• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

2.3. Tinjauan umum tentang Investasi

2.3.3. Asas-asas dan tujuan penyelenggaraan investasi

Asas mempunyai dua pengertian, yakni sebagai dasar, alas, pondamen disatu pihak, dan dipihak lain juga dimaksudkan sebagai kebenaran yang menjadi pokok dasar untuk tumpuan berpikir atau berpendapat.

UU PM ternyata mencantumkan sejumlah asas dalam undang – undang penanaman modal. Pendapat Hendrik Budi Untung di dalam karya tulis Lusiana yakni Usaha Penanaman Modal di Indonesia, menguraikan bahwa tampaknya pembentuk undang – undang berupaya untuk menangkap nilai – nilai yang hidup dalam tatanan pergaulan masyarakat baik di tingkat nasional atau di tingkat internasional, berbagai nilai yang dianggap telah menjadi universal diakomodasikan ke dalam hukum nasional. Di era globalisasi ini peranan tata kelola pemerintahan yang bersih dan baik dalam memberikan pelayanan yang baik sudah menjadi acuan berbagai pihak dalam member pelayanan publik atau dalam menjalankan aktivitas bisnis. Prinsip yang terkandung dalam tatanan pemerintah dan tata kelola perusahaan yang baik salah satu di antaranya adalah kepastian hukum; demikian juga halnya dalam undang – undang penanaman

modal pun dicantumkan sejumlah asas90

Asas penanaman modal ‘menginspirasi’ pembentukan pasal – pasal sehingga pasal – pasal mencerminkan keberadaan asas hukum yang bersifat abstrak normatif. Lebih lanjut, asas penanaman modal yang terdapat dalam Pasal 3 ayat (1) UUPM adalah:

a. Asas kepastian hukum

90 Lusiana, op.cit, h. 43

b. Asas terbukaan

c. Asas akuntabilitas

d. Asas perlakuan yang sama dan tidak membedakan asal negara;.

e. Asas kebersamaan

f. Asas efisiensi berkeadialan

g. Asas berkelanjutan

h. Asas berwawasan lingkungan

i. Asas kemandirian

j. Asas keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.91

2.3.4. Jenis-Jenis investasi

Pada studi ekonomi dikenal berbagai jenis investasi, antara lain dapat

dibedakan dasar aspek pelakunyameliputi: autonomous investment dan induced

investment. 92

Autonomous investment atau investasi otonom merupakan investasi yang dilakukan oleh pemerintah. Biasanya investasi jenis ini dilokasikan dalam pengadaan fasilitas umum, seperti jalan raya, jembatan, bendungan, saluran

irigasi, fasilitas pertahanan, dan lain – lain, sehingga sering disebut public

investment.

Induced investment atau investasi dorongan merupakan investasi yang timbul akibat adanya pertambahan permintaan efektif yang nyata di pasar. Kenaikan tersebut disebabkan adanya peningkatan pendapatan masyakarat. Dapat dikemukan investasi ini timbul sebagai respon terhadap pasar.

Pada umumnya kegiatan investasi dalam ekonomi dibedakan juga menjadi dua, yaitu investasi pada financial asset dan investasi pada real asset. Investasi pada financial asset dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito,

91 Lusiana, op.cit, h. 44-45

commercial paper, surat berharga pasar uang (sbpu), dan lainnya. Investasi juga

dapat dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi, warranty, opsi,

dan lainnya. Sedangkan invesatsi pada real asset dapat dilakukan dengan

pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan,

perkebunan, dan yang lainnya93

Selain itu, jenis kegiatan penanaman modal juga dapat dilihat pada penjelasan UUPM, kegiatan penanaman modal diklasifikasikan atas dua kategori

besar yaitu investasi langsung (direct investment) atau penanaman modal jangka

panjang dan investasi tidak langsung (inderct investment) atau portofolio

investment.

Ketentuan kegiatan penanaman modal lebih lanjut ditentukan pada UU PM, menurut Lusiana pengertian penanaman modal hanya mencakup penanaman modal secara langsung dalam kaitan dengan pengelolaan modal. Pengertian penanaman modal langsung ini seringkali dikaitkan dengan keterlibatan pemilik

modal secara langsung dalam kegiatan pengelolaan modal.94

Pada ketetuan Pasal 1 Catagena Agreement, investasi asing (foreign direct

investment) diartikan :

Direct foreign investment: contribution from aboard, owned by foreign individuals or concerns to the capital of an enterprise must be in freely convertible curries, industrial plants, machinery or equipment with the right to re-export their value and to remit profit aboard. Also considered as direct foreign investment are those investments in local currency originating from resources which have the right to be remitted aboard.95

93 Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, 2007, Investasi Pada Pasar Modal Syariah, cetakan ke-1, Kencana, Jakarta, h. 81

94 Lusiana, op.cit, h. 4 95Ibid, h. 39

Penanaman modal yang melibatkan investor secara langsung dapat dilakukan melalui beberapa cara penanaman modal, seperti investasi – investasi dalam bentuk:

1. Modal sendiri (equity)

2. Modal dari dana pinjaman (loan)

3. Modal bersifat nyata (tangible) dan tidak nyata (intangible)

4. Modal dari keuntungan usaha (reinvesment)

5. Modal langsung (straight investement)

6. Modal patungan (join venture, joint enterprise)

7. Partisipasi modal melalui berbagai bentuk kerja sama dalam hubungan-

hubungan kontaktual

Investasi langsung ini dapat dilakukan dengan mendirikan perusahaan

patung (joint venture company) dengan mitra lokal, melakukan kerja sama operasi

(joint operation scheme) tanpa membentuk perusahaan baru, mengkonversikan pinjaman menjadi penyertaan mayoritas dalam perusahaan local, memberikan

bantuan teknis dan manajerial maupun memberikan lisensi dan lain-lain96

Investasi tidak langsung umumnya merupakan pananaman modal jangka pendek yang mencakup kegiatan transaksi di pasar modal dan di pasar uang. Penanam modal ini disebut penanaman modal jangka pendek karena pada umumnya mereka melakukan jual beli dan/atau mata uang yang hendak mereka perjualbelikan.

Begitupula dengan pendapat Panji Anoraga, yang membedakan investasi berdasarkan bentuknya, yaitu merupan investasi yang berdasarkan pada tata cara menanamkan investasinya. Tata cara investasi ini dibagi menjadi dua macam, yaitu:

96Ibid, h. 40

a. Fortopolio

b. Investasi langsung

Mengenai investasi portofolio dilakukan pasar modal dengan instrumen surat berharga, seperti saham dan obligasi. Sedangkan langsung merupakan bentuk investasi dengan jalan membangun, membeli total, atau mengakuisi perusahaan.

Berdasarkan penjelasan pembagian jenis investasi di atas, dapat disimpulan yaitu

a. Invetasi langsung (direct investment) atau yang disebut juga penanaman

jangka panjang adalah menempatkan uan secara langsung pada perusahaan, proyek, atau bisnis dengan harapan dapat memperoleh tingkat imbalan hasil yang menarik, dengan ciri sebagai berikut

1) Adanya keterlibatan pemilik modal secara langsung dalam kegiatan

pengelolaan modal

2) Dilakukan dengan mendirikan perusahaan patungan (joint venture

company) dengan mitra lokal, melakukan kerja sama operasi (joint

operation scheme) tanpa membentuk perusahan baru, mengkonversikan pinjaman menjadi penyertaan mayoritas dalam perusahaan lokal, memberikan bantuan teknis dan manajarial (tehnical and management assistance) maupun dengan memberikan lisensi, dan lain – lain.

3) Pemegang saham memiliki kontrol pada pengelolaan perseroan

konsekuensinya keberhasilan ataupun kegagalan perusahaan menjadi tanggung jawab pemegang saham

4) Biasanya resiko tidak ditanggung sendiri oleh pemegang saham

5) Kerugian pada umumnya dilindungi oleh kebiasan internasional

(international customary law)

6) Dilakukan dengan jalan membangun, membeli total, atau mengakuisi

perusahaan

7) Dana yang anda tempatkan dapat ditukar dengan saham pada

perusahaan tersebut hingga menjadi equity

b. Sedangkan invetasi tidak langsung (inderct investment) atau yang disebut

juga invetasi portofolio atau penanaman modal jangka pendek adalah pada umumnya merupakan penanaman modal jangka pendek yang mencakup kegiatan transaksi di pasar modal dan di pasar uang, dengan ciri sebagai berikut:

1. Melakukan jual beli saham dan atau mata uang dalam jangka waktu

yang relative singkat, tergantung kepada fluktuasi nilai saham dan atau mata uang

2. Dilakukan melalui pasar modal dengan instrumen surat berharga,

seperti saham dan obligasi.

3. Saham di pasar modal dengan mudah bisa diperjualbelikan dan

harganya bisa naik turun.

4. Pemegang saham tidak memiliki control pada pengelolaan perseroan

5. Biasanya risiko ditanggung sendiri oleh pemegang saham sehingga

pada dasarnya tidak dapat menggugat perusahaan yang

menjalankannya

6. Kerugian pada umumnya tidak dilindungi oleh hukum kebiasaan

internasional (international customary law).

Berdasarkan uraian jenis – jenis investasi diatas, jenis jenis investasi di Indonesia terdapat pada penjelasan Pasal 2 UUPM yang menyebutkan bahwa ada 2 jenis investasi secara langsung dan tidak langsung (portofolio).

Dokumen terkait