• Tidak ada hasil yang ditemukan

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Informasi Geografis Desa Teluk Bogam

4.2.2 Asal bibit pulau Karimun

Bahan kental yang dapat membentuk gel diperoleh dengan cara ekstraksi dari jenis alga merah ini adalah karagenan. Karagenan pada asal bibit pulau Karimun terletak pada dinding sel. Selain itu, molekul-molekul karbohidrat merupakan unsur terbanyak setelah karagenan terletak pada dinding sel paling luar thallus. Molekul karbohidrat terdapat dalam bentuk selulosa yang merupakan dinding pelindung protoplas. Protoplas merupakan bagian yang terpenting dalam sel tumbuh-tumbuhan dan terdapat didalam ruang sel (lumen). Nutrisi yang terkandung pada thallus dipengaruhi oleh tempat tumbuh dan cara panen. Rumput laut memiliki kemampuan untuk beradaptasi sehingga apabila dipindahkan dari satu tempat ke tempat yang lain akan memberikan perkembangan yang berbeda baik pada sel, thallus dan jumlah protoplas (Champbell et al. 2000).

Penyerapan air dan unsur hara yang terlarut terjadi melalui seluruh bagian tubuh tanaman dengan cara difusi. Proses difusi ini terjadi karena konsentrasi beberapa ion dalam sitosol dipertahankan tetap rendah, karena begitu ion-ion tersebut masuk kedalam sitosol akan segera dikonversi kebentuk lain, misalnya NO3- segera direduksi menjadi NH4-, selanjutnya digunakan dalam sintesis asam

amino dan protein. Hasil cadangan makanan rumput laut menghasilkan karbohidrat yang berwarna kemerah-merahan pada thallus. Rumput laut

K.alvarezii memiliki sel lebih dari satu (multiseluler). Setiap sel mengandung satu atau lebih kloroplas yang dapat berbentuk pita atau seperti cakram-cakram dikrit. Didalam matriks kloroplas terdapat gelembung-gelembung pipih bermembran yang dinamakan membran tilakoloid. Membran tilakoloid berisikan klorofil dan pigmen-pigmen pelengkap yang merupakan situs reaksi cahaya pada fotosintesis. Dinding sel alga merah ini mengandung polisakarida tebal dan lengket yang bernilai ekonomis tinggi (Barsanti dan Gualtieri 2006).

Jaringan rumput laut asal bibit pulau Karimun seperti halnya asal bibit Kota baru yang memiliki lapisan epidermis, lapisan pseudoparenkim, dan medula.

Bertambahnya umur tanaman juga mempengaruhi bentuk jaringan tersebut. Akan tetapi bentuk jaringan asal bibit pulau Karimun memiliki sedikit perbedaan dengan asal bibit Kota Baru yaitu memiliki bentuk jaringan yang cenderung lonjong. Pada saat rumput laut berumur 30 hari epidermis terbentuk sangat tipis dan rapuh. Akan tetapi pada umur 45 dan 60 hari terlihat adanya penebalan sehingga terbentuk batas antara epidermis dan korteks luar. Letak dari sel-sel epidermis sangat rapat sehingga tidak terdapat ruang-ruang antar sel. Jaringan epidermis merupakan jaringan yang seragam dari segi topografi sampai tingkat ontogeni (Fahn 1991).

Saat tanaman berumur 45 dan 60 hari terjadi penebalan pada dinding sel. Penebalan dinding sel terjadi karena meningkatnya selulosa dan karagenan pada thallus. Pada saat rumput laut berumur 30 hari memiliki dinding sel yang tipis Gambar 15 (A1) hal ini dapat disebabkan oleh kandungan karagenan pada saat

tanaman muda masih sedikit. Dengan bertambahnya umur tanaman maka sel-sel bertambah besar dan berlangsung pula penebalan-penebalan yang merupakan lapisan-lapisan yang akhirnya memberikan bentuk tetap pada sel-sel tersebut (Mulyani 2006).

