• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORI

C. Hukum Ekonomi Syariah

3. Asas-asas Hukum Ekonomi Syariah

Menurut Nana Herdiana Abdurahman, asas-asas hukum ekonomi syariah yaitu:

a. (Solidaritas). Solidaritas di sini merupakan kesan dari gagasan tauhid, yang menyatukan seluruh bagian kehidupan Muslim baik dalam bidang keuangan, politik, sosial menjadi satu kesatuan yang relatif, dan menekankan konsistensi dan permintaan yang dapat diandalkan.

b. Kesetimbangan (Equitibrium). Dalam pelaksanaan jagad kerja dan bisnis, Islam perlu melakukan pemerataan, juga orang-orang yang tidak disukai.

c. Pemerataan adalah keselarasan antara kemungkinan-kemungkinan individu yang berbeda, baik yang baik maupun yang material, di antara orang-orang dan masyarakat, seperti antara satu wilayah lokal dan satu wilayah lagi yang bergantung pada syariah Islam.

Standar Hukum Moneter Syariah di atas sesaat dianggap sebagai peluang dalam kepemilikan dan pemerataan usaha, pemerataan dalam penciptaan dan penyebaran kewajiban terhadap kebajikan dalam pendekatan strategis.53

53 Mufid, Kaidah Fiqh Ekonomi Syariah Teori dan Aplikasi Praktek, (Makassar: Zahra Litera, 2017), h.24-25

33

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang datanya diambil berdasarkan kuesioner yang dibagikan kepada pelaku usaha jual beli online dan digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen yaitu variabel bebas terhadap variabel dependen yaitu variabel terikat.

Pengertian jenis penelitian kuantitatif sendiri adalah penelitian yang analisisnya lebih fokus pada data interensial yang diolah dengan menggunakan metode statistika dengan melakukan uji frekuensi.54

Penelitian kuantitatif digunakan untuk mendapatkan data dalam jumlah besar tentang implementasi etika bisnis dalam jual beli online.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Makassar. Lokasi tersebut dipilih dengan pertimbangan penulis bahwa di wilayah ini banyak pelaku usaha jual beli online. Hal ini pula menjadi harapan bagi penulis akan kemudahan dalam

pengumpulan data.

C. Subjek Dan Objek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah para pelaku usaha jual beli online yang terdapat di Kota Makassar.

Objek penelitian dalam penelitian skripsi disini yaitu perilaku pelaku usaha jual beli online dalam mengimplementasikan etika bisnis dalam jual beli online.

54 Sugiono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, h.7

D. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini yaitu variabel terikat adalah variabel yang keberadaannya dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Implementasi Etika Bisnis Dalam Jual Beli Online. Dinamakan variabel terikat karena kondisi atau variasinya terikat atau dipengaruhi oleh variasi variabel lain, yaitu dipengaruhi oleh variabel bebas.

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi merupakan kumpulan individu atau objek penelitian yang memiliki kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan.

Maka populasi dalam penelitian ini adalah pelaku usaha jual beli online di Kota Makassar.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.55 Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.

Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk

55 Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012), h.117

populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).56

Secara defenisi, populasi dapat diartikan sebagai jumlah dari keseluruhan objek yang ingin diteliti karakteristiknya. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang ingin diteliti karakteristiknya. Sampel tersebut dapat dianggap mewakili keseluruhan populasinya. Jadi pada dasarnya, jumlah sampel akan lebih sedikit dari jumlah populasinya. Namun dalam penelitian ini karena jumlah populasi terbatas yaitu hanya 100 orang, maka semua populasi akan diteliti, dalam arti tidak menggunakan sampel.

Adapun sampel yang merupakan bagian dari suatu populasi.57 Maka dari itu sampel dari penelitian ini adalah sebagian dari pelaku jual beli online di Kota Makassar.

F. Instrument Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang diperlukan atau dipergunakan untuk mengumpulkan data penelitian, seperti observasi, kuesioner (angket), dan dokumentasi.

