• Tidak ada hasil yang ditemukan

6 .0% 14.0% 2. 0% 1 .0% 1 .0% 0 .0 % 2. 0% 6 .0% 5 .0% 13.0 % 3.0% 3.0% 0 .0 % 3.0% 4 .0 % 6 .0% 1 .0% 6 .0% 2. 0% 1 .0% 3.0% 3.0% 1 .0% 0 .0 % 4 .0 % 7. 0% 0 .0 % 0 .0 % 1.0% 0 .0 % 2. 0%

J am Ber angkat

06.00 - 07.00 07.00 - 08.00 08.00 - 09.00 Lain-lain

i. J am Pulang

Tabel berikut ini menunjukkan lokasi tempat tinggal responden berdasarkan jam pulang.

Tabel 4.11 Loka si Tempat Tinggal Responden Ber dasar kan J am Pulang.

Jam Pulang Bepergian

Lokasi Tempat Tinggal Responden

Total Pucuk Lamongan Kota Sukodadi Babat Gresik Turi Sugio Bojonegoro Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % 16.00 - 17.00 3 3.0% 7 7.0% 15 15.0% 2 2.0% 2 2.0% 3 3.0% 3 3.0% 2 2.0% 37 17.00 0 18.00 0 0.0% 9 9.0% 20 20.0% 5 5.0% 3 3.0% 2 2.0% 3 3.0% 7 7.0% 49 18.00-19.00 2 2.0% 0 0.0% 2 2.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 4

Lain-lain 7 7.0% 0 0.0% 3 3.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 10 Jumlah 12 12.0% 16 16.0% 40 40.0% 7 7.0% 5 5.0% 5 5.0% 6 6.0% 9 9.0% 100 Sumber : Pengolahan Data

Lokasi tempat tinggal responden berdasarkan jam pulang dalam melakukan perjalanan yang terbesar adalah di Desa

Sukodadi yang pada jam pulang jam lain-lain. Dalam hal ini responden tidak pasti dalam waktu melakukan perjalanan pulang. Untuk

84

Gambar 4.11 Gr afik Lokasi Tempat Tinggal Responden Ber dasar kan J am Pulang.

Pucuk Lamongan Kota Sukodadi Babat Gresik Turi Sugio Bojonegoro

3.0% 4.0% 1 1. 0% 3.0% 0 .0% 2 .0 % 2 .0 % 3.0% 0 .0% 2 .0 % 1 1. 0% 1 .0% 0 .0% 1 .0% 0 .0% 2 .0 % 2 .0 % 2 .0 % 4.0% 0 .0% 1 .0% 1 .0% 1 .0% 1 .0% 7 .0% 8 .0 % 14.0% 3.0% 4.0% 1 .0% 3.0% 3.0%

J am Pulang

16.00 - 17.00 17.00 0 18.00 18.00-19.00 Lain-lain

4.4 Uji Kor elasi Br ivate

Korelasi bivariate adalah hubungan antara variabel atau sering disebut

korelasi sederhana. Dalam perhitungan ini korelasi akan didapat koefisien korelasi

yang menunjukkan keeratan hubungan antara 0 sampai 1 atau 0 sampai -1. Jika nilai

semakin mendekati 1 atau -1, hubungan semakin erat. Sebaliknya jika nilai

mendekati 0, hubungan antara variabel semakin lemah. Korelasi yang digunakan

adalah peason serta kendalls tau-b dan spearman.

Untuk uji korelasi ini menggunakan uji korelasi pearson yang berguna untuk

mengukur keeratan hubungan anatar variabel yang mempunyai data distribusi data

normal. Adapun hasil uji korelasi terhadap uji korelasi pearson adalah sebagai

berikut :

Tabel 4.12 Ha sil Uji Kor elasi Pear son

Pucuk Lamongan Sukodadi Babat Gresik Turi Sugio Bojonegoro Pucuk 1 0,642 0,673 0,707 0,834 0,785 0,794 0,798 Lamongan 0,642 1 0,761 0,661 0,592 0,656 0,743 0,550 Sukodadi 0,673 0,,761 1 0,618 0,702 0,634 0,622 0,700 Babat 0,707 0,661 0,618 1 0,661 0,718 0,795 0,749 Gresik 0,834 0,592 0,702 0,661 1 0,699 0,726 0,774 Turi 0,785 0,656 0,634 0,718 0,699 1 0,744 0,648 Sugio 0,794 0,743 0,622 0,795 0,726 0,744 1 0,756 Bojonegoro 0,798 0,550 0,700 0,749 0,774 0,648 0,756 1

Sumber : Hasil Uji Statistik dengan Program SPSS

Analisa :

Korelasi antar variabel di atas memberikan nilai koefisien. Koefisien yang mendekati

1 dapat disimpulkan bahwa hubungan antar variabel sangat erat. Maka dapat

4.5 Per a malan J umlah Kendar aan

Dalam tugas akhir ini umur rencana diambil selama 5 tahun. Diasumsikan

bahwa pembangunan kontruksi dimulai pada tahun 2010 dan terminal dioperasikan

tahun 2011. Data-data jumlah kendaraan dan jumlah penumpang yang ada disini

didapatkan dari Terminal Lamongan.

