• Tidak ada hasil yang ditemukan

TIPE LEBAR C

F. ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SISTEM TRANSPORTASI DI KABUPATEN SIGI

Arah pengembangan transportasi harus selaras dan terintegrasi dengan arah pengembangan moda transportasi lainnya. Untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan yang terpadu dengan moda transportasi lain perlu ditetapkan jaringan transportasi jalan (JTJ) yang menghubungkan seluruh wilayah. Dengan ditetapkannya jaringan transportasi jalan akan terwujud keterpaduan baik lalu lintas dan angkutan jalan dengan angkutan sungai danau dan penyeberangan yang mempunyai kesamaan wilayah pelayanan di daratan maupun antara lalu lintas dan angkutan jalan dengan moda transportasi laut dan udara yang keseluruhannya ditata dalam pola jaringan transportasi jalan dalam kesatuan sistem transportasi nasional. Jaringan transportasi jalan diwujudkan dengan menetapkan rencana umum jaringan transportasi jalan (RUJTJ).

Dalam rangka mewujudkan sistem transportasi yang handal, beberapa pokok kebijakan pengembangan transportasi jalan di Kabupaten Donggala diarahkan kepada beberapa target pencapaian yaitu sebagai berikut :

1. Peningkatan Kinerja Jaringan Pelayanan Dan Prasarana

Kabupaten Donggala dalam meningkatkan kinerja jaringan palayanan dan prasarana dilakukan dengan meningkatkan kapasitas (pelebaran/pembangunan jalan) dan kualitas

Kegiatan pokok yang dilakukan adalah meningkatkan kapasitas ruas-ruas jalan tertentu melalui pelebaran jalan pada kawasan volume lalulintas padat, meningkatkan kualitas jalan di daerah permukiman, membangun dan meningkatkan kapasitas jalan terobosan (alternatif) untuk mengurangi kemacetan, meningkatkan kapasitas persilangan utama, merintis pembangunan angkutan massal yang baik dan nyaman untuk masyarakat. Meningkatnya kinerja jaringan jalan dan aksesibilitas baik di dalam maupun antar kawasan permukiman dan pusat kegiatan ekonomi di Kabupaten Donggala khususnya pada kawasan perkotaan seperti Banawa, dan Sindea dan kawasan wisata Tanjung Karang.

Tersedianya fasilitas trotoar yang memadai bagi pejalan kaki serta fasilitas parkir untuk kendaraan di pusat pusat kota.

2. Peningkatan Aksesibilitas

Dalam meningkatkan aksesibilitas di wilayah Kabupaten Donggala program yang dapat dilakukan adalah pengembangan sarana dan prasarana jalan serta fasilitas perlengkapan jalan dengan adanya program ini dapat mengoptimalkan tingkat pelayanan jaringan jalan melalui pengembangan sarana dan fasilitas perlengkapan jalan. Pendekatan pengembangan jaringan jalan berdasarkan skala prioritas dengan justifikasi sebagai berikut:

a) Aksesibilitas antar sistem perkotaan harus merupakan jalan aspal memiliki kapasitas yang cukup dengan tingkat kondisi kerusakan permukaan jalan kecil sehingga arus lalu lintas dapat berjalan dengan selamat, lancar, cepat. Direkomendasikan jalan ini merupakan jalan dengan status jalan kabupaten, fungsi jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer atau fungsi jalan arteri dalam sistem jaringan jalan sekunder dengan lebar jalan minimal tujuh meter dengan kapasitas jalan minimal 9.000 satuan mobil penumpang per jam.

b) Aksesibilitas antara pusat pengembangan dengan hirarki lebih rendah (antar hirarki II) dalam lingkup kabupaten harus merupakan jalan aspal memiliki kapasitas yang cukup

dengan tingkat kondisi kerusakan permukaan jalan kecil sehingga arus lalu lintas dapat berjalan dengan selamat, lancar, cepat. Direkomendasikan jalan ini merupakan jalan dengan status jalan desa, fungsi jalan kolektor dalam system jaringan jalan sekunder dengan lebar jalan minimal enam meter dengan kapasitas jalan minimal 8.000 satuan mobil penumpang per jam.

