• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arahan Pengembangan Wilayah (Pertanian) Kabupaten Kudus

VII. HUBUNGAN ANTARA VARIABEL PENGAMATAN DENGAN

7.3. Arahan Pengembangan Wilayah (Pertanian) Kabupaten Kudus

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa dalam satu tahun, secara akumulasi terjadi defisit tenaga kerja pertanian di dua wilayah dari 9 kecamatan yang diamati yaitu Kecamatan Kota dan Jekulo. Daya Dukung Lahan di dua wilayah tersebut adalah defisit, sedangkan sektor basis di Kecamatan Kota adalah sektor industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran, angkutan dan komunikasi serta lembaga keuangan. Sedangkan Kecamatan Jekulo mempunyai sektor basis pertanian, penggalian, industri pengolahan, listrik gas dan air bersih. Kedua kecamatan tersebut dengan perhitungan SSA tidak menunjukan differential shift yang positif dalam sektor pertanian. Dari hirarki wilayahnya, Kecamatan Kota merupakan hirarki I sedang Kecamatan Jekulo berhirarki III. Dari hasil penelitian dapat diketahui fakta penelitian yang dirangkum dalam Tabel 9.

Tabel 10Matrik Status Tenaga Kerja, Daya Dukung Lahan, LQ Sektor Pertanian, SSA, Tingkat Perkembangan Wilayah dan Wilayah Pertanian Menurut RTRW Tiap Kecamatan

No. KECAMATAN

Status Tenaga

Kerja

DDL LQ Sektor Pertanian SSA

Tingkat Perkemba ngan Wilayah Wilayah Pertanian Menurut RTRW

1 Undaan Surplus Defisit Basis Pertanian Non Kompetitif III Pertanian

2 Mejobo Surplus Defisit Basis Pertanian Kompetitif III Pertanian

3 Jati Surplus Defisit Non Basis Pertanian - II Non Pertanian

4 Kota Defisit Defisit Non Basis Pertanian - I Non Pertanian

5 Kaliwungu Surplus Defisit Non Basis Pertanian - III Pertanian

6 Bae Surplus Defisit Non Basis Pertanian - II Non Pertanian

7 Jekulo Defisit Defisit Basis Pertanian Non Kompetitif III Pertanian

8 Dawe Surplus Surplus Basis Pertanian Non Kompetitif III Pertanian

94

Dari matrik yang disajikan pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa kondisi umum wilayah pertanian merupakan sektor basis yang tidak kompetitif artinya, pertumbuhan sektor pertanian antara tahun 2004 dengan 2008 tidak disebabkan oleh kondisi internal sektor pertanian di kecamatan tersebut, tetapi lebih banyak disebabkan pertumbuhan sektor pertanian di tingkat kabupaten. Diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan sektor pertanian agar menjadi sektor yang kompetitif, antara lain dengan meningkatkan intensifikasi pertanian, meningkatkan tenaga kerja yang surplus dan tersedia di wilayah tersebut, serta meningkatkan pengolahan hasil pertanian untuk meningkatkan nilai tambah sektor pertanian.

Ditinjau dari daya dukung lahannya, hanya Kecamatan Dawe yang surplus sedangkan delapan kecamatan lainnya defisit daya dukung lahannya. Daya dukung lahan yang defisit ini diketahui berasal dari komoditas diluar pangan pokok, sehingga peningkatan daya dukung lahan dapat dilakukan dengan meningkatkan diversifikasi vertikal, rotasi tanaman, penggunaan tanaman sela, mina padi, untuk meningkatkan pendapatan petani serta meningkatkan pendapatan sektor pertanian, sekaligus meningkatkan daya dukung lahan yang dihitung berdasarkan bioproduksi wilayah.

Pengelolaan lahan pertanian yang diharapkan dapat meningkatkan daya dukung lahan yang berkelanjutan juga tidak bias dilepaskan dari upaya untuk membangun

“petani” serta penduduk yang tinggal diatas lahan tersebut. Peningkatan kapasitas kelembagaan, bonding strategi, serta pengembangan sosial dari masyarakat yang tinggal di atasnya dapat mendorong tercapainya tujuan untuk meningkatkan daya dukung lahan.

Perencanaan pengembangan wilayah yang didasarkan pada community based development dengan menggunakan kajian komunitas sosial untuk mengenali permasalahan, menganalisis dan menentukan prioritas permasalahan dilingkungan usahatani, serta memilih alternatif kegiatan, pada akhirnya juga akan meningkatan kapasitas dari kelompok masyarakat atau petani, sebagai pelaku dari usahatani yang diharapkan mampu meningkatkan daya dukung lahan serta meningkatkan usahataninya.

