• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI PEMIKIRAN FAZLUR RAHMAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM

Dalam dokumen BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN FAZLUR RAHMAN (Halaman 26-33)

Pendidikan islam menurut Fazlur Rahman, kritis dan kreatif dalam pendidikan islam, dan aplikasi pemikiran Fazlur Rahman pada pendidikan islam di Indonesia.

Pendidikan Islam dalam perspektif sejarah menurut Fazlur Rahman

Menurut Rahman, pendidikan islam ketika masa Rasulullah menerapkan metode membaca dan menulis, tetapi yang paling lazim adalah menghafal al-Qur’an dan al-Hadis. Namun ada juga kelompok kecil yang berusaha mengembangkan kemampuan intelektual. Kemudian pada masa abbasiyah, khalifah-khalifah tertentu, sepaerti Harun al- Rayid dan al-Makmun menekankan adu pendapat diantara para pelajar diistana mengenai persoalan logika, hukum, gramatika, dan sebagainya.

Selanjutnya yang dihadapi oleh institusi ini adalah masalah sumberdaya manusia. Selama dipimpin oleh fazlur Rahman (1962-1968) strategi yang dicoba diterapkan untuk mengatasi permasalahan ini adalah: mengangkat beberapa lulusan madrasah yang mempunyai pengetahuan bahasa inggris, memberikan mereka pelatihan teknik penelitian modern, merekrut sarjana yunior lulusan unuversitas jurusan filsafat atau ilmu-ilmu sosial, dan memberikan mereka pengetahuan bahasa arab dan disiplin ilmu islam klasik yang penting seperti Hadia dan Hukum islam. Disamping usaha-usaha itu, dilakukan juga dengan cara mengirim beberapa orang keluar negeri untuk memperoleh pelatihan dan gelar dalam studi islam, baik dinegara barat maupun timur. Fazlur Rahman juga berusaha mengundang doktor-doktor dari barat untuk menjalin kerjasama dan mengawasi riset yang dilakukan oleh para mahasiswa. Namun, usahanya gagal karena tidak adanya doktor yang seperti itu.

Secara mendasar, pembaharuan pendidikan islam, menurut Rahman, dapat dilakukan dengan menerima pendidikan sekuler modern, kemudian berusaha memasukinya dengan konsep-konsep islam. Secara detail menurut Rahman, pembaharuan pendidikan umat islam mendesak untuk segera dilakukan dengan cara:

Pertama, membangkitkan idiologi umat islam tentang pentingnya belajar dan mengembangkan ilmu pengetahuan . kedua, berusaha mengikis dualisme sistem pendidikan umat islam. Pada satu sisi lain, ada pendidikan modern (sekuler). Kedua sistem pendidikan ini sama-sama tidak beresnya. Karena itu, perlu ada upaya untuk

mengeluarkan pendapat-pendapat yang orisinil. Menurut Rahman umat islam lemah dibidang bahasa. Bahkan ia katakan umat islam adalah masyarakat tanpa bahasa. Keempat, pembaharuan dibidang metode pendidikan islam, yaitu beralih dari metode mengulang-ulang dan menghafal pelajaran ke metode memahami dan menganalisis. Pendidikan Islan menurut Fazlur Rahman

Pendidikan islam menurut Fazlur Rahman bukan sekedar perlengkapan dan peralatan fisik atau kuasi fisik pengajaran seperti buku-buku yang diajarkan ataupun struktur eksternal pendidikan, melainkan sebagai intelektualisme islam karena baginya hal inilah yang dimaksud dengan esensi pendidikan tinggi islam. Hal ini merupakan pertumbuhan suatu pemikiran islam yang asli dan memedai, dan yang harus memberikan kriteria untuk menilai keberhasilan atau kegagalan sebuah sistem pendidikan islam.