c) Aksesibilitas dalam masing masing kecamatan yang menghubungkan antar desa sebaiknya merupakan jalan aspal memiliki kapasitas yang cukup dengan tingkat kondisi kerusakan permukaan jalan kecil sehingga arus lalu lintas dapat berjalan dengan selamat, lancar, cepat. Direkomendasikan jalan ini merupakan jalan dengan status jalan desa, fungsi jalan lokal dalam system jaringan jalan sekunder dengan lebar jalan minimal lima meter dengan kapasitas jalan minimal 6.500 satuan mobil penumpang per jam. d) Aksesibilitas menuju pusat-pusat kantong produksi sebaiknya merupakan jalan aspal

dengan lebar minimal 4 meter.

e) Aksesibilitas menuju kawasan wisata terbatas pantai tanjung karang sebaiknya merupakan jalan aspal dengan lebar maksimal 2 meter untuk membatasi pegerakan dan pengamanan fungsi kawasan sebagai kawasan konservasi.

f) Pengembangan jaringan jalan pada wilayah tertinggal seperti di Rio Pakava dan

Pinembani diarahkan untuk pembukaan akses dengan perkerasan minimal lapen dengan lebar minimal 3 meter sesuai dengan karakteristik alam.

Strategi peningkatan aksesibilitas pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah dapat dilakukan dengan menjaga keterkaitan antar-kawasan perkotaan, antara kawasan perkotaan dengan kawasan perdesaan, dan antara kawasan perkotaan dengan wilayah sekitarnya, pengembangan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang belum terlayani oleh pusat pertumbuhan, mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih kompetitif dan lebih efektif dalam pengembangan wilayah di sekitarnya.

Strategi peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana dapat dilakukan dengan peningkatan kualitas jaringan prasarana dan mewujudkan keterpaduan pelayanan

serta mewujudkan keterpaduan sistem kelistrikan, peningkatan kualitas jaringan prasarana serta mewujudkan keterpaduan sistem jaringan sumber daya air.

3. Peningkatan Penggunaan Angkutan Umum

Angkutan umum perkotaan merupakan bagian dari sistem transportasi perkotaan yang memegang peranan sangat penting dalam mendukung mobilitas masyarakat.Peranan tersebut menjadikan angkutan umum perkotaan sebagai aspek yang sangat strategis dan diharapkan mampu mengakomodir seluruh kegiatan masyarakat.Namun, hal tersebut belum dapat diwujudkan terkait dengan berbagai kendala. Rendahnya tingkat penggunaan kendaraan umum dibandingkan penggunaaan kendaran pribadi di kawasan perkotaan, menunjukkan bahwa ketergantungan masyarakat terhadap kendaraan pribadi masih tinggi dan di sisi lain pelayanan angkutan umum perkotaan terlihat masih rendah.

Kegiatan pokok yang dapat dilakukan meliputi kegiatan :

a) Penyediakan jaringan pelayanan angkutan umum yang melayani semua wilayah di Kabupaten Donggala mulai dari angkutan kota antar provinsi, angkutan kota dalam provinsi, angkutan perkotaan serta angkutan pedesaan/perintis.

b) Meningkatkan pelayanan angkutan umum dengan melaksanakan penataan rute pelayanan angkutan dan terminal penumpang serta menerapkan sistem pelayanan angkutan yang lebih berkualitas, membangun prasarana angkutan umum yang bersifat mass transportation, meningkatkan disiplin para pengemudi kendaraan umum melalui penerapan dan penegakan aturan berlalu lintas secara tegas, serta menyusun peraturan daerah tentang penyelenggaraan angkutan umum dan pengaturan kelembagaannya, termasuk pembentukan dewan transportasi kota dan partisipasi sektor swasta.

4. Menunjang Pengembangan Kawasan Ekonomi

Pengembangan jaringan transportasi diharapkan dapat berfungsi sebagai katalisator dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan pengembangan wilayah.di Kabupaten Donggala.