56 Ibid, h. 118

57 Husain Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009) Edisi 1. Persada, 2001), h. 136

Tabel 3.1 Contoh Tabel Angket

No Pernyataan SS S KS TS STS

G. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data sebagai bahan dalam penelitian digunakan beberapa metode, sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi yaitu sebagai suatu proses melihat, mengamati dan mencermati serta “merekam” perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu.58 Observasi dilakukan oleh peneliti dengan cara pencatatan mengenai transaksi yang dilakukan oleh pembeli jual beli online.

2. Kuesioner (Angket)

Angket digunakan untuk memperoleh data mengenai penilaian diri yang dilakukan oleh pelaku usaha jual beli online terhadap apa yang mereka alami ketika menjadi pelaku usaha jual beli online.

58 Dr. Uhar Suharsaputra, M.Pd, Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2012), h. 131

Angket diberikan langsung kepada responden dengan tujuan agar lebih efektif dan efesien menjangkau jumlah sampel dan mudah memberikan penjelasan berkenaan dengan pengisian angket tersebut. Instrument yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian ini menggunakan skala Likert dangan skor 1-5, jawaban responden berupa pilihan 5 alternatif yang ada yaitu:

Tabel 3.2 Skala Likert

ALTERNATIF JAWABAN

JAWABAN SKOR

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Kurang Setuju (KS) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau orang lain tentang subjek.59 Penulis melakukan dokumentasi melalui media kamera. Hal ini dimaksudkan penulis agar penelitian yang dilakukan memiliki bukti nyata bahwa proses penelitian yang dilakukan benar adanya. Sehingga menjadikan keakuratan data terhadap data tertulis.

59 Haris, Herdiyansyah, Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), h. 143

H. Teknik Analisis Data 1. Uji Frekuensi

Distribusi frekuensi adalah susunan data menurut kelas-kelas tertentu (Hasan, 2005: 41). Menurut Suharyadi dan Purwanto, distribusi frekuensi adalah pengelompokan data kedalam beberapa kategori yang menujukkan banyaknya data dalam setiap kategori, dan setiap data tidak dapat dimasukkan ke dalam dua atau lebih kategori (2003:25). Pada tahap penyajian data, data yang sudah diklasifikasikan, disajikan atau ditampilkan dalam bentuk tabel atau grafik.

2. Uji Validitas

Uji validitas adalah kebenaran instumen penelitian yang digunakan untuk menguji apakah pertanyaan pada kuesioner tersebut benar atau tidak. Perhitungan ini dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS (Statistical Package For Social Scienci). Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya

suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.60

3. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat ukur untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

60 Ghozali, Aplikasi Analisi Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013), h. 117

39 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Makassar adalah Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan, yang terletak di bagian Selatan Pulau Sulawesi yang dahulu disebut Ujung Pandang, terletak antara 11924‟17‟38‟‟ Bujur Timur dan 58‟6‟19‟‟ Lintang Selatan yang berbatasan sebelah Utara dengan Kabupaten Maros, sebelah Timur Kabupaten Maros, sebelah Selatan Kabupaten Gowa dan sebelah Barat adalah Selat Makassar. Kota Makassar memiliki topografi dengan kemiringan lahan 0-2 (darat) dan kemiringan lahan 3-15(bergelombang). Luas wilayah Kota Makassar tercatat 175,77 km persegi. Kota Makassar memiliki kondisi iklim sedang hingga tropis memiliki suhu udara rata-rata berkisar antara 26C sampai dengan 29C.

Kota Makassar adalah kota yang terletak dekat dengan pantai yang membentang sepanjang koridor barat dan utara dan juga dikenal sebagai

“Waterfront City” yang didalamnya mengalir beberapa sungai (Sungai Tallo, Sungai Jeneberang, dan Sungai Pampang) yang kesemuanya bermuara ke dalam kota. Kota Makassar merupakan hamparan daratan rendah yang berada pada ketinggian antara 0-25 meter dari permukaan laut. Dari kondisi ini menyebabkan Kota Makassar sering mengalami genangan air pada musim hujan, terutama pada saat turun hujan bersamaan dengan naiknya air pasang.

