• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arahan Strategis Nasional Bidang Cipta Karya Lainnya .1 Arahan MP3EI

Berdasarkan arahan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia

2011-2025, sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Presiden No. 48 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025, maka Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) merupakan arahan strategis dalam percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia untuk periode 15 (lima belas) tahun terhitung sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2025 dalam rangka pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 dan melengkapi dokumen perencanaan.

Pengembangan MP3EI difokuskan pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI) yang diidentifikasikan sebagai satu atau lebih kegiatan ekonomi atau sentra produksi yang terikat atau terhubung dengan satu atau lebih faktor konektivitas dan SDM IPTEK. Pendekatan KPI dilakukan untuk mempermudah identifikasi, pemantauan, dan evaluasi atas kegiatan ekonomi atau sentra produksi yang terikat dengan faktor konektivitas dan SDM IPTEK.

Berdasarkan arahan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025, maka Kabupaten Buleleng termasuk dalam KPI Buleleng pada Koridor Ekonomi (KE) Bali-Nusa Tenggara.

Pengembangan Koridor Ekonomi Bali – Nusa Tenggara mempunyai tema Pintu Pembangunan sebagai Pintu Gerbang Pariwisata dan Pendukung Pangan Nasional. Tema ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di koridor ini. Koridor Ekonomi Bali – Nusa Tenggara terdiri dari 4 pusat ekonomi yaitu Denpasar, Lombok, Kupang dan Mataram dengan kegiatan ekonomi utama yaitu pariwisata, perikanan dan peternakan.

A. Pariwisata

Beberapa strategi umum untuk dapat meningkatkan jumlah kunjungan dan lama tinggal wisatawan selama berkunjung ke Bali – Nusa Tenggara, antara lain:

 Meningkatkan keamanan di dalam Koridor Bali – Nusa Tenggara, antara lain melalui penerapan sistem keamanan yang ketat;

 Melakukan pemasaran dan promosi yang lebih fokus dengan target pasar yang lebih jelas. Strategi pemasaran untuk setiap negara asal wisatawan perlu disesuaikan dengan menerapkan tema ”Wonderful Indonesia, Wonderful Nature, Wonderful Culture, Wonderful People, Wonderful Culliner,dan Wonderful Price”. Kegiatanpemasaran dan promosi ini diharapkan dapat membuat Bali menjadi etalase pariwisata dan meningkatkancitra Bali sebagai tujuan utama pariwisata dunia;

 Memberdayakan Bali Tourism Board untuk mengkoordinasikan usaha pemasaran dan promosi Bali;

 Meningkatkan pengembangan destinasi pariwisata di wilayah Bali Utara dalam rangka meningkatkan kualitas daya dukung lingkungan dan lama tinggal wisatawan;

 Meningkatkan destinasi pariwisata di luar Bali (Bali and Beyond) dengan menjadikan Bali sebagai pintu gerbang utama pariwisata Indonesia seperti wisata pantai (Bali, Lombok, NTT), wisata budaya (Bali), wisata pegunungan (Jatim, Bali, Lombok), dan wisata satwa langka (Pulau Komodo). Kunci sukses dari strategi ini adalah dengan pengadaan akses seperti peningkatan rute penerbangan ke daerah-daerah pariwisata di sekitar Bali, yang disertai pemasaran yang kuat dan terarah;

 Meningkatkan kualitas dan kenyamanan tinggal para wisatawan dengan meningkatkan sarana dan prasarana seperti ketersediaan air bersih, listrik dan transportasi serta komunikasi;

 Meningkatkan pemberdayaan masyarakat lokal terutama SDM pariwisata di NTB dan NTT, serta mengembangkan gerakan sadar wisata khususnya di wilayah Nusa Tenggara.

