• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI ARKOBA

Dalam dokumen INOVASI CARBON FARMING DALAM MENGHADAPI (Halaman 24-33)

Dari beberapa aplikasi Arkoba yang telah diuji cobakan, baik di laboratorium, maupun di lapangan menunjukkan bahwa pertumbuhan tanaman yang diberi Arkoba meningkat hingga 2 kali lipat dibanding dengan yang tidak diberi Arkoba. Aplikasi Arkoba di Ciloto (KPH Cianjur), pada tanaman pak choi, brokoli, dan wortel. Hasil yang diperoleh dalam satuan luas 400 m persegi, produksi meningkat 1, 5 kwintal, jika dibandingkan dengan pupuk yang yang biasa digunakan oleh petani seperti bokasi, selain itu juga mengurangi penggunaan pestisida dan pupuk kimia sebesar 40%.

Gambar 10. Aplikasi Arkoba pada beberapa jenis tanaman pertanian (Cabai gendot, brokoli dibawah tegakan Pinus, dan salderi) (foto dok. Gusmailina)

Aplikasi Arkoba pada tanaman Jati umur 5 tahun di hutan tanaman JIFPRO, Sekaroh, Mataram, Lombok memberikan hasil yang baik dan signifikan (Gambar 29).

Gambar 11. Aplikasi Arkoba pada tanaman kehutanan jati (foto dok. Gusmailina)

Pembuatan Arkoba cukup mudah untuk diterapkan pada masyarakat pedesaan dan sekitar hutan, dengan menggunakan bahan baku yang terdapat di sekitarnya. Puslitbang Hasil Hutan, sejak tahun 2000 telah melaksanakan sosialisasi/diseminasi sekaligus peragaan pembuatan Arkoba di beberapa daerah di Jawa dan Sumatera antara lain di Kabupaten Serang; Ciamis; Tasikmalaya; Garut; Pandeglang; Lw Liang; Ciloto (KPH Cianjur); KRPH Jembolo Utara, Kota Semarang; dan Kabupaten Muaro Jambi, Propinsi Jambi. Pada tahun 2006 kegiatan ini juga dilakukan di desa Karyasari, Kabupaten Lw Liang, Bogor. Produksi Arkoba lebih difokuskan untuk memacu produktivitas daun murbei untuk budidaya ulat sutera. Selain itu juga diaplikasikan pada budidaya nilam, pepaya, dan tanaman Melaleuca bracteata.

1. Produksi dan Aplikasi Arkoba di Desa Karyasari

Di desa Karyasari, Kabupaten Bogor, produksi Arkoba lebih difokuskan untuk memacu produktivitas daun murbei untuk budidaya ulat sutera. Selain itu juga diaplikasikan pada budidaya nilam, pepaya, dan tanaman Melaleuca bracteata. Hasil yang diperoleh sangat meyakinkan, karena hanya dengan memberi Arkoba 0,5 kg/rumpun pada tanaman murbei yang berumur sekitar 10 bulan, meningkatkan jumlah daun murbei sebesar lima kali lipat, selain itu ternyata juga dapat meningkatkan kualitas benang sutera yang dihasilkan.

A B

Gambar 12. Transfer teknologi Arang Kompos Bioaktif (Arkoba) kepada Kelompok Tani Rimba Sejahtera di Desa Karyasari, Lw. Liang, Kab Bogor, serta aplikasi pada tanaman

murbey (A), palawija, nilam dan tanaman Kehutanan (B) foto dok gusmailina

2. Produksi dan Aplikasi Arkoba dari Garut

Salah satu daerah binaan yang telah memproduksi dan mengaplikasikan Arkoba adalah Kabupaten Garut. Terdapat 12 kelompok tani binaan Dinas Kehutanan yang terlibat dalam kegiatan produksi Arkoba, namun baru tujuh kelompok yang aktif sebagai produsen. Kelompok tersebut dikoordinasi oleh LSM Gepak dan Arkoba yang dihasilkan langsung digunakan pada persemaian dan penanaman di lapangan. Aplikasi Arkoba pada tanaman kol sangat baik dengan produksi kol yang lebih besar dan lebih padat dengan kisaran berat 3-5 kg/buah. Padahal biasanya maksimum hanya 2kg/buah (Gambar 13).

Gambar 13. Aplikasi Arkoba pada tanaman sayuran kol (foto dok. Gusmailina)

Demikian juga aplikasi arkoba pada tanaman hias (bunga ros/mawar dan algebra) sangat bagus. Efek yang ditunjukkan adalah selain warna bunga dan daun lebih cerah dan tajam, juga lebih tahan (tidak mudah gugur), bahkan jika dibiarkan kelopak bunga sama sekali tidak rontok sampai kering (Gambar 14).

