• Tidak ada hasil yang ditemukan

Angka Kesakitan

Dalam dokumen DINAS KESEHATAN KOTA PADANG (Halaman 24-36)

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN

3.2. Angka Kesakitan

Morbiditas dapat diartikan sebagai angka kesakitan, baik insiden maupun prevalen dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu. Morbiditas juga berperan dalam penilaian terhadap derajat kesehatan masyarakat.

Masih sama dengan tahun 2013, berdasarkan laporan Puskesmas penyakit yang paling banyak di Kota Padang tahun 2014 adalah ISPA (81.619 kasus), diikuti oleh Gastritis (20.016 kasus) dan Penyakit kulit infeksi (15.556 kasus). Sepuluh penyakit terbanyak tersebut dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik 3.2. Sepuluh Penyakit Terbanyak di Kota Padang Tahun 2014

a. Cakupan Penemuan dan penanganan Penderita Acut Flaccid Paralysis. Polio merupakan salah satu penyakit menular yang termasuk ke dalam PD3I yang disebabkan oleh virus yang menyerang sistem syaraf hingga penderita mengalami kelumpuhan. Penyakit yang pada umumnya menyerang anak berumur 0-3 tahun ini ditandai dengan munculnya demam, lelah, sakit kepala, mual, kaku di leher dan sakit di tungkai dan lengan. Sedangkan AFP merupakan kondisi abnormal ketika seseorang mengalami penurunan kekuatan otot tanpa penyebab yang jelas kemudian berakibat pada kelumpuhan.

Kasus AFP di Kota Padang menunjukan grafik yang turun naik beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2010 ditemukan 1 kasus Polio di Puskesmas

pada 5 Puskesmas, yaitu Padang Pasir, Pemancungan, Nanggalo, Belimbing, dan Pauh. Di tahun 2011 ditemukan 11 kasus AFP (Non Polio) yang tersebar di beberapa Puskesmas. Di tahun 2012 terjadi 6 kasus AFP yang tersebardi 4 Puskesmas, yaitu Puskesmas Padang Pasir, Seberang Padang, Puskesmas Anak Air dan Puskesmas Ikur Koto. Pada tahun 2013 terjadi 7 kasus AFP yang tersebar di 5 Puskesmas, yaitu Puskesmas Padang Pasir 1 orang, Air tawar 2 orang, Air Dingin 1 orang, Anak Air 1 orang dan Lubuk Kilangan 1 orang.

Pada tahun 2014, kasus AFP turun lagi menjadi 6 kasus yang tersebar di wilayah kerja Puskesmas Padang Pasir (1 kasus), Puskesmas Ikur Koto (3 kasus), Puskesmas Belimbing (1 kasus) dan Puskesmas Pegambiran (1 kasus). Salah satu penyebab peningkatan penemuan kasus AFP ini adalah semakin baiknya deteksi dini yang dilakukan petugas, baik di Puskesmas maupun di Rumah Sakit.

b. Prevalensi Tuberkulosis

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh

infeksi bakteriMycobacterium tuberculosis.Penyakit ini dapat menyebar melalui

droplet orang yang telah terinfeksi basil TB. Bersama dengan Malaria dan HIV/AIDS, TB menjadi salahsatu penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen global dalam MDGs.

Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian TB adalah Case

Detection Rate (CDR), yaitu proporsi jumlah pasien baru BTA positif yang

ditemukan dan diobati terhadap jumlah pasien baru BTA positif yang diperkirakan ada dalam wilayah tersebut.

Untuk mengukur keberhasilan pengobatan TB digunakan Angka

pasien baru TB paru BTA positif yang menyelesaikan pengobatan, baik yang sembuh maupun yang menjalanipengobatan lengkap diantara pasien baru TB paru

BTA positif yang tercatat. Success Rate dapat membantu dalam mengetahui

kecenderungan meningkat atau menurunnya penemuan pasien pada wilayah tersebut.

Penemuan kasus TB Paru dilakukan melalui penjaringan penderita yang dicurigai / suspek TB Paru yang berobat ke sarana kesehatan. Perkiraan penderita TB Paru BTA (+) 1,6/1000 penduduk. Jumlah kasus baru meningkat dari 927 kasus di tahun 2013 menjadi 1.105 di tahun 2014 dengan CDR 78,7% dan jumlah seluruh kasus Tb adalah 2.012 kasus, sementara kasus TB anak 0-14 tahun sebanyak 270 kasus. Untuk suspek tahun 2014 berjumlah 7.968, persentase TB Paru terhadap suspek adalah 13,9 %.

