• Tidak ada hasil yang ditemukan

6.1. Aspek Finansial

6.1.4. Arus Kas ( Cash Flow ) pada Skenario II

Secara garis besar tidak terdapat perbedaan yang signifikan dengan cash flow pada skenario I, yang menjadi pembedanya adalah adanya investasi baru berupa mesin pakan sehingga akan terjadi perubahan dari sisi penerimaan dan pengeluaran. Adapun rinciannya dapat dilihat pada uraian berikut.

1) Penerimaan (Inflow)

Dari sisi penerimaan, perusahaan akan menerima tambahan pemasukan yang berasal dari:

a. Penjualan pakan konsentrat. Adapun besaran pakan konsentrat yang dijual adalah sebanyak 2000 kg setiap harinya selama setahun (305 hari), dengan harga jual sebesar 3000/kg. Setiap tahun perusahaan akan menerima penerimaan sebesar Rp.1.830.000.000 selama umur proyek.

69

b. Penerimaan dari penjualan susu sapi segar dengan harga Rp.5000, dimana pada skenario II ini setelah dilakukan metode produksi baru dengan adanya penerapan teknologi baru, maka setiap ekor sapi akan menghasilkan susu sebanyak 21 liter/ ekor setiap harinya.

Tabel 20 Penerimaan dari penjualan susu sapi dan penjualan pakan konsentrat pada skenario II CV CIF

Tahun Penjulaan Susu

(Rp)

Penjualan Pakan Konsentart (Rp) 1 1,987,335,000 1,830,000,000 2 2,618,235,000 1,830,000,000 3 3,091,410,000 1,830,000,000 4 3,722,310,000 1,830,000,000 5 4,416,300,000 1,830,000,000 6 3,666,270,000 1,830,000,000 7 4,620,345,000 1,830,000,000 8 6,585,180,000 1,830,000,000 9 9,165,915,000 1,830,000,000 10 11,853,195,000 1,830,000,000 2) Pengeluaran (Outflow) a. Investasi

CV CIF akan melakukan kegiatan investasi baru berupa pembelian mesin pakan baru. Dimana mesin pakan ini dibeli dengan harga Rp.68.000.000 dan memiliki umur ekonomis 5 tahun, dan pada tahun ke 6 akan melakukan pembelian mesin pakan kembali. Selanjutnya investasi lain yang dilakukan oleh CV CIF adalah pembangunan gudang untuk tempat penyimpanan bahan baku pakan konsentrat dan lokasi mesin beroperasi. Gudang dibangun dengan estimasi biaya sebesar Rp.250.000.000, dengan umur ekonomis 10 tahun.gudang dibangun ditanah seluas 500 m2 .

b. Biaya Tetap

1. Penambahan biaya tetap terjadi pada komponen BBM untuk mesin pakan. Penggunaan solar pada mesin pakan yang setiap

70

harinya menghabiskan 50 liter dan memproduksi pakan selama 305 hari. Solar dibeli dengan harga Rp.4500 per liter, sehingga dalam satu tahun CV CIF akan mengeluarkan biaya untuk solar sebesar Rp. 68.625.000.

2. Penambahan biaya tetap terjadi pada penambahan tenaga kerja sebagai operator mesin 1 orang dan juga input bahan baku ke dalam mesin sebanyak 2 orang. Yang masing-masing akan memperoleh gaji sebesar Rp. 600.000/bulannya. Total seluruh pekerja yang ada di CV CIF sebanyak 35 orang. Dengan demikian total yang dikeluarkan untuk gaji karyawan sebesar Rp. 252.000.000

3. Biaya pemeliharaan mesin dikeluarkan setiap tahun selama 10 tahun dengan rincian biaya sebesar Rp. 13.600.000 setiap tahunnya, digunakan untuk melakukan pembelian sparepart dan juga perbaikan ketika terjadi kerusakan-kerusakan yang tidak terlalu besar.

c. Biaya Variabel

Komponen biaya variabel yang bertambah adalah biaya pembelian bahan baku. Komponen tersebut dimasukan ke dalam biaya variabel dikarenakan terdapat perbedaan jumlah untuk setiap produksi dalam tiap-tiap tahun dan juga tergantung pada pola populasi sapi yang ada. Adapun rincian mengenai biaya pemeliharaan sapi dan biaya pembelian bahan baku dapat dilihat pada tabel 21.

71 Tabel 21. Proyeksi Biaya Variabel Pembelian Input Bahan Baku

Tahun

Biaya Variabel Input Bahan Baku (Rp)

1 775,920,000 2 845,460,000 3 912,621,000 4 998,204,000 5 1,099,708,000 6 1,202,920,000 7 1,369,816,000 8 1,626,016,000 9 1,935,408,000 10 2,331,908,000

6.1.5. Analisis Kelayakan Finansial

Analisis kelayakan finansial digunakan untuk mengukur tingkat kelayakan usaha peternakan sapi perah yang dijalankan oleh CV CIF. Metode yang digunakan adalah metode penilaian investasi yang meliputi Net Present Value

(NPV), Internal Rate Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) dan

Payback Period (PP).

