ada kebijakkan program ambil S3, saya
langsung datar. waktu itu idak boleh
orang program mengambil S3, orang
program itu S2 sudah cukup. Makanya
saya mengambil S3, meskipun di
program, supaya kualitasnya semakin
baik.
BagaiMana sUka DUka Berkarir MenJaDi PeneliTi ?
Penelii itu, intergritasnya harus dijaga, terutama dari segi kejujuran intelektual, penelii idak boleh bohong. Karena itu kalau jelek, katakan jelek, kalau bagus, katakan bagus. Suka
dukanya meskipun sesama orang
kesehatan banyak pihak kadang-kadang yang idak suka kalau hasilnya adalah idak bagus.
aPakaH seMUa Hasil PeneliTian layak PUBlikasi ?
Ya harus di publikasi, inggal medianya kemana, kalau ilmiah harus publikasi ke media ilmiah. Tetapi untuk publikasi umum harus di saring terlebih dahulu, karena idak semua orang mengeri metode lebih peneliian.
BerDasarkan aPa Penyaringannya?
Penyaringan azas manfaat, apa yang perlu diketahui masyarakat, idak perlu tahu yang detail sekali, tetapi resume- resume besarnya saja. Dengan catatan kalau kemudian masyarakat tahu lebih mendalam, penelii harus mesi bisa
menjawab.
MasiH BerkaiTan Dengan PeneliTian. PengUMUMan Hasil sUsU yang BelUM Di UMUMkan, iTU akan Di UMUMkan aTaU TiDak. iTU kan Banyak MeresaHkan MasyarakaT?
Sekarang sebenarnya idak, karena itu sesuatu yang idak ada arinya dari segi persyaratan. Kemudian ada persyaratan baru. Pengujian itu kan sudah lewat. Standar yang di berlakukan tahun ini, juga berbeda dengan tahun sebelumnya.
aPa yang BerrUBaH ?
Saya juga gak ngeri, kenapa
kemudian di blow-up seperi itu, karena
itu sudah jelas idak apa-apa. Benar apa kata bu Menteri. Apalagi dari sisi kesehatan, itu yang menelii bukan
dari orang kesehatan. Seharusnya bukan kesehatan yang bertugas untuk
menjamin.
yang HarUs MengUMUMkan iTU iPB?
Ya, Peneliinya itu sendiri.
TaPi karena BerkaiTan Dengan sUsU ForMUla BerkaiTan Dengan keseHaTan, BUkankaH keMenkes JUga MeMPUnyai Peran ?
Kemenkes sudah menjawab, bahwa
dari sisi jaminan, susu yang beredar
sekarang idak apa-apa, sudah dilakukan pemeriksaan. Bahkan Badan POM sudah memeriksa secara berkala. Sehingga yang di katakana bu Menteri itu sudah betul. Karena yang menelii IPB, Kemenkes idak mempunyai data peneliian itu.
TeroBosan-TeroBosan aPa yang sUDaH DilakUkan BaPak Di liTBangkes ?
Saya baru di Litbangkes, tentunya idak bisa katakan terobosan. Tapi yang jelas ini sebuah proses. Riskesdas bisa berhasil seperi itu, karena dulu sudah ada survey kesehatan rumahtangga, sudah ada survey-survei sebelumnya yang menjadi cikal bakal dan menjadi matang dengan kuesioner dan
sebagainya.
Sekarang Litbangkes akan membuat riset alat kesehatan dan kemudian akan di pakai untuk riset daerah di bidang kesehatan masyarakat. Selain itu akan mengadakan riset daerah penanggulangan masalah kesehatan masyarakat. Sebuah riset yang berakhir kepada sebuah perbaikan, Itu akan
bagus sekali.
Yang perlu dilakukan terobosan survey berskala besar itu, hanya boleh dilakukan Litbang, karena insitusi yang lain idak bisa melakukannya. Itu arahan Menteri Kesehatan.
Dari riskesdas, riset fasilitas, riset yang khusus, semua itu harus di jalankan Litbang. Untuk masa depan Kemenkes mempunyai data yang komplit. Sekarang baru punya data masalah kesehatan per-Kabupaten. Tahun ini akan
menyelenggarakan riset fasilitas untuk melihat bagaimana kondisi rumah sakit, puskesmas dan laboratorium.
eneliian dan pengembangan, insitusi pening dimanapun berada, apalagi peneliian dan pengembangan
bidang kesehatan. Sebuah insitusi yang terkait langsung dengan hajat hidup manusia. Diantara unit tersebut Badan Peneliian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes (Balitbangkes). Badan ini banyak melakukan peniliian bidang kesehatan mulai dari penyakit, masalah gizi, pengetahuan dan perilaku kesehatan, kesehatan reproduksi, kesehatan anak, berbagai penyakit menular dan idak menular.
