• Tidak ada hasil yang ditemukan

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

B. ANGKA KESAKITAN

Di Provinsi Bengkulu untuk Tahun 2010, data angka kesakitan penduduk yang berasal dari masyarakat (community based data) yang diperoleh melalui studi morbiditas, dan hasil pengumpulan data dari Dinas Kesehatan kabupaten/kota serta dari sarana pelayanan kesehatan (fasility based data) yang diperoleh melalui sistem pencatatan dan pelaporan (SP2TP). Gambaran angka kesakitan penyakit tertentu di Provinsi Bengkulu pada tahun 2010 selengkapnya adalah sebagai berikut :

1. Acute Flaccid Paralysys (AFP)

Kasus Acute Flaccid Paralysys (AFP) non polio dari hasil laporan Dinkes Kab/Kota ditemui 9 kasus. Kasus ini ditemukan di Kabupaten Bengkulu Selatan 4 kasus, Kabuapten Mukomuko 4 kasus, Kabupaten Kepahiang 1 kasus . AFP rate non polio per 100.000 penduduk usia <15 tahun pada tahun 2010 di Provinsi Bengkulu sebesar 1,71. Data AFP rate selengkapnya dapat dilihat (tabel 9).

2. TB Paru

Dari data profil kesehatan Kab/Kota tahun 2010 di Provinsi Bengkulu tercatat sebanyak 20.602 TB Paru klinis. Dari hasil pemeriksaan diketahui ada sebanyak 1.727 penderita TB+, sebanyak 1.608 diobati dengan kesembuhan sebanyak 1.508 (94%) penderita. (lihat tabel 10,11 dan 12).

Gambar 3.4

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2010)

Dari gambar diatas maka dapat dilihat persentase kesembuhan tertinggi ada di Kota Bengkulu sebanyak 17,84 % diikuti Kabupaten Bengkulu Utara sebanya 16,05 %, dan persentase terendah ada di Kabupaten Kepahiang yaitu sebesar 4,84 %.

Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu 2011

3. Pneumonia

Dari data profil kesehatan Kab/Kota di Provinsi Bengkulu pada tahun 2010, sebanyak 16.333 perkiraan penderita pneumonia, pada anak balita dan 779 penderita ditemukan dan ditangani (4,8%) . Dari data tersebut mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang hanya 700 penderita ditemukan atau meningkat 11%. Data rinci mengenai pneumonia balita yang diobati dapat dilihat pada lampiran (tabel 13).

4. HIV/AIDS

Penyakit HIV/AIDS telah sejak lama menyita perhatian berbagai kalangan, tidak hanya terkait dengan dominan kesehatan saja. Berdasarkan data profil kesehatan Kab/Kota di Provinsi Bengkulu pada tahun 2010 jumlah kasus baru pengidap HIV/AIDS yang dilaporkan sebanyak 42 kasus terdapat di Kota Bengkulu 41 orang, dan Kabupaten Bengkulu Utara 1 orang. Jumlah kasus HIV/AIDS 2010 menurun dari tahun 2008 dan 2009 yang mana sebelumnya sebanyak 53 dan 73 kasus. Selengkapnya Kasus HIV/AIDS tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 10. Jumlah kasus HIV/AIDS selama kurun waktu 7 tahun yaitu dari tahun 2004 sampai tahun 2010 dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.5

5. Infeksi Menular Seksual

Pada tahun 2010 jumlah kasus penderita IMS yang dilaporkan sebanyak 59 kasus dan (100%) ditangani sesuai standar. Di Provinsi Bengkulu Kasus IMS tersebar di empat Kabupaten yaitu kasus tertinggi terdapat di Kabuapten Rejang Lebong sebanyak 33 kasus diikuti Kota Bengkulu 22 kasus,Bengkulu Selatan dan Bengkulu Tengah masing-masing sebanyak 2 kasus.

6. DBD

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) salah satu penyakit menular yang upaya penurunan kasusnya terkait dengan komitmen nasional, dan sering muncul sebagai KLB dengan angka kesakitan dan kematian yang relatif tinggi. Kasus (DBD) berdasarkan data profil kesehatan kabupaten/kota ditemui sebanyak 620 kasus. Kasus terbanyak terjadi di Kota Bengkulu 325 kasus.

