• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARJUNA SANG IDOLA

Dalam dokumen KUMPULAN CERITA WAYANG.pdf (Halaman 50-63)

Bram Palgunadi 12 Juli 2011 pukul 20:04

Ini adalah sebuah cerita imajiner, yang selama berminggu-minggu saya

pikirkan. Sebagian besar pecinta wayang (tentu saja tidak semuanya), umumnya sangat menyukai figur Arjuna. Dhalang yang memainkan tokoh ini di jagat pewayangan, bahkan seringkali mengungkapkan sejumlah 'nama alias' kepada Arjuna. Misalnya, Pandhusiwi (karena putra Pandhu), Janaka, Permadi,

Kombang Ali-ali, Panengah Pandhawa (karena ia merupakan anak ketiga di antara lima anak), Palguna (karena lahir di musim kemarau. Palguna = musim kemarau). Dan, tentu masih banyak lagi nama alias yang diberikan kepada Arjuna. Dalam jagat pewayangan, Arjuna seringkali digambarkan sedemikian sempurnanya sebagai seorang laki-laki. Atau, bolehlah dikatakan sebagai 'lelaki idaman'. Paling tidak, hal itu sering dinyatakan oleh dhalang saat 'nyandra' (menceritakan) Sang Arjuna. Sedemikian sempurnanya, sosok Arjuna itu, sehingga kita sendiri seringkali menjadi terjerumus dan menjadi tidak obyektif,

saat menalar tentang dirinya. Ada semacam sisi fanatisme yang kelewatan dan sangat berlebihan. Ulasan di bawah ini, saya sampaikan untuk memberikan gambaran sebaliknya. Bukan untuk memburuk-burukkan sosok Arjuna yang luar biasa itu, tetapi sekedar untuk memberikan gambaran, bahwa jika kita memandang dan memperlakukan seorang tokoh secara berlebihan, maka yang terjadi adalah 'lupa diri'. Selain itu, juga untuk merenungkan, apakah benar seperti itu yang tampak atau justru sebenarnya kita sama sekali tidak tahu yang sebenarnya. Hal ini, bisa terjadi pada tokoh yang dipuja, maupun pada kita sebagai pemuja fanatiknya. Saat membaca tulisan di bawah ini, diperlukan imajinasi, perasaan, dan pemahaman logika; bukan fanatisme buta. Karenanya bacalah dengan perlahan-lahan saja, sambil minum kopi, dan menikmati makanan kecil. Pokoknya sambil santai sajalah. Bagi pendukung kuat dan pecinta tokoh Arjuna, jangan membawa-bawa unsur emosi saat membacanya, meskipun mungkin anda bisa saja tersinggung dan marah, saat membaca ulasan ini. Renungkan sajalah...

Bagi saya, sosok Arjuna adalah seorang pejabat tinggi dari suatu negeri yang terkenal di seantero jagat, dan lazim disebut 'Kerajaan Amarta' (Amarta

Kingdom), yang terkenal sangat makmur, sejahtera, dan sangat dihormati oleh banyak negeri lainnya. Segala keteraturan dan hasil yang didapat Kerajaan Amarta itu, tentu saja berkat usaha dan upaya para kerabat Pandhawa, yang merupakan penguasa Kerajaan Amarta. Sangat mungkin, sukses Kerajaan Amarta itu juga dibantu dan didukung oleh masyarakat Amarta yang memang sangat mencintai para kerabat Pandhawa. Salah satu kerabat Pandhawa yang sangat terkenal dan jelas sudah menjadi 'selebritas papan atas', adalah Arjuna. Selain berperan sebagai pejabat tinggi negara di Amarta, ia memang terkenal sangat 'dandy', banyak sekali fans-nya, dan memang harus diakui saja, ia terkenal sangat tampan, modist, pintar, cerdik, sakti, luas wawasannya, banyak pengetahuannya, dan apalagi didukung postur tubuh yang sangat atletis. Ia bukan tipe seperti peragawan, yang sangat mengekspolitasi otot, tetapi kurang mengeksploitasi akal dan otaknya. Karena hal itulah, maka sejumlah besar selebritas pria di Amarta banyak yang iri hati dan diam-diam sangat

mengidolakan Arjuna. Sedangkan para selebritas wanita, seringkali secara sadar atau tidak sadar, memuja Arjuna secara berlebihan.