Pendidikan islam dapat mencakup dua pengertian besar. Pertama, pendidikan islam dalam pengertian praktis, yaitu pendidikan yang dilaksanakan didunia islam seperti yang diselenggarakan dipakistan, Mesir, Sudan, Saudi, Iran, Turki, Maroko, dan sebagainya, mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Untuk konteks Indonesia, meliputi pendidikan dipesantren, di madrasah (mulai dari ibtidaiyah sampai aliyah), dan diperguruan tinggi islam, bahkan bisa juga pendidikan agama islam disekolah (sejak dari dasar sampai lajutan atas) dan pendidikan agama islam diperguruan tinggi umum. Kedua, pendidikan tinggi islam yang disebut dengan intelektualisme islam. Lebih dari itu, pendidikan islam menurut Rahman dapat juga dipahami sebagai proses untuk menghasilkan manusia (ilmuwan) integratif, yang padanya terkumpul sifay-sifat seperti kritis, kreatif, dinamis, inovatif, progresif, adil, jujur, dan sebagainya.

Dengan mendasarkan pada al-Qur’an, tujuan pendidikan menurut Fazlur Rahman adalah untuk mengembangkan manusia sedemikian rupa sehingga semua pengetahuan yang diperolehnya akan menjadi organ pada keseluruhan pribadi yang kreatif, yang memungkinkan manusia untuk memanfaatkan sumber-sumber alam untuk kebaikan umat manusia dan untuk menciptakan keadilan, kemajuan, dan keteraturan dunia.

Kritis dan Kreatif dalam Pendidikan Islam

Sifat kritis merupakan karakter utama Rahman. Sifat kritis ini ditujukan oleh Rahman baik pada warisan islam sendiri maupun pada peradaban barat. Kritis terhadap peradaban barat menjadi penting karena peradaban ini telah mendominasi peradaban dunia selama beberapa abad terahir. Dengan domonasinya, peradaban barat sangat besar pengaruhnya pada peradaban umat islam sekarang. Oleh karena itu, para pemikir muslim harus betul-betul kritis terhadap peradaban tersebut. Disamping kritis pada diri Fazlur Rahman juga selalu mengalir sifat kreatif.

Kemampuam memecahkan masalah terkait erat dengan kemampuan kritis dan kreatif. Bahakan, dapat dikatakan bahwa menumbuhkembangkan kemampuan memecahkan masalah juga menumbuhkembangkan sifat kritis dan kreatif. Memecahkan masalah tidak hanya dalam konteks ilmu pengetahuan, tetapi dalam semua aspek kehidupan. Pemecahan masalah bergerak dari masalah sederhana yang hanya menggunakan akal sehat sampai pada

pemecahan masalah muskil yang menuntut prosedur berpikir yang lebih kompleks.

Proses berpikir untuk memecahkan masalah berlangsung dalam empat tahap, yaitu: (1) tahap persiapan dimana masalah diselidiki dari segala arah sehingga semua informasi tentang masalah ditemukan. Kemudian masalah dianalisis dan didefinisikan. Proses ini menyangkut klasifikasi dan penilaian masalah. (2) tahap inkubasi dimana masalah seakan-akan terbawa tidur, tidak terpikirkan secara sadar dan dinamis, tetapi masalah itu merasuk kealam pikir yang nantinya akan mengalir keluar dalam wujud iluminasi kreatif. Tahap (3) disebut tahap ilmunisasi dimana ide atau kesimpulan baru muncul tidak terduga. (4) akhirnya suatu usaha sadar dilakukan untuk mencoba

menentukan keshahihan dari kesimpulan yang didapat tadi sesuai dengan kriteria atau aturan-aturan ilmiah, baik dengan menggunakan langkah-langkah logika maupun eksperimen.

