• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.5. Asas, Tujuan dan Ruang Lingkup Keberlakuan Undang-

2.5.1. Asas penyelenggaraan Lalu Lintas

Dalam pasal 2 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan,diselenggarakan dengan memperhatikan:

a) Asas transparan adalah keterbukaan dalam penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan kepada masyarakat luas dalam memperoleh informasi yang benar, jelas, dan jujur sehingga masyarakat mempunyai kesempatan berpartisipasi bagi pengembangan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

b) Asas akuntabilitas adalah penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang dapat dipertanggung jawabkan.

c) Asas berkelanjutan adalah penjaminan kualitas fungsi lingkungan melalui pengaturan persyaratan teknis laik kendaraan dan rencana umum pembangunan serta pengembangan Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

d) Asas partisipatif adalah pengaturan peran serta masyarakat dalam proses penyusunan kebijakan 1 pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan, penanganan kecelakaan, dan pelaporan atas peristiwa yang terkait dengan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

e) Asas bermanfaat adalah semua kegiatan penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang dapat memberikan nilai tambah sebesar-besarnya dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

f) Asas efisien dan efektif adalah pelayanan dalam penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang dilakukan oleh setiap pembina pada jenjang pemerintahan secara berdaya guna dan berhasil guna.

g) Asas seimbang adalah penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang harus dilaksanakan atas dasar keseimbangan antara sarana dan prasarana serta pemenuhan hak dan kewajiban Pengguna Jasa dan penyelenggara.

h) Asas terpadu adalah penyelenggaraan pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang dilakukan dengan mengutamakan keserasian dan kesaling bergantungan kewenangan dan tanggung jawab antar instansi pembina.

i) Asas mandiri adalah upaya penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan melalui pengembangan dan pemberdayaan sumber daya nasional.

2.5.2. Tujuan Penyelenggaraaan Lalu Lintas

Dalam pasal 3 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan,di selenggarakan dengan tujuan:

a) Terwujudnya pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan yang aman, selamat, tertib, lancar dan terpadu, dengan moda angkutan lain untuk mendorong perekonomian nasional, memajukan kesejahteraan umum, memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, serta mampu menjunjung tinggi martabat bangsa;

b) Terwujudnya etika berlalu lintas dan budaya bangsa; dan c) Terwujudnya penegakan hukum dan kepastian hukum bagi

masyarakat. Di dalam Undang-Undang No. 12 Tahun 2009 , diatur bahwa pembina Lalu Lintas dan angkutan jalan meliputi multi stakeolder yang terdiri dari (5) lima intitusi yaitu : kementrian Pekerjaan Umum, kementrian Perhubungan, kementrian Perindustrian , kementrian Negara Riset dan Teknologi , kementrian hukum dan HAM.

2.5.3. Ruang Lingkup Berlakunya Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Dalam pasal 4 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,berlaku untuk membina dan menyelenggarakan lalu lintas dan angkutan jalan yang aman,selamat, tertib,dan lancar melalui:

a) Kegiatan gerak pindah kendaraan, orang, dan/atau barang di jalan;

b) Kegiatan yang menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendukung lalu lintas dan angkutan jalan; dan

c) Kegiatan yang berkaitan dengan registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor dan pengemudi, pendidikan berlalu lintas, manajemen dan rekayasa lalu lintas, serta penegakan hukum lalu lintas dan angkutan jalan.