4.5.1 Per amalan J umlah Bus Antar Kota

Tabel 4.13 J umlah Bus Antar Kota yang Masuk di Ter minal Lamongan

No Tahun Jumlah Bus Antar Kota

1 2006 76.129

2 2007 59.950

3 2008 23.661

4 2009 23.667

5 2010 23.542

Sumber : Dishub Kota Lamongan

Tabel 4.14 Per hitungan Regr esi Linier

No X Y X2 X.Y 1 1 76.129 1 76.129 2 2 59.950 4 119.900 3 3 23.661 9 70.983 4 4 23.667 16 94.668 5 5 23.542 25 117.710 Σ 15 206.949 55 479.390

Sumber : Hasil Perhitungan

= = 1 5 5 = 3 = = 206 .94 9 5 = 4 1.3 89,8 = . − ( . . ) − . = 479 .39 0 − ( 5 ) . (3) . ( 41 .38 9,8 ) 5 5− ( 5 ) . ( 3) = − 14.145,7

= − . = 41.389,8 – ( − 1 4.145,7) . ( 3) = 8 3826,9l

y = a + b.x

a = y – bx

= 41.389,8 – (-14.145,7) . (3) = 83.826,9

y = 83.826,9 + (-14.145,7) . (x)

jadi persamaan y = a + bx adalah

y = 83.826,9 + (-14.145,7) . (x)

Hasil persamaan ini harus di cek (control) dengan derajat korelasi :

yi = 83.826,9 + (-14.145,7) . (x)

Tabel 4.15 Per hitungan Der ajat Kor elasi Pur tumbuhan Bus Antar Kota yang Masuk Ter minal Lamongan

No Yi Yi (Yi - y)2 (yi-y)2 1 76.129 69.681,2 1.206.812.017 800.403.313,96 2 59.950 55,535,5 344.481.024 200.100.828,49 3 23.661 41,389,8 314.310.349,4 0 4 23.667 27,244,1 314.097.639,8 200.100.828,49 5 23.542 13,098,4 318.543.964,8 800.403.313,96 Σ 206.949 206,949 2.498.244.995 2.001.008.284,90

Sumber : Hasil Perhitungan

R2 = ( )

( )

=

. . . ,

. . .

=

0,800966

R = 0.894967

Dari hasil pengecekan derajat korelasi di atas, maka persamaan regresi linier

tersebut memenuhi syarat untuk dipakai berbagai cara untuk meramalkan jumlah

Jumlah bus antar kota yang masuk pada 5 tahun akan datang :

y = 83.826,9 + (-14.145,7) . (5) = 13.098,4 ≈ 13.098 bus

Jadi jumlah bus antar kota yang masuk pada tahun 2016 diperkirakan sebanyak =

13.098 bus.

Tabel 4.16 J umlah Bus Antar Kota yang Keluar dar i Ter minal Lamongan

No Tahun Jumlah Bus Antar Kota

1 2006 76.122

2 2007 59.950

3 2008 23.651

4 2009 23.695

5 2010 23.527

Sumber : Dishub Kota Lamongan

Tabel 4.17 Per hitungan Regr esi Linier

No X Y X2 X.Y 1 1 76.122 1 76.122 2 2 59.950 4 119.900 3 3 23.651 9 70.953 4 4 23.695 16 94.780 5 5 23.527 25 117.635 Σ 15 206945 55 479.390

Sumber : Hasil Perhitungan

= = 1 5 5 = 3 = = 206 .94 5 5 = 4 1.3 89 = . − ( . . ) − . = 479 .39 0 − ( 5 ) . (3) . ( 41 .38 9) 55− ( 5) . ( 3) = − 14.144,5 = − . = 41.389 – ( − 14.144,5) . (3 ) = 83826,9

y = a + b.x

a = y – bx

= 41.389 – (-14.144,5) . (3) = 83.822,5

y = 83.822,5 + (-14.144,5) . (x)

jadi persamaan y = a + bx adalah

y = 83.822,5 + (-14.144,5) . (x)

Hasil persamaan ini harus di cek (control) dengan derajat korelasi :

yi = 83.822,5 + (-14.144,5) . (x)

Tabel 4.18 Per hitungan Der ajat Kor elasi Pur tumbuhan Bus Antar Kota yang Keluar Ter minal Lamongan

No Yi Yi (Yi - y)2 (yi-y)2 1 76.129 69.678 1.206.381.289 800.267.521,00 2 59.950 55.533,5 344.510.721 200.066.880,25 3 23.661 41.389 314.636.644 0 4 23.667 27.244,5 313.077.636 200.066.880,25 5 23.542 13.100 319.051.044 800.267.521 Σ 206.949 206.945 2.497.657.334 200.066.8802,50

Sumber : Hasil Perhitungan

R2 = ( )

( )

=

. . ,

. . .

=

0,801018

R = 0.894996

Dari hasil pengecekan derajat korelasi di atas, maka persamaan regresi linier

tersebut memenuhi syarat untuk dipakai berbagai cara untuk meramalkan jumlah

Jumlah bus antar kota yang keluar pada 5 tahun akan datang :

y = 83.822,5 + (-14.144,5) . (5) = 13.100 bus

Jadi jumlah bus antar kota yang keluar pada tahun 2016 diperkirakan sebanyak =

13.100 bus.

4.5.2 Per amalan J umlah Mobil Penumpang Umum (MPU) dan Angkutan Kota

Tabel 4.19 J umlah Mobil Penumpang Umum (M PU) yang dan Angkutan Kota Masuk di Ter minal Lamongan

No Tahun MPU Agkutan Kota Jumlah

1 2006 62.987 1.238 64225

2 2007 60.589 987 61576

3 2008 57.389 543 57932

4 2009 52.782 521 53303

5 2010 49.651 493 50144

Sumber : Dishub Kota Lamongan

Tabel 4.20 Per hitungan Regr esi

No X Y X2 X.Y 1 1 64.225 1 64.225 2 2 61.576 4 123.152 3 3 57.932 9 173.796 4 4 53.303 16 213.212 5 5 50.144 25 250.720 Σ 15 287.180 55 825.105

Sumber : Hasil Perhitungan

= = 1 5 3 = 3 = = 287 .18 0 5 = 5 7.4 36 = . − ( . . ) − . = 825 .10 5 − ( 5) . (3 ) . ( 57.436 ) 5 5− (5 ). ( 3 ) = − 3.643 ,5 y = a + b.x

a = y – b.x

= 57.436 – (-3.643,5) . (3) = 68.366,5

y = 68.366,5+ (-3.643,5) . (x)

jadi persamaan y = a + bx adalah

y = 68.366,5+ (-3.643,5) . (x)

