• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertumbuhan Sektor-sektor Ekonomi

3) Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah

4.2.5. Arah Kebijakan Pembangunan Kota Pekalongan Tahun 2017

pada tahun berkenaan serta tidak duplikasi anggaran dengan sumber dana lainnya.

4.2.5. Arah Kebijakan Pembangunan Kota Pekalongan Tahun 2017

Berpedoman pada dokumen perencanaan nasional dan provinsi, serta RPJP Daerah Kota Pekalongan tahun 2005-2025, maka prioritas pembangunan Pemerintah Kota Pekalongan pada tahun 2017, adalah

1. Pemenuhan kebutuhan dasar di bidang pendidikan, kesehatan, lingkungan layak huni dan kebutuhan lainnya berupa ketercukupan pangan dan energi serta kebutuhan sarana dan prasarana dasar permukiman, melalui :

a. Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, kualitas, kesetaraan dan kepastian dalam penyelenggaraan pendidikan melalui optimalisasi Penyelenggaraan PAUD dan Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dengan pemberian FOP (Fasilitasi Operasional Pendidikan) serta peningkatan peran Perangkat Kewilayahan untuk mendorong penduduk usia sekolah dalam mengakses layanan pendidikan; peningkatan sarpras pendidikan guna memenuhi SPM (Standar Pelayanan Minimal) dan SNP (Standar Nasional Pendidikan); pengembangan kurikulum muatan lokal; fasilitasi peningkatan kualifikasi dan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dengan studi lanjut ke S1/D4 dan pelatihan kompetensi teknis guru dan tenaga kependidikan; pengembangan potensi siswa dan peningkatan mutu lulusan dengan fasilitasi lomba-lomba dan karya ilmiah; optimalisasi mendorong peran swasta dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan.

Peningkatan akses serta mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan melalui peningkatan sarana prasarana pelayanan kesehatan; optimalisasi pelaksanaan Bintek, Diklat dan Workshop bagi Tenaga Medis dan Non Medis; optimalisasi peran Tenaga Medis dan Non Medis; Implementasi program sanitasi;

b. Peningkatan upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit menular; serta Peningkatan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan melalui upaya Promotif dan Preventif.

c. Akses kesehatan melalui Jamkesda/pembiayaan kesehatan masyarakat

miskin non kuota APBN, dengan sharing pembiayaan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kota Pekalongan.

Catatan : Apabila seluruh pembiayaan kesehatan masyarakat miskin sudah ditangani Pemerintah Pusat (universal coverage), maka alokasi anggaran dari APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota hanya untuk pembiayaan buffer/cadangan. d. Akses infrastruktur pada perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), dengan

pola sharing penanganan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Kota Pekalongan.

e. Pemenuhan layanan kebutuhan dasar Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) melalui pelibatan peran serta aktif masyarakat.

f. Peningkatan produksi dan produktivitas pertanian dalam arti luas melalui pengembangan bibit unggul, pengembangan induk dan benih ikan unggul, pengembangan pakan ikan mandiri/pakan lokal, rekayasa dan pemanfaatan teknologi pertanian dan perikanan; mendukung validasi RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) dan pengendalian distribusi pupuk bersubsidi; memfasilitasi upaya penyediaan BBM bersubsidi untuk nelayan; pengendalian

Rancangan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2017 | BAB IV KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH

46

hama terpadu; pengendalian alih fungsi lahan persawahan/pertanian sesuai RTRW; peningkatan populasi ternak dengan penyediaan bibit unggul dan pencegahan pemotongan betina produktif; peningkatan sarana dana prasarana perikanan, serta pengembangan alat tangkap ikan ramah lingkungan.

g. Peningkatan daya saing produk pangan lokal melalui pengembangan serta penyediaan pangan yang Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA).

h. Peningkatan diversifikasi, distribusi dan aksesibilitas pangan melalui pengembangan pemanfaatan pekarangan; pengembangan diversifikasi pengolahan pangan berbasis sumber daya lokal; peningkatan kemandirian dan penanganan kerentanan pangan masyarakat.

i. Peningkatan kapasitas petani melalui pelatihan, akses teknologi, sumber-sumber pembiayaan, informasi harga dan akses pasar.

j. Peningkatan dan pemanfaatan EBT (Energi Baru Terbarukan).