Menurut Ruslan Renggong, (2016:210) bahwa:

Sebagai undang-undang di luar kodifikasi, Undang-Undang No-mor 22 Tahun 2009 juga mengatur tentang prosedur beracara dalam penanganan pelanggaran lalu lintas dan angkutan jalan. Pengaturan tersebut, antara lain tentang penyidikan. Dalam undang-undang ini ditentukan bahwa penyidikan tindak pidana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dilakukan oleh:

1. Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan

2. Penyidik Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang khu-sus menurut undang-undang ini.

Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia di bidang Lalu Lintas tersebut terdiri atas:

1. Penyidik; dan

2. Penyidik Pembantu.

Dalam hal penindakan pelanggaran dan penyidikan tindak pidana, Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia selain yang diatur di dalam Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana dan Undang-Undang tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan berwenang:

1. Memberhentikan, melarang, atau menunda pengoperasian dan menyita sementara Kendaraan Bermotor yang patut diduga me-langgar peraturan berlalu lintas atau merupakan alat dan/atau ha-sil kejahatan;

2. Melakukan pemeriksaan atas kebenaran keterangan berkaitan de-ngan Penyidikan tindak pidana di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;

3. Meminta keterangan dari Pengemudi, pemilik Kendaraan Bermo-tor, dan/atau Perusahaan Angkutan Umum;

4. Melakukan penyitaan terhadap Surat Izin Mengemudi, Kendaraan Bermotor, muatan, Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor,

Surat Tanda Coba Kendaraan Bermotor, dan/atau tanda lulus uji sebagai barang bukti;

5. Melakukan penindakan terhadap tindak pidana pelanggaran atau kejahatan Lalu Lintas menurut ketentuan peraturan perundang-undangan;

6. Membuat dan menandatangani berita acara pemeriksaan;

7. Menghentikan penyidikan jika tidak terdapat cukup bukti;

8. Melakukan penahanan yang berkaitan dengan tindak pidana keja-hatan Lalu Lintas; dan/atau

9. Melakukan tindakan lain menurut hukum secara bertanggung ja-wab.

Adapun wewenang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, yaitu:

1. Melakukan pemeriksaan atas pelanggaran persyaratan teknis dan laik jalan Kendaraan Bermotor yang pembuktiannya memerlukan keahlian dan peralatan khusus;

2. Melakukan pemeriksaan atas pelanggaran perizinan angkutan orang dan/atau barang dengan Kendaraan Bermotor Umum;

3. Melakukan pemeriksaan atas pelanggaran muatan dan/atau di-mensi Kendaraan Bermotor di tempat penimbangan yang dipasang secara tetap;

4. Melarang atau menunda pengoperasian Kendaraan Bermotor yang tidak memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan;

5. Meminta keterangan dari Pengemudi, pemilik Kendaraan Bermotor, atau Perusahaan Angkutan Umum atas pelanggaran persyaratan teknis dan laik jalan, pengujian Kendaraan Bermotor, dan perizinan; dan/atau

6. Melakukan penyitaan surat tanda lulus uji dan/atau surat izin pe-nyelenggaraan angkutan umum atas pelanggaran sebagaimana di-maksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c dengan membuat dan menandatangani berita acara pemeriksaan.

2.6. Prosedur E-Tilang

E-tilang memberikan suatu kesempatan kepada pelanggar untuk menitipkan denda langsung ke bank dengan fasilitas yang dia miliki, mungkin dengan e-banking, ATM, atau datang sendiri ke teller. Pengendara diwajibkan untuk membayar denda maksimal sesuai pasal yang dilanggar.

Setelah menyelesaikan pembayaran, petugas yang menilang akan menerima notifikasi pada ponselnya. Pelanggar bisa menebus surat yang disitanya langsung dengan cukup menyerahkan tanda bukti bayar, maupun mengambilnya di tempat yang disebut dalam notifikasi. Untuk tilang yang menggunakan proses manual atau masih menggunakan slip merah namun pelanggarnya menghendaki untuk mengikuti sidang maka yang dilakukan prosesnya sama. Aplikasi E-tilang terintegrasi dengan pengadilan dan kejaksaan. Hakim akan memberi putusan, dan jaksa akan mengeksekusi putusan tersebut, biasanya proses ini akan membutuhkan waktu seminggu hingga dua minggu.

Para pengendara yang melintas di area yang telah terpasang CCTV ini jika terindikasi melakukan pelanggaran maka secara otomatis CCTV akan menangkap gambar pelanggar lengkap dengan plat nomor kendaraan yang digunakan saat melakukan pelanggaran sehingga mudah untuk dilacak.