Di Kota Metropolitan Amarta-Pura, papan-papan iklan raksasa banyak menampilkan wajah dan tubuh Arjuna, dalam upaya untuk membujuk dan memikat orang supaya membeli produk-produk dalam negeri Amarta. Bahkan sejumlah produk parfum untuk wanita, yang biasanya memakai tokoh selebritas wanita sebagai unsur penarik hati, sudah digantikan oleh selebritas yang

namanya Arjuna! Dengan senyumnya yang manis dan mempesona, foto Sang Arjuna yang oleh perancang iklannya posenya diatur sedemikian rupa, supaya kelihatan sangat 'sensual' itu, seakan-akan hendak merayu dan memikat hati para wanita dan gadis Amarta, untuk membeli produk parfum yang diiklankan.

Dalam suatu berita sore yang dilansir oleh stasiun televisi 'Amarta TV',

diberitakan telah terjadi sedikit kericuhan, saat produk parfum bermerk 'Gairah Kinanthi' itu untuk pertama kali di-'launching'. Sejumlah wanita diberitakan berdesak-desak tak terkendali, saat waktu pembelian dengan harga miring karena dikorting, dimulai. Beberapa wanita, terutama para remaja dan janda, dikabarkan pingsan dan ini merepotkan para petugas sekuriti yang menjaga stan tempat 'launching' pertama produk parfum terkenal itu. Seorang reporter

'Amarta TV' memberitakan, bahwa sejumlah wanita dan remaja putri melakukan protes dan marah kepada para SPG (sales promotion girl), karena tidak kebagian parfum 'Gairah Kinanthi' yang diidam-idamkannya! Di layar pesawat televisi, tampak sejumlah wanita dan remaja putri sedang mengacung-acungkan tinjunya kepada sejumlah SPG yang kalang kabut melayani pembelian yang sudah di luar kendali itu! Mereka yang protes dan marah itu, seperti kerasukan setan saja, dan seakan sudah kehilangan sifat kewanitaannya yang lemah lembut! Yang terlihat adalah sekumpulan orang yang berang dan dengan muka merah padam karena marah, berteriak-teriak liar, meminta 'jatah parfum' idolanya!

Lalu, ada juga iklan yang di-'launch' oleh suatu perusahaan developer kompleks perumahan mewah 'Amarta Luxury House Developer', yang memakai Sang Arjuna sebagai tokoh idola yang sukses. Digambarkan dalam iklannya, Sang Arjuna didampingi sejumlah wanita cantik dan sexy, sedang bercengkerama di dalam suatu taman di depan salah satu rumah tinggal mewah yang diiklankan. Iklannya sendiri, tetap santun dan sangat sopan. Tetapi jelas menampilkan sosok Arjuna secara spektakuler dan sangat diekspos, sehingga ia seakan tampil di antara sejumlah besar bidadari, sedang menikmati hari-hari bahagianya di taman sari depan rumah tinggal yang diiklankan itu. Dalam suatu wawancara, direktur perusahaan developer itu menyatakan, bahwa figur Arjuna sebagai tokoh

selebritas tingkat internasional, memang diakui memliliki daya pikat yang sangat luar biasa. Dan sambil tersenyum, sang direktur itu menyatakan: "Saya berharap, dari iklan kami itu, para wanita karir dan ibu rumah-tangga di Amarta akan merengek kepada suami masing-masing, untuk dibelikan rumah mewah itu". Dengan sedikit bercanda, sang direktur menambahkan: "Terus terang saja, kami berusaha mengeksploitasi daya tarik dan daya pikat Arjuna, untuk

membuat produk kami laku Mas!" Lalu dengan bangga ia menambahkan: "Dan, jika melihat kecenderungannya, sejak iklan kami dipasang, banyak sekali

pasangan keluarga kaya yang datang membeli atau memesan rumah mewah kepada perusahaan kami. Hari ini saja, saya bisa memberikankabar kepada anda semua, bahwa kami sudah hampir kehabisan stok rumah tinggal mewah. Ini semua kan sekedar gaya hidup Mas, 'life style' kata orang kita yang sok modern". Sang direktur, dengan wajah cerah ceria, sambil merapikan jasnya, berjalan sambil tetap tersenyum bahagia, meninggalkan kerumunan wartawan berbagai media, menuju mobil sedan Jaguar-nya, yang diparkir di depan tempat pertemuan dengan para wartawan itu.

