• Tidak ada hasil yang ditemukan

Anime dan Industri

Dalam dokumen 4. ANALISA HASIL PENELITIAN (Halaman 67-72)

4.5. Fenomena Anime di Indonesia

4.5.7. Anime dan Industri

Berbicara tentang anime tampaknya tidak dapat dipisahkan dari manga dan game. Di Jepang sendiri, selain siklus hidup suatu produk, salah satu hal yang menjadi perhatian adalah pentingnya integrasi media dalam mendukung produk tersebut. Terutama adalah antara media- media yang saling berhubungan, yaitu hubungan antara dunia industri anime dengan manga, maupun game. Jepang menempatkan merchandise pada bagian tengah sebagai media pendukung terhadap dunia industri anime-manga-game dalam sebuah ‘lingkaran setan’. Adanya dukungan antara media-media tersebut maka suatu produk kiranya mampu mempertahankan popularitasnya. Pada mulanya Pokémon dibuat sebagai

game untuk console Gameboy. Peluncuran game Pokémon tersebut hampir

bersamaan dengan diterbitkannya serial manga-nya. Hal ini merupakan bagian strategi pemasaran dari pihak perusahaan dalam mempromosikan produknya agar lebih mudah dikenal oleh masyarakat.

Anime dan manga memiliki hubungan yang kuat karena diantara kedua

media tersebut terdapat persamaan dalam gaya visual. Perbedaannya hanya terletak pada media serta teknik pembuatan yang digunakan. Hubungan ini dapat dilihat dengan banyaknya judul manga populer yang diangkat menjadi cerita

anime, seperti Hikaru no Go, karya-karya Takahashi Rumiko yaitu Ranma ½ dan

Inuyasha, karya dari Gosho Aoyama yaitu Meitantei Conan, atau karya Watsuki Nobuhiro yaitu Rurouni Kenshin. Sejumlah anime populer juga diangkat dalam cerita manga, seperti Neon Genesis Evangelion, Gundam Wing.

Selain manga, dunia anime juga memiliki hubungan dengan dunia game Jepang. Banyak dari anime-anime populer kemudian mulai dibuat dalam bentuk

game dengan berbagai jenis genre, seperti Sailor Moon, Rurouni Kenshin, .Hack,

atau Doraemon. Demikian juga sebaliknya, banyak dari judul video game diangkat dalam bentuk anime, diantaranya seperti Star Ocean, Final Fantasy series dan Arc the Lad. Anime merchandise termasuk salah satu industri besar di Jepang sehingga tidak heran betapa besar perannya dalam mendukung kepopuleran suatu

anime. Setiap anime terutama judul anime populer umumnya memiliki merchandise yang dibuat dalam berbagai jenis, seperti boneka, kartu, model kit, action figure, art book/illustration book, CD soundtrack, dan banyak lainnya.

Eksisnya kembali anime di Indonesia dapat dikatakan juga dipengaruhi oleh popularitas manga yang mulai diterbitkan dalam periode yang sama, yaitu sejak awal tahun 1990-an. Kesuksesan suatu judul manga mendorong ditayangkan

anime-nya demikian juga sebaliknya. Seperti yang terjadi pada manga Crayon

Shinchan yang lebih dahulu ‘meledak’ di pasaran mendorong stasiun televisi RCTI untuk menayangkan anime-nya. Demikian juga dengan Doraemon, setelah

anime-nya mengalami sukses setelah ditayangkan oleh RCTI maka tidak lama

kemudian manga-nya pun juga diterbitkan oleh P.T. Elexmedia Komputindo yang rata-rata mampu terjual sebanyak 40.000 eksemplar untuk setiap seri. Sukses keduanya merupakan bukti nyata betapa kuatnya hubungan yang terbentuk dalam industri anime dan industri manga, seperti yang terjadi di Jepang.