Setelah tertanggap oleh CCTV, gambar hasil tangkapan akan diproses oleh pihak terkait dan kemudian surat tilang akan dikirimkan ke alamat pemilik kendaraan sesuai plat nomornya. Karena kepemilikan Kendaraan juga melekat tanggung jawab dan segala hal yang terjadi oleh unit kendaraan tersebut maka surat tilang akan diarahkan kepada pemilik kendaraan.

Sesuai dengan UU ITE, rekaman CCTV merupakan alat bukti yang sah, sehingga dapat dipakai sebagai alat bukti. Apabila pemilik kendaraan telah menerima surat tilang, maka pemilik kendaraan dapat membayar dendanya melalui bank dan kemudian bukti pembayaran dapat dibawa ke Kejaksaan Negeri setempat. Jumlah denda yang akan dikenakan adalah sebesar denda maksimal sesuai dengan pelanggaranya sesuai dengan UU Nomor 22 Tahun 2009.

Proses yang sama dilakukan pada saat pelaksanaan Operasi Ketertiban Lalu Lintas, dimana jika terjadi pelanggaran maka petugas mencatat pelanggaran melalui aplikasi yang sudah tersedia pada smartphonenya. Sistem aplikasi yang dinamakan sistem aplikasi E-tilang

ini lalu mengeluarkan pasal pelanggaran dan denda maksimal yang harus dibayarkan oleh pelanggar. Setelah angka keluar, si pengendara dapat langsung membayar melalui teller, ATM BRI, ATM Bersama, ataupun SMS/Internet Banking. Setelah pembayaran selesai dilakukan, pengendara dapat menunjukkan bukti bayar kepada polisi lalu mengambil kembali SIM atau STNK yang disita oleh petugas.

Berikut tahapan e-tilang:

1. Polisi memasukan data pelanggar dan jenis pelanggaran menggunakan aplikasi e-tilang.

2. Setelah pengisian data selesai, polisi akan memberitahu nomor pembayaran tilang yang muncul pada aplikasi.

3. Pengendara juga akan menerima SMS berupa nominal denda yang harus dibayarkan. Besaran denda berupa denda maksimal.

4. Pelanggar bisa langsung melakukan pembayaran melalui teller bank BRI, mesin ATM, atau mobile banking. Tenang, walau nominalnya besar, pelanggar akan mendapatkan sisa pembayaran atau “kembalian” setelah prosedur sidang dilakukan.

5. Setelah melakukan pembayaran denda tilang, pelanggar dapat mengambil dokumen yang disita polisi yang bertugas dengan menunjukan bukti pembayaran.

6. Jadwal sidang bisa dilihat di website pengadilan negeri wilayah pelanggaran. Misalnya, untuk wilayah Jakarta Barat bisa dicek di

sini. Pelanggar boleh tidak hadir dalam persidangan dan diwakilkan petugas terkait.

7. Dalam persidangan, hakim akan memutuskan besaran denda yang perlu dibayar pelanggar.

8. Pelanggar akan kembali menerima notifikasi SMS berupa keputusan pengadilan mengenai tilang dan sisa denda yang bisa diterima oleh pelanggar. Sisa dana bisa diambil langsung saat sidang atau melalui layanan transfer bank.

BAB 3

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3.1. Penerapan E-Tilang dalam Penyelesaian Pelanggaran Lalu Lintas Di Kota Makassar.

Tilang elektronik yang biasa disebut e-tilang ini adalah digitalisasi proses tilang, dengan memanfaatkan teknologi diharapkan seluruh proses tilang akan lebih efisien dan juga efektif juga membantu pihak kepolisian dalam manajemen administrasi. E-tilang ini merupakan aplikasi yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dimana bisa tahu biaya yang harus dibayar secara langsung. setelah tercatat di aplikasi, pelanggar bisa memilih pakai e-tilang di aplikasi atau manual.