Gambar 14. Aplikasi Arkoba pada tanaman bunga (foto dok. Gusmailina)

Salah satu daerah yang menggunakan Arkoba untuk menunjang program GERHAN 2003-2004 adalah Kabupaten Garut, yang telah mengembangkan arang kompos sebanyak 360 ton sampai dengan bulan April 2004, dan hingga tahun 2008 kelompok ini telah melakukan produksi secara besar-besaran untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Aplikasi Arkoba di lokasi Gerhan pada tanaman Suren, tahun tanam 2004. Rata-rata tinggi tanaman yang ditanam pakai Arkoba sekitar 6 m dengan diameter kl 15-20 cm, sedangkan yang ditanam tanpa Arkoba hanya 3m. Pola tanam adalah tumpang sari dengan tanaman pepaya dipinggir lahan, di tengah dengan jagung, kopi, temu-temuan, pisang, dengan konsep penghasilan mulai dari bulanan hingga tahunan.

Gambar 15. Aplikasi Arkoba pada lahan Gerhan di lokasi Ranca Salak, Kab. Garut (foto dok. Gusmailina)

Kualitas Arkoba yang diproduksi oleh beberapa kelompok yang dikoordinir oleh Lsm Gepak di Garut bervariasi setiap kali produksi. Pada tahun 2008 Arkoba yang dihasilkan 80% diserap oleh kegiatan Gerhan, sisanya dipakai sendiri oleh anggota kelompok untuk budidaya, dijual ke pedagang atau ada pesanan khusus, seperti ke Bekasi, Lampung, Bogor, dan Cianjur. Kandungan unsur hara makro yang dikandung oleh arkoba produksi Garut antara lain: C organik = 30-35 %; N total = 1,4 – 1,8 %; P total = 0,3 – 1,2 %; K = 0,5 – 1,0 5; Ca = 1,0 – 1,2 %; dan Mg = 0,4 – 1 %.

Gambar 16. Arang kompos produksi Garut

Dibandingkan dengan Pedoman Pengharkatan hara kompos (Anonimus, 2000) dan SNI (Anonimus, 2004), maka rata-rata kualitas arkoba produksi Garut sudah termasuk ke dalam kriteria sedang sampai tinggi. Demikian juga bila dibandingkan dengan SNI (Anonimus, 2004). Sehingga Arkoba produksi Garut layak untuk dikembangkan dan di pasarkan secara nasional.

Tabel 1 Perbandingan kualitas arang kompos bioaktif Garut dengan standar yang yang diakui

Parameter Arkoba

produksi

PPHK * SNI **

Garut h g x pH (1 : 1) Moisture content, % C organik, % N total, % C/N ratio P2O5 total, % CaO total, % MgO total, % K2O total, % 7.25 – 7,30 29,98 30 - 35 1,4 – 1,8 19 - 20 0,3 – 1,2 1,0 – 1,2 0,4 - 1 0,5 – 1,05 6.60 24.90 14.50 0.60 <10 0.30 2.70 0.30 0.20 7.30 35.90 19.60 1.10 10~2 0 0.90 4.90 0.70 0.60 8.20 52.60 27.10 2.10 >20 1.80 6.20 1.60 1.40 6.8 -9.8 0.4 10 0.1 -0.20 7.4 9 50 32 -20 -*

Keterangan : *) PPHK (Anonim, 2000); **) Anonimus (2004)

Penggunaan Arkoba pada tanaman tembakau hasilnya sangat bagus. Tembakau yang ditanam dengan Arkoba menghasilkan daun rajangan seberat 7,5 ons, sedangkan yang tidak menggunakan Arkoba hanya mempunyai berat 3 ons. Dengan demikian daun tembakau yang ditanam dengan Arkoba memberikan hasil daun 2 kali lebih banyak dibanding daun tembakau yang tidak menggunakan Arkoba. Pengeringan daun tembakau yang ditanam dengan menggunakan Arkoba juga lebih efisien, hanya membutuhkan waktu 3-4 hari pengeringan, sedangkan yang tidak menggunakan Arkoba memerlukan waktu lebih lama. Demikian juga aroma rajangan daun tembakau yang ditanam dengan Arkoba lebih tajam dibanding dengan aroma rajangan daun yang tidak pakai Arkoba. Pada Tabel... dapat dilihat perbandingan efek penggunaan Arkoba pada tanaman tembakau dibanding dengan tembakau yang ditanam tanpa menggunakan Arkoba. Selain itu penggunaan pupuk dengan Arkoba lebih efisien, hanya 24 karung. Sedangkan tembakau yg ditanam memakai pupuk yang bukan Arkoba mencapai 40 karung.

