al ., 2019 Sulawesi Tengah Untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan, kebiasaan merokok, riwayat keluarga, hewan peliharaan terhadap kejadian asma Penelitian survey

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana hubungan disiplin belajar terhadap hasil belajar siswa

Salah satu cara meminimalkan risiko yang dihadapinya perusahaan dapat mengunakan hedging untuk melindungi nilai hutangnya, maka semakin tinggi market to book value suatu

Sebagian besar responden sejumlah 55% menyatakan sudah mengupayakan perbaikan proses pengolahan bahan baku, dengan alasan agar kualitas produk lebih baik lagi dengan kualitas bahan