Hasil persamaan ini harus di cek (control) dengan derajat korelasi :

yi = 68.366,5+ (-3.643,5) . (x)

Tabel 4.21 Per hitungan Der ajat Kor elasi Pur tumbuhan Mobil Penumpang Umum (MPU) dan angkutan kota yang Masuk Ter minal Lamongan

No Yi Yi (Yi - y)2 (yi-y)2 1 64.225 64.723 46.090.521 53.100.369 2 61.576 61.079,5 17.139.600 13.275.092,25 3 57.932 57.436 246.016 0 4 53.303 53.792.5 17.081.689 13.275.092,25 5 50.144 50.149 53.173.264 53.100.369 Σ 287.180 287.180 133.731.090 132.750.922,5

Sumber : Hasil Perhitungan

R2 = ( )

( )

=

. . ,

. . = 0,999267

R = 0.99633

Dari hasil pengecekan derajat korelasi di atas, maka persamaan regresi linier

tersebut memenuhi syarat untuk dipakai berbagai cara untuk meramalkan jumlah

penumpang mobil penumpang umum (MPU) dan angkutan kota yang masuk pada

Jumlah mobil penumpang umum (MPU) dan angkutan kota yang masuk pada 5

tahun akan datang :

y = 68.366,5+ (-3.643,5) . (5) = 50.149 kendaraan

Jadi jumlah mobil penumpang umum (MPU) dan angkutan kota yang masuk pada

tahun 2016 diperkirakan sebanyak = 50.149 kendaraan.

Tabel 4.22 J umlah Mobil Penumpang Umum (MPU) dan angkutan kota yang Keluar di Ter minal Lamongan

No Tahun MPU Agkutan Kota Jumlah

1 2006 62.973 1.217 64.190

2 2007 60.961 986 61.947

3 2008 57.376 536 57.912

4 2009 52.790 516 53.306

5 2010 49.648 483 50.131

Sumber : Dishub Kota Lamongan

Tabel 4.23 Per hitungan Regr esi Linier

No X Y X2 X.Y 1 1 64.190 1 64.190 2 2 61.947 4 123.894 3 3 57.912 9 173.736 4 4 53.306 16 213.224 5 5 50.131 25 250.655 Σ 15 287.486 55 825.699

Sumber : Hasil Perhitungan

= = 1 5 3 = 3 = = 287 .48 6 5 = 5 7.4 97,2 = . − ( . . ) − . = 825 .69 9 − ( 5) . (3 ) . ( 57.497,2 ) 5 5− ( 5 ). ( 3) = − 3.675,9 y = a + b.x

a = y – b.x

= 57.497,2 – (-3.675,9) . (3) = 68.524,9

y = 68.524,9 + (-3.675,9) . (x)

jadi persamaan y = a + bx adalah

y = 68.524,9 + (-3.675,9) . (x)

Hasil persamaan ini harus di cek (control) dengan derajat korelasi :

yi = 68.524,9 + (-3.675,9) . (x)

Tabel 4.24 Per hitungan Der ajat Kor elasi Pur tumbuhan Mobil Penumpang Umum (MPU) dan angkutan kota yang Keluar Ter minal Lamongan

No Yi Yi (Yi - y)2 (yi-y)2 1 64.190 64.849 44.793.571,84 54.048.963,24 2 61.947 61.173,1 19.800.720,04 13.512.240,81 3 57.912 57.497,2 172.059,04 0 4 53.306 53.821,3 17.566.157,44 13.512,240,81 5 50.131 50.145,4 54.260.902,44 54.048.963,24 Σ 287.486 287486 136.593.410.8 135.122.408,1

Sumber : Hasil Perhitungan

R2 = ( )

( )

=

. . ,

. . , = 0,98923

R = 0,9946

Dari hasil pengecekan derajat korelasi di atas, maka persamaan regresi linier

tersebut memenuhi syarat untuk dipakai berbagai cara untuk meramalkan jumlah

penumpang mobil penumpang umum (MPU) dan angkutan kota yang keluar pada

Jumlah mobil penumpang umum (MPU) dan angkutan kota yang keluar pada 5 tahun

akan datang :

y = 68.524,9 + (-3.675,9) . (5) = 50145,4 kendaraan

Jadi jumlah mobil penumpang umum (MPU) dan angkutan kota yang keluar pada

tahun 2016 diperkirakan sebanyak = 50145,4 kendaraan.

4.6 Per amalan J umlah Penumpang

4.6.1 Per amalan J umlah Penumpang Bus Antar Kota

Tabel 4.25 J umlah Penumpang yang Masuk dengan Bus Antar Kota

No Tahun Jumlah Bus

1 2006 5.537

2 2007 5.136

3 2008 4.959

4 2009 4.967

5 2010 3.983

Sumber : Dishub Kota Lamongan

Tabel 4.26 Per hitungan Regr esi Linier

No X Y X2 X.Y 1 1 5.537 1 5.537 2 2 5.136 4 10.272 3 3 4.959 9 14.877 4 4 4.967 16 19.868 5 5 3.983 25 19.915 Σ 15 24.582 55 70.469

Sumber : Hasil Perhitungan

= = 1 5 3 = 3

= = 24.582

= . − ( . . ) − . = 70.469 − ( 5) . ( 3) . ( 4.916,4 ) 55− ( 5) . ( 3) = − 32 7,7 y = a + b.x a = y – b.x = 4.916,4 – (-327,7) . (3) = 5.899,5 y = 5.899,5 + (-327,7) . (x)

jadi persamaan y = a + bx adalah

y = 5.899,5 + (-327,7) . (x)

