BAB II TINJAUAN PUSTAKA
B. Tugas dan Fungsi Instansi dalam Penanganan Pete-pete
2. Angkutan Umum
Angkutan pada dasarnya adalah sarana untuk memindahkan orang dan atau barang dari satu tempat ke tempat lain. Tujuannya membantu orang atau kelompok orang menjangkau berbagai tempat yang dikehendaki atau mengirimkan barang dari tempat asalnya ke tempat tujuannya. Prosesnya dapat dilakukan dengan menggunakan sarana angkutan berupa kendaraan. Sementara menurut Warpani (1990:53), Angkutan Umum Penumpang adalah angkutan penumpang yang menggunakan kendaraan umum yang dilakukan dengan sistem sewa atau bayar. Termasuk dalam pengertian angkutan umum penumpang adalah angkutan kota (bus, minibus, dsb), kereta api, angkutan air, dan angkutan udara.
Angkutan Umum Penumpang bersifat massal sehingga biaya angkut dapat dibebankan kepada lebih banyak orang atau penumpang yang menyebabkan biaya per penumpang dapat ditekan serendah mungkin. Karena merupakan angkutan massal, perlu ada kesamaan diantara para penumpang, antara lain kesamaan asal dan tujuan. Kesamaan ini dicapai dengan cara pengumpulan di terminal dan atau tempat perhentian. Kesamaan tujuan tidak selalu berarti kesamaan maksud.
Angkutan umum massal atau mastransit memiliki trayek dan jadwal keberangkatan yang tetap. Pelayanan angkutan umum penumpang akan berjalan dengan baik apabila tercipta keseimbangan antara ketersediaan dan permintaan.
Oleh karena itu, Pemerintah perlu turut campur tangan dalam hal ini. Warpani (1990:60).
Tujuan utama keberadaan angkutan umum penumpang adalah menyelenggarakan pelayanan angkutan yang baik dan layak bagi masyarakat.
Ukuran pelayan yang baik adalah pelayan yang aman, cepat, murah dan nyaman.
Selain itu, keberadaan angkutan umu penumpang juga membuka lapangan kerja.
Di tinjau dengan kacamata perlalu lintasan keberadaan angkutan umum penumpang mengandung arti pengurangan volume lalu lintas kendaraan pribadi, hal ini dimungkinkan karena angkutan umum penumpang bersifat angkutan massal sehingga biaya angkut dapat dibebankan kepada lebih banyak orang atau penumpang.
Menurut Keputusan Menteri Perhubungan No. KM tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di jalan dengan kendaraan umum, ada beberapa kriteria yang berkenaan dengan angkutan umum. Kendaraan umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran baik lansung atau tidak langsung. Trayek adalah lintasan kendaraan untuk pelayanan jasa angkutan orang dengan mobil bus, minibus yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap dan jadwal tetap maupun tidak terjadwal.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa angkutan umum adalah sebuah sarana untuk memindahkan orang ataupun barang dari satu tempat ketempat lainnya dengan memungut bayaran baik secara langsung maupun tidak langsung kepada pengguna jasa angkutan umum.
3. Jenis Angkutan Umum
Berdasarkan Undang- Undang No. 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, menyebutkan bahwa pelayanan angkutan orang dengan kendaraan umum terdiri dari:
a. Angkutan antar kota yang merupakan pemindahan orang dari suatu kota ke kota lain.
b. Angkutan kota yang merupakan pemindahan orang dari suatu kota ke kota lain.
c. Angkutan perdesaan yang merupakan pemindahan orang dalam dan atau antar wilayah perdesaan.
d. Angkutan lintas batas negara yang merupakan angkutan orang yang melalui lintas batas negara lain.
D. Kerangka Pikir
Koordinasi adalah proses kesepakatan bersama secara mengikat berbagai kegiatan atau unsur pemerintahan yang berbeda-beda pada dimensi waktu, tempat, komponen, fungsi dan kepentingan antar pemerintah yang diperintah, sehingga disatu sisi semua kegiatan dikedua belah pihak terarah dalam mencapai tujuan bersama. Dalam pelaksanaan koordinasi tersebut terdapat beberapa indikator-indikator koordinasi yang dipengaruhi oleh faktor pendukung dan faktor penghambat, sehingga pelaksanaan koordinasi tidak dapat berjalan secara efektif.