2. Peningkatan peran fasilitasi kepada semua fihak untuk dapat terlibat dalam pembangunan kota di bidang politik, ekonomi, sosial dan kebudayaan melalui penyediaan layanan, informasi, infrastruktur dan penguatan kapasitas, melalui :

a. Penyelenggaraan pasar murah menjelang lebaran.

b. Pengurangan beban pengeluaran dan peningkatan pendapatan masyarakat miskin melalui optimalisasi program jaminan sosial, pemberdayaan ekonomi keluarga produktif dan pengembangan kewirausahaan.

c. Peningkatan kemampuan berusaha dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis potensi sumber daya lokal; pembangunan karakter dan jiwa berusaha bagi pemuda; jaminan dan kepastian usaha; pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah; peningkatan kewirausahaan perempuan melalui optimalisasi kelompok Dasa Wisma; dan pelibatan Dunia Usaha Dan Industri (DUDI) untuk menumbuhkan kesempatan berusaha.

d. Membangun sinergitas dengan dunia usaha, masyarakat dan para pemangku kepentingan untuk berpartisipasi aktif dalam penanganan kemiskinan.

e. Pengembangan wirausaha baru berbasis Usaha Mikro Kecil Menengah. f. Fasilitasi perluasan akses permodalan dan pasar.

g. Penguatan pilar-pilar sistem inovasi Daerah melalui (a) kerangka umum yang kondusif bagi inovasi dan bisnis, (b) keterkaitan antara penyedia dan pengguna iptekin/ litbangyasa, (c) interaksi, jaringan dan pelayanan inovasi dan bisnis, (d) budaya inovasi, (e) kerangka kebijakan pemokusan dan keterpaduan pembangunan, serta (f) kerangka kebijakan internalisasi dinamika global

h. Peningkatan minat dan budaya baca masyarakat melalui peningkatan sarana prasarana dan pengembangan layanan perpustakaan daerah serta pengembangan jaringan kemitraan dengan masyarakat seperti halnya Perpustakaan RW dan di ruang dan pelayanan publik.

i. Peningkatan kualitas dan kompetensi tenaga kerja; perluasan dan pengembangan kesempatan bekerja; perbaikan iklim serta penguatan hubungan industrial ketenagakerjaan.

j. Peningkatan kemampuan dan produktivitas kerja dan peningkatan etos kerja untuk meningkatkan kondisi kerja yang kompetitif serta implementasi program magang kerja.

Rancangan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2017 | BAB IV KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH

47

k. Peningkatkan kualitas dan kapasitas jalan dan jembatan.

l. Peningkatan penanganan banjir dan rob melalui peningkatan penataan dan pemeliharaan sistem drainase kota, mendorong peran Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam penanganan Wilayah Sungai kewenangan Provinsi utamanya di Sungai Bremi, Meduri, Pekalongan, Kali Banger, serta Bulanan, serta pembangunan sabuk pantai di wilayah Pekalongan Utara.

m. Peningkatan cakupan pelayanan air bersih utamanya melalui percepatan pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional PETANGLONG, pelibatan peran swasta dan masyarakat dalam penyediaan serta pengelolaan air bersih menuju akses 100 % air bersih.

n. Peningkatan mitigasi dan penanganan pasca bencana melalui Peningkatan dan pemeliharaan saluran air; rehabilitasi dan konservasi Daerah Aliran Sungai termasuk lahan kritis dan kawasan pesisir; Penanganan darurat pasca banjir/longsor.

o. Mendorong percepatan pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir sampah (TPA Regional) dan pengoptimalan TPS3R.

3. Membuka ruang check and balance baik oleh media maupun masyarakat, melalui : a. Perbaikan kinerja birokrasi yang mencakup 8 area perubahan, yaitu :

1) Penataan organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran antara lain melalui penyusunan produk hukum daerah bidang kelembagaan, fasilitasi usulan pengembangan kapasitas kelembagaan perangkat daerah dan UPT, dan penataan Lembaga Non Struktural.

2) Penataan Tatalaksana meliputi Sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif efisien, terukur dan sesuai prinsip-prinsip good governance melalui Penerapan sistem tata kerja birokrasi berbasis teknologi informasi; Peningkatan sarana PTSP; penanganan pengaduan masyarakat berbasis pada teknologi informasi; Pelaksanaan survei kepuasan masyarakat (SKM) pelayanan publik.

3) Penataan peraturan perundang-undangan yang lebih tertib, tidak tumpang tindih dan kondusif, serta selaras melalui Penerapan kebijakan peraturan perundang-undangan; pengawasan dan penanganan terhadap pelanggaran peraturan daerah; Pemantauan dan evaluasi efektivitas Perda/Perkada secara periodik.

4) Peningkatan kapasitas SDM Aparatur yang berintegritas, netral, kompeten, capable, profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera melalui penghitungan kebutuhan pegawai dengan analisis jabatan dan ABK, penyusunan peta jabatan, penetapan nomenklatur jabatan fungsional umum, pengadaan pegawai dengan seleksi/tes CAT dan sistem permbinaan karier yang terbuka.