Hasil persamaan ini harus di cek (control) dengan derajat korelasi :

yi = 5.899,5 + (-327,7) . (x)

Tabel 4.27 Per hitungan Der ajat Kor elasi Pur tumbuhan Penumpang Bus Anta r Kota yang Masuk Ter minal Lamongan

No Yi Yi (Yi - y)2 (yi-y)2 1 5.537 5.571,8 385.144.,36 429.549,16 2 5.136 5.244,1 48.224,16 107.387,29 3 4.959 4.916,4 1.814,76 0 4 4.967 4588.7 2.560,36 107.387,29 5 3.983 4.261 871.235,56 429.549,16 Σ 24.582 24.582 1.308.979,20 1.073.872,90

Sumber : Hasil Perhitungan

R2 = ( )

( )

=

. . ,

. . ,

=

0.82039 R = 0.91654

Dari hasil pengecekan derajat korelasi di atas, maka persamaan regresi linier

tersebut memenuhi syarat untuk dipakai berbagai cara untuk meramalkan jumlah

penumpang bus antar kota yang masuk pada umur rencana 5 tahun.

Jumlah penumpang bus antar kota yang masuk pada 5 tahun akan datang :

y = 5.899,5 + (-327,7) . (5) = 4.261 penumpang

Jadi jumlah penumpang bus antar kota yang masuk pada tahun 2016 diperkirakan

sebanyak = 4.261 penumpang.

Tabel 4.28 J umlah Penumpang Bus Antar Kota yang Keluar Ter minal Lamongan

No Tahun Jumlah Bus

1 2006 5.536

2 2007 5.136

3 2008 4.951

4 2009 4.963

5 2010 3.940

Sumber : Dishub Kota Lamongan

Tabel 4.29 Per hitungan Regr esi Linier

No X Y X2 X.Y 1 1 5.536 1 5.536 2 2 5.136 4 10.272 3 3 4.951 9 14.853 4 4 4.963 16 19.852 5 5 3.940 25 19.700 Σ 15 24.526 55 70.213

Sumber : Hasil Perhitungan

= = 1 5 3 = 3

= = 24.526

= . − ( . . ) − . = 70.213 − ( 5) . ( 3) . ( 4905,2 ) 5 5− ( 5) . (3) = − 336,5 y = a + b.x a = y – b.x = 4905,2 – (-336,5) . (3) = 5.914,7 y = 5.914,7+ (-336,5) . (x)

jadi persamaan y = a + bx adalah

y = 5.914,7+ (-336,5) . (x)

Hasil persamaan ini harus di cek (control) dengan derajat korelasi :

yi = 5.914,7+ (-336,5) . (x)

Tabel 4.30 Per hitungan Der ajat Kor elasi Pur tumbuhan Angkutan Kota yang Keluar Ter minal Lamongan

No Yi Yi (Yi - y)2 (yi-y)2 1 5.536 5.578,2 397.908,64 452.929 2 5.136 5.241,7 53.268,64 113.232,25 3 4.951 4.905,2 2.097,64 0 4 4.963 4.568,7 3.340,84 113.232,25 5 3.940 4.232,2 931.611,04 452.929 Σ 24.526 24.526 1.388.226,80 1.132.322,5

Sumber : Hasil Perhitungan

R2 = ( )

( )

=

. ,

. , = 0.81566

Dari hasil pengecekan derajat korelasi di atas, maka persamaan regresi linier

tersebut memenuhi syarat untuk dipakai berbagai cara untuk meramalkan jumlah

penumpang bus antar kota yang keluar pada umur rencana 5 tahun.

Jumlah penumpang bus antar kota yang keluar pada 5 tahun akan datang :

y = 5.914,7+ (-336,5) . (5) = 4.232,2 4.232≈ penumpang.

Jadi jumlah penumpang bus antar kota yang keluar pada tahun 2016 diperkirakan

sebanyak = 4.232 penumpang.

4.6.2 Per amalan J umlah Penumpang Mobil Penumpang Umum (MPU) dan

Angkutan Kota

Tabel 4.31 J umlah Penumpang dengan Mobil Penumpang Umum (MPU) dan Angkutan Kota yang Datang di Ter minal Lamongan

No Tahun MPU Agkutan Kota Jumlah

1 2006 1.461 466 1.927

2 2007 1.482 448 1.930

3 2008 1.261 351 1.612

4 2009 987 299 1.286

5 2010 891 241 1.132

Sumber : Dishub Kota Lamongan

Tabel 4.32 Per hitungan Regr esi Linier

No X Y X2 X.Y 1 1 1.927 1 1.927 2 2 1.930 4 3.860 3 3 1.612 9 4.836 4 4 1.286 16 5.144 5 5 1.132 25 5.660 Σ 15 7.887 55 21.427

= = 1 5 3 = 3 = = 7.8 87 5 = 1.5 57,4 = . − ( . . ) − . = 21.427 − ( 5) . ( 3) . ( 1.577,4 ) 5 5− ( 5) . ( 3) = − 233,4 y = a + b.x a = y – b.x = 1.577,4 – (-233,4) . (3) = 2.247,6 y = 2.247,6 + (-233,4). (x)

jadi persamaan y = a + bx adalah

y = 2.247,6 + (-233,4). (x)

Hasil persamaan ini harus di cek (control) dengan derajat korelasi :

yi = 2247,6 + (-233,4). (x)

Tabel 4.33 Per hitungan Der ajat Kor elasi Pur tumbuhan Penumpang Mobil Penumpang Umum (MPU) dan Angkutan Kota yang Datang di Ter minal Lamongan

No Yi yi (Yi - y)2 (yi-y)2 1 1.927 2.024,2 122.220,16 199.630,24 2 1.930 1.800,8 124.326,76 49.907,56 3 1.612 1.577,4 1.197,16 0 4 1.286 1.354 84.913,96 49.907,56 5 1.132 1.130,6 198.381,16 199.630,24 Σ 7.887 7.887 531.039,2 499.075,6