Aplikasi dikategorikan kedalam dua user, yang pertama yaitu pihak kepolisian dan yang kedua adalah pihak kejaksaaan. Pada sisi kepolisian, sistem akan berjalan pada komputer tablet dengan sistem operasi android sedangkan pada pihak kejaksaan sistem akan berjalan dalam bentuk website, sebagai eksekutor seperti proses sidang manual. aplikasi e-tilang tidak menerapkan fungsi sebagai pengantar untuk membayar denda ke bank / panitera karena mekanisme melibatkan form atau kertas tilang, pada e-tilang form atau kertas bukti pelanggar tidak digunakan, aplikasi ini hanya mengirim reminder berupa id tilang yang menyimpan seluruh data atau catatan polisi mengenai kronologis tilang yang akan diberikan kepada

pengadilan atau kejaksaan yang memiliki website dengan integrasi database yang sama.

Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan bersama tujuh polda lainnya mulai memberlakukan program elektronik tindakan langsung (e-tilang) pada para pelanggar aturan berlalu lintas.

Sejauh ini, sejumlah fasilitas pendukung penerapan sistem tilang melalui CCTV di kota makassar, sulawesi selatan, sudah terpasang.

CCTV tersebut terpasang di beberapa ruas jalan protokol dan adanya command center atau layanan CCTV yang terintegarasi ke sejumlah instansi pemerintahan.

Ince Arifin selaku kepala subdit pembinaan dan penegakan hukum ditlantas Polda Sulsel (wawancara Tanggal 11 Juni 2016 ) menyatakan, bahwa:

"kita akan mulai memberlakukan program tilang online (e-tilang) ini dan kita sudah menggelar rapat koordinasi bersama dengan kejaksaan dan perbankan bri, program e-tilang ini sudah diluncurkan sejak pertengahan desember 2016 di jakarta oleh korps lalu lintas (korlantas) bersama kejaksaan agung (kejagung), mahkamah agung (ma) dan pt bri. setelah peluncuran itu, beberapa provinsi dan kabupaten/kota juga sudah mulai menerapkan program tersebut melalui polda masing-masing daerah seperti di sulsel. ince menyebut, peluncuran program tilang elektronik ini adalah bagian dari reformasi birokrasi polri dan tentunya meminimalisir adanya tindakan-tindakan suap menyuap antara oknum polisi dan warga sebagai pelanggar. jadi nanti itu, semua yang melanggar akan diberikan surat tilang lengkap dengan pelanggarannya serta jumlah dendanya. dendanya sendiri itu harus disetor langsung ke bri kemudian menunggu putusan.

menurut Ince, dengan hadirnya sistem tilang online ini akan menggantikan sistem tilang manual yang selama ini terlalu banyak proses

dan memakan waktu yang lama hingga menunggu jadwal persidangan.

adapun sistem kerja tilang elektronik ini nantinya, setiap petugas kepolisian yang memiliki ponsel berbasis android akan mendownload aplikasi e-tilang terlebih dahulu. Setelah itu, petugas nantinya dapat secara langsung mengisi data pelanggar lalu lintas melalui ponselnya.

"sebagai contohnya, si A kena tilang. kemudian, petugas akan mengisi data-data pelanggar lalu lintas. nanti besaran denda langsung muncul di dalam aplikasi itu," jelasnya. lebih lanjut Ince menjelaskan, pelanggar lalu lintas yang kena tilang nantinya akan langsung melakukan pembayaran denda tilang secara langsung ke bank, sesuai dengan jumlah nominal yang tertera di dalam aplikasi tilang tersebut”.