Hal tersebut dapat dilihat pada bagan dibawah ini :
Bagan kerangka pikir
E. Fokus Penelitian
Adapun yang menjadi fokus penelitian ini adalah kesatuan tindakan antar instansi, komunikasi antar instansi, dan bagaimana pembagian kerja dan disiplin kerja dalam penertiban angkutan pete-pete di Kota Makassar.
F. Deskripsi Fokus Penelitian
1. Koordinasi merupakan penyelesaian secara teratur atau penyusunan kembali kegiatan-kegiatan yang saling bergantung antara instansi-instansi pemerintah dalam hal ini Dinas Perhubungan, Organisasi Angkutan Daearah dan Polisi Lalu Lintas dalam upaya menertibkan angkutan pete-pete.
2. Kesatuan tindakan merupakan upaya-upaya yang dilakukan secara bersama-sama antara Dinas Perhubungan, Organisasi Angkutan Daerah dan pihak
Koordinasi Antar
Kepolisian Lalu Lintas terkait penanganan permasalahan angkutan pete-pete di Kota Makassar. Hal ini bertujuan untuk mengurangi adanya angkutan pete-pete yang melanggar dan tidak lengkap surat-surat izinnya.
3. Komunikasi antar instansi adalah proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu instansi kepada instansi lain sehingga terjadi hubungan yang baik dalam melaksanakan tugas dan fungsinya masing-masing dan dilihat dari indikator bagaimanakah pemberitahuan informasi kesetiap instansi dan seperti apa teknologi informasi yang digunakan dalam penyampaian informasi.
4. Pembagian Kerja dan Disiplin Kerja, pembagian kerja merupakan pembagian tugas dan wewenang setiap instansi dalam melaksanakan tugasnya dilapangan seperti apa tugas dari Dinas Perhubungan, tugas dari Organda dan tugas dari Polisi Lalu Lintas serta disiplin kerja petugas dalam melaksanakan tugasnya dilihat bagaimana sikap dan perilaku petugas dilapangan dalam menertibkan angkutan pete-pete, dari sikap dan perilaku petugas dilapangan dapat diketahui bahwa petugas bekerja secara disiplin atau tidak.
BAB III
METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian
1. Penelitian ini akan dilaksanakan lebih kurang selama 2 (dua) bulan, dari bulan Agustus sampe bulan Oktober 2016.
2. Berdasarkan judul penelitian ini, maka penelitian berlokasi di Dinas Perhubungan Kota Makassar (Dishub), Organisasi Angkutan Daerah Kota Makassar (Organda), Polisi Lalu Lintas Kota Makassar (Polantas). Pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan pada pertimbangan bahwa instansi-instansi yang disebutkan di atas adalah pihak-pihak yang mempunyai tugas dalam menangani masalah angkutan kota atau biasa yang dikenal dengan pete-pete di kota Makassar. Dishub Kota Makassar yang bertugas melaksanakan kewenangan dibidang desentralisasi dibidang lalu lintas dan angkutan jalan (regulator), Organda Kota Makassar yang bertugas mengatur jalur trayek angkuatan dan tarif angkutan (operator) dan Polantas yang bertugas untuk memeriksa kelengkapan surat pengemudi angkutan.
B. Jenis dan Tipe Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mendeskripsikan koordinasi antar instansi dalam penertiban angkutan pete-pete di Dinas Perhubungan, Polisi Lalu Lintas dan Organisasi Angkutan Daerah di Kota Makassar yang menitikberatkan pada pendalaman wawancara dan pengumpulan data-data.
31
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah phenomenology, yaitu peneliti melakukan pengumpulan data dengan observasi partisipan untuk mengetahui fenomena esensial partisipan dalam pengalaman informan.
C. Sumber Data
Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai data berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder.
1. Data primer (data utama) merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber asli, yaitu hasil wawancara dan observasi peneliti terhadap informan mengenai koordinasi yang terjadi antar instansi dalam penertiban angkutan pete-pete .
2. Data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder dapat berupa Daftar Urut Kepangkatan (DUK) dan catatan arsip lainnya.
D. Informan Penelitian
Informan adalah orang yang berada pada lingkup penelitian, artinya orang yang dapat memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.