Incidince Rate DBD di Provinsi Bengkulu Tahun 2010 sebesar 36,1 per 100.000 penduduk. Gambaran jumlah kasus DBD dan kasus DBD yang ditangani dapat dilihat pada lampiran (tabel 23).

7. Diare

Pada tahun 2010 di Provinsi Bengkulu ditemukan sebanyak 71.879 perkiraan kasus diare, sebanyak 26.740 ditangani (37,2%). Kasus terbanyak terdapat di Kota Bengkulu yaitu sebanyak 13.060 kasus dan yang terkecil ada di Kabupaten Lebong sebanyak 3.501 kasus. Gambaran jumlah kasus diare dan kasus diare yang ditangani dapat dilihat pada lampiran (tabel 16).

8. Malaria

Malaria adalah sala satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan di Provinsi Bengkulu, dalam upaya penurunan kasusnya masih terkait

Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu 2011

dengan komitmen pemerintah. Angka kesakitan malaria diukur dengan menggunakan malaria klinis dalam bentuk Angka Kesakitan (API), artinya indikator ini menyatakan kesakitan berdasarkan gejala klinis bukan berdasarkan pada pemeriksaan laboratorium. Jumlah penderita malaria tanpa pemeriksaan sediaan darah di Provinsi Bengkulu pada tahun 2010 sebanyak 32.463, sedangkan dengan pemeriksaan sediaan darah sebanayak 24.419 penderita.

Angka kesakitan malaria dalam bentuk API di Provinsi Bengkulu pada tahun 2010 sebesar 14,2 per 1000 penduduk, sedangkan Case Fatality Rate (CFR)nya adalah 0,01, untuk angka kesakiatan (API) tersebut mengalami kenaikan dari tahun 2009 yang hanya 10,18 per 1000 penduduk. Gambaran untuk masing-masing kabupaten/kota dapat dilihat pada lampiran (tabel 24) dan gambar berikut:

Gambar 3.6

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/kota Tahun 2004-2010

9. Kusta

Penyakit kusta ditandai dengan kulit dengan bercak putih atau kemerahan disertai mati rasa atau anestesi. Penebalan saraf tepi yang disertai gangguan fungsi saraf berupa mati rasa dan kelemahan/ kelumpuhan pada otot tangan, kaki dan mata, kulit kering serta pertumbuhan rambut yang terganggu. Pada pemeriksaan kerokan jaringan kulit didapatkan adanya kuman M. Leprae.

Dari data profil kesehatan Kab/Kota, tahun 2010 di Provinsi Bengkulu dilaporkan ada sebanyak 21 penderita kusta, dengan RFT (Release From Treatment MB ) yaitu penderita yang selesai berobat sesuai standar sebanyak 12 orang ( 44 %). Angka penemuan kasus baru (NCDR/New Case Detection Rate) di Provinsi Bengkulu pada tahun 2010 sebesar 1,22 per 100.000 penduduk. Rincian persentase penderita kusta yang selesai berobat dapat dilihat di lampiran (tabel 17 - 20).

10.Filariasis

Filariasis merupakan penyakit infeksi menahun yang disebabkan oleh cacing filaria yaitu nematoda (cacing gelang) berbentuk benang dan ditularkan oleh vektor nyamuk yang menyerang saluran kelenjar getah bening dan serta menyebabkan kecacatan seumur hidup. Manifestasi yang sering dijumpai adalah manifestasi kronis berupa kaki gajah dan timbunan cairan setempat khususnya terjadi pada buah zakar. Pada tahun 2010 di Provinsi Bengkulu dilaporkan ada 52 kasus penderita penyakit filariasis. Angka kesakitan filariasis pada tahun 2010 sebesar 3,0 per 100.000 penduduk. lihat (tabel 25).

11.Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I)

Beberapa penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) adalah : difteri, pertusis, tetanus, tetanus neonatal, campak, polio, dan hepatitis B. Pada tahun 2010 di Provinsi Bengkulu hanya kasus campak yang dilaporkan dari tujuh jenis PD3I, yaitu 192 kasus, Pertusis 158 dan Dipteri 1 orang. yang tersebar di 8 Kab/Kota. Rincian tentang kasus dan angka kesakitan PD3I di Provinsi Bengkulu pada tahun 2010 dapat dilihat pada lampiran (tabel 21 & 22) dan gambar berikut :

Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu 2011

Gambar 3.7

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2010

C. STATUS GIZI

Status gizi masyarakat dapat diukur melalui indikator-indikator derajat kesehatan, yang merupakan Indikator SPM, antara lain ; yaitu Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status gizi balita dan Kecamatan Bebas Rawan Gizi, sebagaimana diuraikan sebagai berikut:

1. Kunjungan Neonatus

Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan Kunjungan Neonatus (0-28 hari) di sarana pelayanan kesehatan maupun pelayanan melalui kunjungan rumah minimal 2 kali yaitu 1 kali pada umur 0-7 hari dan 1 kali pada umur 8-28 hari.