Dalam analisis kelayakan finansial ini menggunakan dua jenis skenario dalam menghitung cashflow. Dimana cashflow I tanpa menggunakan teknologi mesin pakan sehingga untuk kebutuhan pakan sapi melalui pembelian kepada pihak lain, dan ini menjadi biaya yang cukup besar bagi pihak perusahaan. Selanjutnya cashflow II menggunakan teknologi berupa mesin pakan, sehingga pakan konsentrat untuk sapi yang ada dipeternakan bisa disubsidi oleh mesin. Selain itu juga, dengan adanya mesin pembuat pakan, pihak perusahaan bisa melakukan penjualan pakan konsentrat kepada peternakan-peternakan lain dan hal ini tentu saja menjadi manfaat yang membantu CV CIF. Adapun rinciannya dapat dilihat pada Tabel 22.

72 Tabel 22. Hasil Analisis Kelayakan Finansial CV CIF

Uraian CashFlow Skenario I Skenario II Diskon Rate 6.75 % 6.75 % NPV Rp.3,720,900,569 Rp.27,111,345,101 Net B/C 1.75 9.90 IRR 8 % 83% PP 6.1 Tahun 1.9 Tahun

Tabel 22 menunjukan bahwa kedua skenario tersebut memiliki keuntungan dari usaha yang berbeda. Dimana NPV skenario I, CV CIF memperoleh keuntungan sebesar Rp. 3,720,900,569. Selanjutnya pada skenario II, CV CIF akan memperoleh keuntungan sebesar Rp. 27,111,345,101, keuntungan ini jauh lebih besar dibandingkan dengan skenario I tanpa menggunakan teknologi mesin pakan. Perhitungan Net B/C keduanya menunjukan usaha dinyatakan layak untuk dilaksanakan, dengan perolehan nilai sebesar 1.75 pada skenario I yang artinya tiap pengeluaran biaya Rp. 1 akan memperoleh manfaat sebesar Rp.0.75 dan 9.90 pada skenario II yang artinya tiap biaya Rp.1 yang dikeluarkan akan memperoleh manfaat sebesar Rp.8.90. Untuk perhitungan IRR, kedua usaha tersebut dinyatakan layak karena memiliki nilai IRR di atas Discount Rate sebesar 6.75 persen. Kedua usaha tersebut memiliki nilai IRR masing-masing sebesar 8 persen dan 83 persen. Selanjutnya dari kriteria waktu pengembalian (payback period). Skenario I memiliki nilai sebesar 6.1 tahun dan skenario II nilai sebesar 1.9 tahun. Perbedaan dan perhitungan lebih jelas dan terperinci mengenai skenario I an II dapat dilihat pada Lampiran 3 dan 6.

Dari kedua skenario tersebut, skenario II berupa usaha peningkatan produksi susu sapi dengan menggunakan teknologi pembuatan pakan dinilai lebih layak untuk dijalankan. Hal ini berdasarkan dari nilai yang diperoleh dari kriteria- kriteria investasi usaha dengan menggunakan teknologi mesin pakan lebih besar dari usaha tanpa penggunaan mesin pakan.

6.1.6. Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas merupakan suatu alat analisis yang digunakan untuk melihat dampak dari suatu keadaan yang berubah-ubah terhadap hasil dari suatu

73

analisis. Analisis sensitivitas bertujuan untuk melihat kembali hasil dari analisis suatu kegiatan investasi apabila terjadi kesalahan atau adanya perubahan di dalam perhitungan biaya dan manfaat.

Analisis sensitivitas menggunakan metode switching value atau nilai peralihan digunakan untuk mengetahui ambang batas maksimal peningkatan atau penurunan suatu variabel yang dapat mengakibatkan perubahan dalam kriteria investasi yaitu dari layak menjadi tidak layak. Dalam usaha peternakan sapi perah ini akan dilihat nilai peralihan jika terjadi penurunan produksi susu dan kenaikan biaya variabel terutama untuk kenaikan biaya pakan hijauan. Hasil analisis sensitivitas dengan menggunakan metode switching value pada usaha peternakan sapi perah dapat dilihat pada Tabel 23.

Tabel 23. Hasil analisis switching value pada Penurunan Produksi susu, kenaikan Biaya Pakan Konsentrat dan Bahan Baku Pakan Konsentrat pada CV CIF

Variabel Skenario I Skenario II

Peningkatan Harga Konsentrat

19.15 %

Penurunan Produksi Susu 12.34 %

Peningkatan Harga Input BB Pembuatan

Konsentrat

274.63 %

Penurunan Produksi Susu 58.00 %

Berdasarkan Tabel 23 skenario I memiliki tingkat elastis yang tinggi di bandingkan dengan skenario II. Pada skenario II akan memperoleh persentase 274.63 persen dari peningkatan harga bahan baku. Perolehan nilai yang sangat besar disebabkan oleh harga bahan baku sapi yang sangat tidak elastis terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Lampiran 7,8,9 dan 10.

74 VII KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait