• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENCAHAYAAN 4.1 Pendahuluan

D. ARAH CAHAYA

Yaitu arah datang sinar dari suatu sumber cahaya terhadap obyek yang berada tepat di depan kamera. Dalam pemotretan dikenal beberapa arah datangnya sinar, antara lain :

1. Sinar depan/muka

Yaitu sinar yang datang dari muka obyek dan berada di depan, sejajar atau di belakang pemotret. Sinar ini akan menimbulkan kesan 2 dimensi pada muka obyek. Jika sinar yang datang terlalu kuat, biasanya akan membentuk bayangan silang di bawah dagu obyek. Hal ini dapat dihilangkan dengan diberikannya reflektor sebagai penambahan cahaya. Sinar ini dimanfaatkan sebagai sinar pengisi.

2. Sinar belakang (Back Light)

Sinar yang datang dari arah belakang obyek atau mengarah ke kamera. Sinar ini dimanfaatkan untuk menimbulkan kesan dramatis (menimbulkan efek aura) dari belakang dan biasanya dapat menimbulkan siluet atau obyek depan menjadi gelap. Terkadang terjadi apa yang dinamakan flair, yaitu masuknya sinar bias langsung kedalam lensa yang terlalu kuat. Hal ini dapat diantisipasi dengan cara :

- Mengarahkan cahaya tidak terlalu di belakang obyek, tetapi berada agak atas (miring) yang disebut hair lighting.

- Menggunakan cahaya pengisi (Fill in) atau reflektor - Menambah pencahayaan Light meter lebih dari 2 stop

3. Sinar samping (Side Light)

Sinar yang datang dari samping obyek. Sinar ini dimanfaatkan untuk mendapatkan dimensi terang dan gelap sisi muka obyek yang menghadap kamera.

4. Sinar atas

Sinar yang datang dari atas obyek. Sinar ini dimanfaatkan untuk menyinari bagian atas suatu obyek sehingga terkadang akan menimbulkan bayangan gelap yang keras pasa sisi-sisi bawah obyek.

5. Sinar kunci

Sinar yang datang dengan kuat dari arah 45 derajat samping depan atas obyek, Sering dimanfaatkan pada pemotretan model studio yang menimbulkan kesan 3 dimensi.

Masuknya cahaya ke dalam kamera bisa diibaratkan mengisi ember dengan air yang melalui keran. Besarnya ember, besarnya bukaan keran dan lamanya mengisi, saling berkait satu dengan yang lain. Kalau embernya besar jelas akan membutuhkan waktu yang lebih lama. Namun kalu membuka kerannya makin lebar, waktu mengisipun menjadi semakin singkat. Nah, besarnya ember ini ibarat ISO film yang anda pakai. Makin rendah ISO film yang anda pakai, makin banyak cahaya yang dibutuhkan untuk memenuhinya. Jadi film dengan ISO 100 membutuhkan pencahayaan yang lebih banyak dibandingkan film dengan ISO 400.

Dengan kata lain, film dengan ISO 400 lebih peka cahaya dibandingkan film ISO 100. Makin tinggi ISO sebuah film (makin tinggi angka ISOnya) makin peka film itu terhadap cahaya. Untuk pemakaian sehari-hari, film yang paling sesuai adalah film dengan ISO 100, 200 atau 400. Film dengan ISO rendah biasanya dapat anda pakai untuk keperluan artistik yang membutuhkan ketajaman detil atau untuk foto-foto yang akan dicetak dalam ukuran yang sangat besar.

Sedangkan film dengan ISO tinggi umumnya dipakai untuk pemotretan dalam kondisi redup (namun tidak boleh menggunakan lampu kilat), misalnya foto-foto olahraga atau pertunjukan opera. Namun, anda jangan menggunakan ISO film yang tinggi ini, jika anda tidah ingin hasil cetak perbesaran anda menjadi buruk, karena film ISO tinggi mempunyai resolusi yang buruk, yang mempunyai butiran-butiran kasar jika diperbesar. Jadi jelaslah bahwa pemilihan ISO film harus disesuaikan dengan keinginan anda dan suasana saat momen atau peristiwa itu terjadi.

Oleh karena itu, bukaan diafragma (kecepatan rana) ISO film, sangat berpengaruh dalam pemotretan. Kesalahan dalam satu “unsur” saja, bisa dipastikan akan mempengaruhi hasil pemotretan.

Tips untuk anda :

1. Ada 2 titik penting guna memulai pengaturan pada kamera anda yang masih menyangkut tentang pencahayaan yaitu :

Apakah kamera yang anda gunakan dilengkapi dengan pengukur cahaya ? atau kamera yang anda gunakan sudah tidak dilengkapi oleh pengukur cahaya, atau pengukur cahaya pada kamera anda sudah tidak berfungsi lagi ?

Bagaimana cara mengatasinya, jika terjadi hal ini? Jangan bingung! Pertama, sebenarnya anda masih bisa memotret dengan sangat baik jika kamera ini hanya sebagai kamere kedua. Artinya, ada kamera lain berpengukur cahaya yang dipakai bersamaan. Penyetelan kamera yang tanpa pengukur cahaya bisa meniru penyetelan lainnya. Namun kalau kamera tanpa pengukur cahaya itu hanya satu-satunya, anda dapat memekainya dengan beberapa catatan :

1) Sebaiknya anda memotret dengan film negatif yang mam pu bertoleransi kesalahan pencahayaan sampai dengan dua stop (ingat penjelasan megenai hal ini di kegiatan belajar sebelumnya).