Teknik penentuan informan itu adalah purposive dan aksidental sampling. Teknik purposive sampling digunakan untuk menentukan informan, informan petugas dipilih sesuai dengan bidang yang akan diteliti yang dapat memberikan data yang dibutuhkan sedangkan teknik aksidental sampling digunakan untuk menentukan informan supir pete-pete dan masayarakat yang secara kebetulan didapati
dilapangan saat turun mencari informasi atau data.. Adapun narasumber atau informan dalam penelitian ini adalah orang-orang yang berwenang untuk memberikan informasi tentang bagaimana koordinasi antar instansi dalam penertiban angkutan pete-pete di kota Makassar, yaitu :
Tabel 3.1 Informan Penelitian
No. Nama
Informan Jabatan Inisial Jumlah
1. Amri Achmad Staf Bidang Angkutan Orang AA 1 2. Aiptu Syachrul Ps. Kaur Mintu Satlantas Kota
Makassar SR 1
3. Sainal Abidin Kepala Organisasi Angkutan
Daerah Kota Makassar SA 1
E. Teknik Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan triangulasi/
gabungan. Tringulasi dapat diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.
1. Observasi, Peneliti melakukan pengamatan langsung di lapangan yaitu pertama peneliti melakukan pengamatan seperti apa petugas dilapangan dalam
melaksanakan tugasnya, seperti apa komunikasi yang dilakukan antar intansi, bagaimanakan cara penyampaian informasinya dan teknologi apa yang dugunakan dalam penyampaian informasi kepada instansi lain, dan seperti apa pembagian kerja setiap instansi agar tidak tumpang tindih dalam melaksanakan tugasnya dan disiplin kerja petugas dilapangan dilihat dari sikap dan periilaku petugas, kemudian peneliti melakukan pengamatan kepada angkutan pete-pete seperti apa kondisi kelayakan kendaraan dan pelanggaran-pelanggaran apasaja yang terjadi dilapangan..
2. Wawancara, Peneliti melakukan wawancara dengan informan penelitian, yaitu Staf Bidang Angkutan Orang Dinas Perhubungan Kota Makassar, Ps. Kaur Mintu Satlantas Kota Makassar, Kepala Organisasi Angkutan Daerah Kota Makassar, Petugas Dinas Perhubungan, Petugas Polisi Lalu Lintas, Supir angkutan pete-pete ,dan pengguna angkutan pete-pete .
3. Dokumen, peneliti menggunakan berbagai dokumen berupa Daftar Urut Kepangkatan (DUK) dan catatan arsip lainnya, yang berkaitan dengan angkutan pete-pete .
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan secara interaktif melalui proses sebagai berikut.
1. Reduksi Data (data reduction)
Peneliti melakukan proses seleksi data, terhadap fokus masalah yang diteliti, melakukan penyederhanaan dan menggambarkan data yang diperoleh dari catatan di lapangan, yang dilakukan selama penelitian.
2. Penyajian Data (data display), Peneliti menyajikan data dalam bentuk narasi, selain itu juga dalam bentuk tabel, matriks dan gambar/skema yang berfungsi sebagai pendukung narasi.
3. Penarikan kesimpulan (Verification), Peneliti mencatat apa yang terjadi di lapangan dengan pemahaman sendiri mengenai peraturan-peraturan, sebab akibat dan berbagai proporsi sehingga penarikan kesimpulan dapat dipertanggung jawabkan serta didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali turun kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
G. Keabsahan Data
Uji keabsahan data meliputi kredibilitas data (validitas internal), uji depenabilitas (rabilitas) data, uji trasferbilitas (validitas eksternal/generalisasi), dan uji komfirmabilitas (obyektivitas). Namun, dalam penelitian yang paling penting adalah uji kredibilitas data. Uji kredibilitas dilakukan dengan 3 triangulasi yaitu :
1. Triangulasi Sumber
Dalam hal ini melakukan pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh melalui hasil observasi, wawancara dan dokumen-dokumen yang ada. Kemudian peneliti membendingkan hasil pengamatan dengan wawancara, dan membandingkan hasil wawancara dan dokumen.
2. Triangulasi Metode
Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Dalam hal ini data yang diperoleh dengan
wawancara, lalu dicek dengan observasi dan dokumen. Apabila dengan tiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data mana yang dianggap benar atau mungkin semuanya benar karena sudut pandang yang berbeda.
3. Triangulasi waktu
Triangulasi waktu juga mempengaruhi kredibitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga data yang didapat lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda yaitu pada siang hari atau sore hari tergantung situasi yang ingin diketahui keadaannya seperti apa.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Profil Dinas Perhubungan Kota Makassar
Dinas perhubungan Kota Makassar merupakan bagian dari pemerintah Kota Makassar dan merupakan unsur penunjang yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota Makassar.