5) Peningkatan Pengawasan pelaksanaan pembangunan yang bebas KKN melalui Pengimplementasian aksi PPK yang difokuskan pada peningkatan kemudahan berusaha, transparansi perencanaan dan penganggaran; penerapan SPIP, pembangunan Zona Integritas, transparansi pengadaan barang/jasa pemerintah, penanganan pengaduan masyarakat melalui berbagai media,

Rancangan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2017 | BAB IV KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH

48

6) Peningkatan Akuntabilitas dengan kapasitas dan kapabilitas kinerja birokrasi melalui Reformasi Birokrasi Berbasis Kompetensi; pengembangan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; Peningkatan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan keuangan, optimalisasi pemberdayaan aset daerah, serta kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan

7) Peningkatan Pelayanan publik dengan Pelayanan prima sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat melalui Peningkatan kualitas pelayanan berupa kecepatan, kemudahan dan kepastian serta transparansi proses perizinan; Peningkatan sarana penanganan pengaduan masyarakat berbasis pada teknologi informasi; penerapan Sistem Manajemen Mutu (SMM) dan Sertifikasi ISO 9001:2008; Optimalisasi fungsi SPIP sebagai media pengawasan.

8) Pembentukan mindset and culturalset aparatur yang memiliki integritas dan kinerja tinggi melalui peningkatan prioritas perubahan cara pandang dan perilaku dari birokrat menjadi pelayan publik dan pengembangan budaya kerja.

b. Pemantapan kondusivitas wilayah dari gangguan resiko social. c. Peningkatan pemanfaatan dan pengelolaan aset daerah.

d. Gerakan revolusi mental guna mengembalikan nilai-nilai luhur Pancasila melalui peningkatan etos kerja, integritas, dan menghidupkan kembali budaya gotong royong dan handarbeni.

e. Penataan administrasi kependudukan guna optimalisasi pembangunan berbasis administrasi kependudukan melalui fasilitasi dan sosialisasi masyarakat.

4. Membuka ruang partisipasi sebesar-besarnya kepada semua stake holder dalam penyusunan rencana pembangunan, melalui Peningkatan partisipasi masyarakat terutama dalam setiap pengambilan kebijakan dan kehidupan berdemokrasi.

5. Meningkatkan kesejahteraaan masyarakat melalui pembangunan infrastruktur kota kreatif dan pengembangan iklim ekonomi kreatif, melalui :

a. Memantapkan pondasi kota kreatif (craft and folk art) dalam rangka perluasan jejaring dengan kota-kota lainnya baik di tingkat nasional maupun internasional. b. Mendorong dan mengembangkan potensi ekonomi kreatif yang ada di

komunitas masyarakat dengan memanfaatkan Teknologi Informasi, Penyelenggaraan event-event, dan Penyediaan ruang publik kreatif.

c. Menumbuhkan perusahaan rintisan (start up) yang bergerak di sektor ekonomi kreatif.

d. Peningkatan produktivitas dan daya saing koperasi dan UMKM melalui pengembangan Produk Unggulan Daerah berbasis Sumber Daya Lokal melalui Pendekatan OVOP; penguatan kapasitas dan kelembagaan Koperasi manajemen dan usaha; peningkatan kualitas sumber daya manusia pengurus/pengelola koperasi dan UMKM dengan pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi, bimbingan teknis, magang serta PKL; serta perluasan pangsa pasar bagi produk koperasi dan UMKM dengan pameran dan promosi. e. Menghidupkan kembali Kota Pekalongan menjadi pusat perkoperasian nasional. f. Pengembangan klaster industri yang berbasis potensi lokal yang menyerap

Rancangan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2017 | BAB IV KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH

49

g. Peningkatan penguasaan akses dan informasi pasar, promosi, kemitraan/kerjasama usaha dengan mengoptimalkan perkuatan jejaring antar sentra/klaster industri dan mendorong penerapan standar mutu produk lokal. h. Peningkatan investasi dengan pemberian kemudahan perizinan, pengembangan

klaster industri yang berbasis potensi lokal yang menyerap tenaga kerja, peningkatan promosi, membangun citra positif potensi dan peluang investasi. i. Pembangunan pariwisata sesuai potensi lokal daerah untuk meningkatkan

perekonomian masyarakat melalui peningkatan daya tarik destinasi wisata berbasis wisata belanja, wisata religi, wisata heritage, wisata budaya (batik), dan wisata kuliner, penyediaan infrastruktur pendukung, peningkatan kualitas dan kapasitas SDM Pariwisata, serta optimalisasi pemasaran pariwisata.

j. Peningkatan pelayanan dan keselamatan transportasi publik dan lalu lintas angkutan jalan.

k. Menurunkan beban pencemaran akibat pembuangan air limbah melalui Program Kali Bersih, Pembangunan IPAL di sentra-sentra IKM.

l. Menurunkan dampak pencemaran limbah industri dan rumah tangga melalui optimalisasi pemanfaatan IPAL Komunal.

4.2.6. Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah Kota Pekalongan dengan Prioritas

Dokumen terkait