R2 = ( )

( )

=

. ,

. ,

=

0,9 398 1 R = 0,96944

Dari hasil pengecekan derajat korelasi di atas, maka persamaan regresi linier

tersebut memenuhi syarat untuk dipakai berbagai cara untuk meramalkan jumlah

penumpang Mobil Penumpang Umum (MPU) dan angkutan kota yang masuk pada

umur rencana 5 tahun. Jumlah penumpang Mobil Penumpang Umum (MPU) dan

angkutan kota yang masuk pada 5 tahun akan datang :

y = 2247,6 + (-233,4) . (5) = 1080,6 ≈ 1.081 penumpang

Jadi jumlah penumpang Mobil Penumpang Umum (MPU) dan angkutan kota yang

masuk pada tahun 2016 diperkirakan sebanyak = 1.081 penumpang.

Tabel 4.34 J umlah Penumpang dengan Mobil Penumpang Umum (MPU) dan Angkutan Kota yang Ber angkat di Ter minal Lamongan

No Tahun MPU Agkutan Kota Jumlah

1 2006 1.451 538 1.989

2 2007 1.472 442 1.914

3 2008 1.292 372 1.664

4 2009 1.148 253 1.401

5 2010 972 262 1.234

Sumber : Dishub Kota Lamongan

Tabel 4.35 Per hitungan Regr esi Linier

No X Y X2 X.Y 1 1 1.989 1 1.989 2 2 1.914 4 3.828 3 3 1.664 9 4.992 4 4 1.401 16 5.604 5 5 1.234 25 6.170 Σ 15 8.202 55 22.583

= = 1 5 3 = 3 = = 8.2 02 5 = 1.6 40,4 = . − ( . . ) − . = 22.583 − ( 5) . ( 3) . ( 1.604,4 ) 5 5− ( 5) . ( 3) = − 202,3 y = a + b.x a = y – b.x = 1.604,4 – (-202,3) . (3) = 2.247,3 y = 2.247,3 + (-202,3). (x)

jadi persamaan y = a + bx adalah

y = 2.247,3 + (-202,3). (x)

Hasil persamaan ini harus di cek (control) dengan derajat korelasi :

yi = 2.247,3 + (-202,3). (x)

Tabel 4.36 Per hitungan Der ajat Kor elasi Pur tumbuhan Penumpang Mobil Penumpang Umum (MPU) dan Angkutan Kota yang Berangkat di Ter minal Lamongan

No Yi yi (Yi - y)2 (yi-y)2 1 1.989 2.045 121.521,96 163.701,16 2 1.914 1.842,7 74.856,96 40.925,29 3 1.664 1.640,4 556,96 0 4 1.401 1.438,1 57.312,36 40.925,29 5 1.234 1.235,8 165.160,96 163.701,16 Σ 8.202 8.202 419.409,2 409.252,9

R2 = ( )

( )

=

. ,

. ,

=

0,9 757 8 R = 0,98782

Dari hasil pengecekan derajat korelasi di atas, maka persamaan regresi linier

tersebut memenuhi syarat untuk dipakai berbagai cara untuk meramalkan jumlah

penumpang Mobil Penumpang Umum (MPU) dan angkutan kota yang berangkat

pada umur rencana 5 tahun.

Jumlah penumpang Mobil Penumpang Umum (MPU) dan angkutan kota yang pada

5 tahun akan berangkat :

y = 2.247,3 + (-202,3) . (5) = 1.235,8 ≈ 1.236 penumpang

Jadi jumlah penumpang Mobil Penumpang Umum (MPU) dan Ankutan Kota yang

4.7 Per hitungan Kebutuhan Ruang

4.7.1 Analisa Antr ian Pember angkatan Bus Antar Kota

Untuk mendapatkan data internal kedatangan dan keberangkatan bus antar kota,

maka penulis melakukan survey selama 5 hari yaitu pada tanggal 11, 12, 13, 15, 16

Oktober 2011. Survey dilakukan selama 4 jam, sesuai dengan jam sibuk untuk jam

yang beroprasi tiap harinya. Yaitu dimulai pukul 08.00-10.00 dan 15.00-17.00 WIB.

Dari kelima survey tersebut telah diambil data satu hari yang memiliki jumlah

kedatangan dan keberangkatan bus terbesar setiap jam menurut jurusannya. Dan dari

hasil survey tersebut didapat jumlah kedatangan dan keberangkatan bus terbesar pada

tanggal 15 Oktober 2011. Data jumlah kedatangan dan keberangkatan bus tersebut

ditabelkan sebagai berikut :

Tabel 4.37 Data Sur vey Kedatangan dan k eber angkatan Bus Pada J am-J am Sibuk Menur ut J ur usan Pada Terminal Bus Kabupaten Lamongan.

Jam Jalur I Jalur II Jalur III Jalur IV Jumlah

08.00-09.00 4 9 20 12 43

09.00-10.00 7 13 28 11 59

15.00-16.00 16 6 17 16 55

16.00-17.00 10 8 27 14 59

Jumlah Tiap Jurusan 37 36 92 53 Σ = 218

Prosentase Kedatangan

(%) 16,97 16,51 42,20 24,32 100%

Dari hasil survey didapatkan rata-rata keberangkatan dan kedatangan kendaraan bus

saat ini yaitu :

=

=

=

54.5 bus/jam

Maka jumlah keberangkatan dan kedatangan bus pada tahun 2016 adalah :

=

x

=

.