Disamping itu untuk mendukung perwujudan kesejahteraan masyarakat, penyelenggaraan transportasi diharapkan berperan mendorong pemerataan pembangunan, melayani kebutuhan masyarakat luas baik di perkotaan maupun perdesaan dengan harga terjangkau, mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat di wilayah pedalaman dan terpencil, serta untuk melancarkan distribusi barang dan jasa dan mendorong pertumbuhan sektor-sektor ekonomi di wilayah Kabupaten Donggala dan sekitarnya.

Peranan transportasi diperlukan untuk menjembatani kesenjangan dan mendorong pemerataan hasil-hasil pembangunan.Tersedianya pelayanan transportasi antar wilayah yang mendorong dan meningkatkan perdagangan antar wilayah, mengurangi perbedaan harga antar wilayah, meningkatkan mobilitas dan pemerataan tenaga kerja untuk mendorong terciptanya kesamaan kesempatan pembangunan wilayah. Pemerataan pelayanan transportasi secara adil dan demokratis juga dimaksudkan agar setiap lapisan masyarakat bisa mendapatkan kebutuhan pelayanan jasa transportasi secara mudah dan terjangkau. G. STRATEGI DAN UPAYA

Dengan melihat kondisi eksisting jaringan transportasi, kebutuhan pengembangan wilayah, potensi yang dimiliki serta kebutuhan peningkatan perjalanan maka berikut ini beberapa permasalahan utama yang perlu diantisapi didalam menyusun rencana pengembangan sistem transportasi di Kabupaten Donggala adalah sebagai berikut :

1 Meningkatnya kebutuhan pengembangan sistem jaringan jalan, mengingat makin bertambahnya arus pergerakan orang dan barang;

2 Kapasitas jalan-jalan kolektor primer dan arteri sekunder yang masih rendah di Kabupaten Dongala

3 Buruknya pelayanan angkutan umum di Kabupaten Donggala, terbukti dengan burukya kinerja angkutan umum dilihat dari frekuensi maupun headway;

4 Masih banyak ditemukan angkutan umum yang tidak beroperasi dan hanya menunggu

6 Meningkatnya kebutuhan akan fasilitas tempat henti angkutan umum

7 Banyaknya angkutan barang yang parkir di jalan, sehingga menggangu kinerja jalan;

8 Angkutan barang yang memiliki muatan tinggi sehingga lambat laun akan mengakibatkan kondisi jalan memburuk;

9 Masalah lingkungan dimana akibat pergerakan angkutan barang akan menimbulkan kebisingan, getaran, dan emisi gas buang.

10 Angkutan barang dengan satuan mobil penumpang sangat menambah volume lalu lintas sehingga dapat menggangu kelancaran kinerja lalu lintas.

11 Belum didukungnya fasilitas penyeberangan pada Kecamatan Banawa, yang tidak sebanding dengan jumlah bangkitan yang menggunakan angkutan penyeberangan;

12 Masih sedikitnya rute alur penyeberangan di Kabupaten Donggala; 13 Masih minimnya fasilitas pelabuhan di pelabuhan di Kab. Donggala

Dari permasalahan yang dirangkum di atas, disusunlah kebijakan, program dan kegiatan yang dapat mengatasi permasalahan di atas. Sebagaimana dijelaskan diatas strategi pengembangan akan difokuskan pada target utama yaitu peningkatan kinerja jaringan pelayanan dan prasarana, peningkatan aksesibilitas, peningkatan jaringan pelayanan angkutan umum dan dalam upaya menunjang kawasan potensi ekonomi. Seluruh strategi yang dikembangkan dalam upaya pencapaian target dimaksud.Strategi strategi yang dikembangkan juga disinkronisasi denganSistranas, Tatanan Transportasi wilayah (Tatrawil) Propinsi Sulawesi tengah serta disesuaikan dengan rencana Tata ruang wilayah (RTRW) propinsi mapun Kabupaten Donggala. Strategi yang direncanakan adalah sebagaimana berikut :

1. Strategi Peningkatan Kinerja Prasarana dan Pelayanan

Strategi peningkatan kinerja jaringana prasarana dan pelayanan difokuskan pada peningkatan kualitas dan kinerja pelayanan jaringan yang sudah ada.Peningkatan kualitas difokuskan pada perbaikan serta optimilisasi jaringan prasarana baik jalan maupun angkutan

umum. Uraian strategi yang dikembangkan dalam rangka peningkatan kinerja jaringan prasarana dan pelayanan adalah :

a.