Pilihan untuk menerapkan e-tilang sangat efektif dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. dari segi efisiensi, e-tilang sangatlah efisien. tanpa menggunakan kertas semua tindak pelanggaran lalu lintas dicatat oleh sistem digital sehingga mengurangi biaya kertas sebagai tanda bukti pelanggaran. pelanggar peraturan lalu lintas pun tidak perlu bolak-balik dan antre ke persidangan untuk menyelesaikan masalahnya. karena mereka akan dikirimi notifikasi digital oleh sistem kapan kasusnya akan disidangkan. dengan memanfaatkan teknologi seluruh proses tilang akan lebih efisien dan juga efektif juga membantu pihak kepolisian dalam manajemen administrasi.

aplikasi dikategorikan kedalam dua user, yang pertama yaitu pihak kepolisian dan yang kedua adalah pihak kejaksaaan. melalui e-tilang ini

masyarakat akan mengetahui segala informasi mengenai tindakan yang dapat dikategorikan pelanggaran lalu lintas serta hukuman akibat tindakan tersebut. Sehingga diharapkan masyarakat sadar hukum dan tidak melakukan pelanggaran lagi. manfaat lainnya adalah transparansi dan akuntabilitas yang terwujudnyatakan dalam sikap dan tindakan aparat kepolisian dalam menjalankan tugas dan wewenang sehari-hari khususnya dalam penertiban pelanggaran lalu lintas.

E-Tilang memberikan suatu kesempatan kepada pelanggar untuk menitipkan denda langsung ke bank dengan fasilitas yang dia miliki, mungkin dengan e-banking, atm, atau datang sendiri ke teller. pengendara diwajibkan untuk membayar denda maksimal sesuai pasal yang dilanggar.

setelah menyelesaikan pembayaran, petugas yang menilang akan menerima notifikasi pada ponselnya. Pelanggar bisa menebus surat yang disitanya langsung dengan cukup menyerahkan tanda bukti bayar, maupun mengambilnya di tempat yang disebut dalam notifikasi. Untuk tilang yang menggunakan proses manual atau masih menggunakan slip merah namun pelanggarnya menghendaki untuk mengikuti sidang maka yang dilakukan prosesnya sama. aplikasi e-tilang terintegrasi dengan pengadilan dan kejaksaan. Hakim akan memberi putusan, dan jaksa akan mengeksekusi putusan tersebut.

Menurut Andi Husnaeni selaku kepala seksi (Kasi) Pelanggaran Ditlantas Polda Sulsel (wawancara tanggal 11 juni 2018) menyatakan bahwa:

“Saat ini polda sulsel termasuk 15 polda yang ada di indonesia yang akan menjadi pilot utama dalam proses berlakunya e-tilang, mantan kabag humas polrestabes makassar ini mengungkapkan, penerapan e-tilang ini bertujuan untuk memberikan kemudahan kepada sejumlah pelanggar lalu lintas jika mereka (pelanggar lalu lintas) ditilang atau melanggar lalu lintas, mereka tidak perlu membayar di tempat atau mengikuti sidang untuk membayar, para pelanggar hanya membayar denda pelanggaran melalui atm terdekat. hal tersebut, menurutnya akan mencegah terjadinya kasus pungli atau korupsi di kalangan polisi lalu lintas. jika biasanya oknum polisi menerima pungli di jalan, tetapi dengan sistem ini, mereka tidak akan bertatap muka lagi. itu sangat membantu apalagi kan era ini sekarang era modern, dan e-tilang ini juga untuk menghindari tindakan dari pungli”

Proses yang dilakukan pada saat pelaksanaan operasi ketertiban lalu lintas, dimana jika terjadi pelanggaran maka petugas mencatat pelanggaran melalui aplikasi yang sudah tersedia pada smartphonenya. Sistem aplikasi yang dinamakan sistem aplikasi e-tilang ini lalu mengeluarkan pasal pelanggaran dan denda maksimal yang harus dibayarkan oleh pelanggar.

setelah angka keluar, si pengendara dapat langsung membayar melalui teller, ATM BRI, ATM bersama, ataupun SMS/internet Banking. Setelah pembayaran selesai dilakukan, pengendara dapat menunjukkan bukti bayar kepada polisi lalu mengambil kembali sim atau stnk yang disita oleh petugas.