. , x 54,4

=

10,2 ≈ 10 bus/jam

Dengan mengambil asumsi bahwa pertumbuhan bus tiap trayek akan tetap

seperti pada survey di atas maka trayek keberangkatan bus/jam ditentukan sebagai

berikut :

Jalur I = 16,97% x 10,2 = 1,73 bus/jam

Jalur II = 16,51% x 10,2 = 1,68 bus/jam

Jalur III = 42,20% x 10,2 = 4,30 bus/jam

Jalur IV = 24,31% x 10,2 = 2,47 bus/jam

rata-rata keberangkatan dan kedatangan bus antar kota pada saat ini

Rata-rata keberangkatan tiap jalur adalah sebagai berikut :

a. J alur I : J alur Bebas, Patas

Rata-rata kedatangan (λ) = 1,73 bus/jam

Direncanakan rata-rata pelayanan µ = 3 bus/jam

Maka ρ =

= , = 0,577

Karena ρ < 1 maka memenuhi persyaratan.

- Rata-rata panjang antrian :

q = ρ

ρ = ( , )

, = 0,78 ≈ 1 bus/jam

- Rata-rata jumlah kendaraan dalam sistem :

n = ρ

ρ = ( , )

, = 1,36 ≈ 1 bus/jam

- Waktu rata-rata yang digunakan dalam sistem :

d = =

, = 0,79 x 60 menit = 47,4 menit

- Varience dari n (n) = jumlah kendaraan dalam sistem :

Var (n) =

( ) = ( , )

b. J alur II : Malang

Rata-rata kedatangan (λ) = 1,68 bus/jam

Direncanakan rata-rata pelayanan µ = 3 bus/jam

Maka ρ =

= , = 0,56

Karena ρ < 1 maka memenuhi persyaratan.

- Rata-rata panjang antrian :

q = ρ

ρ =( , )

, = 0,71 ≈ 1 bus/jam

- Rata-rata jumlah kendaraan dalam sistem :

n = ρ

ρ = ( , )

, = 1,3 ≈ 1 bus/jam

- Waktu rata-rata yang digunakan dalam sistem :

d = =

, = 0,76 x 60 menit = 45,6 menit

- Varience dari n (n) = jumlah kendaraan dalam sistem :

Var (n) =

( ) = ( , )

( – , ) = 2.89

c. J alur III : Bojonegor o – Tuban – Semarang

Rata-rata kedatangan (λ) = 4,30 bus/jam

Direncanakan rata-rata pelayanan µ = 7 bus/jam

Maka ρ =

= , = 0,61

Karena ρ < 1 maka memenuhi persyaratan.

- Rata-rata panjang antrian :

q = ρ

ρ =( , )

- Rata-rata jumlah kendaraan dalam sistem :

n = ρ

ρ = ( , )

, = 1,56 ≈ 2 bus/jam

- Waktu rata-rata yang digunakan dalam sistem :

d = =

, = 0,37 x 60 menit = 22,2 menit

- Varience dari n (n) = jumlah kendaraan dalam sistem :

Var (n) =

( ) = ( , )

( – , ) = 4,01

d. J alur IV : Surabaya

Rata-rata kedatangan (λ) = 2,47 bus/jam

Direncanakan rata-rata pelayanan µ = 5 bus/jam

Maka ρ = , = 0,494

Karena ρ < 1 maka memenuhi persyaratan.

- Rata-rata panjang antrian :

q = ρ

ρ =( , )

, = 0,5 ≈ 1 bus/jam

- Rata-rata jumlah kendaraan dalam sistem :

n = ρ

ρ = ( , )

, = 0.98 ≈ 1 bus/jam

- Waktu rata-rata yang digunakan dalam sistem :

d = =

– , = 0,4 x 60 menit = 24 menit

- Varience dari n (n) = jumlah kendaraan dalam sistem :

Var (n) =

( ) = ( , )

4.7.2 Analisa Antr ian Pember angkatan Mobil Penumpang Umum (MPU) dan

Angkutan Kota

Untuk mendapatkan data internal kedatangan dan keberangkatan mobil

penumpang umum (MPU) dan angkutan kota, maka penulis melakukan survey

selama 5 hari yaitu pada tanggal 11, 12, 13, 15, 16 Oktober 2011. Survey dilakukan

selama 4 jam, sesuai dengan jam sibuk untuk jam yang beroprasi tiap harinya. Yaitu

dimulai pukul 08.00-10.00 dan 15.00-17.00 WIB. Dari kelima survey tersebut telah

diambil data satu hari yang memiliki jumlah kedatangan dan keberangkatan MPU

dan angkutan kota terbesar setiap jam menurut jurusannya. Dan dari hasil survey

tersebut didapat jumlah kedatangan dan keberangkatan bus terbesar pada tanggal 15

Oktober 2011. Data jumlah kedatangan dan keberangkatan bus tersebut ditabelkan

sebagai berikut :

Tabel 4.38 Data Sur vey Keber angkatan MPU dan angkutan kota Pada J am-J am Sibuk Menur ut am-J ur usan Pada Ter minal Lamongan.

Jam Jalur I Jalur II Jalur III Jalur IV Jumlah

08.00-09.00 24 37 14 0 75

09.00-10.00 26 34 9 1 70

15.00-16.00 16 18 13 0 46

16.00-17.00 14 16 11 0 41

Jumlah Tiap Jurusan 80 105 47 1 Σ = 233

Prosentase Kedatangan

(%) 34.33 45.06 20.17 0.43 100%

Dari hasil survey didapatkan rata-rata keberangkatan dan kedatangan kendaraan

MPU dan angkutan kota saat ini yaitu :

=

=

=

58.25 kendaraan/jam

Maka jumlah keberangkatan dan kedatangan bus pada tahun 2016 adalah :

=

x

=

.