Pengembangan Jaringan Jalan Mendukung kawasan pariwisata di pantai Tanjung Karang;

Untuk meningkatkan daya tarik wisata domestik maupun manca negara, kawasan wisata yang potensial dikembangkan adalah kawasan Pantai Tanjung Karang, karena pantai

tersebut memiliki potensi yang sangat baik, sehingga perlu untuk

dikembangkan.Prasarana transportasi yang diperlukan untuk mendukung pengembangan kawasan wisata tersebut antara lain pengembangan jalan akses dan fasilitas parkir kendaraan.

berjalan dengan baik.

b.

Manajemen lalu lintas pada Wilayah Perkotaan

Strategi ini mencakup pengaturan arus lalu lintas di kawasan perkotaan di kabupaten Donggala yang mempunyai pergerakan lalu lintas yang cukup tinggi. Dengan pelaksanaan strategi ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja lalu lintas pada kawasan tersebut. Disamping itu juga akan ditingkatkan fasilitas pejalan kakisehingga diharapkan bukan hanya meningkatkan efektifitas pergerakan kendaraan namun juga nyaman untuk pejalan kaki dan sedikit polusi.

c.

Penetapan ITS

Pelaksanaan penerapan ITS dalam bidang transportasi sangat penting dalam peningkatan kinerja lalu lintas dan peningkatan pelayanan angkutan umum.Pelaksanaan ITS di Kabupaten Sigi juga nantinya diharapkan dapat meningkatkan hal tersebut. Penerapan ITS yang dapat dilakukan di Kabupaten Sigi antara lain adalah :

Penerapan ATCS pada simpang jalan utama yang merupakan koridor angkutan BRT Koridor Palu-Donggala. Dengan penerapan ATCS ini diharapkan akan dapat meningkatkat kinerja lalu lintas pada persimpangan seperti memberikan prioritas pada angkutan umum, dengan hasil yang diharapkan 100% dengan batas waktu pelaksanaan pada tahun 2020.

Pemasangan GPS pada angkutan BRT Koridor Palu Donggala, serta setiap angkutan umum yang ada di Kabupaten Sigi. Dengan pemasangan GPS ini akan memudahkan untuk mengetahui posisi angkutan umum yang ada di jalan sehingga lebih mudah dalam mengawasi dan mengaturnya, dengan hasil yang diharapkan 100% dan dapat terlaksana pada tahun 2015.

BIC (Bus Information Center) yang bertujuan untuk mengetahui penjadwalan angkutan umum khususnya angkutan BRT Koridor 3 : Palu-Dolo-Sigi Biromaru dan semua angkutan umum yang ada di Kabupaten Sigi. Dengan adanya BIC (Bus Information Center) penumpang angkutan akan lebih mudah untuk mendapatkan pelayanan angkutan umum yang nantinya juga akan meningkatkan minat masyarakat untuk menggunakan angkutan umum, dengan hasil yang diharapkan 100% dengan batas waktu pelaksanaan pada tahun 2015.

Pemasangan fasilitas informasi pada setiap halte. Penerapan system tiket elektronik.

Dalam pelaksanaan penetapan ITS perlu juga dilakukan beberapa tahapan antara lain yaitu :

1. Tahap studi kelayakan yaitu kajian yang dilakukan sebelum pelaksanaan

penerapan ITS dilakukan, sehingga dapat diketahui apakah penerapan ITS tersebut bermanfaat atau menguntungkan untuk diterapkan atau tidak secara finansial dan ekonomi, serta seberapa manfaat dan keuntungan tersebut bagi masyarakat.

2. Pembangunan prasarana ITS yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja jalan serta pelayanan angkutan

3. Implemetasi dan evaluasi yaitu tahapan setelah dilakukannya ITS, serta melakukan evaluasi guna menyempurnakan pelaksanaan penetapan ITS secara berkelanjutan.

d.