2) Anda harus tau betul ISO film yang anda pakai saat memotret.

3) Sebaiknya cara ini (tanpa pengukur cahaya) hanya dipakai untuk memotret di alam terbuka saja pada cahaya matahari.

4) Saran selanjutnya, anda harus siap kalau beberapa foto anda sama sekali tidak bisa dipakai akibat kesalahan pencahayaan yang terlalu parah.

Dengan pengukur cahaya anda akan lebih mudah menemukan setelan yang cocok dengan lebih akurat. Yang harus diingat adalah, setelan ISO pada kemera harus benar sesuai dengan ISO film yang anda pakai. Kalau sampai salah, sia-sia saja pengukur cahaya yang ada.

Cara menggunakan pengukur cahaya :

Pada suatu kesempatan rana yang anda pilih, sambil mengarahkan lensa ke arah sasaran, lihatlah pada indikator pengukur cahaya yang berada di dalam kamera anda. Putar gelang diafragma sampai pengukur cahaya mengatakan sesuai. Umumnya pengukur cahaya memberikan info dalam bentuk tanda plus (yang artinya over), dan minus (yang artinya under) atau angka 0 (yang artinya tepat). Setelah pengukur cahaya

mengatakan OK, anda dapat mengubah-ubah kombinasi setelan sesuai dengan kebutuhan.

4.3. Rangkuman

● Cahaya merupakan unsur terpenting dalam fotografi karena ia sebagai salah satu bahan dasar yang mendukung terciptanya suatu karya fotografi yang dapat menimbulkan suatu kesan tertentu.

Sumber cahaya terbagi menjadi 2, yaitu : 1. Sumber cahaya alam 2. Sumber cahaya buatan Pencahayaan secara garis besar terbagi atas :

1. Exposure 2. Tata cahaya

Kualitas cahaya dibagi menjadi 3 kategori : 1. Keras 2. Sedang 3. Lemah

Dalam pemotretan dikenal beberapa arah datangnya sinar, yaitu :

1. Sinar depan, 2. Sinar belakang, 3. Sinar samping, 4. Sinar atas 5. Sinar kunci, 6. Sinar back ground, 7. Sinar baur

Pencahayaan sangat berhubungan erat dengan hasil foto yang baik. Hal ini diantaranya dengan kesesuaian cara pengaturan bukaan diafragma, kecepatan rana dan ISO film yang digunakan.

Kamera yang memiliki pengukur cahaya, lebih mudah dalam mengkombinasikan setelan awal dalam memotret suatu peristiwa tertenu dalam suasana tertentu pula.

4.4. Latihan 4

Untuk menhetahui sejauh mana pemahaman nada tentang pencahayaan, kerjakamlah tugas berikut ini dengan jujur !

1. Mengapa pencahayaan merupakan unsur utama dalam fotografi ? 2. Apa yang dimaksud dengan Exposure ?

3. Apa bedanya exposure dengan tata cahaya ? 4. Berapa sumber cahaya yang anda ketahui ? 5. Apakah maksud kualitas cahaya seimbang ?

Tes Formatif 4

Beri tanda silang pada huruf B jika benar dan S jika salah menurut anda pada pernyataan berikut ini !

1. B – S Sinar belakang dimanfaatkan untuk menimbulkan efek aura disekitar siluet obyek.

2. B – S Flair maksudnya adalah masuknya bias sinar tidak langsung ke dalam lensa.

3. B – S Mengatasi flair hanya bisa diantisipasi dengan mengggunakan cahaya pengisi (fill in) atau reflektor.

4. B – S Ukuran setelan pada bukaan diafragma mempengaruhi unsur cahaya yang masuk.

5. B – S Film yang ISOnya lebih rendah, membutuhkan sedikit cahaya dibandingkan film dengan ISO yang tinggi.

6. B – S Film dengan ISO tinggi biasanya dipakai untuk foto-foto olah raga dan pertunjukan opera.

7. B – S Film denga ISO rendah dimanfaatkan untuk mengabadikan momen yang membutuhkan ketajaman detil.

8. B – S Kecepatan rana 1/125 detik lebih cepat dari kecepatan rana 1/60 detik. 9. B – S Untuk mencegah kondisi under, sebaiknya anda mengganti film dengan ISO yang lebih tinggi.

10. B – S Makin besar bukaan diafragma, maka makin blur latar belakang fotonya.

4.5. Umpan Balik

Cocokanlah jawaban anda dengan kunci jawaban latihan 4 dan tes formatif 4 yang ada pada modul ini. Hitunglah jumlah jawaban anda yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi Kegiatan Belajar 4. Rumus :

Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban anda yang benar

x 100 15

90 % - 100 % = baik sekali 80 % - 89 % = baik 70 % - 79 % = sedang

< 70 % = kurang

Kalau anda mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas anda dapat meneruskan dalam kegiatan belajar 5. Bagus ! Tetapi jika tingkat penguasaan anda masih di bawah 80% anda harus mengulangi kegiatan belajar 4. Terutama pada uraian yang belum anda kuasai.

Kegiatan Belajar 5

PELUANG BISNIS FOTOGRAFI DI KAMPUS

Dalam dokumen SEJARAH FOTOGRAFI dokumen sejarah di kota (Halaman 32-38)

Dokumen terkait