Pada awalnya sifat kritis dan kreatif yang diperlukan adalah yang memungkinkan peserta didik berani dan memiliki rasa percaya diri untuk memahami wahyu secara langsung. Mereka tidak lagi menganggap bahwa hasil pemahaman ulama terhadap wahyu pada masa lalu merupakan hasil yang sudah fnal. Hasil-hasil ijtihad ulama

masa lalu yang cocok untuk mengatasi persoalan pada waktu itu, belum tentu cocok untuk mengatasi persoalan sekarang dan masa mendatang. Oleh karena itu, mereka harus senantiasa melakukan ijtihad, guna untuk mengatasi persoalan-persoalan yang mereka hadapi.

Tujuan dikembangkannya daya kritis dan kreatif dalam pendidikan islam adalah untuk menghasilkan output yang kritis dan kreatif. Atau dengan kata lain, pendidikan islam harus dapat mengembangkan anak didik yang kritis dan kreatif. anak didik yang kritis dan kreatif paling tidak mempunyai tiga ciri yang menonjol, yaitu: (1) mempunyai pemikiran asli atau orisinil (originality). (2) mempunyai keluwesan (flixibility), (3) menunjukkan kelancaran proses berfikir (fluency).

Diantara kegiatan pembelajara yang dapat mengembangkan daya kritis dan kreatif subyek didik adalah kegiatan yang meminta mereka, misalnya, mengubah warna, bentuk, disain, atau model, dan sebagainya. Dapat juga dikembangkan dengan cara mengarang. Misalnya, mereka disuruh membuat karangan bebas. Melalui karangan bebas, guru dapat dengan mudah mengetahui tingkat kekritisan dan kreatifitas mereka. Apakah mereka cenderung mencontoh karangan atau model yang sudah ada ataukah menciptakan sesuatu yang lain, menunjukkan kritis dan kreatif, atau tidaknya mereka.

Metode lain yang tidak kalah penting adalah metode diskusi. Sebaiknya, metode diskusi dilakukan dengan terbuka, dalam arti bahwa subyek didik bisa secara leluasa mengadakan diskusi, baik dengan guru maupun sesama teman-teman mereka, tanpa ada rasa takut dan batasan untuk mengemukakan gagasan-gagasan mereka. Guru hendaknya bertugas membuat kondisi semacam itu.

Aplikasi pemikiran Fazlur Rahman pada Pendidikan Islam di Indonesia

Pendidikan islam di Indonesia dapat dibedakan kedalam dua tingkatan, yaitu pendidikan dasar-menengah islam, dan pendidikan tinggi islam. Kemudian pendidikan dasar-menengah islam di Indonesia dapat dibedakan lagi kedalam tiga jenis, yaitu pesantren, sekolah, dan madrasah. Masing-masing dari ketiganya memiliki keunggulan, disamping kelemahan. Pada umumnya pesantren unggul dibidang ilmu agama, tetapi lemah dibidang ilmu-ilmu umum, sebaliknya sekolah lemah dibidang ilmu-ilmu-ilmu-ilmu agama tetapi unggul dibidang ilmu-ilmu-ilmu-ilmu umum. Madrasah didirikan untuk menampung keunggulan pesantren dan sekolah, disamping untuk menghilangkan kelemahan dari keduanya.

Pendidikan Tinggi Islam di Indonesia, menurut Zamrani, masih merupakan impian belaka. Pendidikan islam dalam realitas, baru merupakan: (a) pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga islam, (b) pendidikan agama Islam yang disampaikan di perguruan tinggi, dan (c) perguruan tinggi yang bertujuan menghasilkan sarjana dibidang ilmu-ilmu agama Islam. Perguruan tinggi Islam jumlahnya sangat banyak, tetapi dalam peta perguruan tinggi di Indonesia, kebanyakan menempati posisi dipinggiran. Untuk meningkatkan kedudukannya, dalam jangka pendek, perguruan tinggi Islam harus mampu memperbarui kurikulumnya secara mendasar. Pendidikan tinggi Islam harus memiliki tipe ideal manusia seutuhnya. Sosok manusia seutuhnya, menurut islam, adalah insan al-kamil.