Tabel 2 Efek penggunaan Arkoba pada tanaman tembakau

No Parameter Pakai Arkoba Tanpa Arkoba

2 Berat daun

rajangan 7,5 ons/3 pohon 3 ons/3 pohon

3 Pengeringan

daun

3-4 hari Sampai 30 hari

4 Aroma daun Lebih tajam Biasa/kurang tajam

5 Penggunaan

pupuk

24 karung 40 karung pakai

pupuk biasa

Gambar 17. Pelatihan Produksi Arkoba (ARang KOmpos Bio Aktif) Di Kabupaten Garut (foto dok. Gusmailina)

2. Aplikasi Arkoba pada Tanaman Sayuran Tumpangsari

Aplikasi Arkoba pada tanaman pak choi, brokoli, dan wortel secara tumpang sari dengan pohon Pinus di Ciloto, menunjukkan bahwa hasil dalam satuan luas 400 m persegi, produksi meningkat 1, 5 kwintal, jika dibandingkan dengan pupuk yang biasa digunakan oleh petani seperti pupuk bokasi, selain itu juga mengurangi penggunaan pupuk kimia sebesar 40 % (Gambar 35). Penggunaan pupuk Arkoba juga lebih efisien hanya sekali pemberian pada saat tanam sebanyak kurang lebih 0,5-1 kg per lobang tanam.

Gambar 18. Aplikasi Arang Kompos Bioaktif pada tanaman sayuran di bawah tegakan Pinus di Ciloto (foto dok. Gusmailina)

3. Pembuatan dan Aplikasi Arkoba di Kabupaten Muaro Jambi

Aplikasi Arkoba pada beberapa jenis tanaman sayuran di Kabupaten Muaro Jambi, diawali dengan sosialisasi pembuatan arang dan arkoba di salah satu sawmill di tepian sungai Batang hari dengan memanfaatkan limbah serbuk gergaji (Gambar 36). Hasil yang diperoleh sangat memuaskan dan sangat nyata.

Gambar 19. Sosialisasi pembuatan Arkoba di Jambi ( foto dok. gusmaiLina)

Gambar 20. Aplikasi Arkoba pada tanaman Cabai dan Salderi di Jambi (foto dok. gusmaiLina)

Gambar 21. Aplikasi Arkoba pada anakan bulian dan tanaman penghasil gaharu di Jambi

( foto dok. gusmaiLina)

Gambar 22. Pengaruh pemberian Arkoba terhadap pertambahan tinggi anakan bulian (E.zwageri) dan gaharu (A.malaccensis) selama 4 bulan di kebun bibit Dishut Jambi

Hasil penelitian pemanfaatan arkoba sebagai campuran media pertumbuhan anakan bulian (Eusyderoxylon zwageri) dan anakan gaharu (Aquilaria malaccensis), dua jenis tanaman andalan setempat yang sedang dikembangkan, menunjukkan bahwa pertumbuhan anakan bulian (E.zwageri) dan gaharu (A.malaccensis) pada media ASG dan ASGJ berpengaruh nyata. Pertambahan tinggi dan diameter anakan, meningkat masing-masing dapat mencapai 2-4 kali lipat dibanding dengan kontrol.

Arkoba yang dibuat dan diaplikasikan adalah Arkoba serbuk gergaji yang dicampur dengan jerami padi. Analisis Arkoba yang diperoleh adalah sebagai berikut : pH Arkoba serbuk gergaji berkisar antara 6,2 – 7,1 ; C organic 30,42 – 39,21 % ; N total 1,42 – 1,77 % ; Nisbah C/N 19,6 – 27,0 ; P 1,46 – 2,44 % ; K 0,79 – 0,98 %, Ca 1,82 – 3,06 ; Mg 0,42 – 1,32 % ; KTK 14,66 – 28,38 me/100 g dan kadar air 26,51 – 37,34 %. Hasil pengamatan selama 3 bulan menunjukkan bahwa pengaruh penambahan 40 %

Arkoba serbuk gergaji dan pupuk kandang pada tanaman Gmelina,bulian dan gaharu

dapat meningkatkan pertambahan tinggi dan diamater batang tanaman masing-masing 2,2 dan 1,6 kali lebih baik dibanding kontrol.

4. Aplikasi Arkoba pada tanaman Nilam

Penambahan Arkoba pada budidaya nilam memberikan pengaruh sangat baik terhadap rendemen minyak nilam. Pada Tabel berikut dapat dilihat pengaruh penambahan arkoba terhadap rendemen minyak hasil penyulingan nilam

Tabel 3 Pengaruh penambahan arkoba terhadap rendemen minyak nilam

Dalam dokumen INOVASI CARBON FARMING DALAM MENGHADAPI (Halaman 24-33)

Dokumen terkait