Di sebuah jalan raya yang luar biasa lebarnya, yang terkenal dengan sebutan 'Amarta Boulevard Street', seorang penjaja majalah dan koran, mencoba menarik perhatian para pejalan kaki, dengan menunjukkan sebuah kover majalah mode terkenal 'Amarta Fashion', yang menampilkan sosok Arjuna dalam setelan pakaian setengah formal, gaya Italia. Celana panjang agak longgar, dengan kain campuran wool ringan yang bertenun sangat halus, ikat pinggang kulit serasi berwarna coklat tua dengan gesper logam berwarna kuning emas gemerlap berkilau, kemeja berwarna 'white sand' dengan setrip-setrip kecil berwarna 'light brown' model 'mafioso', dihias sebuah dasi warna merah tua yang sengaja dipasang longgar, dan dipasangkan dengan jaz model mutakhir. Kemejanya hanya dikancingkan sebagian. Satu dua kancing sebelah atas, sengaja dibuka, memperlihatkan sebagian dada bidang sang Arjuna. Seorang model wanita yang cantik dengan pakaian yang tidak kalah sexy-nya,

ditampilkan sedang berdiri di samping kiri Sang Arjuna, dengan jari tangan kanan yang lentik sengaja ditampilkan sedang bersandar di pundak Sang Arjuna. Wajah ceria sang wanita, dengan senyum yang sangat menawan dan sinar mata berbinar-binar; memandang kagum dan terpesona kepada Sang Arjuna. Jari-jari tangan kiri sang wanita, terlihat sedang memegang sekuntum bunga mawar merah, seakan hendak dipersembahkan kepada Arjuna pujaan hatinya. Masih di kover depan majalah mode terkenal 'Amarta Fashion' itu, sebagai latar belakang, ditampilkan sekelompok wanita dan remaja yang cantik-cantik dan sexy, memakai pakaian yang sangat modist dan besutan mutakhir, semuanya diskenariokan sedang memandang iri kepada sang wanita yang

digambarkan sangat beruntung bisa berdiri berdampingan, dengan jari-jari lentik sedang menyentuh pundak Sang Arjuna. Beberapa pejalan kaki yang terpesona (kebanyakan wanita), sejenak mampir melihat-lihat isi majalah mode itu, dan kemudian dengan sedikit malu-malu membelinya. Beberapa remaja putri yang datang bersama-sama, membeli dan melihat-lihat halaman majalah mode itu. Dan, sambil tertawa cekikikan, mereka memandangi dengan gemas, satu per satu foto-foto Sang Arjuna yang memang ditampilkan secara sangat sensual dan sangat mengundang mata wanita untuk memperhatikan dari ujung rambut

sampai ujung kaki. Bayangan Sang Arjuna yang memang sangat tampan, seakan-akan selalu datang dalam mimpi-mimpi para remaja putri, yang masih tergolong 'teenager' itu. Seorang selebritas wanita muda yang terkenal sebagai 'janda kembang', ikut-ikutan membeli majalah mode itu, sambil melirik sebal kepada sekumpulan remaja putri yang sedang tertawa-tawa ceria, saat

memandangi foto Arjuna idolanya, yang ditampilkan dalam pose-pose yang sangat sensual itu. Seakan si janda kembang itu seperti hendak mengatakan kepada sekumpulan remaja putri itu: "Tahu apa kamu tentang Arjuna pria pujaanku hah?" Sebuah lirikan mata penuh iri, bercampur dengan rasa benci kepada para pesaingnya yang jauh lebih muda, diperlihatkan oleh si janda kembang....

Di suatu perempatan jalan, di ujung jalan 'Amarta Boulevard Street', terdapat suatu papan iklan super besar, yang suka atau tidak suka akan membuat mata orang yang lalu-lalang di jalan raya besar itu memandang ke arah papan iklan besar itu. Sebuah iklan film laga paling mutakhir, yang mengangkat kisah perjalanan Sang Arjuna, yang berjudul 'Journey to Nirwana', hasil besutan perusahaan film terkenal 'Amarta Film Corporation', rupanya juga sedang

menampilkan pertunjukan 'primier'-nya di gedung bioskop yang terkenal mewah dan mahal. Di depan gedung pertunjukan itu, terlihat segerombolan anak-anak muda, pria dan wanita, dan juga sekumpulan selebritas; sibuk berbincang sambil antri tiket pertunjukan. Rupanya, film mutakhir itu demikian menarik perhatian, sehingga orang berjubel hendak menontonnya. Tentu saja, di dalam dan di luar gedung pertunjukan itu, dipasang poster-poster besar tentang film 'Journey to Nirwana' yang sedang naik daun dan laku keras. Gambar di poster-poster film itu, jelaslah menampilkan adegan laga Sang Arjuna melawan musuh