Semua produk data tersebut tak
lepas dari perannya sebagai Kepala
Badan Peneliian dan Pengembangan Kesehatan. Nah, untuk mengetahui sepak terjang dan kinerjanya, Mediakom mewawancari Dr.dr. Trihono, M.Sc.
BagaiMana BaPak MeMUlai karier Di liTBangkes ?
waktu itu saya diminta bu drg. Dini Laif ( Direktur Gizi) untuk memperkuat di Badan Litbangkes. Saya diminta untuk mengerjakan beberapa hal yang kaitannya dengan survei-survei bersekala besar.
sUrVei-sUrVei skala Besar iTU aPa saJa ?
Dulu ada survey kesehatan rumah tangga. Survei ini akan di angkat menjadi lebih besar lagi sekalanya. Untuk itu diperlukan orang-orang yang tahu peneliian. Mungkin karena waktu itu saya ambil S3, mungkin dianggap tahu, kemudian ditarik disitu.
BagiMana Dengan riseT keseHaTan Dasar (riskesDas) ?
Ya, waktu itu belum ada, memang arahnya kesana, bagaimana Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) ini, levelnya mewakili Provinsi, diangkat lebih besar lagi menjadi mewakili Kabupaten.
Sebelumnya saya besar di Bina Kesehatan Masyarakat, tetapi karena saya suka menelii, makanya waktu
riseT FasiliTas keseHaTan aPa saJa?
Riset fasilitas kesehatan, rumah sakit, laboratorium dan puskesmas di salah satu kabupaten. misalnya Simelu di Aceh. Iklim kesehatannya harus diketahui fasilitasnya dan keadaannya, jadi sesuatu yang lengkap.
Saat ini masih bermitra dengan penelii dari FKM. Seharusnya secara mandiri dapat melakukan, sebab lebih terjamin. Cuma perlu persiapan, tapi cepat atau lambat Litbang dapat melakukan itu, termasuk kedalam ke sistemannya.
JaDi MasalaH TerBesar DalaM PeneliTian riskesDas MaUPUn riseT FasiliTas ini aPa ?
Sebenarnya yang menjadi kendala selama ini soal dana. dananya yang
kemarin terlambat, Juni baru keluar. Jadi sangat mempet waktunya akhirnya jadi sangat terburu-buru.
aPakaH PeneliTian PerlU WakTU yang PanJang ?
Ya, seperi ini. Tapi step by step mungkin lebih baik. sekarang
instrumennya sudah siap dan dana sudah turun. Ya, sekarang mempunyai waktu yang relaif panjang.
TenTang sDM nya ?
SDM nya bekerjasama dengan Litbang daerah dan perguruan inggi di daerah. Selama ini memanfaatkan orang-orang dari daerah, idak ditangani orang Litbang sendiri. Kalau di tangani sendiri idak akan mampu.
riseT FasiliTas kaPan BerakHir ?
Iya, akhir tahun 2011, sudah diketahui misalnya gambaran puskesmas, rumah sakit dan laboratorium itu seperi apa
dan lain sebagainya.
aPakaH Hasil riseT MenJaDi acUan Perencanaan PeMBangUnan keseHaTan ?
Litbang menyediakan data-data skala besar sampai level Kabupaten, seharusnya itu dipakai untuk acuan dinas kesehatan. Cuma problemnya, rata-rata pertama akan menjadi potret. Ini potret sekarang, jadi belum bisa menjadi pembanding. Tapi nani misalnya, tahun 2013 akan keluar
riskesdas yang kedua. Disitu akan muncul indeks balai/pada kesehatan masyarakat yang kedua. Disitu akan dilihat, ada kenaikan atau idak. Kalau indeks kesehatan masyarakatnya naik pembangunannya betul. Tapi kalau indeksnya turun berari pembangunan kesehatannya yang idak benar, berari ada sesuatu yang salah.
aPanya yang salaH kalaU BegiTU ?
Akan diketahuai indicator mana yang jelek. Kemudian diketahui letak kesalahannya dimana.
Biasanya kenDalanya iTU DiMana ?
Kalau untuk kesehatan ada dua faktor yaitu factor kesehatan dan faktor di luar kesehatan. Seperi soal gizi walaupun orang kesehatannya pintar, kalau pangannya idak tersedia tetap kurang gizi. Kalau airnya kurang bersih, ya, akan terganggu. Padahal yang mengurusi air bersih bukan orang kesehatan, yang mengurusi pertanian juga bukan orang kesehatan. Jadi faktor perhaian dari pimpinan daerah sangat pening.
solUsi yang DiTaWarkan TerHaDaP kenDala PeneliTian ?