Pada tahun 2014 BTA (+) diobati sebanyak 988 pasien, pasien sembuh 850 orang dan pasien yang melakukan pengobatan lengkap sebanyak 72 orang. Angka keberhasilan pengobatan adalah 93,3 %, sementara jumlah kematian selama pengobatan jauh menurun dari 11 orang di tahun 2013 menjadi 17 orang di tahun 2014.

Keberhasilan upaya penanggulangan TB diukur dengan kesembuhan penderita. Kesembuhan ini selain dapat mengurangi jumlah penderita, juga mencegah terjadinya penularan. Oleh karena itu, untuk menjamin kesembuhan, obat harus diminum dan penderita diawasi secara ketat oleh keluarga maupun teman sekelilingnya dan jika memungkinkan dipantau oleh petugas kesehatan agar terjamin kepatuhan penderita minum obat (Idris & Siregar, 2000). Dewasa

strategi DOTS dilakukan di sarana-sarana Kesehatan Pemerintah dengan Puskesmas sebagai ujung tombak pelaksanaan program. Pengobatan ini dilakukan secara gratis kepada golongan yang tidak mampu.

c. Persentase Balita dengan Pnemonia ditangani

Pneumonia merupakan infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli). Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Pneumonia juga dapat terjadi akibat kecelakaan karena menghirup cairan atau bahan kimia. Populasi yang rentan terserang Pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun, atau orang yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi).

Jumlah Balita di Kota Padang tahun 2014 sebanyak 89.793 orang. Perkiraan penderita sebanyak 8.979 Balita, sementara penderita yang ditemukan dan ditangani sebanyak 1.850 (20,6 %). Jika dilihat berdasarkan jender, maka balita laki laki lebih banyak menderita Pneumoni ( 23,1%) dibandingkan balita perempuan (14,9%).

Kasus Pneumoni yang ditemukan dan ditangani beberapa tahun terakhir adalah tahun 2013 sebanyak 1.183 orang, tahun 2012 sebanyak 340 orang, tahun 2011 sebanyak 586 kasus dan di tahun 2010 sebanyak 819 orang dan 100 % dapat ditangani. Sementara data dari Rumah sakit tidak didapat.

d. Persentase HIV/AIDS ditangani.

HIV & AIDS disebabkan oleh infeksi virus Human Immunodeficiency

Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan penderita

mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain. Penyakit ini ditularkan melalui cairan tubuh

penderita yang terjadi melalui proses hubungan seksual, transfusi darah, penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi secara bergantian, dan penularan dari ibu ke anak dalam kandungan melalui plasenta dan kegiatan menyusui.

Tahun 2014 ditemukan kasus HIV sebanyak 225 kasus (165 orang laki laki dan 60 orang perempuan), Aids sebanyak 95 kasus ( 81 orang laki laki dan 14

orang perempuan) dan syphilis 20 kasus (16 orang laki laki dan 4 orang

perempuan). Sementara jumlah kematian akibat Aids sebanyak 11 orang dan semuanya laki-laki.

Grafik 3.3. Trend Kasus dan Kematian HIV/AIDS di Kota Padang

e. Kasus Diare

Diare merupakan penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi feses selain dari frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan menderita Diare bila feses lebih berair dari biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau lebih, atau buang air besar yang berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam

Penyakit Diare sampai saat ini masih termasuk dalam urutan 10 penyakit terbanyak di Kota Padang. Penyakit diare yang banyak ditemukan adalah gastro enteritis yang disebabkan oleh kuman. Penderita yang berobat ke Puskesmas diobati sesuai dengan prosedur tetap penatalaksanaan kasus diare dengan pengobatan yang rasional.

Target penemuan kasus diare pada tahun 2014 adalah 18.765 dari 876.880 penduduk Kota Padang. Sementara jumlah kasus diare adalah Untuk capaian kasus diare adalah 7.827 kasus dan semuanya ditangani. Jumlah kasus ini lebih rendah dari tahun sebelumnya (8.472 kasus) dan lebih banyak ditemukan pada perempuan.

f. Prevalensi Kusta

Kusta merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae. Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat menyebabkan

Kusta menjadi progresif, kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak dan mata.