Penetapan status dan fungsi jalan

Penetapan status dan fungsi jalan dilakukan dalam rangka meningkatkan kinerja jaringan jalan secara keseluruhan. Dengan penetapan status dan fungsi jalan akan dapatmenunjang perawatan serta tanggung jawab dari pemegang kewenangan, sehingga jalan dapat terus terjaga kondisi nya dan dapat dilakukan selalu perawatan.

Jalan di Kabupaten Donggala masih banyak yang tidak sesuai dengan standar, baik dari sisi kondisi perkerasan maupun dari sisi geometrik jalan. Berdasarkan data saat ini 28 % ruas jalan di kabupaten Donggala masih dalam kondisi rusak dan 23 % dalam kondisi rusak berat. Untuk itu diperlukan peningkatan kondisi jalan baik dari segi perkerasan dan peningkatan geometri jalan.

20% 25% 28% 7% 20% Belum Tembus Rusak Berat Rusak Berat Sedang Baik

Gambar 6.10 Presentase kondisi jalan di Kab. Donggala

Peningkatan kondisi jalan di fokuskan pada ruas ruas jalan strategis yang menghubungkan antara pusat pusat kegiatan dan pusat produksi. Disamping itu peningkatan ruas jalan dilakukan dalam rangka peningkatan akses pada lokasi simpul simpul transportasi.

Gambar 6.11 Peta Jalan yang dilakukan perbaikan

f.

Rencana Pembatasan On Street Parking di Pusat Kota.

Terkait dengan perencanaan pembatasan parkir di badan jalan (on street parking) khususnya di pusat Kabupaten mempunyai tujuan untuk meningkatkan kapasitas jalan dengan mengurangi hambatan samping yaitu salah satunya adalah parkir di badan jalan.Dengan berkurangnya kendaraan yang parkir di badan jalan diharapkan dapat meningkatkan kapasitas jalan dan meningkatkan kinerja ruas jalan.

Gambar 6.12 Peta area yang diberlakukan pembatasan parkir on street Terkait dengan keterbatasan lokasi parkir di Kabupaten Donggala, hal yang lebih efisien untuk mengendalikan pertumbuhan kendaraan pribadi adalah menerapka transport demand management dengan strategi pembatasan jumlah satuan ruang parkir dan pembatasan lokasi parkir. Kabupaten Donggala mempunyai prasarana jalan yang sangat terbatas, sehingga kendaraan pribadi dominan memakai badan jalan untuk parkir kendaraannya.Strategi yang diusulkan adalah menerapkan ”larangan parkir” di badan jalan terutama untuk jalan yang mempunyai fungsi jalan arteri primer, tetapi dengan konsekuensi menyediakan lokasi parkir off street parking.Strategi ini juga harus didukung dengan berapa besar tingkat kemauan berjalan kaki masyarakat Kabupaten Donggala. Dan untuk lebih jelasnya mengenai kondisi eksisting lokasi parkir di badan jalan pada pusat kota dan jalur pantura dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 6.13 Visualisasi Parkir on street

g.

Pengembangan fasilitas pejalan kaki

Seiring dengan perkembangan, fasilitas pejalan kaki perlu ditingkatkan untuk mendukung keselamatan dalam perjalanan (transportasi).dalam perkembangan ke depannya idealnya untuk perkotaan di Kabupaten Donggala terdapat trotoar pejalan kaki, namun karena biaya yang dibutuhkan tidak sedikit perlu skala prioritas yang saat ini kemungkinan sudah hampir terpenuhi. Fasilitas penyeberangan perlu juga ditingkatkan, hal ini tidak harus membuat jembatan penyeberangan mengingat arus pergerakan belum terlalu tinggi dan sering tidak termanfaatkan secara optimal.Maka, hanya perlu mempertegas marka-marka untuk pejalan kaki seperti zebracross.Dalam pembuatan fasilitas pejalan kaki harus memperhatikan fasilitas bagi penyandang cacat.

h.