Peneliian itu sifatnya di perbandingan, terutama untuk program prioritas. Prioritasnya Menteri Kesehatannya itu apa. Tapi keahlian penelii berbeda-beda, juga harus di ingkatkan. Contoh, seorang ahli
nyamuk, di moluker nyamuk, kalau
mengikui prioritas kesehatan. Kadang- kadang proposal peneliiannya idak masuk, sementara dia harus tetap memelihara atau meningkatkan keahlian itu.
Karena itu di masa depan, meski dana bukan dari litbang, bisa juga donor agency. Selain itu dengan mematenkan hasil peneliian. Bila mendapat paten, akan mendapat royalty. Hak royalty digunakan dana peneliian. Sayangnya kita masih belum punya, seperi itu.
giMana cara UnTUk MeMiliki iTU ?
Sekarang sudah, jadi beberapa peneliian yang membuat produk terobosan, yang bisa membuat skala industri, itu akan diarahkan kesana. Sekarang ini sudah ada.
Misalnya TenTang aPa?
Tentang bahan baku obat, misalnya ada biji krangkean. Biji krangkean itu seperi viarga, dia mempunyai efek untuk laki-laki menguatkan seksual, itu sekarang ada yang berminat, kita akan patenkan. Begitu nani diproduksi dipatenkan oleh Litbang. Maka sebagian dari keuntungan itu akan masuk ke Litbang, dengan demikian ini akan di pakai untuk kemajuan peneliian di luar Litbang. Sekarang sedang memproses sembilan calon paten. Prosesnya cukup
lama.
aPa saJa iTU ?
Saya idak hapal dari sembilan itu , belum tentu semuanya industrikan. Kita bisa lihat nani berapa yang masuk industri. Begitu masuk industri, begitu ada royalty, itu yang di harapkan. Hal-hal yang bersikap inovaif, bisa
mengembangkan dengan biaya mandiri.
Sementara yang prioritas menggunakan dana APBN.
BerkaiTan Dengan Dana Donor Dari PiHak asing, sering aDa kePenTingan asing. BagaiMana Menyaringnya ?
Litbang mempunyai agenda peneliian, mau meneli dimana ? Mau menelii disini sesuai dengan rencana, kalau idak sesuai ya idak boleh.
sePerTi BeBeraPa PeneliTian, Mereka MenggUnakan saMPel UnTUk aPa ?
Dalam Material Trade Aggremant (MTA). Kalau peneliian dilakukan orang asing ada MTA nya. Ada beberapa peneliian yang ditolak, karena dapat periksa di Indonesia bukan di
luar negeri. Kalau pemeriksaan bisa
diIndoensia ya harus di Indonesia. Tidak dapat dibawa keluar negeri sampelnya. Kalau terpaksa idak bisa di Indonesia, dapat di bawa keluar negari, tetapi harus dikawal penelii Indonesia.
Banyak PeneliTi asing ke DaeraH Mereka MengaMBil saMPel PenyakiT Dari DaeraH TerseBUT, BagaiMana iTU ?
yang mendampingi bukan orang
Litbangkes, yang pening orang penelii tahu dan didampingi, dalam perjanjian
itu ada MTA nya. Bahwa sampel yang dibawa itu khusus, yang hanya untuk dibawa pemeriksa itu, diluar itu harus minta ijin lagi.
BagaiMana HaraPan TerHaDaP liTBangkes sekarang Dan MenDaTang ?
Saya melihat Litbangkes, semesinya struktur Litbangkes di Kemenkes harusnya makin kuat. Peneliinya harus turun kelapangan dan harus banyak. Bukan hanya banyaknya saja tapi kwalitas dari penelii itu sendiri. Karena itu selalu mengadakan program peningkatan pada penelii. Inginnya diatas 50% penelii adalah S3. Dengan demikian kualitas tenaganya menjadi
bagus.
aPakaH PeneliTi Di liTBangkes MasiH kUrang ?
Jawab : Karyawan untuk penelii
masih kurang. Seharusnya penelii lebih banyak dari staf, sekarang itu hampir separuh - separuh
BagaiMana UnTUk PersiaPan sDMnya, aPakaH sUDaH MeMinTa Dari Biro kePegaWaian UnTUk MerekUT ?
Sudah merekut, sekarang lagi menggarap penelii bukan menggarap ke staf pendukung. Relaif semua warga Litbang kearah penelii bukan staf pendukung. Staf pendukung idak di butuhkan terlalu banyak. Diharapkan mendatang lebih banyak peneliinya. Staf pendukung Litbang cukup 30 atau 20% tapi kualitasnya yang harus bagus.
Biasanya seTiaP TaHUn PeneliTi HarUs MelakUkan PeneliTian BeraPa ? DalaM PeneliTian Biasanya MeMakan WakTU BeraPa laMa ?