Gbr. 4.45 Doraemon (Manga)

Sumber: Doraemon 23, Jakarta: P.T. Elex Media Komputindo, 1993

Kokohnya hubungan antara industri- industri tersebut dapat dilihat seperti halnya dalam Pokémon. Pada sekitar akhir tahun 1990-an, Pokémon pertama kali dikenal di Indonesia dalam bentuk game, kemudian mulai semakin dikenal lewat serial anime yang lebih dahulu populer di kalangan otaku. Kemudian setelah beredar VCD anime-nya, Pokémon menjadi sangat populer di masyarakat dan terjadilah fe nomena ‘demam’ Pokémon. Terlebih lagi disusul oleh penerbitan

manga-nya dan penayangan anime-nya pada jam tayang utama di stasiun televisi

SCTV. Berbagai macam merchandise Pokémon menjadi incaran para penggemarnya, mulai dari boneka, tas, baju bergambar karakter Pokémon, hingga pada trading cards. Hal yang serupa dengan Pokémon juga dapat dilihat lewat karakter-karakter Digimon.

Gbr. 4.46 Merchandise Pokémon

Sumber: “Pokemon, the Unstopable Cuteness”, Animonster Vol. 15, Bandung: P.T. Megindo Tunggal Sejahterah, Juli 2000, hal. 12

Jika dahulu sangat susah untuk mendapatkan merchandise suatu anime, sebaliknya keadaan sekarang ini menjadi semakin mudah. Menyadari semakin menjamurnya komunitas penggemar anime di Indonesia maka sejumlah distributor resmi mendatangkan berbagai macam merchandise anime. Selain itu juga terdapat merchandise bajakan atau palsu yang banyak beredar. Berbagai macam merchandise anime, diantaranya yaitu seperti boneka, kartu/trading card,

model kit (Gbr. 4.47), action figure, art book/illustration book (Gbr. 4.48), CD soundtrack (Gbr. 4.49), dan banyak lainnya.

Gbr. 4.47 Model Kit

Sumber: “Modelling”, Animonster Vol. 31,

Gbr. 4.48 Illustration Book Gbr. 4.49 CD Soundtrack

Adakalanya dibuat anime sebagai sarana untuk mempromosikan suatu produk mainan. Seperti yang terjadi ketika ditayangkannya anime Dash Yankuro oleh stasiun televisi TVRI, yaitu tema cerita yang diangkat adalah tentang mobil mainan Mini 4 WD sehingga turut membantu mempopulerkan mainan Tamiya. Hal yang sama juga dapat dilihat baru-baru ini pada permainan Beyblade163 dan Crush Gear164 yang merupakan mainan produksi Jepang. Baik Beyblade maupun Crush Gear sebenarnya telah masuk dalam pasar Indonesia terlebih dahulu namun tidak mampu mencapai angka penjualan yang bagus. Tetapi setelah diangkat ke dalam kisah anime yang kemudian ditayangkan di televisi maka permainan tersebut menjadi sebuah trend baru. Sehingga dapat dikatakan bahwa anime membawa pengaruh yang sangat penting sebagai media promosi bagi permainan tersebut.

163

Beyblade merupakan sebuah modifikasi baru dari mainan gasing. Pada Beyblade memiliki kelebihan dari sebuah mainan gasing biasa, yaitu membutuhkan arena permainan untuk saling bertarung dengan Beyblade milik orang lain. Mainan yang diproduksi oleh perusahaan mainan ternama Jepang, Takara, ini bisa dikatakan sebagai mainan yang fenomenal yaitu sempat mencapai best seller di Jepang sejak kemunculan perdananya pada akhir tahun 1990-an.

164

Crush Gear merupakan modifikasi antara mainan Mini 4 WD dan Beyblade. Selain bisa bergerak bebas seperti layaknya Mini 4 WD, juga dapat bertarung dengan senjata seperti layaknya Beyblade.

Gbr. 4.50Bakuten Shoot Beyblade; Anime dan Merchandise

Fenomena di atas dicermati oleh para penggemar anime dan manga di Indonesia sehingga akhirnya muncul gagasan untuk menerbitkan media baru yang diharapkan dapat menumbuhkan perkembangan khususnya anime dan manga. Majalah- majalah yang mengulas tentang anime dan manga yang mulai menjadi

trend baru (lagi) beredar di masyarakat. Media cetak, dalam hal ini majalah yang

tema utamanya adalah seputar anime dan manga, turut membantu dan juga sangat penting sama halnya dengan manga, game, ataupun merchandise, yaitu sebagai media promosi pendukung.

Dalam dokumen 4. ANALISA HASIL PENELITIAN (Halaman 67-72)

Dokumen terkait