Rambu dan Marka Jalan di Kabupaten Donggala

Perambuan dan pemarkaan jalan di Kabupaten Donggala merupakan salah satu strategi.Hal tersebut terkait dengan peningkatan keselamatan bagi para pengguna jalan di Kabupaten Donggala.Kabupaten Donggala merupakan akses untuk jalur Trans

Pemasangan rambu pada akses jalur Trans Sulawesi dan jalan lain yang berada di Kabupaten Donggala yang sering digunakan adalah :

1) Rambu peringatan hati-hati;

2) Rambu batas kecepatan maksimum; 3) Rambu dilarang berhenti;

4) Rambu dilarang parkir;

5) Rambu halte bus (untuk tempat menaikkan dan menurunkan penumpang); 6) Rambu penyeberangan pejalan kaki.

Dan terkait dengan marka jalan, di Kabupaten Donggala dan Sekitarnya masih banyak pada beberapa ruas jalan terkait dengan marka belum semuanya terdapat marka jalan.Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Dari gambar di atas dapat kita ketahui bahwa untuk ruas jalan Trans Sulawesi tidak tersedia marka jalan yang digunakan sebagai pembatas untuk pemisah jalur tersebut dan hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas.

i.

Perencanaan Fasilitas Perlengkapan Jalan

Perencanaan fasilitas perlengkapan jalan (rambu, marka, dan guardrail) dan penerangan jalan umum (PJU) pada jalan kabupaten/kota adalah prosentase perlu dilakukan di kabupaten Donggala pada saat ini masih banyak ruas jalan yang belum dilengkapi fasilitas perlengkapan jalan yang memadai.

Gambar 6.15 Visualisasi jalan yang membutuhkan fasilitas perlengkapan jalan Perencanaan fasilitas perlengkapan jalan bertujuan untuk meningkatkan keselamatan jalan dan menyediakan pergerakan yang teratur terhadap pengguna jalan.Fasilitas

j.

Penambahan kapasitas jalan di Kab. Donggala

Untuk menjaga dan meningkatkan kinerja jalan di Kabupaten Donggala, maka perlu adanya peningkatan kapasitas jalan tersebut. Salah satu cara untuk meningkatkan kapasitas jalan adalah dengan pelebaran jalan maupun dengan penertiban hambatan samping. Peningkatan kapasitas dapat dilakukan dengan pelebaran jalan maupun pernertiban hambatan samping.Peningkatan kapasitas dengan melebarkan ruas jalan dilakukan pada ruas jalan yang memiliki bahu jalan yang masih lebar. Sedangkan peningkatan kapasitas dengan menghilangkan hambatan samping dilakukan pada ruas jalan yang berada diwilayah pemukiman maupun pusat kegiatan.

2. Strategi Peningkatan Aksesbilitas

Strategi peningkatan aksesibilitas diharapkan dapat meningkatkan keterjangkauan seluruh wilayah di Kabupaten Donggala, sehingga diharapkan dengan strategi peningkatan aksesibilitas seluruh wilayah di Kabupaten Donggala dapat terhubung dengan jaringan jalan serta seluruh pusat produksi dapat terhubung ke pusat distribusi sehingga dapat menurunkan biaya produksi. Berdasarkan data perengkingan JS/JL ratio tertimbang didapatkan permasalahan aksesibilitas yang terburuk sampai yang baik.Dari perengkingan tersebut dapat diusulkan pembangunan jalan baru guna memperbaiki nilai aksesibilitas dari pusat pusat kegiatan. Adapun perengkingan permasalahan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 6.26 Perangkingan JS/JL dan Ratio Tertimbang Kab. Donggala

No Kec. Asal Kec. Tujuan JS/JL Perjalanan Tertibang PerankinganRatio

1 Banawa BanawaTengah 5,69 2038 11591 1 2 BanawaTengah Labuan 4,85 2138 10364,3 2 3 SindueTombusabora BanawaTengah 3,08 3045 9389,48 3 4 Sindue BanawaTengah 3,57 2349 8380,22 4 5 BanawaTengah Tanantovea 2,96 234 6992,55 5 6 Banawa Labuan 4,93 1169 5765,55 6 7 BanawaTengah Banawa 5,69 935 5317,81 7 8 SindueTobata BanawaTengah 2,73 1889 5167,22 8 9 BanawaTengah Balaesang 1,94 2522 4892,98 9 10 BanawaTengah BanawaSelatan 2,12 2197 4663,57 10

Dari perengkingan tersebut strategi dalam rangka meningkatkan aksesibilitas dapat dijabarkan sebagai berikut :

a.