Dinas Perhubungan Kota Makassar dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 25 Tahun 2005 tentang pembentukan susunan dan tata kerja Dinas Perhubungan Kota Makassar dan selanjutnnya disesuaikan dengan PP. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah dan peraturan Walikota Makassar Nomor 32 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas Jabatan Struktural Dinas Perhubungan Kota Makassar. Mempunyai tugas pokok merumuskan, membina, dan mengendalikan kebijakan di bidang perhubungan meliputi Lalu Lintas, Angkutan, Pengendalian Operasional dan Teknik Sarana dan Prasarana, Pengujian Kendaraan Bermotor serta Tugas lainnya yang berkaitan dengan perhubungan yang diberikan oleh Walikota, sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Dinas Perhubungan Kota Makassar merupakan salah satu Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) Kota Makassar tentunya berkewajiban merumuskan, membina, dan mengendalikan kebijakan di bidang perhubungan meliputi Lalu Lintas, Angkutan, Pengendalian Operasional dan Teknik Sarana dan Prasarana, Pengujian Kendaraan Bermotor. Adapun keadaan pegawai Dinas Perhubungan Kota Makassar dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
37
Tabel 4.1 Keadaan pegawai Dinas Pehubungan Berdasarkan Unit Kerja Kantor
5. Bidang Pengendalian Operasional 346 Orang 6. Bidang Teknik Sarana & Prasarana 35 Orang 7. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) 48 Orang
Jumlah 590 Orang
Sumber : Dinas Perhubungan Kota Makassar Tahun 2016
Di tahun 2016 kita bisa melihat bahwa sumber daya manusia yang ada pada Dinas Perhubungan Kota Makasar ialah 590 orang dan terbagi dalam beberapa bidang. Hal ini merupakan salah satu faktor yang nantinya akan mempengaruhi implementasi sebuah kebijakan pada Dinas Perhubungan Kota Makassar apakah kebijakan tersebut akan terlaksana dengan efektif atau tidaknya.
Selain itu jumlah pegawai pada suatu instansi mempunyai pengaruh yang besar terhadap cepat atau tidaknya suatu kebijakan sanggup di jalankan dengan baik.
Tabel 4.2 Keadaan Pegawai Dinas Perhubungan Berdasarkan Pangkat dan Golongan
Sumber : Dinas Perhubungan Kota Makassar Tahun 2016
Berdasarkan tabel di atas kita dapat melihat bahwa masih begitu banyaknya pegawai kontrak yang ada pada Dinas Perhubungan Kota Makassar, bahkan lebih dari setengah pegawai masih merupakan pegawai kontrak. Dalam hal ini banyaknya pegawai kontrak bisa menjadi sebab kurang efektifnya suatu kebijakan, dikarenakan pegawai merasa kurangnya apresiasi pada sisi kesejahteraan mereka, sehingga mempengaruhi motivasi kerja mereka.
Tabel 4.3 Jumlah Pegawai Dinas Perhubungan Berdasarkan Jenjang Pendidikan
No Pendidikan Jumlah
1. Strata 3 3 Orang
2. Strata 2 22 Orang
2. Strata 1 110 Orang
3. SMA 455 Orang
Total 590 Orang
Sumber : Dinas Perhubungan Kota Makassar Tahun 2016
Berdasarkan data-data yang penulis peroleh dari lokasi penelitian, dapat kita temui sumber daya manusia yang ada pada dasarnya kurang memadai, dikarenakan jumlah pegawai Dinas Perhubungan Kota Makassar yang memperoleh gelar Strata 1 masih kurang dibandingkan yang belum memiliki gelar dari total seluruh jumlah pegawai yang terdapat pada Dinas perhubungan KotaMakassar. Oleh karena itu dengan kualitas pegawai yang kurang mumpuni.
Visi dan Misi Dinas Perhubungan Kota Makassar : Visi:
“Menuju transportasi perkotaan yang terpadu, berkelanjutan,berorientasi global, dan ramah lingkungan”.
Makna pokok yang terkandung dalam visi dinas perhubungan kota makassar tersebut, antara lain :
1. Transportasi perkotaan, secara harfiah mengandung makna transportasi yang mampu melayani dan beroperasi di wilayah perkotaan makassar dan sekitarnya.