Sama halnya yang di katakana Kasman selaku Staff tilang di Polrestabes Makassar dalam (wawancara tanggal 11 juni 2018) bahwa:

“Dengan diberlakukannya system e- tilang ini, pelanggar lalu lintas tidak perlu lagi mengikuti sidang di pengadilan, karna diketahui sangat banyak memakan waktu, harus antri dan ruang sidang yang kadang penuh sesak. pelanggar lalu lintas yang di berikan surat tilang kemudian disuruh membayar denda titipan ke bri setelah itu pelanggar lalu lintas kembali ke porlrestabes atau ke penindaknya untuk mengambil barang

buktinya atau yang disita oleh pihak kepolisian nanti pihak kepolisian sampaikan kepada si pelanggar bahwa ini masih sementara titipan,nanti tinggal liat atau cek putusannya di kejaksaan berapa rupiah vonisnya, sehingga si pelanggar lalu lintas diwajibkan kembali untuk mengambil uang selisihnya yang dititipkan ke bri di pengadilan. lanjut di ungkapkan aiptu kasman bahwa untuk mengoperasikan system ini agar lebih efisien lagi polisi lalu lintas yang bertugas di lapangan “hp” mereka semua telah di lengkapi dengan aplikasi khusus e-tilang yang terkoneksi langsung ke pihak bank bri dan juga pihak kejaksaan”

a. Realisasi Sistem E-Tilang di Kota Makassar

Pemerintah memberlakukan tilang elektronik atau e-tilang dalam rangka meningkatkan serta mempermudah pelayanan bagi masyarakat serta menjawab perkembangan zaman yang saat ini hampir semua lini menggunakan sistem daring. Khususnya Masyarakat Kota Makassar mengapresiasi penerapan e-tilang yang saat ini mulai diterapkan dan semakin gencar disosialisasikan oleh instansi-instansi pemerintahan dalam hal ini pihak Kepolisian, Pengadilan, Pihak Bank BRI dan Kejaksaan Kota Makassar.

Pengadilan Negeri Makassar bersama Kejaksaan Negeri Makassar dan kunjungan dari Polda Sulsel melakukan penerapan sidang e-tilang menyusul adanya peraturan Mahkamah Agung No. 12 tahun 2016 tentang tata cara penyelesaian perkara pelanggaran lalu lintas. Para pelanggar lalu lintas di kota Makassar bisa melacak kasusnya di situs resmi Pengadilan Negeri makassar yang beralamatkan www.pn-makassar.go.id dan dipapan yang tertempel di kantor pengadilan negeri Makassar.setelah mengetahui jumlah denda yang harus dibayar, pelanggar harus

membayar melalui rekening kejaksaan jadi e-tilang ini tujuannya untuk mempercepat, memudahkan, sekaligus memangkas birokrasi sebagai bentuk pelayanan prima di bidang penegakan hukum.terobosan ini akhirnya dilakukan dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk membuat pencatatan dan penindakan melalui aplikasi.

Pada bulan Maret 2017 yang lalu Direktorat Lalu Lintas (Dir Lantas) Polda sulsel melakukan sosialisasi implementasi e-tilang di hotel four points by sheraton makassar

Sosialisasi ini dipimpin oleh Direktur Lalu Lintas Polda Sulsel, Kombes Winarto. Acara ini dihadiri oleh Tim Korlantas Polri, Mahkama Agung, Kejaksaan Agung, BRI pusat, Kasat Lantas dalam Lingkup Polda Sulsel, dan perwakilan Polres di Sulsel.