Secara administrasi Kota Makassar dibagi menjadi 15 kecamatan dengan 153 kelurahan. Diantara 15 kecamatan tersebut, ada tujuh kecamatan yang berbatasan dengan pantai yaitu Kecamatan Tamalate, Kecamatan Mariso,

Kecamatan Wajo, Kecamatan Ujung Tanah, Kecamatan Tallo, Kecamatan Tamalanrea, dan Kecamatan Biringkanaya.

Batas-batas administrasi Kota Makassar adalah:

1. Batas Utara: Kabupaten Maros 2. Batas Timur: Kabupaten Maros

3. Batas Selatan: Kabupaten Gowa dan Kabupaten Takalar 4. Batas Barat: Selat Makassar

Secara umum topologi Kota Makassar dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu:

1. Bagian Barat ke Utara relatif rendah dekat dengan pesisir pantai

2. Bagian Timur dengan keadaan topografi berbukit seperti di Kelurahan Antang kecamatan Panakukang.

Perkembangan fisik Kota Makassar cenderung mengarah ke bagian Timur Kota. Hal ini terlihat dengan giatnya pembangunan perumahan di Kecamatan Biringkanaya, Tamalanrea, Manggala, Panakukang, dan Rappocini.

Kelurahan Barombong merupakan bagian dari Kecamatan Tamalate, Kota Makassar. Kelurahan Barombong memiliki luas sekitar 1,54 km2 ini ditinggali 5.500 kepala keluarga. Jumlah penduduknya mencapai 13.363 jiwa yang terdiri atas 7.491 pria dan 5.879 wanita.

Kelurahan Barombong terletak di titik koordinat 512‟33.9”S 11923‟15.1”E. Di sebelah Utara Kelurahan Barombong berbatasan dengan Kelurahan Tanjung Merdeka, di sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Tangngalla kec. Barombong, di sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Aeng

Kelurahan Galesong Utara dan di sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar.

B. Deskripsi Responden

Responden yang diteliti dalam penelitian ini adalah pelaku usaha jual beli online yang tinggal di Kota Makassar dan yang menjadi responden sebanyak 100

orang.

a) Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Keadaan responden berdasarkan jenis kelamin dapat didefinisikan dalam table 4.1 berikut:

Tabel 4.1

Responden berdasarkan jenis kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase (%)

1 Laki-laki 12 12%

2 Perempuan 88 88%

Total 100 100%

Sumber: data diolah 2021

Berdasarkan tabel 4.1 jumlah responden laki-laki sebanyak 12 orang dan responden perempuan sebanyak 88 orang, ini menunjukkan bahwa responden pelaku usaha jual beli online lebih banyak perempuan.

b) Responden Berdasarkan Usia

Keadaan responden berdasarkan usia didefinisikan dalam bentuk table 4.2 berikut:

Tabel 4.2

Sumber: data diolah 2021

Dari tabel di atas, responden terdiri dari 100 pelaku usaha jual beli online dengan ragam usia dimana responden terbanyak berada pada usia 20-25 tahun.

C. Hasil Penelitian

1. Implementasi Etika Bisnis Dalam Jual Beli Online a. Uji Pernyataan

Uji pernyataan digunakan untuk penyajian data yang sudah diklasifikasikan, disajikan atau ditampilkan dalam bentuk tabel atau grafik.

Tabel 4.3

Tanggapan Responden Terkait Etika Bisnis Dalam Jual Beli Online

Pernyataan

Saya selalu mengungkap kondisi

barang yang sebenarnya dalam iklan 98 98% 2 2%

Berdasarkan pernyataan no. 1 tentang mengungkap kondisi barang yang sebenarnya dalam iklan, pada umumnya 98% responden setuju untuk mengungkap kondisi barang sebenarnya dan hanya 2% yang tidak setuju. Ini menunjukkan bahwa pedagang online selalu berupaya untuk jujur menjelaskan kondisi barang jualannya.

Foto-foto produk yang ditampilkan

sesuai kondisi aslinya 82 82% 18 18%

Berdasarkan pernyataan no.2 tentang foto produk, pada umumnya 82%

responden setuju untuk menampilkan foto produk sesuai kondisi aslinya dan hanya 18% yang tidak setuju. Ini menunjukkan bahwa pedagang online selalu menunjukkan kondisi asli barang jualannya.

Pernyataan

Saya selalu mempercantik

gambar-gambar produk dalam iklan 88 88% 12 12%

Berdasarkan pernyataan no. 3 tentang mempercantik gambar produk, pada umumnya 88% responden setuju untuk selalu mempercantik gambar-gambar

produk dalam iklan dan hanya 12% yang tidak setuju. Ini menunjukkan bahwa pedagang online berusaha memperlihatkan penataan foto yang cantik.

Pernyataan

Saya selalu mencantumkan harga

barang pada iklan 81 81% 19 19%

Berdasarkan pernyataan no.4 tentang mencatumkan harga, pada umumnya 81% responden setuju untuk mencantumkan harga barang pada iklan dan hanya 19% yang tidak setuju. Semua pedagang online berusaha mencantumkan harga sehingga mundah diketahui oleh calon pembelinya.

Pernyataan setiap ada komentar tentang produk saya

66 66% 34 34%

Berdasarkan pernyataan no. 5 tentang merespon dengan cepat komentar, pada umumnya 66% responden setuju untuk selalu merespon dengan cepat setiap ada komentar tentang produk dan hanya 34% yang tidak setuju. Ini menunjukkan bahwa pedagang online selalu menjaga komunikasi dengan pelanggannya.

Pernyataan

Berdasarkan pernyataan no.6 tentang selalu menjawab apa adanya pada setiap pertanyaan calon pelanggan, pada umumnya 75% responden setuju untuk selalu menjawab apa adanya pada setiap pertanyaan dari calon pelanggan dan hanya 25% yang tidak setuju. Ini menunjukkan bahwa pedagang online berusaha menjelaskan keadaan kondisi barangnya secara jujur.

Pernyataan pelanggan sudah bertanya banyak tapi tidak beli

56 56% 44 44%

Berdasarkan pernyataan no. 7 tentang tidak marah apabila calon pelanggan bertanya banyak tapi tidak beli, pada umumnya 56% responden setuju untuk tidak marah apabila calon pelanggan sudah bertanya banyak tapi tidak beli dan hanya 44% yang tidak setuju. Ini menunjukkan bahwa pedagang online paham betul system dagang itu tidak semua membeli.

Pernyataan

Tingkat Jawaban Responden Menerima

( S + SS )

Tidak Menerima ( KS + TS + STS )

F % F %

Saya tidak pernah marah jika ada

pembeli yang hanya PHP 40 40% 60 60%

Berdasarkan pernyataan no. 8 tentang tidak pernah marah jika pembeli hanya PHP, pada umumnya 60% responden tidak setuju untuk tidak marah jika ada pembeli yang hanya PHP dan hanya 40% yang setuju. Ini menunjukkan bahwa banyak pedagang online kesal kalau pembeli hanya bertransaksi kemudian membatalkan transaksi.

Pernyataan

Tingkat Jawaban Responden Menerima

( S + SS )

Tidak Menerima ( KS + TS + STS )

F % F %

Saya selalu menjaga kualitas bahan

baku barang jualan saya 88 88% 12 12%

Berdasarkan pernyataan no. 9 tentang selalu menjaga kualitas bahan baku barang, pada umumnya 88% responden setuju untuk selalu menjaga kualitas bahan baku barang jualan dan hanya 12% yang tidak setuju. Ini menunjukkan bahwa pedagang online selalu menjaga kualitas barang untuk mempertahankan kepercayaan pelanggan.

Pernyataan halal, pada umumnya 96% responden setuju untuk selalu menjaga sumber bahan baku yang halal dan hanya 4% yang tidak setuju. Ini menunjukkan bahwa

X10 0,422 0,195 Valid Sumber: data diolah 2021

Tabel diatas menunjukkan bahwa variabel implementasi etika bisnis dalam jual beli online dinyatakan valid. Hal ini dibuktikan dengan diperolehnya nilai koefisien korelasi (rhitung) > 0,195 (rtabel) sehingga dapat dikatakan bahwa keseluruhan item variabel penelitian adalah valid untuk digunakan sebagai instrument dalam penelitian. Nilai rtabel yaitu 0,195 diperoleh dari nilai rtabel dengan N=100.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa pernyataan dari nomor 1 sampai dengan nomor 10 adalah valid karena nilai rata-rata dari rhitung > nilai rtabel yaitu 0,195. Jadi dapat disimpulkan bahwa item pernyataan yang berjumlah 10 dinyatakan signifikan.

c. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah menguji data yang diperoleh sebagai dari jawaban kuesioner yang telah dibagikan. Jika kuesioner tersebut itu handal atau reliabel.

Dikatakan handal atau reliabel jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

Hasil uji reliabilitas ditunjukkan pada tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5

Uji Reliabilitas

No Variabel Cronbach‟s Alpha Keterangan

1

Implementasi Etika Bisnis Dalam Jual Beli

Online

0,771 Reliabel

Sumber: data diolah 2021

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai cronbach‟s alpha variabel implementasi etika bisnis dalam jual beli online yaitu 0,771 dinyatakan reliabel.

Sebagaimana dijelaskan sebagai berikut:

a. Nilai cronbach‟s alpha 0.00 s.d 0.20, berarti kurang reliabel b. Nilai cronbach‟s alpha 0.21 s.d 0.40, berarti agak reliabel c. Nilai cronbach‟s alpha 0.41 s.d 0.60, berarti cukup reliabel d. Nilai cronbach‟s alpha 0.61 s.d 0.80, berarti reliabel

e. Nilai cronbach‟s alpha 0.81 s.d 1.00, berarti sangat reliabel.

2. Jual Beli Online Dari Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah

Pada jual beli baik online maupun offline ada beberapa syarat yang harus dipatuhi oleh terutama pedagang dari tinjauan Hukum Islam yaitu antara lain kejujuran, kesopanan dan kualitas barang baik dari sisi halal haramnya.

a. Ayat Tentang Kejujuran

Perintah bersikap jujur dalam jual beli. Kejujuran menjadi salah satu hal yang wajib dipenuhi oleh penjual, sebagaimana diperintahkan dalam Q.S Al-Ahzab ayat 70-71 berikut:

ي

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (Q.S Al-Ahzab (33) : 70-71)61

Berdasarkan ayat di atas Allah SWT memerintahkan manusia untuk selalu berkata jujur dalam segala hal. Begitu juga dalam jual beli online, pelaku jual beli online harus menerapkan kejujuran dalam bisnisnya agar pelanggan juga bisa

merasa puas dengan barang yang ia beli pada toko online tersebut. Apalagi dalam mengungkap kondisi barang apabila terdapat kecacatan dalam barang, dan foto barang yang di jualnya juga merupakan foto yang sesuai dengan aslinya.

b. Ayat Tentang Sopan Santun

Dalam jual beli juga etika dan kesopanan sangat dijunjung tinggi, wajib dijalani oleh pelaku terutama penjual, sebagaimana diperintahkan dalam Q.S Al-Baqarah ayat 275 berikut:

…. ….

Terjemahan:

“….Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…” (Q.S Al-Baqarah (2): 275). 62

61 Departeman Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahan

62 Ibid

Dalam syariat Islam melarang adanya unsur penipuan, sebagaimana dalam Q.S An-Nisa ayat 29 berikut:

Terjemahan:

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu ….” (Q.S An-Nisa (4): 29)63

Ketika berjanji harus dipenuhi seperti dalam mengirim barang harus sesuai dengan barang yang di pesan, sebagaimana diperintahkan dalam Q.S Al-Maidah ayat 1 berikut:

Terjemahan:

“Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah janji-janji….” (Q.S Al-Maidah (5):1)64

Berdasarkan ayat di atas, pelaku jual beli online harus memiliki sikap yang baik kepada para pelanggannya terutama dalam memberikan tanggapan kepada para pelanggan agar pelanggan juga merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh pelaku jual beli online.