bebuyutannya, seorang raja raksasa 'alien', yang berupa monster yang dikenal oleh para penggemarnya sebagai 'Rivigz, The King of Long Red Hair Monster', yang digambarkan bertubuh gempal, tinggi besar, berambut 'riwig' dan

gondrong berwarna merah api, lengkap dengan kepala bertanduk lima. Sudah barang tentu, di akhir film itu sudah bisa ditebak, siapa pemenangnya. Tentulah Sang Arjuna! Sejumlah wartawan, terlihat sibuk mewawancarai beberapa anak muda penggemar film laga. Sejumlah awak stasiun 'Amarta TV' juga terlihat sibuk mengatur peralatannya, untuk suatu acara siaran 'live', langsung dari gedung pertunjukan itu. Pokoknya, semua sibuk mengeksploitasi Sang Arjuna. Masing-masing disesuaikan dengan kepentingan, bisnis, dan jarahan rejeki sendiri-sendiri. Sungguh suatu pemandangan dan kegiatan yang luar biasa! Sejauh ini, kita sudah mulai memahami bagaimana kehidupan Sang Arjuna! Paling tidak, dari bahasan imajiner di atas itu. "Sudah memahami?" tanya sahabat saya secara tiba-tiba, menyadarkan saya dari segala lamunan tentang kehidupan Sang Arjuna yang serba penuh gemerlap. Lalu sahabat saya itu, melanjutkan bertanya: "Sudahkah kamu tahu benar apa yang sebenarnya terjadi dengan kehidupan Sang Arjuna?" Saya hanya terbengong-bengong saja,

mendengar pertanyaan sahabat saya itu. "Mau mendengar kisah yang sesungguhnya?", tanya sahabat saya tanpa menunggu saya bereaksi. Dan, sebelum saya sempat berkata-kata barang sepatah katapun, sahabat saya itu langsung saja nerocos bercerita tentang kisah hidup Sang Arjuna yang

sesungguhnya. "Coba engkau duduk di sini, dekat saya! Pesan makanan kecil dan minuman dulu ya, biar enak ceritanya. Akan aku ceritakan kepadamu kisah yang sebenarnya!" Makanan dan kopi hangat sudah dipesan dan sudah ada di muka saya dan sahabat saya itu. Sambil mencicipi makanan kecil dan 'nyruput' sedikit kopi yang terasa masih sangat panas itu, cerita sahabat sayapun

dimulailah....

"Apa yang kita tahu tentang Sang Arjuna itu, sepenuhnya benar", begitu kata sahabat saya memulai ceritanya secara tiba-tiba. "Tapi banyak bagian-bagian dari kehidupan Sang Arjuna, yang kita sebenarnya sama sekali tidak pernah tahu", begitu lanjutnya. Lalu ia asyik nerocos bercerita tentang kehidupan Sang Arjuna, sementara saya hanya bisa terbengong-bengong dan manggut-manggut, sambil menjublak terkesiap, terkesima, dan terpana; mendengar semua cerita sahabat saya itu...

Cobalah bayangkan siapakah Sang Arjuna itu? Kita hanya mengenal dia sebagai seorang ksatria pejabat tinggi negara di Kerajaan Amarta, yang terlihat sukses hidupnya, penuh dengan gemerlap, penuh dengan berbagai bintang tanda jasa, dan penuh dengan penghormatan karena dia banyak berjasa. Banyak wanita yang tergila-gila kepadanya, karena ia memang tampan, pintar, cerdas, banyak pengetahuannya, luas wawasannya, dan tubuhnya itu lo benar-benar membuat para wanita menjadi 'keblinger', lupa diri, klepek-klepek, dan gelap mata. Mereka semua pada bermimpi ingin memiliki Sang Arjuna. Ingin bersama dengan Sang Arjuna selamanya. Ingin dijadikan isterinya. Ingin jadi