2. Terpadu, artinya pelayanan transportasi harus sinergi dengan moda transportasi yang lainnya, yaitu transportasi darat, laut dan udara.
3. Berkelanjutan, artinya pembangunan dan pelayanan transportasi dilakukan secara terus menerus tidak tergantung pada kondisi tertentu.
4. Berorientasi global, artinya sejalan dengan visi kota makassar, maka pembangunan transportasi harus sejalan dengan perkembangan teknologi dan bermanfaat bagi masyarakat.
5. Ramah lingkungan, artinya teknologi transportasi yang dipilih haruslah teknologi yang ramah terhadap lingkungan guna kelangsungan bumi.
Misi :
1. Mewujudkan sarana transportasi yang aman, handal, ramah lingkungan dan terjangkasi masyarakat;
2. Mewujudkan prasarana transportasi yang berkualitas dan memiliki standar nasional dan internasional;
3. Meningkatkan kenyamanan dan keselamatan transportasi;
4. Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan jasa perhubungan;
5. Meningkatkan manajemen transportasi perkotaan yang mudah diakses melalui jaringan transportasi terpadu;
6. Memberdayakan sumber daya aparatur dan meningkatkan kesadaran masyarakat dengan budaya tertib berlalu lintas;
7. Memperkecil tingkat pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh tranportasi.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, fungsi Dinas Perhubungan Kota Makassar adalah :
1. Menyusun rumusan kebijaksanaan teknis dibidang perhubungan darat dan perhubungan laut.
2. Menyusun rencana dan program dibidang perhubungan darat dan perhubungan laut.
3. Melaksanakan pengendalian dan pengamanan teknis operasional dibidang perhubungan yang meliputi lalu lintas, pengendalian dan operasioanal lalu lintas dan jalan serta teknis operasional perhubungan laut.
4. Pemberian perIjinan dan pelayanan umum dibidang Angkutan.
5. Pelaksanaan teknis administrasi umum, kepegawaian keuangan dan perlengkapan.
Dalam rangka melaksanakan Tugas dan Fungsi dimaksud, Dinas Perhubungan memiliki perangkat organisasi yang terantum dalam struktur organisasi sebagai berikut :
1. Kepala Dinas
2. Sekretariat:
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian b. Sub Bagian Keuangan
c. Sub Bagian Perlengkapan 3. Bidang Lalu Lintas
a. Seksi manajemen lalu lintas b. Seksi rekayasa lalu lintas c. Seksi prasarana
4. Bidang Angkutan
a. Seksi angkutan orang b. Seksi angkutan barang c. Seksi angkutan laut
5. Bidang pengendalian operasional
a. Seksi ketertiban lalu lintas dan angkutan jalan
b. Seksi bimbingan keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan c. Seksi pengumpulan dan pengolahan data
6. Bidang teknis sarana dan prasarana
a. Seksi teknik kendaraan dan perbengkelan b. Seksi terminal
c. Seksi perparkiran
7. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat susunan Pejabat Struktural di Kantor Dinas Perhubungan Kota Makassar sesuai dengan fungsinya :
1. Kepala Dinas
Kepala Dinas melaksanakan sebagian tugas pokok sesuai kebijaksanaan Walikota dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, merumuskan kebijaksanaan, mengkoordinasikan, membina dan mengendalikan tugas-tugas Dinas Perhubungan.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Dinas menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijaksanaan teknis dibidang perhubungan darat, perhubungan laut.
b. Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan dibidang perhubungan darat, perhubungan laut.
c. Pengendalian pengamanan teknis operasional perhubungan darat, meliputi teknis lalu lintas penyelenggaraan angkutan orang, angkutan barang, terminal penumpang, terminal barangg, perbengkelan, perparkiran, penyelenggaraan sekolah mengemudi,manajemen dan rekayasa lalu lintas, analisis dampak lalu lintas, pengendalian dan pengawasan lalu lintas jalan serta pengendalian operasional bidang perhubungan laut.
d. Pembinaan pemberian perIjinan dan pelayanan umum dibidang perhubungan darat, perhubungan laut.
e. Pengendalian dan pengamanan teknis operasional dibidang perhubungan darat, perhubungan laut.
f. Pembinaan teknis administrasi umum, kepegawaian dan perlengkapan dinas.