Gambar 59 Peta Arahan Pengembangan Wilayah (Pertanian) di Kabupaten Kudus

Tabel 11. Matriks Arahan Pengembangan Wilayah (Pertanian) di Kabupaten Kudus

No. KECAMATAN Arahan Pengembangan Uraian Arahan Umum Kabupaten

1 2 3 4 5

1 Undaan - Mempertahankan wilayah pertanian untuk

tanaman padi

1. Secara umum, Kabupaten

Kudus dibagi menjadi 3 wilayah, yaitu wilayah utara sebagai wilayah pertanian lahan kering dengan komoditas utama tebu (Kecamatan Gebog dan Dawe), wilayah tengah dengan komoditas utama padi dan tebu (kecamatan

Kaliwungu, Mejobo, Jekulo) dan wilayah selatan dengan komoditas utama Padi. 2. Intensifikasi pertanian untuk

meningkatkan produksi dan pendapatan petani dan meningkatkan daya dukung lahan

3. Diversifikasi Pertanian untuk menambah keanekaragam komoditas dan meningkatkan daya dukung lahan

4. Mekanisasi Pertanian bagi

daerah dengan status tenaga kerja pertanian yang defisit

- Status tenaga kerja pertanian surplus, sehingga intensifikasi usahatani dimungkinkan

- Intensifikasi dengan penambahan sarana produksi dan penambahan modal

- DDL defisit sehingga perlu Diversivikasi vertikal

untuk menambah keanekaragam komoditas wilayah.

- Tanaman sela

- Rotasi Tanaman

- Peternakan Terpadu

- Mina Tani

2 Mejobo - Mempertahankan wilayah padi dan juga tebu. - Tumpang sari

- Rotasi Tanaman

- Mina Tani

- Peternakan Terpadu

- Tanaman Sela

- Status tenaga kerja pertanian surplus sehingga intensifikasi usahatani dapat dilakukan

- Pengembangan pengolahan hasil pertanian untuk meningkatkan daya kompetisi sektor pertanian

- Meningkatkan keahlian dan ketrampilan

- Menambah modal usaha

3 Kaliwungu - Mempertahankan wilayah pertanian padi dengan

penggunaan lahan dominan sawah irigasi setengah teknis

- Secara ekonomi, bukan basis pertanian, pengaturan pola tanam untuk mengoptimalkan pendapatan usahatani dengan pemilihan komoditas bernilai ekonomi tinggi

- Pengaturan pola tanam komoditas yang menguntungkan

- Status tenaga kerja pertanian defisit pada musim tanam sehingga penggunaan alsintan diperlukan atau menggunakan tenaga kerja pertanian dari luar kecamatan

- Penggunaan traktor tangan dan

- mesin perontok gabah

- Daya dukung lahan defisit diperlukan diversifikasi vertikal untuk menambah keanekaragaman komoditas yang diusahakan

- Peternakan Terpadu

- Tanaman Sela

- Rotasi Tanaman

1 2 3 4 5

4 Jekulo - Luasan lahan utama sawah Irigasi dan

tegalan/ladang

5. Meningkatkan modal dengan

pemberian insentif bagi petani agar dapat

meningkatkan pendapatan usahatani dengan pengolahan hasil pertanian, peningkatan kapasitas kelembagaan petani, penguatan bonding

strategy antara petani dengan

pemerintah untuk mencapai tujuan pembangunan pertanian berkelanjutan.

- Status tenaga kerja pertanian defisit kecuali bulan Desember sehingga perlu penggunan tenaga kerja pertanian dari kecamatan lain/kabupaten lain atau penggunaan alsintan.

- Pemakaian alat mesin pertanian

- Traktor tangan

- Perontok padi

- Daya dukung lahan defisit sehingga perlu menambah keanekaragaman komoditas dan meningkatkan produksi hayati di kecamatan ini

5 Dawe - Kawasan pertanian lahan kering dengan dominasi

penggunaan lahan sawah tebu tadah hujan selanjutnya kebun campur, tegalan, sawah tebu irigasi setengah teknis, sawah tadah hujan dan sawah irigasi paling kecil luasannya. Bermacam penggunaan lahan dan topografi membuat komoditas diwilayah ini beragam

- Status tenaga kerja pertanian surplus, intensifikasi usahatani dapat dilakukan untuk meningkatkan kompetisi sektor pertanian

- Intensifikasi pertanian untuk meningkatkan produksi dan meningkatkan pendapatan dan kompetisi sektor pertanian

- Status daya dukung lahan surplus, perlu dipertahankan dengan menjaga keanekaragam komoditas

- Pengaturan pola tanam dengan komoditas tanaman bernilai

ekonomi tinggi, untuk mempertahan DDL dan meningkatkan

6 Gebog - Kawasan pertanian lahan kering dengan dominasi

tegalan, selanjutnya sawah irigasi setengah teknis, sawah tebu irigasi setengah teknis sawah tadah hujan, sawah tebu, sawah tadah hujan, sawah irigasi