63 Ibid

64 Ibid

c. Ayat Tentang Bahan Halal

Dalam Islam diperintahkan untuk memberikan bahan baku yang tidak ada larangan di dalamnya baik larangan dalam material, larangan proses pengadaan, sebagaimana di perintahkan dalam Q.S Al-Maidah ayat 88

Terjemahan :

“Dan makanlah dari apa yang telah diberikan Allah kepadamu sebagai rezeki yang halal dan baik, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.”

(Q.S Al-Maidah (5): 88)65

Berdasarkan ayat di atas, Allah memerintahkan untuk memakan makanan yang halal dan baik. Begitu pun dalam perdagangan jual beli online untuk selalu menggunakan bahan baku yang halal dalam jualannya.

D. Pembahasan

1. Hukum Jual Beli Online

Jual beli online pada prinsipnya sama seperti jual beli offline. Namun yang membedakannya adalah proses transaksi (akad) dan media utama dalam proses tersebut. Hukum jual beli online yaitu boleh selama tidak ada dalil yang melarangnya dan tidak mengandung unsur penipuan di dalamnya.

Pada dasarnya, semua hal (termasuk muamalah jual beli online) diperbolehkan hingga ada dalil yang mengharamkannya. Lebih-lebih jika hal dimaksud nyata memberi manfaat bagi manusia.

65 Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahan

Terkait dengan jual beli online menurut hukum ekonomi syariah, pada umumnya para ulama meghalalkan jual beli online selama tidak ada unsur gharar atau ketidakjelasan, dengan memberikan spesifikasi baik berupa gambar, jenis, warna, bentuk, model dan yang mempengaruhi harga barang.

Praktik jual beli online juga memudahkan proses transaksi pihak penjual dan pembeli. Penjual tidak perlu bertatap muka dengan pembeli, tidak ada proses menyaksikan langsung barang yang dijual, serta pembayaran dilakukan melalui pihak ketiga.

2. Hukum Penerapan Jual Beli Online

Jika melihat kepada sistem jual beli online yang kebanyakan terjadi sekarang, transaksi ini mirip atau penerapam dari akad salam atau istishna‟ yang telah ada pada zaman Nabi SAW.

Penerapan jual beli online sama dengan akad salam atau istishna‟, maka jual beli online ini dihalalkan di dalam Islam.

54 PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil akhir dari pembahasan dalam penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Etika bisnis dalam jual beli online pada umumnya dijalankan para pelaku jual beli online khususnya dikalangan pedagang dengan selalu menjaga etika bisnis sesuai dengan syariat Islam dimana mereka menjaga kejujuran dengan memperlihatkan kondisi barang yang sebenarnya, menjaga kualitas barang, dan memberikan pelayanan yang baik.

Pelanggaran etika bisnis yang dilakukan oleh para pedagang bukan cuma di online tapi paling banyak kejadian dalam online karena dapat memunculkan

kasus-kasus pidana seperti penipuan dan pemerasan. Apabila etika bisnis tidak dijalankan maka itu akan berpotensi menimbulkan masalah pelanggaran hukum.

2. Menurut syariat Islam jual beli online termasuk dalam kegiatan jual beli yang secara umum dibolehkan di dalam Islam, yang membedakan hanya tempat dan tata cara bertransaksi dimana antara pembeli dan penjual tidak bertemu secara langsung namun dalam hal itu dalam Al-Qur‟an tidak ada larangan yang melarang bahwa jual beli yang tidak mempertemukan antara penjual dan pembeli tidak diperbolehkan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini maka diajukan saran-saran sebagai pelengkap terhadap hasil penelitian, yaitu:

1. Untuk para pembeli jual beli online agar dapat selalu memperhatikan barang yang akan dibeli di toko online, baik itu harga dan kualitasnya.

2. Untuk para pelaku jual beli online agar selalu memberikan respon atau

2. Untuk para pelaku jual beli online agar selalu memberikan respon atau

Dokumen terkait