2. Sekretariat
a. Sekretariat mempunyai tugas memberikan pelayanan administrastif bagi seluruh satuan kerja di lingkungan Dinas Perhubungan Kota Makassar.
b. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), secretariat menyelenggarakan fungsi :
1) Pengelolaan kesekretariatan;
2) Pelaksanaan urusan kepegawaian dinas;
3) Pelaksanaan urusan keuangan dan penyusunan neraca SKPD;
4) Pelaksanaan urusan perlengkapan;
5) Pelaksanaan urusan umum dan rumah tangga;
6) Pengkoordinasian perumusan program dan rencana kerja Dinas Perhubungan;
7) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.
Adapun Sub-Sub Bagian dalam Kesekretariatan diantaranya:
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
1. Sub Bagian Umum dan kepegawaian mempunyai tugas menyusun rencana kerja, tugas teknis kesekretariatan, mengelola administrasi kepegawaian serta melaksanakan urusan kerumahtanggaan dinas.
2. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (1), Subbagian Umum dan kepegawaian meyelenggarakan fungsi :
a) Melaksanakan penyusunan rencana dan program kerja Subbagian Umum dan Kepegawaian;
b) Mengatur pelaksanaan kegiatan sebagian urusan ketatausahaan meliputi surat-menyurat, kearsipan, surat perjalanan dinas, mendistribusikan surat sesuai bidang;
c) Melaksanakan urusan kerumahtanggaan dinas;
d) Melaksanakan usul kenaikan pangkat, mutasi dan pension;
e) Melaksanaka usul gaji berkala, usul tugas belajar dan Ijin belajar;
f) Menghimpun dan mengsoisalisasi peraturan perundang-undangan di bidang kepegaawaian dalam ruang lingkup dinas;
g) Menyiapkan bahan penyusunan stanadarisasi yang meliputi bidang kepegawaian, pelayanan, organisasi dan ketatalaksanaan
b. Sub Bagian Keuangan
1. Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas menyusun rencana kerja dan melaksanakan tugas teknis keuangan.
2. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (1), subbagian keuangan menyelenggarakan;
a) Menyusun rencana dan program kerja subbagian keuangan
b) Mengumpulkan dan menyusun rencana kerja satuan kerja perangkat daerah;
c) Mengumpulkan dan menyiapkan bahan penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan Dokumen Perencanaan Anggaran (DPA) dari masing-masing bidang dan secretariat sebagai bahan konsultasi perencanaan kerja Bappeda melalui Kepala Dinas;
d) Menyusun realisasi penghitungan anggaran dan administrasi pembendaharaan dinas;
e) Mengumpulkan dan menyiapkan bahan laporan akuntabilitas kinerja instansi dan masing-masing satuan kerja;
f) Menyusun laporan naraca SKPD dengan melakukan koordinasi dengan subbagian perlengkapan;
g) Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas;
h) Melaksanakan tugas kedinasann lain yang diberikan oleh atasan.
c. Sub Bagian Perlengkapan
1. Sub Bagian perlengkapan mempunyai tugas menyusun rencana kerja dalam melaksanakan tugas teknis perlengkapan, membuat laporan serta mengevaluasi semua pengadaan barang;
2. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (1), Subbagian Perlengkapan menyelenggarakan fungsi :
a) Menyusun rencana dan program kerja subbagian perlengkapan;
b) Menyusun Rencana Kebutuhan Barang Unit (RKBU);
c) Meminta usulan Rencana Kebutuhan Barang Unit (RKBU), semua bidang dalam lingkup Dinas Perhubungan;
d) Membuat Daftar Kebutuhan Barang (RKB);
e) Membuat Rencana Tahunan Barang Unit (RTBU);
f) bahan penyusunan APBD;
g) Menerima dan meneliti semua pengadaan barang pada lingkup Dinas Perhubungan;
h) Melakukan penyimpanan dokumen dan surat berharga lainnya.
3. Bidang Lalu Lintas
a. Subbagian Lalu lintas mempuyai tugas pemeliharaan prasarana lalu lintas yang ada di Kota Makassar, melakukan kajian lalu lintas terhadap suatu pengembangan kawasan Kota Makassar sesuai dengan ketentuan peraturan
a. Subbagian Lalu lintas mempuyai tugas pemeliharaan prasarana lalu lintas yang ada di Kota Makassar, melakukan kajian lalu lintas terhadap suatu pengembangan kawasan Kota Makassar sesuai dengan ketentuan peraturan