Pemenuhan kebutuhan infrastruktur dalam rangka peningkatan konektivitas untuk mendukung pengembangan kegiatan ekonomi utama pariwisata, dilakukan melalui:

 Peningkatan kapasitas dan pelayanan bandar udara, seperti pengembangan bandar udara di Lombok yang dapat diberdayakan sebagai “matahari kembar” selain Bandara Ngurah Rai (untuk membagi beban lalu lintas penumpang yang ada di koridor ekonomi ini, karena jumlah pengunjung yang akan masuk ke koridor ini diproyeksikan akan melebihi kapasitas Bandar Udara Ngurah Rai pada tahun 2020);

 Peningkatan kapasitas dan pembangunan infrastruktur jalan, seperti rencana pembangunan Jalan Tol Nusa Dua – Benoa;

 Peningkatan akses jalan perlu ditingkatkan untuk menghubungkan daerah-daerah pariwisata di luar Bali bagian selatan dan di dalam wilayah NTB dan NTT;

 Pembangunan Kereta Api Wisata Lingkar Bali (dalam rencana jangka panjang);

 Peningkatan pelabuhan dan marina yang telah ada agar memenuhi standar (seperti kapal cruise dan kapal layar yacht);

 Pembangunan pembangkit listrik baru yang dapat meningkatkan ketersediaan listrik bagi Bali dan Nusa Tenggara.

B. Perikanan

Strategi umum dan langkah aksi yang akan dikembangkan di Koridor Ekonomi Bali – Nusa Tenggara adalah:

1. Meningkatan produksi hasil perikanan, yang meliputi penangkapan tuna,budidaya udang, dan budidaya rumput laut. Koridor Ekonomi Bali – Nusa Tenggara memiliki potensi perikanan yang sangat besar, oleh karena itu untuk meningkatkan produksi perikanan perlu dilakukan beberapa hal yang meliputi:

 Pemetaan potensi sumber daya perikanan dan kelautan;

 Pengawasan penerapan RTRW;

 Pembentukan pusat benih;

 Revitalisasi tambak yang sudah ada;

 Pendirian pusat pelatihan nelayan dan pengadaan program sertifikasi;

 Pengembangan bibit unggul dan teknologi penangkapan ikan.

2. Meningkatan produksi produk olahan bernilai tambah tinggi hasil perikanan, yang meliputi pembekuan udang, pengalengan ikan, pengolahan tepung ikan, dan pengolahan keraginan (tepung rumput laut). Nilai tambah produk olahan perikanan pada saat ini masih sangat kecil. Peningkatan nilai tambah ekonomis produk olahan perikanan dapat dilakukan dengan:

 Pengembangan klaster industri perikanan yang melingkupi industri produksi bahan baku;

 Penjalinan kerjasama dengan negara yang mengkonsumsi hasil perikanan dan kelautan (Jepang dan Thailand) untuk pemasaran hasil budidaya;

 Pemberian pendampingan pada UKM perikanan untuk meningkatkan pengetahuan pengolahan yang memiliki nilai tambah tinggi serta pemberian skema micro credit PNPM Mandiri melalui koperasi nelayan. 3. Meningkatkan produksi garam dengan mengoptimalkan lahan yang memiliki potensi untuk pengembangan kegiatan usaha garam. Pengembangan industri garam merupakan kegiatan prioritas saat ini karena Indonesia masih belum dapat memenuhi kebutuhan domestik dan masih mengandalkan impor garam. Sebagai upaya untuk meningkatkan produksi garam dalam negeri, sentra garam akan dikembangkan di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Pemenuhan kebutuhan infrastruktur dalam rangka peningkatan konektivitas untuk mendukung peningkatan produksi perikanan dan pengembangan usaha garam, dilakukan melalui:

 Perbaikan level of service jalan lintas kabupaten, terutama untuk wilayah NTT dan peningkatan akses dari dari dermaga pendaratan ikan ke jalan lintas kabupaten terdekat;

 Peninjauan kembali kapasitas pelabuhan setempat guna mendukung aktivitas industri;

 Percepatan program penambahan kapasitas energi listrik dengan peningkatan kapasitas PLTU/PLTP;

 Pengembangan Bandar Udara Mbai di Kabupaten Nagekeo, NTT yang digunakan untuk mengangkut hasil perikanan dan kelautan yang bernilai tinggi namun harus cepat dikonsumsi;

 Percepatan pembangunan instalasi pengolahan air bersih terutama di wilayah NTT untuk mendukung pengembangan kegiatan budidaya dan industri pengolahan hasil perikanan dan kelautan.