. x 58,25

=

45,13 ≈ 45 kendaraan/jam

Dengan mengambil asumsi bahwa pertumbuhan bus tiap trayek akan tetap

seperti pada survey di atas maka trayek keberangkatan kendaraan/jam ditentukan

sebagai berikut :

Jalur I = 34,33% x 45,13 = 15,5 kendaraan/jam

Jalur II = 45,13% x 45,13 = 20,3 kendaraan/jam

Jalur III = 20,17% x 45,13 = 9,1 kendaraan/jam

Jalur IV = 0,43% x 45,13 = 0,2 kendaraan/jam

Rata-rata keberangkatan dan kedatangan MPU dan angkutan kota pada saat ini

Rata-rata keberangkatan tiap jalur adalah sebagai berikut :

a. J alur I : Surabaya, Lamongan, Babat

Rata-rata kedatangan (λ) = 15,55 kendaraan/jam

Direncanakan rata-rata pelayanan µ = 18 kendaraan/jam

Maka ρ =

= , = 0,864

Karena ρ < 1 maka memenuhi persyaratan.

- Rata-rata panjang antrian :

q = ρ

ρ =( , )

, = 5,5 ≈ 6 kendaraan/jam - Rata-rata jumlah kendaraan dalam sistem :

n = ρ

ρ = ( , )

, = 6,4 ≈ 6 kendaraan/jam

- Waktu rata-rata yang digunakan dalam sistem :

d =

=

, = 0,41 x 60 menit = 24,5 menit

- Varience dari n (n) = jumlah kendaraan dalam sistem :

Var (n) =

( ) = ( , )

b. J alur II : Lamongan, Babat

Rata-rata kedatangan (λ) = 20,3 bus/jam

Direncanakan rata-rata pelayanan µ = 25 bus/jam

Maka ρ =

= , = 0,812

Karena ρ < 1 maka memenuhi persyaratan.

- Rata-rata panjang antrian :

q = ρ

ρ = ( , )

, = 3,5 ≈ 6 kendaraan/jam

- Rata-rata jumlah kendaraan dalam sistem :

n = ρ

ρ = ( , )

, = 4,3 ≈ 4 kendaraan/jam

- Waktu rata-rata yang digunakan dalam sistem :

d = =

– , = 0,21 x 60 menit = 12,8 menit

- Varience dari n (n) = jumlah kendaraan dalam sistem :

Var (n) =

( ) = ( , )

( – , ) = 22.97

c. J alur III : Lamongan, Deket, Karangbinangun

Rata-rata kedatangan (λ) = 9,1 kendaraan/jam

Direncanakan rata-rata pelayanan µ = 13 kendaraan/jam

Maka ρ =

= , = 0,7

Karena ρ < 1 maka memenuhi persyaratan.

- Rata-rata panjang antrian :

q = ρ

ρ =( , )

- Rata-rata jumlah kendaraan dalam sistem :

n = ρ

ρ = ( , )

, = 2,33 ≈ 2 kendaraan/jam

- Waktu rata-rata yang digunakan dalam sistem :

d = =

, = 0,26 x 60 menit = 22,2 menit

- Varience dari n (n) = jumlah kendaraan dalam sistem :

Var (n) =

( ) = ( , )

( – , ) = 7,8

d. J alur IV : Lamongan, Sugio

Rata-rata kedatangan (λ) = 0,2 kendaraan/jam

Direncanakan rata-rata pelayanan µ = 1 kendaraan/jam

Maka ρ =

= , = 0,2

Karena ρ < 1 maka memenuhi persyaratan.

- Rata-rata panjang antrian :

q = ρ

ρ =( , )

, = 0,05 ≈ 1 kendaraan/jam

- Rata-rata jumlah kendaraan dalam sistem :

n = ρ

ρ = ( , )

, = 0,25 ≈ 1 kendaraan/jam

- Waktu rata-rata yang digunakan dalam sistem :

d = =

, = 1,25 x 60 menit = 75 menit

- Varience dari n (n) = jumlah kendaraan dalam sistem :

Var (n) =

( ) = ( , )

4.8 Kebutuhan Ruang Par kir

4.8.1 Kebutuhan Ruang Par kir untuk Bus Antar Kota

Dari analisa antrian didapatkan jumlah kendaraan yang antri pada tiap

jurusan. Untuk menampung seluruh kendaraan yang antri tersebut perlu disediakan

lokasi menunggu. Lokasi menunggu merupakan tempat parkir bus antar kota dimana

tempat parkir tersebut harus dapat menampung seluruh kendaraan yang antri pada

seluruh jurusan. Hal ini dapat digambarkan pada skema berikut :

Gambar 4.12 Skema Kedatangan Bus di Ter minal

Ruang parkir/pool tersebut berarti harus mempunyai kapasitas :

q = rata-rata panjang antrian.

qtotal = q jalur I + q jalur II + q jalur III + q jalur IV

= 1 + 1 + 1 + 1

= 4 bus

Bus Masuk Antri pada tepat

parkir/pool terminal

Bus dilayani per Jurusan

Dari hasil analisa rata-rata kedatangan bus maka bisa ditentukan kebutuhan

parkir yang dibutuhkan. Hasil analisa diperoleh untuk rata-rata antrian bus pada

tahun rencana sebesar 4 bus, untuk ukuran 1 kendaraan doperoleh panjang = 13 m

dan lebar = 3,5 m, jadi luasan 1 kendaraan sebesar 45,5 m2. Hasil tersebut kemudian

dikalikan dengan jumlah bus yang antri pada tahun rencana sebesar 4 bus, akan

diperoleh luasan sebesar 45,5 x 4 = 182 m2.

4.8.2 Kebutuhan Ruang Park ir untuk Mobil Penumpang Umum (MPU) dan

Angkutan Kota

Dari analisa antrian didapatkan jumlah kendaraan yang antri pada tiap

jurusan. Untuk menampung seluruh kendaraan yang antri tersebut perlu disediakan

lokasi menunggu. Lokasi menunggu merupakan tempat parkir mobil penumpang

umum (MPU) dan Angkutan Kota dimana tempat parkir tersebut harus dapat

menampung seluruh kendaraan yang antri pada seluruh jurusan.