kekasihnya. Atau, setidak-tidaknya ingin supaya namanya bisa dikenang oleh Sang Arjuna. Kalau mereka sudah berhasil memiliki coretan tanda-namanya, seakan-akan seluruh isi dunia ini sudah dihadiahkan kepada mereka. Jangankan wanita lajang, janda kembang, atau remaja putri; bahkan wanita yang sudah bersuami dan berumah-tangga pun masih juga memimpikan Sang Arjuna sebagai pendamping hidupnya. Ini sudah keterlaluan! Lalu suami mereka itu mau dikemanakan? Apa suami mereka itu dianggap patung, semut, belalang, 'manuk' (burung), atau angin? Lo, ini faktanya lo! Bukan isu, tapi merupakan kenyataan! Bahkan tidak hanya wanita yang tergila-gila kepadanya, priapun juga banyak yang tergila-gila kepada Sang Arjuna. Mereka itu, memimpikan hendak menjadi seperti Sang Arjuna. Padahal mereka itu kan bukan Arjuna? Bagaimana bisa mereka memimpikan dirinya menjadi Arjuna? Caranya berpakaian ditiru, cara berbicaranya ditiru, cara berpidatonya ditiru, caranya merayu wanita ditiru, bahkan caranya berperi-laku ditiru. Waaaaah! Semuanya ditiru, dari urusan kepala sampai kaki kok dipakai sebagai acuan hidup.

Bagaimana mereka bisa seperti itu? Apa mereka itu sudah kehilangan

kepribadiannya? Apa mereka itu tidak mikir? Lawong kenyataannya badannya berbeda, rejekinya berbeda, pengetahuannya berbeda, dan segalanya kan

berbeda, kok mau jadi seperti Arjuna!

Itu tadi baru urusan kesukaan dan gaya hidup lo. Cobalah memahami bagaimana kehidupan Arjuna. Kata pak dhalang, Arjuna itu "garwanipun

sakethi kurang siji" (isterinya sejuta kurang satu). Waaaaa... Kelihatannya hidup Arjuna jadi menyenangkan seperti 'playboy' ya? Tapi tunggu dulu! Sejuta

kurang satu! Berapa itu? Itu isterinya semua? La kalau isterinya sebanyak itu, terus kapan Sang Arjuna mau mengunjungi mereka? Apa bisa dia mengatur waktu untuk menggilir mereka satu per satu? Jumlah hari saja, setahun cuma

360. Jadi kalau isterinya hampir sejuta, kan dia harus mengunjungi dan menggilir isterinya kira-kira sehari tiga atau empat isteri. Memangnya bisa melakukannya? Dan, memangnya bisa melakukan kayak makan obat? La kalau misalnya dia memang sanggup melakukan hal itu, maka saya yakin Sang Arjuna itu merupakan laki-laki yang paling loyo di dunia! Dan, liat aja, nanti pas umur 40 tahun, dia sudah megap-megap kehabisan tenaga! Terus, kalau itu memang bisa dilakukan, lalu kapan dia bekerja untuk negara? Jangan lupa lo, dia kan pejabat tinggi negara Kerajaan Amarta! Lo, ini pertanyaan logis saja...

Hal lainnya, kalau isterinya segitu bayaknya, terus bagaimana dia menghidupi seluruh isterinya itu? Lalu berapa besar uang belanja setiap isteri atau setiap rumah-tangganya? Waaa, kayaknya mulai kelihatan rumit! Saya sih sangat yakin, Arjuna tidak akan bisa hafal semua nama isterinya, lawong terlalu banyak. Itu baru isterinya, belum lagi simpanannya, wanita-wanita yang hanya menjadi pemujanya, dan belum termasuk pula gadis-gadis remaja yang

seringkali berebut coretan tanda-nama Arjuna sebagai 'fans'-nya. Ini masih belum termasuk sejumlah wanita yang dengan sengaja mengaku-ngaku sebagai isteri Arjuna! Bagaimana Arjuna bisa menolak, kalau mereka yang datang mengaku-ngaku sebagai isterinya itu, berparas cantik, sexy, bertubuh sintal, dan muda belia. Kalau sudah seperti ini, Arjuna biasanya lebih sering menyerah kalah. Atau, mungkin saja, sengaja menyerah kalah. Dan, seperti biasanya, luluhlah hati Sang Arjuna, menghadapi wanita-wanita cantik yang sangat memujanya itu. Mau tertipu atau tidak, itu urusan belakangan. Meskipun