C. Peternakan

Strategi Percepatan Peternakan:

 Iklim usaha peternakan yang kondusif

 Peningkatan produktivitas ternak sapi untuk mencapai swasembada daging

 Peningkatan industri hilir peternakan

 Peningkatan regulasi dan kelembagaan peternakan

 Penguatan infrastruktur

pemenuhan kebutuhan infrastruktur dalam rangka peningkatan konektivitas untuk mendukung produksi peternakan, yang dilakukan melalui:

 Penyediaan infrastruktur yang mendukung kegiatan peternakan melalui PPP;

 Penguatan jalan untuk mengangkut produk peternakan dari sentra industri pengolahan daging dan non daging ke pelabuhan lokal terdekat;

 Penguatan pelabuhan lokal terdekat untuk mengangkut dan memasarkan produk ternak sapi ke wilayah lain terutama Jakarta dan Surabaya. Pelabuhan laut Marapokot di Kabupaten Nagekeo akan dikembangkan untuk mendistribusikan hasil peternakan dan perikanan;

 Penguatan Bandar Udara Mbai atau dikenal dikenal dengan nama Bandara Surabaya II yang akan difungsikan untuk mengangkut produk peternakan dan perikanan;

 Pembangunan pembangkit listrik baru yang dapat meningkatkan ketersediaan listrik khususnya untuk wilayah Nusa Tenggara;

 Penyediaan air bersih untuk menjamin ketersediaan pakan ternak terutama pada musim kemaraukhususnya untuk wilayah Nusa Tenggara.

3.5.2 Arahan KEK ( UU No 29 Tahun 2009)

Sesuai dengan arahan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus, Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK adalah kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. KEK terdiri atas satu atau beberapa zona, antara lain pengolahan ekspor, logistik, industri, pengembangan teknologi, pariwisata, energi, dan ekonomi lainnya. Pembentukan KEK tersebut dapat melalui usulan dari Badan Usaha yang didirikan di Indonesia, pemerintah kabupaten/kota, dan pemerintah provinsi, yang ditujukan kepada Dewan Nasional. Selain itu, Pemerintah Pusat juga dapat menetapkan suatu wilayah sebagai KEK yang dilakukan berdasarkan usulan kementerian/lembaga pemerintah non kementerian.Sedangkan lokasi KEK yang diusulkan dapat merupakan area baru maupun perluasan dari KEK yang sudah ada.

Kabupaten Buleleng tidak termasuk dalam Lokasi KEK berdasarkan arahan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus.

3.5.3 Direktif Presiden (Inpres No 3 Tahun 2010)

Dalam Inpres No. 3 Tahun 2010, Presiden RI mengarahkan seluruh Kementerian, Gubernur, Walikota/Bupati, untuk menjalankan program pembangunan berkeadilan yang meliputi Program pro rakyat, Keadilan untuk semua, dan Program Pencapaian MDGs. Ditjen Cipta Karya memiliki peranan penting dalam pelaksanaan Program Pro Rakyat terutama program air bersih untuk rakyat dan program peningkatan kehidupan masyarakat perkotaan. Sedangkan dalam pencapaian MDGs, Ditjen Cipta Karya berperan dalam peningkatan akses pelayanan air minum dan sanitasi yang layak serta pengurangan permukiman kumuh.

Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2010 Tentang Program pembangunan yang berkeadilan, pelaksanaan program-program pembangunan yang berkeadilan sebagaimana termuat dalam Lampiran Instruksi Presiden ini meliputi program:

1. Pro rakyat;

Untuk program pro rakyat, memfokuskan pada:

a. Program penanggulangan kemiskinan berbasis keluarga;

b. Program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat;

c. Program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha mikro dan kecil;

2. Keadilan untuk semua (justice for all);

Untuk program keadilan untuk semua, memfokuskan pada: a. Program keadilan bagi anak;

b. Program keadilan bagi perempuan;

c. Program keadilan di bidang ketenagakerjaan; d. Program keadilan di bidang bantuan hukum;

e. Program keadilan di bidang reformasi hukum dan peradilan; f. Program keadilan bagi kelompok miskin dan terpinggirkan;

3. Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals

- MDG’s).

Untuk program pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium, memfokuskan pada:

a. Program pemberantasan kemiskinan dan kelaparan; b. Program pencapaian pendidikan dasar untuk semua;

c. Program pencapaian kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan; d. Program penurunan angka kematian anak;

e. Program kesehatan ibu;

f. Program pengendalian HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya; g. Program penjaminan kelestarian lingkungan hidup;

h. Program pendukung percepatan pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium.

Tabel 3.1

Rencana Tindak Pencapaian Sasaran Program Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2010

Dokumen terkait