Ruang parkir/pool tersebut berarti harus mempunyai kapasitas :

q = rata-rata panjang antrian.

qtotal = q jalur I + q jalur II + q jalur III + q jalur IV

= 6 + 6 + 2 + 1

Dari hasil analisa rata-rata kedatangan bus maka bisa ditentukan kebutuhan

parkir yang dibutuhkan. Hasil analisa diperoleh untuk rata-rata antrian bus pada

tahun rencana sebesar 15 kendaraan, untuk ukuran 1 kendaraan doperoleh panjang =

5,7 m dan lebar = 2,7 m, jadi luasan 1 kendaraan sebesar 15,39 m2. Hasil tersebut

kemudian dikalikan dengan jumlah bus yang antri pada tahun rencana sebesar 15

kendaraan, akan diperoleh luasan sebesar 15,39 x 15 = 230,85 m2.

4.9 Per hitungan Kebutuhan Tempat Pember angkatan

Untuk menentukan ruang keberangkatan, maka dapat ditentukan berdasarkan

rata-rata waktu pemrosesan pada jalur masing-masing jurusan.

Beasr rata-rata waktu pemrosesan =

Perhitungan ini menggunakan sistem antrian single chanel karena disiplin antrian

yang dipakai adalah FIFO, jadi kendaraan yang masuk lebih belakang harus

menunggu antrian kendaraan yang ada didepannya sesuai dengan masing-masing

4.9.1 Per hitungan Kebutuhan Tempat Pemberangkatan Bus Antar Kota

Untuk perhitungan ruang pemberangakatan diambil asumsi-asumsi sebagai

berikut :

1. Waktu yang dibutuhkan untuk menaikkan penumpang diambil rata-rata 5 menit.

2. Jarak tempat parkir/pool ketempat pemberangkatan diambil maksimal 200 m.

3. Kecepatan bus dalam terminal diambil 15 km/jam

Perhitungan kebutuhan ruang :

Karena ada jarak antara ruang parkir kendaraan dengan tempat pemberangkatan

maka diperlukan tambahan waktu pemrosesan penumpang. Besarnya tambahan

waktu ini adalah :

Δ t =

= ,

/ jam

x

60 menit = 0,8 menit

Waktu pemrosesan rata-rata tiap bus 5 + 0,8 = 5,8 menit

Kebutuhan ruang pemberangkatan bus adalah = 5,8 / waktu pemrosesan rata-rata.

J alur I

Rata-rata waktu pemrosesan = x 60 menit = 20 menit

Kebutuhan ruang pemberangkatan = , = 0,3 ≈ 1 buah

J alur II

Rata-rata waktu pemrosesan = x 60 menit = 20 menit

Kebutuhan ruang pemberangkatan = , = 0,3 ≈ 1 buah

J alur III

Rata-rata waktu pemrosesan = x 60 menit = 8,57 menit

Kebutuhan ruang pemberangkatan = ,

, = 0,7 ≈ 1 buah

J alur IV

Rata-rata waktu pemrosesan = x 60 menit = 12 menit

Kebutuhan ruang pemberangkatan = , = 0,5 ≈ 1 buah

Jadi total kebutuhan ruang pemberangkatan bus adalah :

= Jalur I + Jalur II + Jalur III + Jalur IV

4.9.2 Per hitungan Kebutuhan Tempat Pember angkatan Mobil Penumpang

Umum (MPU) dan Angkutan Kota

Untuk perhitungan ruang pemberangakatan diambil asumsi-asumsi sebagai

berikut :

1. Waktu yang dibutuhkan untuk menaikkan penumpang diambil rata-rata 10 menit.

2. Jarak tempat parkir/pool ketempat pemberangkatan diambil maksimal 150 m.

3. Kecepatan bus dalam terminal diambil 10 km/jam

Perhitungan kebutuhan ruang :

Karena ada jarak antara ruang parkir kendaraan dengan tempat pemberangkatan

maka diperlukan tambahan waktu pemrosesan penumpang. Besarnya tambahan

waktu ini adalah :

Δ t =

= ,

/ jam

x

60 menit = 0,9 menit

Waktu pemrosesan rata-rata tiap bus 10 + 0,9 = 10,9 menit

Kebutuhan ruang pemberangkatan bus adalah = 10,9 / waktu pemrosesan rata-rata.

J alur I

Rata-rata waktu pemrosesan = x 60 menit = 3,33 menit

Kebutuhan ruang pemberangkatan = ,

, = 3,27 ≈ 3 buah

J alur II

Rata-rata waktu pemrosesan = x 60 menit = 2,4 menit

Kebutuhan ruang pemberangkatan = ,

, = 4,5 ≈ 5 buah

J alur III

Rata-rata waktu pemrosesan = x 60 menit = 4,62 menit

Kebutuhan ruang pemberangkatan = ,

, = 2,4 ≈ 2 buah

J alur IV

Rata-rata waktu pemrosesan = x 60 menit = 60 menit

Kebutuhan ruang pemberangkatan = . = 0,2 ≈ 1 buah

Jadi total kebutuhan ruang pemberangkatan bus adalah :

= Jalur I + Jalur II + Jalur III + Jalur IV

4.10 Per hitungan Ruangan Fasilitas Penumpang

4.10.1 Per hitungan Ruangan Fasilitas Penumpang Bus Antar Kota

Jumlah penumpang bus antar kota hasil forecasting untuk tahun 2016 yaitu

penumpang/tahun, jumlah tersebut adalah penumpang bus antar kota. Dari data yang

ada didapatkan jumlah bus dan penumpang yang keluar masuk terminal.

Tabel 4.39 J umlah Bus dan Penumpang Keluar Masuk Ter minal Tahun 2010

Dokumen terkait