Pendidikan tinggi Islam, menurut Fazlur Rahman, sangat strategis untuk mengurai benang kusut krisis pemikiran dalam Islam yang berdampak pada stagnasi dan kemunduran peradaban umat islam, yang darinya dapat diharapkan berbagai alternatif solusi atas problem-problem yang dihadapi umat manusia. Bahkan, menurut Rahman,

pembaharuan islam dalam bentuk apapun yang berorientasi pada kemajuan, harus bermula dari pendidikan. Hal itu hampir sama dengan yang dikemukakan oleh Mastuhu. Menurut Mastuhu, IAIN merupakan lembaga pendidikan tinggi Islam yang strategis untuk mengembangkan tradisi ilmiah umat Islam yang peduli terhadap persoalan-persoalan besar bangsa.

Perguruan tinggi Islam didirikan sesuai dengan kondisi waktu lembaga itu didirikan. Dalam era globalisasi, dalam dunia yang terbuka paradigma-paradigma yang mendasari lahirnya perguruan tinggi Islam perlu ditinjau kembali. Paradigma-paradigma yang mendasari perguruan tinggi Islam dewasa ini sudah tidak relevan lagi dengan

Islam itu sanagat sektoral dan mempunyai visi dan misi sangat terbatas. Paradigma yang sektoral tersebut

menganut paham dualisme yang membedakan ilmu agama dari lmu pengetahuan umum. Bahkan, mendikotomikan keduanya. Dikotomi tersebut (pada akhirnya) menghasilkan alumni-alumni yang ketinggalan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena itu, visis dan misi perguruan tinggi Islam menjadi sangat sempit dan terbatas. Barangkali hanya dapat memenuhi satu sektor tertentu saja didalam kebutuhan manusia Indonesia modern.

Fazlur Rahman lebih cenderung mengembangkan ilmuwan-ilmuwan muslim dari pada Islamisasi ilmu pengetahuan. Cara ini dilakukan oleh Rahman dengan memilih ahli-ahli islam muda yang potensial dengan mengajarkannya kepada mereka metodologi barat modern. Cara yang ditempuh Rahman ini, tampaknya efektif untuk mencetak sumber daya manusia muslim yang handal.

Peguruan tinggi Islam dimasa depan perlu diarahkan untuk memberikan solusi atas berbagai problem yang dihadapi umat manusia. Karena problem iti tidak selamanya berasal dari bidang agama, baik bidang agama

maupun bidang-bidang lain., dalam kehidupan ini, perlu dikembangkan diperguruan tinggi Islam secara integratif. Karena itu, diperguruan tinggi Islam tidak perlu didikotomikan antara ilmu tradisional dan ilmu modern;antara ilmu agama dan ilmu sekuler, yang kedua-duanya dikembangkan secara bersama-sama dan terpadu.

Secara khusus, cara pembaharuan pendidikan yang disarankan Rahman terhadap pendidikan di Pakistan dapat diaplikasikan pada pendidikan tinggi Islam di Indonesia, dengan cara: pertama, membangkitkan kembali idiologi keharusan belajar dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Kedua, mengintegrasikan ilmu (antara ilmu agama dan ilmu umum) kedalam pendidikan tinggi Islam di Indonesia untuk kemaslahatan umat manusia. Ketiga, menyadari akan pentingnya bahasa, kemudian mengembangkannya sebagai alat komunikasi, baik secara lisan maupun tulisan. Keempat, mengganti metode pendidikan secara mengulang-ulang dan menghafal dengan metode memahami dan menganalisis. Hal ini terkait erat dengan inti neomodernisme yang menekankan sifat kritis dan kreatif.

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Melalui penulisan buku ini dapat dihasilkan temuan-temuan sebagai berikut. 1.

1. Pemikiran Fazlur Rahman jika dilihat dari prosesnya, dapat dibedakan kedalam tiga periode, yaitu periode pertumbuhan, perkembangan dan kematangan.