Terjadi peningkatan kasus baru dari 6 orang di tahun 2013 menjadi 10 kasus 2014, terdiri dari 7 Pausi Basiler (kusta kering) dan 3 Multi Basiler (kusta basah). Kasus ini sebanding antara laki-laki dan perempuan. Tersebar di beberapa wilayah kerja Puskesmas yaitu Puskesmas Lubuk Buaya, Air Dingin, Kuranji, Ambacang, Lubuk Begalung dan Bungus, 50% diantaranya di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya

g. Penyakit Menular yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I)

Penyakit Menular yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I) adalah penyakit Difteri, Pertusis, Tetanus non neonatorum, Tetanus neonatorum, Campak, Polio dan Hepatitis B.

Penyakit Difteri disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium

diphtheriaeyang menyerang sistem pernafasan bagian atas. Penyakit ini memiliki

gejala sakit leher, demam ringan, sakit tekak. Difteri juga kerap ditandai dengan tumbuhnya membran kelabu yang menutupi tonsil serta bagian saluran pernafasan. Pada tahun 2014, terdapat wabah Difteri, jumlah kasus sebanyak 8 orang , 1 orang diantaranya meninggal.

Pertusis atau batuk rejan adalah infeksi bakteri pada saluran pernafasan yang sangat menular dan menyebabkan batuk yang biasanya diakhiri dengan suara pernafasan dalam bernada tinggi (melengking). Pertusis bisa terjadi pada siapapun tapi 50% ditemukan pada anak berusia kurang dari 4 tahun. Pada tahun 2014 tidak ditemukan kasus Pertusis

Tetanus Neonatorum (TN) disebabkan oleh basil Clostridium tetani, yang

masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang salah satunya disebabkan oleh pemotongan tali pusat dengan alat yang tidak steril. Kasus TN banyak ditemukan di negara berkembang khususnya dengan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan yang rendah. Tahun 2014terdapat 1 kasus Tetanus Non Neonatorum dan 1 kasus dan meninggal akibat Tetanus Neonatorum

Campak merupakan salah satu penyakit PD3I yang disebabkan oleh virus campak. Sebagian besar kasus campak menyerang anak-anak. Penularan dapat

terinfeksi. Tahun 2014 terdapat 14.948 kasus Campak, lebih banyak terjadi pada laki-laki (7.427 orang) dibanding perempuan (7.521 orang)

Polio adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV),masuk ke tubuh melalui mulut, mengifeksi saluran usus. Virus ini dapat memasukialiran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dankadang kelumpuhan. Pada tahun 2014, kasus Polio lebih besar terjadi pada perempuan (7.621 orang) dari pada kasus pada laki-laki (7.549 orang)

Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV) yang menginfeksi hati hominoidae, termasuk manusia, dan menyebabkan peradangan yang disebut hepatitis. Awalnya dikenal sebagai "serum hepatitis", penyakit tersebut telah menyebabkan epidemi di Asia dan Afrika, dan itu adalah endemik di Cina. Pada tahun 2014, kasus Hepatitis B lebih besar terjadi pada perempuan (7.647 orang) dari pada laki-laki (7.628 orang)

h. Demam Berdarah Dengue (DBD)

Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh

virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypty. Penyakit ini sebagian

besar menyerang anak berumur < 15 tahun, namun dapat juga menyerang orang dewasa.

Penemuan kasus DBD tahun 2014 sebanyak 666 kasus, lebih rendah dari tahun 2013 (998 kasus). Kasus ini lebih banyak terjadi pada perempuan (350 kasus) dibanding laki-laki (316 kasus), meninggal sebanyak 6 orang dengan CFR 0,9 %. Kasus DBD terbanyak pada tahun 2014 terdapat di wilayah kerja

Puskesmas Lubuk Buaya (67 kasus) diikuti oeleh Puskesmas Andalas dan Belimbing (62 kasus).

Untuk mengantisipasi terjadinya penyebaran kasus, maka dilakukan fogging focus yang bertujuan untuk memutus mata rantai penularan. Disamping itu tetap disarankan pada masyarakat untuk tetap melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), Pemeriksaan Jentik Berkala 9PJB) dan Abatisasi di

rumah maupun kelurahan masing–masing.

Kasus DBD menurut Puskesmas tahun 2014 menurut Puskesmas dapat dilihat pada peta berikut :

i. Malaria.

Kasus penyakit malaria di Kota Padang sampai saat ini masih ada. Dari hasil diagnosa di Puskesmas lebih banyak ditemui sebagai kasus malaria klinis artinya pada saat pasien berobat ke Puskesmas kondisi demam pasien sudah berkurang sehingga tidak dilakukan pemeriksaan darah tebal. Yang dimaksud dengan pasien malaria adalah pasien dengan pemeriksaan sediaan darah atau positif dengan pemeriksaan laboratorium.

Tahun 2014 suspek malaria sebanyak 60 orang (48 kasus di Puskesmas dan 12 kasus di Rumah Sakit). Setelah dilakukan pemeriksaan sediaan darah ternyata semuanya positif malaria. Kasus ini jauh lebih kecil dari tahun tahun 2013 (128 orang). Kasus pada perempuan adalah 2 kali lipat dibanding kasus pada laki-laki.

Kasus Malaria Positif di Puskesmas dapat dilihat pada peta belikut :

Terlihat hanya 3 Kecamatan saja yang bebas dari kasus malaria yakni Kecamatan Pauh, Lubuk Kilangan dan Bungus Teluk Kabung.

j. Filariasis

Survei darah jari untuk filariasis dilakukan sejak tahun 2006 dengan hasil sebagai berikut : tahun 2006, ditemukan 21 kasus positif filarial, tahun 2007 nol kasus, tahun 2008 sebanyak 5 kasus dan tahun 2009 ditemukan 6 kasus. Total kasus sampai tahun 2009 sebanyak 32 kasus. Tahun 2010 tidak dilakukan survey karena adanya pengurangan anggaran, tapi ditemukan 5 orang penderita klinis.Pada tahun 2011 dilakukan lagi survey darah jari pada 6 Kelurahan yang terletak di 4 Puskesmas, dengan sample 500 per lokasi. Dari 3.000 sample yang diperiksa ini, seluruh hasil pemeriksaan labor Negatif.

Pada tahun 2012 ini ditemukan 1 kasus baru di Puskesmas Pagambiran, sehingga total kasus Filariasis berjumlah 34 orang yang terdiri dari 12 orang laki laki dan 22 orang perempuan.

Temuan kasus baru penderita Filarasis tahun 2013 sebanyak 1 orang, sementara kasus lama sebanyak 34, meninggal 1 orang dan pindah 1 orang sehingga total penderita Filariasis sebanyak 33 orang. Jika dilihat berdasarkan jender, maka pasien perempuan lebih banyak (22 orang) dibanding pasien laki laki (13 orang). Sementara itu pada tahun 2014 tidak ditemukan kasus baru.

k. Cakupan Desa/ Kelurahan terkena KLB ditangani <24 jam

Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk penyakit endemis adalah suatu peningkatan jumlah kasus yang melebihi keadaan biasa, pada waktu dan daerah tertentu. Sementara untuk penyakit non endemis pengertiannya adalah suatu episode penyakit dan timbulnya penyakit pada dua atau lebih penderita yang

berhubungan satu sama lain. Hubungan ini mungkin pada faktor saat timbulnya gejala (onset of illness), faktor tempat (tempat tinggal, tempat makan bersama, sumber makanan), faktor orang (umur, jenis kelamin, pekerjaan dan lainnya).

Pada tahun 2014, terjadi 12 KLB pada 12 Kelurahan. Kasus yang terjadi adalah Campak 1 kali dengan jumlah penderita 12 orang, Dipteri 9 kali dengan jumlah penderita 9 orang, keracunan 1 kali dengan jumlah penderita 4 orang, dan tetanus 1 kali dengan jumlah penderita 1 orang.

Berbeda dengan KLB pada tahun 2013, terjadi 2 KLB yaitu Hepatitis dan Campak. Kasus pada tahun 2013 lebih tinggi dari tahun 2014, dimana kasus Hepatitis sebanyak 59 orang dengan attack rate 0,67 % dan campak sebanyak 116 orang dengan attack rate 0,88 %.

Dalam dokumen DINAS KESEHATAN KOTA PADANG (Halaman 24-36)

Dokumen terkait