Bentuk medula asal bibit pulau Karimun tidak menunjukkan perkembangan seperti pada asal bibit Kota Baru karena semakin bertambah umur tanaman maka bentuknya hampir sama. Pada Gambar 15 (C1) saat tanaman berumur 60 hari

terjadi penebalan pada dinding sel sehingga menutupi bagian kortek luar dan kortek dalam jaringan rumput laut. Saat tanaman berumur 45 dan 60 hari terjadi penebalan pada dinding sel, hal ini berkolerasi dengan besarnya kandungan karagenan yang berada pada dinding sel yang merupakan hidrokoloid hasil metabolisme primer dari rumput laut dan pengaruh selulosa yang terdapat dalam jumlah banyak pada tanaman (Suyitno 1992).

Perubahan anatomi pada jaringan dapat disebabkan karena pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang dipengaruhi oleh lingkungan seperti respon nutrien dan pergerakan air pada tempat budidaya (Risjani 1999). Asal bibit Kota Baru dan pulau Karimun memiliki bentuk jaringan yang sedikit berbeda, hal ini dapat disebabkan oleh perbedaan genetika berdasarkan DNA fragmen kedua varietas tersebut (Sulaeman et al. 2005).

Rumput laut hasil budidaya petani desa Teluk Bogam tumbuh secara vegetatif karena berlangsung tanpa perkawinan. Pada waktu pertumbuhan vegetatif, pembelahan sel (sitokinesis) terjadi setelah pembelahan inti (kariokinesis). Sitokinesis diawali terbentuknya sejumlah mikrotubul dan retikulum endoplasma diantara kedua inti sel anak yang disebut fragmoplas. Fragmoplas membentuk mikrotubul yang baru. Mikrotubul menahan vesikula yang berasal dari diktiosom dan kemudian bersatu menjadi sisterna pipih yang besar. Karbohidrat yang semula berada dalam vesikula disitesis untuk dijadikan bahan dinding primer baru bagi kedua sel anak lamela tengah yang melekatkannya. Selain itu penebalan dinding sel juga dapat disebabkan karena kemampuan sel membelah diri dari umur muda hingga dewasa yang dapat mengakibatkan penebalan dinding sel (Cutler et al. 2007).

Asal bibit rumput laut yang berbeda berpengaruh nyata terhadap bentuk anatominya. Perbedaan bentuk anatomi juga dapat disebabkan oleh pertumbuhan yang dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar tumbuhan dapat disimpulkan sebagai faktor dari lingkungan. Faktor internal yaitu meliputi hormon pertumbuhan (fitohormon) merupakan zat kimia yang berperan dalam proses pertumbuhan tanaman. Fitohormon mempengaruhi bentuk tumbuhan dan pembentukan jaringan tumbuhan. Hormon auxin, giberelin dan cytokinin merupakan hormon yang sangat berperan untuk mempercepat proses pertumbuhan dan perkembangan bibit rumput laut. Auxin berfungsi untuk mempercepat pembentukan dan perpanjangan batang, menaikan tekanan osmosis , meningkatkan permeabilitas sel terhadap air, meningkatkan sintesis protein, meningkatkan plastisitas dan pengembangan dinding sel. Hormon giberelin membantu dalam pembentukan enzimatis untuk mengubah pati menjadi gula yang selanjutnya digunakan sebagai sumber energi untuk pertumbuhan. Selain hal tersebut, hormon tumbuh lainnya yakni cytokinin

berperan dalam memacu proses pembelahan sel dan pembentukan jaringan (Silea dan Marsitha 2006). Bentuk organ rumput laut asal bibit pulau Karimun ditunjukkan pada Gambar 15.

Gambar 15 Gambar histologis rumput laut asal bibit pulau Karimun pembesaran 10X. (A1) lapisan epidermis dan pseudoparenkim umur 30 hari, (A2)

medula umur 30 hari, (B1) lapisan epidermis dan pseudoparenkim

umur 45 hari, (B2) medula umur 45 hari, (C1) lapisan epidermis dan

pseudoparenkim umur 60 hari, (C2) medula umur 60 hari.

Dokumen terkait