2. pemikiran Fazlur Rahman, jika dilihat dari struktur dasar epistemologinya, dapat ditemukan bahwa pengetahuan itu bersumber pada teks dan realitas, alat yang digunakan adalah akal dan indra, pendekatannya historis-filosofis, metodenya observasi dan eksperimen, dll.

3. metodologi Fazlur Rahman dapat dikelompokkan kedalam tiga macam yaitu metode kritik sejarah, metode penafsiran secara sistematis, dan metode suatu gerakan ganda.

4. metode suatu gerakan ganda Fazlur Rahman dapat diterapkan untuk memberi alternatif solusi atas problem-problem umat, termasuk problem pendidikan.

5. sifat kritis dan kreatif Fazlur Rahman didasarkan pada pandangan ontologinya tentang kebebasan berkehendak mnusia yang setelah dilacak lebih lanjut ternyata berangkat dari teori besarnya mengenai pandangan dunia al-Qur’an , yaitu tuhan, manusia, dan alam semesta.

6. epistemologi-metodologi pemikiran Fazlur Rahman jika diterapkan pada pendidikan islam, maka motivasi umat islam terhadap pengembangan ilmu akan semakin kuat, dikotomi ilmu dikalangan umat islam akan semakin terkikis, yang diikuti oleh semakin pudarnya dualisme dalam sistem pendidikan umat islam.

Berdasarkan pada temuan-temuan sebagai mana tersebut diatas, selanjutnya disarankan kepada:

1. pemerhati epistemologi agar dapat mengkritisi lebih lanjut mengenai konsep epistemologi Fazlur Rahman terutama tentang sumber, jenis, cara memperoleh, dan validitas kebenaran pengetahuan.

2. konseptor pendidikan islam disarankan dapat menyempurnakan pemikiran Fazlur Rahman tentang konsep pendidikan islam yang dapat menghasilkan alumni yang kritis dan kreatif.

3. pemegang kebijakan pendidikan islam agar dapat menentukan kebijakan yang memungkinkan dapat

dihasilkan alumni dari pendidikan islam yang lebih kritis dan kreatif, sehingga mereka dapat menyelesaikan problem-problem mereka sendiri bahakan problem umat islam secara umum.

4. praktisi pendidikan islam agar dapat mengupayakan langkah-langkah yang memungkinkan terjadinya integrasi ilmu dalam islam serta integrasi dalam sistem pendidikan umat islam dalam rangka dapat menghasilkan alumni yang berkualitas tinggi.

5. konseptor pemegang kebijakan, dan praktisi pendidikan islam agar dapat mengarahkan pendidikan umat islam untuk memperbaiki peradaban mereka secara mendasar dan menyeluruh.

SEJARAH DAN PEMIKIRAN FAZLUR RAHMAN

A.Biografi fazlur rahman

Rahman lahir pada tgl 21 september 1919 didaerah hazarah ,(anak benua india)yang sekarang terletak di sebelah barat Pakistan.ayahnya maulana sahib al- din ,adalah seorang alim terkenal lulusan deoband e.ayahnya memperhatikan rahman dalam hal mengaji dan menghafal alquran.sehingga ,pada usaia 10 tahun rahman telah hafal alquran seluruhnya .pendidikan dalam keluarganya benar –benar efektif dalam membentuk watak dan kepribadiannya untuk dapat alam menghadapi kehidupan nyata .

Hal penting yang telah mempengaruhi keagamaan rahman adalah bahwa ia dididk dalam sebuah keluarga dengan tradisi madzab hanafi;sebuah madzab sunni yang lebih banyak menggunakan rasio dibandingkan dengan madzab sunni lainnya.kemudian pada tahun 1933 ,rahman melanjutkan studinya ke lahore dan memasuki dunia modern,pada tahun 1940,dia menyelesaikan gelar BA nya dalam bidang bahasa arab pada Universitas Punjab.pada tahun 1942 dia berhasil menyelesaikan materinya dalam bidang yang sama di universitas yang sama.