Penelii itu bisa satu tahun dan penelii itu harus mengadakan
peneliian, kalau idak, penelii tersebut idak bisa naik pangkat. Ada kriteria- kriteria naik pangkat itu. Seorang penelii harus mengadakan peneliian, menulis laporan, membuat jurnal dan membuat tulisan di jurnal.
aPa HaraPan UnTUk liTBangkes ?
Litbangkes, pertama harus menjaga
intergritas, jadi penelii jangan mau di beli. Jadi harus tetap pada kejujuran, intelektual itu yang nomor satu.
Kedua harus go internasional, jadi
mesinya banyak ikut dalam ajang internasional atau peneliian yang berkelas internasional. Lalu bikin jurnal yang sifatnya Internasional. Karena itu mulai desember tahun lalu, menerbitkan jurnal yang berbahasa Inggris. Saya harapkan nani iap tahun ada tambahan jurnal yang berbahasa Inggris dulu. Karena yang berbahasa Inggris di website orang luar langsung bisa baca. Sebab jangan dikenal orang yang senang bicara, tapi tak senang
menulis.
riseT FasiliTas keseHaTan Dasar Dan riseT TenTang PenceMaran, kaPan ?
Tahun 2012 akan mulai riset tentang pencemaran. Karena banyak sekali industri besar, ada Newmoon, Freeport, Pertamina. Itu seberapa jauh derajat pencemarannya yang berdampak pada kesehatan masyarakat belum punya data tentang itu.
Berikutnya akan melalukan riset
sosial budaya yang berdampak pada
kesehatan, kemungkinan tahun 2014. Tadinya akan digabung tahun 2012, tetapi anggarannya belum cukup, sebab biayanya cukup besar. Ambil contoh, masih ada bayi baru lahir di asapin, itu jelas tak sehat. Ini sebagai contoh budaya yang membuat wajah kesehatan memburuk.
Sekarang sedang mendata seluruh
suku bangsa yang mempunyai perilaku buruk dan ada perilku yang bagus
untuk kesehatan. Yang kedua menelii kiat mereka melakukan pengobatan tradisional, bahan apa yang dipakai barangkali. Dari sini dapat diangkat menjadi bahan baku obat. Itu yang dilakukan lewat sosial budaya.
selain Dana Dan sDM kenDala TerBesar DalaM PrograM ini aPalagi ?
Jejaring belum terlalu kuat, tapi mulai harus menjamah. Dari sekarang misalnya Riskesdas sudah punya banyak alumni anmulator, pengumpul data itu. Kalau akan membuat lagi mereka mudah. Karena mereka sudah
tahu, mereka sudah terlaih. Saya ambil contoh, tapi jejaring belum semua terlibat, perguruan inggi baru
beberapa.
Jadi nani Litbang itu lebih banyak ke analisis, misalnya untuk daerah Jawa Timur serahkan saja ke Unair. Tapi nani analisisnya waktu hasil ingkat pusat, Litbang yang melakukan. Sulawesi Selatan serahkan saja ke Unhas. Dengan melibatkan pendidikan di harapkan hasilnya lebih bagus.
Dalam program riset Litbang mengikutsertakan pihak luar dengan membuat Riset binaan iptek teknologi kedokteran (risbinproctektor). Perguruan inggi yang akan mengikui riset di biayai litbang. Riset binaan iptek teknologi kedokteran, itu terbuka untuk umum. Demikian pula dengan riset bina kesehatan masyarakat, juga terbuka untuk umum.
Sedangkan Internasional merupakan tugas penelii yang berari bagian dari kerjasama Internasional. Beberapa melakukan peneliian, jajaran internasional. Misalnya waktu pengembangan. Misalnya waktu
mulicentatradium, tentang obat baru Malaria, Litbang ikut dalam pameran tersebut, Jadi dengan demikian nani laporannya dikumpulkan dari semua Negara, dan masing-masing di presentasikan, mendapatkan pengakuan dari jajaran Internasional, cukup bagus.
Contoh lain; lu burung yang memeriksa wHO Hongkong tapi sekarang idak, Indoensia sendiri yang memeriksanya. Ternyata betul, arinya waktu di eksternal control oleh wHO, 100% benar yang kita lakukan. Seharusnya jejaring Internasional mulai diingkatkan.
Rencananya ada pertemuan di Bali mendatang, ada beberapa terobosan
yang ingin dilakukan, supaya go Internasional, yaitu membuat satu
im, komisi ilmiahnya kami minta untuk memprogramkan berapa tulisan Indonesia masuk ke jurnal Internasional. Kita punya data banyak. Ada riskesdas, riset fasilitas kesehatan, kemudian itu diolah. Saya rasa itu akan bagus untuk disampaikan ke dunia Internasional.§