kenyataannya banyak juga yang menipu Arjuna dan kenyataannya Arjuna juga sangat sering tertipu oleh muslihat seperti ini. Tapi apa boleh buat, lawong penipunya cantik, sexy, bertubuh sintal, dan yang jelas juga pandai merayu. Kalau sudah begini, tertipu juga nggak apa-apalah, yang penting tidak sampai masuk berita gosip sore di stasiun 'Amarta TV' dan tidak ketahuan sama

wartawan 'paparazi' yang suka mengumbar gambar-gambar seronok di majalah dan koran kuning. Tapi belakangan ini, Sang Arjuna agak was-was juga, karena media 'internet' sudah membanjiri hampir seluruh wilayah Kerajaan Amarta. Selain itu, banyak orang punya telepon genggam yang dilengkapi kamera digital. Jadi, Sang Arjuna harus lebih ekstra 'eling lan waspada'. Yang penting, jangan sampai dia kepergok, sehingga foto atau video dia yang sedang

bermesra-ria dengan seorang wanita, bisa terpampang di 'youtube' atau di 'internet'. Kalau hal ini sampai kejadian, waaaah, bisa perang dunia keempat salah tempat nanti.

Masih ada lagi, gerombolan remaja putri yang seringkali 'menyerang' Sang Arjuna dengan senyuman, lambaian tangan, dan teriakan histeris; kalau mereka secara kebetulan bertemu Sang Arjuna. Mereka ini, masih terlampau muda untuk bercinta. Kata orang, masih 'bau kencur'. Kebanyakan dari mereka itu, hanya senang jika diperlakukan secara manis, dimanja-manjain, dijajanin, dibawa makan-makan ke restauran, dan diperlakukan sebagai puteri jelita oleh

pria yang namanya Arjuna. Mereka itu, seringkali juga dibawa serta ke pesta-pesta mewah, sambil sedikit berhura-hura, diperkenalkan dengan para selebritas Ibu-Kota Metropolitan Amarta-Pura, dan nampang di depan kamera televisi. Meskipun hanya sampai segitu, tapi jelas hal ini juga membawa risiko. Isteri-isteri Sang Arjuna kan seringkali melihat foto suaminya itu, terpampang di koran sore bersama dengan beberapa orang gadis manis dan manja-manja. Atau, di 'facebook' suaminya tiba-tiba ada kiriman berita yang berisi ucapan 'salam sayang' atau 'salam MPRS' (salam mesra penuh rasa sayang) untuk Sang Arjuna. Tapi yang lebih sering, adalah ketahuan ada 'sms gelap' di HP Sang Arjuna, saat sedang dipegang dan diperiksa oleh sang isteri, dan kalimat berita sms-nya (yang seperti kode rahasia intelejen itu), yang terbaca adalah 'aq cayang kmu', atau 'Arjn I love u 4ever', atau 'aa Arjn kpn dtng?', atau 'aq ign bertemu'. Kalau melihat berita berkode rahasia seperti ini, isteri Sang Arjuna pastilah mengernyitkan dahi dan menjadi sangat curiga. Jangan-jangan suaminya punya 'simpanan baru' atau sekurang-kurangnya punya 'calon simpanan baru'. Tapi itupun sebenarnya bergantung kepada isteri yang mana yang memergoki sms gelap itu. Kalau yang memergoki Dewi Wara Subadra, biasanya dia hanya tertunduk dan menangis sedih. Ia wanita yang sangat halus dan amat sangat sayang kepada Sang Arjuna. Kalau sudah begitu, keluarlah kalimat manja 'senjata andalan' Sang Arjuna: "Sudahlah Diajeng-ku yang manis. Kan Diajeng tahu, Kakangmas memang banyak penggemarnya. Jadi jangan digubrislah. Kan yang penting Kakangmas masih sangat sayang sama Diajeng". Naaaah loe...., mati kutulah Sang Dewi Wara Subadra kalau mendengar rayuan maut Sang Arjuna itu. Apalagi, kalau malam harinya rayuannya diteruskan di peraduan. Waaaa... sudahlah, menyerah kalahlah Sang Dewi Wara Subadra di dalam pelukan mesra Sang Arjuna. Lagi pula dia kan bukan 'tentara wanita', jadi bisa apa dia? Kalau suaminya nanti marah kepadanya, urusannya kan malah jadi lebih runyam. Jadi, Dewi Wara Subadra seringkali bersikap mengalah saja kepada suaminya yang benar-benar tampan itu. Apalagi kalau malam itu lalu

Dalam dokumen KUMPULAN CERITA WAYANG.pdf (Halaman 50-63)