Ada pun hasil wawancara penulis dengan Bapak Kasman selaku Staff tilang Polrestabes Makassar ( wawancara tanggal 11 juni 2018 ) mengenai realisasi penerapan system e-tilang di Kota Makassar, beliau mengatakan :

“Hampir semua masyarakat khususnya kota makassar telah banyak yang mengetahui tentang penerapan system e-tilang ini. faktor ini dikarenakan gencarnya sosialisasi yang dilakukan oleh instansi-instansi pemerintahan yang bersangkutan. meski penerapannya belum sempurna seperti fasilitas tilang melalui monitor e-cctv di beberapa titik traffic light di sepanjang jalan ap pettarani dan beberapa tempat lainnya yang dinilai rawan terjadi pelanggaran lalu lintas”

Kendati demikian Kasman tidak menampik jika dikemudian hari penerapan e-cctv untuk meminimalisir pelanggaran lalu lintas di Sulawesi Selatan, khususnya kota Makassar, direalisasikan.

b. Data E-Tilang di Kota Makassar

Dari hasil penelitian di lapangan penulis memperoleh data grafik penerapan system e-tilang di kota makassar dari bulan january sampai bulan juli 2018 :

Tanggal

Kepolisian

Total Perkara Pengadilan

Kejaksaan

Januari 2018 Polrestabes Makassar

1434 Total Perkara : 1434

Pengadilan Negeri Makassar Kejaksaan Negeri Makassar Februari 2018 Polrestabes Makassar

1540 Total Perkara : 1540

Pengadilan Negeri Makassar Kejaksaan Negeri Makassar

Maret 2018 Polrestabes Makassar

868 Total Perkara : 868

Pengadilan Negeri Makassar Kejaksaan Negeri Makassar

April 2018 Polrestabes Makassar

2003 Total Perkara : 2003

Pengadilan Negeri Makassar Kejaksaan Negeri Makassar

Mei 2018 Polrestabes Makassar

2444 Total Perkara : 2444

Pengadilan Negeri Makassar Kejaksaan Negeri Makassar

Juni 2018 Polrestabes Makassar

752 Total Perkara : 752

Pengadilan Negeri Makassar Kejaksaan Negeri Makassar

Juli 2018 Polrestabes Makassar

2236 Total Perkara : 2236

Pengadilan Negeri Makassar Kejaksaan Negeri Makassar Sumber : Polrestabes Makassar, 2018

Total perkara berdasaran formulir

Formulir Total

Biru 454

Merah 11328

Total perkara berdasarkan kendaraan

Kendaraan Total

Sepeda motor 10543

Mobil penumpang pribadi 774

Bus 41

Mobil barang/pick up 99

Lain-lain 9

Mobil penumpang umum 92

Truck 217

Truck gandeng 2

Tronton 5

Total perkara berdasarkan kesatuan

Kesatuan Total Polrestabes Makassar 11782

Sumber : Polrestabes Makassar, 2018

Bahwa berdasarkan data e-tilang di Polrestabes dan Kejaksaan Makassar, pelanggaran lalu lintas pada tahun 2018 mulai bulan bulan Januari total perkara sebanyak 1.434 perkara, di bulan Februari sebanyak 1.540 perkara, bulan Mei sebanyak 2.444 perkara, bulan Juni sebanyak 752 perkara, dan pada bulan Juli sebanyak 2.236 perkara. Sedangkan total perkara berdasarkan formulir yaitu, formulir biru sebanyak 454 dan formulir merah 11.328 terpakai. untuk perkara berdasarkan kendaran yaitu, sepeda motor sebanyak 10.543 kendaran, mobil penumpang pribadi sebanyak 774 kendaran, bus sebanyak 41 kendaran, mobil barang/mobil pick up sebanyak 99 kendaran, lain-lain sebanyak 9 kendaraan, mobil penumpang umum sebanyak 92 kendaraan, truck sebanyak 217 kendaraan,truck gandeng sebanyak 2 kendaraan, Tronton sebanyak 5 kendaraan.

3.2. Kelebihan dan Kelemahan penerapan sistem E-Tilang dalam penyelesaian pelanggaran lalu lintas di Kota Makassar.

Pilihan untuk menerapkan e-tilang akan menjadi sangat efektif dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi serta sosialisasi yang baik dengan seluruh lini masyarakat. Tanpa menggunakan kertas semua tindak pelanggaran lalu lintas dicatat oleh sistem digital

Dokumen terkait