- Intensifikasi pertanian untuk menzzingkatkan DDL dan meningkatkan kompetisi sektor

- Status tenaga kerja tersedia sehingga intensifikasi usahatani dapat ditingkatkan

- Rotasi Tanaman

- Tanaman Sela

- -Status DDL defisit sehingga perlu usaha untuk meningkatkan keanekaragan komoditas

98

Pelaksaanaan pengelolaan usahatani yang berwawasan lingkungan dan memperhatikan daya dukung lingkungan harus dilaksanakan dengan prinsip pertama mengutamakan yang terabaikan (keberpihakan), kedua prinsip keberlanjutan, ketiga prinsip saling belajar dan menghargai perbedaan, keempat prinsip partisipatif, dan kelima prinsip warga komunitas sebagai pelaksana, dan orang luar sebagai fasilitator. Prinsip keenam adalah prinsip belajar dari kesalahan (Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 2002). Program-progam yang dilakukan oleh pemerintah (Kabupaten Kudus) akan lebih mudah dilaksanakan oleh petani atau masayarakat apabila prinsip pelaksanaan kegiatan yang didasarkan pada pengembangan komunitas ini dijalankan. Penguatan bonding strategy antara pihak pemerintah, melalui pemberian insentif serta berbagai kegiatan untuk mendorong sektor pertanian, ditunjang dengan pengembangan kepasitas kelembagaan petani akan meningkatkan hubungan saling percaya antara pihak petani dengan pemerintah serta menciptakan jejaring(network) dan keterkaitan (linkage), serta membangun norma (aturan) yang disepakati bersama (Rustiadi et al., 2009) agar tujuan untuk meningkatkan usahatani dengan memperhatikan daya dukung lahan dapat tercapai.

Adapun peta arahan pada masing-masing wilayah seperti yang sudah diulas pada sub bab sebelumnya, secara utuh disajikan pada Gambar 55, dan Tabel 10. Dengan peta arahan ini diharapkan peningkatan pendapatan usahatani dapat dicapai meningkatkan daya dukung lahan dan pembangungan pertanian yang berkelanjutan dapat dicapai.

8.1. Kesimpulan

1. Dinamika kebutuhan dan ketersediaan tenaga kerja pertanian di Kabupaten Kudus, dapat dilihat pada bulan Januari sampai dengan September serta bulan Nopember, dua kecamatan yaitu Kecamatan Kota dan Jekulo mengalami defisit tenaga kerja pertanian. Pada bulan Oktober, Kecamatan Kota, Kaliwungu dan Jekulo mengalami defisit tenaga kerja pertanian dimana pada bulan ini terjadi puncak masa tanam. Pada bulan Desember, hanya Kecamatan Kota yang mengalami defisit tenaga kerja pertanian.

2. Kecamatan Dawe di Kabupaten Kudus mengalami surplus, sedangkan 8 kecamatan lainnya mengalami defisit daya dukung lahan. Tenaga kerja pertanian tidak berpengaruh nyata terhadap daya dukung lahan secara langsung, namun meningkatkanya tenaga kerja pertanian juga meningkatkan daya dukung lahan meskipun tidak linier.

3. Kecamatan Undaan, Mejobo, Jekulo, Gebog dan Dawe merupakan wilayah basis pertanian dengan nilai LQ>1. Sedangkan sektor pertanian yang mengalami pertumbuhan secara aktual yaitu Kecamatan Mejobo. Hal ini dapat dilihat dari nilai differential shift-nya yang positif. Wilayah dengan Hierarki I adalah Kecamatan Kota. Hierarki II adalah Kecamatan Bae dan Jati, sedangkan Kecamatan dengan Hierarki III adalah Dawe, Gebog, Jekulo, Kaliwungu, Mejobo dan Undaan.

4. Pola irigasi, keuntungan, serta pola tanam berpengaruh nyata terhadap pendapatan usaha tani. Sedangkan asal tenaga kerja dari desa setempat atau dari luar wilayah tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan usaha tani.

5. Ketersediaan tenaga kerja pertanian, daya dukung lahan maupun hierarki wilayah tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap pendapatan wilayah sektor pertanian, dalam hal ini PDRB sektor pertanian tiap kecamatan. 6. Wilayah dengan sektor basis pertanian yaitu : Kecamatan Undaan, Mejobo, Jekulo, Gebog, Dawe dan Kaliwungu. Berdasarkan RTRW Kabupaten Kudus,

100

wilayah tersebut merupakan wilayah yang diperuntukkan untuk pertanian. Dimana masing-masing mempunyai permasalahan yang berbeda sehingga arahan pengembangan untuk masing-masing wilayah juga berbeda. Namun secara umum diupayakan diversifikasi pertanian untuk meningkatkan daya dukung lahan.

Dokumen terkait