TINJAUAN PUSTAKA
2.1.12. Arus Kas ( Cash Flow )
Aliran kas bersih (net cash flow) sering digunakan sebagai ukuran kelayakan suatu proyek yang diperoleh dari selisih antara aliran kas masuk (cash inflow) dengan aliran kas keluar (cash outflow). Suatu proyek dinyatakan layak apabila net cash flow positif. Dalam studi kelayakan proyek tersebut, net cash flow yang diperhitungkan bukan aliran kas yang telah terjadi tetapi sebagai proyeksi di masa depan dari proyek yang akan didirikan, sehingga kelayakan proyek tidak semata-mata diukur dari net cash flow, tetapi terdapat ukuran selanjutnya seperti pendekatan-pendekatan nilai sekarang (present value) yang diukur dari net present value (NPV), profitability index (PI) dan internal rate of return (IRR).
Namun ukuran cash flow yang digunakan adalah cash flow yang diperoleh dari aliran kas yang telah terjadi yang tercermin dalam laporan arus kas yang terdiri dari arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Dengan demikian secara matematis, cash flow menurut Brealey (2008: 66) dapat dirumuskan:
Cash Flow (CF) = AKO + AKI + AKP
dimana: CF = arus kas (cash flow), AKO = arus kas bersih dari aktivitas operasi, AKI = arus kas bersih dari aktivitas investasi dan AKP = arus kas bersih dari aktivitas pendanaan. Jika cash flow meningkat, maka hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar dividen juga semakin meningkat, sehingga meningkatkan kepercayaan para investor terhadap kinerja perusahaan.
Ada 3 (tiga) alat pengukuran untuk menganalisis arus kas yang lebih efisien (Delaney dan Carlton, 2008):
1. Arus kas operasi membuat kemampuan perusahaan yang lebih kuat untuk
menghasilkan kas dari bisnis utamanya
2. Arus kas bebas membuat gambaran jelas dari prioritas kas strategis perusahaan
3. Arus kas internal membuat pemahaman yang lebih baik tentang ketergantungan
perusahaan pada pembiayaan luar.
2.1.13. Net Profit Margin
Net Profit Margin adalah laba bersih dibagi dengan penjualan bersih. Rasio ini menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh peruasahan yang dilakukan pada
setiap penjualan. Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase laba bersih yang
kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi.
2.1.14. Pertumbuhan Penjualan
Peningkatan penjualan menghasilkan peningkatan kebutuhan modal kerja, yang
dapat mempengaruhi pembayaran dividen. Pertumbuhan penjualan mencerminkan
keberhasilan investasi periode masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi
pertumbuhan masa yang akan datang. Pertumbuhan penjualan juga merupakan
indikator permintaan dan daya saing perusahaan dalam suatu industri. Pertumbuhan
penjualan yang tinggi maka akan mencerminkan pendapatan meningkat sehingga
cenderung harga saham meningkat.
2.2 Review Penelitian Terdahulu
Munthe (2009) menguji kandungan current ratio, cash flow to debt (CFD), price book value (PBV), size dalam hubungannya dalam return saham. Sampel yang digunakan berjumlah 32 emiten manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil analisis
menunjukkan bahwa dari beberapa faktor fundamental seperti current, ratio, return on equity, cash flow to debt, price book value dan ukuran perusahaan (size) secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Tetapi secara parsial hanya
return on equity yang berpengaruh secara return saham.
Dalam penelitian Astuti (2006) menguji data secara simultan dengan
menggunakan semua variabel independen yaitu current ratio (CR), debt to equity (DER),
price book value (PBV) dan total asset turn over (TATO) berpengaruh secara simultan terhadap return saham. Secara parsial current ratio, price book value, dan total asset turn over secara signifikan dan positif berpengaruh secara parsial terhadap return
Dalam penelitian Faried (2008) menguji debt to equity ratio, return on asset dan
price book value terhadap return saham. Return on asset dan price book value secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.
Dalam penelitian Ulupui (2007) menguji current ratio, return on asset, total asset turn over, debt to equity. Current ratio dan return on asset yang secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Debt to equity ratio dan total asset turn over tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Tetapi secara simultan berpengaruh terhadap return saham.
Dalam penelitian Khatik (2004) menguji dividen kas, laba dan cash flow terhadap
return saham. Dividen kas dan laba secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.
Dalam penelitian Estuari (2010) menguji current ratio, debt to equit ratio, return on investment, earning per shares dan dividend payout ratio terhadap return saham. Secara simultan current ratio, debt to equit ratio, return on investment, earning per shares dan dividend payout ratio terhadap return saham. Hanya dividen payout ratio
Beberapa hasil penelitian terdahulu yang menjadi rujukan dapat dilihat pada
Tabel 2.1. dibawah ini :
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu dan Hasil Penelitian
No Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian
1 Munthe
(2009)
Pengaruh faktor fundamental terhadap return saham pada perusahaan manufaktur Current Ratio,Return on equity,Cash Flow to debt (CFOD), Size
Return on Equity secara
parsial yang berpengaruh signifikan
terhadap return saham
2 Astuti (2006) Analisis pengaruh
fundamental terhadap return
saham
Current ratio, debt to equity ratio,, price to book value, dan total asset turn over
Current ratio,Price Book Value dan Total Asset Turn Over secara parsial signifikan berpengaruh terhadap return saham
3 Ulupui (2007) Analisis pengaruh rasio
likuiditas, leverage, aktivitas, dan profitabilitas terhadap
return saham
Current ratio, Return on asset, debt to equity ratio, dan total asset turn over
Current ratio,debt to equit ratio dan total asset turn over secara
parsial signifikan berpengaruh terhadap
return saham
4 Faried (2008) Analisis pengaruh faktor
fundamental terhadap return
saham
Debt to equity ratio, return on asset, price book value
Return on asset dan
price book value secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
return saham
5 Khatik (2004) Pengaruh informasi
fundamental terhadap return
saham
Dividen kas, laba,
cash flow
Dividen kas laba secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
6 Estuari (2010)
Pengaruh CR,DER,ROI, EPS dan dividend payout ratio terhadap return saham
Current ratio, debt to equity ratio, return on ivestment,earning pershares, DPR
Dividen payout ratio
secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap return saham
Dengan demikian, dalam penelitian ini peneliti melakukan replikasi dari penelitian-penelitian yang dilakukan dimana penelitian ini sebelum uji faktor menggunakan 5 rasio keuangan terpilih yang dikategorikan kedalam 5 (lima) kategori rasio keuangan seperti yang dilakukan oleh peneliti terdahulu. Kelima kategori itu adalah liquidity ratio diwakili oleh current ratio, leverage ratio yang diwakili oleh debt to equity ratio, activity ratio diwakili oleh total asset turn over, profitability ratio diwakili oleh return on asset, common stock ratio diwakili oleh dividend per shares, dividend payout ratio, earning per shares, price book value. Namun setelah adanya uji faktor terdapat 4 rasio keuangan yang digunakan yaitu liquidity ratio diwakili oleh current ratio, leverage ratio yang diwakili oleh debt to equity ratio, profitability ratio diwakili oleh return on asset, common stock ratio diwakili oleh dividend per shares, dividend payout ratio, earning per shares.
BAB III