Dari data profil kesehatan Kab/Kota pada tahun 2010 jumlah neonatus di Provinsi Bengkulu sebanyak 39.068 40.576 neonatus, dengan kunjungan neonatus (KN1) sebanyak 30.577 36.740 (78,3%). dan KN3 (KN lengkapa) sebanyak 28.301 (72,4%). Untuk Cakupan KN1 tertinggi ada di Kabupaten Mukomuko dan Kabupaten

Bengkulu Utara masing-masing mencapai 100% dan yang terendah adalah Kabupaten Lebong dengan cakupan sebesar 72,8%, sedangkan untuk KN3 yang tertingi adalah Kabupaten Kepahiang yaitu 100%,dan yang terendah adalah Kabupaten Kaur yaitu 37 %. Cakupan kunjungan neonatus selengkapnya ada di lampiran (tabel 36).

2. Kunjungan Bayi

Kunjungan bayi adalah kunjungan bayi (umur 1-12 bulan) termasuk neonatus (umur 1-28 hari) yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan, paling sedikit 4 kali (bayi), 2 kali (neonatus) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Persentase kunjungan bayi di Provinsi Bengkulu tahun 2010 adalah sebesar 76,3%.

Gambar 3.8

Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu 2011 3. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari 2.500 gram yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24 jam pertama setelah lahir) merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. BBLR dibedakan dalam 2 kategori yaitu BBLR karena prematur (usia kandungan kurang dari 37 minggu) atau BBLR karena intrauterine growth retardation (IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. Di negara berkembang banyak BBLR dengan IUGR karena ibu berstatus gizi buruk, anemia, malaria dan menderita penyakit menular seksual (PMS) sebelum konsepsi atau pada saat hamil.

Di Provinsi Bengkulu pada tahun 2010 tercatat sebanyak 26.311 bayi ditimbang dari 39.068 bayi lahir hidup .dengan BBLR sebanyak 354 bayi (1,3%).Untuk penanganan bayi dengan BBLR meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar, pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan ekslusif, pencegahan infeksi dan penanganan masalah pada BBLR yang diberikan di sarana pelayanan kesehatan maupun pelayanan melalui kunjungan rumah oleh tenaga yang berkompetensi. Kunjungan bayi dan cakupan BBLR selengkapnya dapat dilihat pada lampiran (tabel 26).

4. Status Gizi Balita

Status gizi Balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara penilaian status gizi Balita adalah dengan melihat berat badan dibandingkan dengan umur yang menggunakan indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U). Pada tahun 2010, di Provinsi Bengkulu dari 197.161 balita , yang ditimbang sebanyak 70.950 balita (36%). jumlah balita yang mengalami gizi buruk sebanyak 134, Gizi lebih 54, Gizi baik 46.682 dan Gizi kurang sebanyak 2.712. Sedangkan balita gizi buruk yang mendapat perawatan sebanyak 128 (95,5%). Status Gizi Balita selengkapnya dapat kita lihat pada lampiran ( tabel 27 dan 45).

Gambar : 3.9

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota 2010

5. ANGKA HARAPAN HIDUP WAKTU LAHIR (AHH)

Untuk menggambarkan derajat kesehatan digunakan Umur Harapan Hidup, terutama Umur Harapan Hidup Waktu Lahir. Angka ini menggambarkan tingkat kematian bayi dan tingkat sosial ekonomi masyarakat. Meningkatnya umur harapan hidup waktu lahir memberikan gambaran tentang perbaikan tingkat sosial ekonomi masyarakat dan penurunan angka kematian bayi. Estimasi BPS untuk angka harapan hidup waktu lahir penduduk Provinsi Bengkulu tahun 2000 s/d 2005 adalah sebesar 66,8 tahun dan tahun 2005 s/d tahun 2010 sebesar 69,65 tahun.

Gambar : 3 .10

Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu 2011

BAB IV

Dokumen terkait