Pembuatan Jalan Baru yang menghubungkan Kecamatan Banawa – Kecamatan Banawa

Tengah;

Berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan indikator aksesbilitas maka didapati adanya rute perjalanan yang tidak efisien, untuk itu perlunya dibaut jalan untuk dapat

penangan terlebuh dahulu. Berikut merupakan gambar rencana pembangunan akses baru untuk Kecamatan Banawa dan Banawa Tengah

: Jalur Eksisting : Jalur Perencanaan

Tabel 6.27 Perbandingan kinerja sebelum dan sesudah pembuatan akses

Skenario Jarak Sebenarnya Jarak Langsung JS/JL

Sebelum pembangunan 27,3 4,8 5,69

Setelah pembangunan 12,6 4,8 2,63

Dengan adanya pembuatan jalan baru tersebut, maka akan meningkatkan kinerja aksesbilitas yang menghubungkan Kecamatan Banawa dan Kecamatan Banawa Tengah diman nilai aksesbilitas sebelumnya berjumlah 5,69 dan setelah dilakukan pembangunan maka nilai aksesbilitasnya menjadi 2,63.

3. Strategi Peningkatan Kinerja Pelayanan Angkutan Umum

Strategi peningkatan angkutan umum diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat kabupaten Sigi untuk menggunakan moda angkutan umum. Dengan meningkatnya penggunaan angkutan umum diharapkan akan mampu mengurangi penggunaan kendaraan pribadi sebesar 50%.

Hasil pengolahan yang diperoleh dari survai pada respon keluarga terhadap pelayanan angkutan umum diperoleh hasil bahwa penggunaan moda angkutan umum yang tertinggi adalah dengan nilai pelayanan ”Biasa Saja” (41,67%).Sedangkan respon keluarga terhadap pelayanan angkutan pribadi diperoleh hasil bahwa penggunaan moda angkutan umum yang tertinggi adalah dengan nilai pelayanan ”Biasa Saja” (36,67%).Kemudian dari Hasil pengolahan juga diperoleh bahwa keluarga yang merespon bahwa pelayanan angkutan umum sangat tidak puas cenderung menggunakan angkutan pribadi.Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan moda angkutan pribadi cenderung dikarenakan pelayanan angkutan umum yang kurang baik. Untuk keterangan selebihnya dapat dilihat pada tabel, grafik dan diagram dibawah ini.

satunya untuk meningkatkan kinerja angkutan umum.Untuk rencana penetapan angkutan umum masal dapat dioperasikan pada ruas jalan utama pada Kabupaten Donggala, terutama untuk menghubungkan daerah2 yang berpotensi. Salah satunya adalah untuk menghubungkan Kecamatan Banawa dengan Kota Palu. Peta jaringan angkutan umum massal dapat dilihat pada peta dibawah ini :

Dimana ruas jalan yang direncakan dilalui angkutan umum masal antara lain : Tabel 6.28 Data jalan yang direncakan dilalui angkutan umum massal

No Nama Jalan Panjang Jalan Lebar Jalan

1 Jl. Banawa 4,7 km 5,5 m

2 Jl. Banawa - Palu 24,7 km 5,5 m

3 Jl. Diponegoro 2,3 km 8 m

4 Jl. Imam Bonjol 2,7 km 8 m

Pada jalan dengan lebar jalan rendah harus dilakukan pelebaran jalan, sehingga layak untuk dilalui angkutan umum massal.

b.

Penyiapan sarana dan prasarna pendukung SAUM

Dibutuhkan sarana dan prasarana guna mendukung angkutan umum tersebut. Seperti halte atau tempat pemberhentian sebagai tempat naik turun penumpang.Prasarana

Dokumen terkait