Pada tahun 1946 Rahman berangkat ke Inggris untuk melanjutkan studinya di Universitas Oxford dibawah bimbingan Es Fande Bergh dan H.A.R.Gibb,Rahman menyelesaikan program phdnya pada tahun 1949 dengan disertasi tentang ibnu sina. Dua tahun berikutnya disertasi tersebut diterbitkan oleh oxford unevesity press dengan judul avicinna’s psychology pada tahun 1959 karya suntingan rohman dari kitab an-nafs karya ibnu sina diterbitkan oleh penerbit yang sama dengan judul avecinna’s de anima.

Setelah tamat dari oxford university, dia tidak langsung pulang ke negrinya tetapi mengajak durkhem university, inggris; kemudian di institute of Islamic studies mc gill university kanada dan menjabat sebagai associate professor of philoshiphy.

Selama kuliah di barat, ia belajar bahasa latin yunani, inggris, jerman, turki, arab dan ordo. Pada saat mengajar di durkhem university rahman menyelesaikan karya originalnya yang berjudul probheji in islam : philoshophy and ordoksi.pada tahun 1960 rahman pulang ke negrinya, Pakistan kemudian dua tahun berikutnya dia di tunjuk sebagai direktur lembaga riset islam setelah sebelumnya dia menjabat sebagai staf di lembaga tersebut selama beberapa saat selam kepemimpinan rahman lembaga ini berhasil menerbitkan dua jurnal ilmiah, yaitu Islamic studies dan fiqrun nazr berbahasa ordo.

Selama jabatannya menjadi direktur rahman menjalankan dua strategi ganda yaitu mengangkat beberapa lulusan madrasah yang menguasai bahasa inggris bagi staf junior dan mencoba melatih mereka dalam teknik-teknik riset modern dan sebaliknya merekrut staf-staf senior dari kalangan lulusan universitas di

bidang filsafat atau ilmu social dan member mereka pelajaran bahasa arab serta disiplin-disiplin islam klasik yang utama seperti hadits dan ushul fiqh dia juga mengirim beberapa orang ke luar negri untuk mendapatkan training dan jika memungkinkan gelar-gelar dalam kajian keislaman baik di uneversitas barat maupun timur

Pada tahun 1964 rahman ditunjuk sebagai dewan ideology islam pemerintahan islam, pemerintah Pakistan setelah beberapa saat melepas jabatannya di lembaga research. Pada tahun 1969 ia pergi ke Amerika sebagai tenaga pengajar di universitas California Los Angeles, disamping itu ia juga menjadi guru besar kajian Islam di Departemen of Near Eastern Languages and Civilization, Univercity of Chicago. Ia ngajar selama 18 tahun di Chicago akhirnya ia kembali ke pangkuan Illahi Robi pada tanggal 26 Juli 1988.

B.Prestasi fazlur rahman

1. Karya-karya yang berupa buku : 1. Avecinna’s psychology

2. Prophecy in islam : philosophy and orthodoxy

3. Avecinna’s de Anima, being the psychological part of kitab al-shifa 4.Philosophy of mulla sadra shirazi

5.Islamic methodology in history 6.Islam;

7.Major themes of the qur’an

8.Islam and modernity : transformation of an intellectual tradition 9.Health and medicine in Islamic tradition

2.karya yang berupa artikel :

a. ‘some Islamic issue in the ayyub khan era’ b. Islamic : challenges and opportunities

d.Islam : legacy and contemporary challenge. e. Islam in the contemporary world

f. Roots of islamics neo fundamentalism g. Change and the muslim world

h. The impact of modernity on islam

i. Islamic modernism : its scope, method and alternatives j. Divine revelation and the prophet

k. Interpreting the qur’an

l. The qur’anic consept of god, the universe and man m. Some key etical concept of the qur’an

PEMBAHASAN

Dalam dokumen BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN FAZLUR RAHMAN (Halaman 26-33)

Dokumen terkait