• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asesmen Institusi Keuangan (Perbankan) 1. Perkembangan Kinerja Perbankan

“Stabilitas Keuangan Daerah Stabil Terjaga”

4.3. Asesmen Institusi Keuangan (Perbankan) 1. Perkembangan Kinerja Perbankan

Total aset bank umum di Provinsi Maluku Utara pada triwulan III 2017 tercatat sebesar Rp8,99 triliun meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp8,85 triliun. Secara tahunan, aset perbankan Malut tumbuh sebesar 9,43% (yoy) pada triwulan III lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 7,22% (yoy) (Grafik 4.13). Secara umum, meningkatnya aset bank umum di Provinsi Maluku Utara terjadi pada bank-bank milik pemerintah. Sementara itu, berdasarkan jenis operasinya, peningkatan volume usaha terutama terjadi pada perbankan konvensional tumbuh meningkat dari 6,43% (yoy) pada triwulan II 2017 menjadi 9,70% (yoy) di triwulan III 2017. Peningkatan aset perbankan maluku utara ini seiring dengan peningkatan kinerja sektor ekonomi utama sepanjang tahun 2017

Grafik 4.13. Perkembangan Aset Bank Umum di Maluku Utara (miliar rupiah) Sumber : Laporan bank, diolah

4.3.2. Intermediasi Perbankan

Dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun perbankan yang beroperasi di Maluku Utara pada posisi akhir triwulan III 2017 tercatat sebesar Rp6,64 triliun, lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang sebesar Rp6,71 triliun. Secara tahunan, pertumbuhan DPK mengalami kenaikan sebesar 6,24% (yoy) pada triwulan III 2017 setelah sebelumnya juga tumbuh pada triwulan II 2017 sebesar 3,11%(Grafik 4.14).

Jumlah simpanan tabungan pada akhir triwulan III 2017 mencapai Rp3,72 triliun, atau turun -3,73% (qtq). Secara tahunan, tabungan tumbuh melambat dari 6,23% (yoy) menjadi 3,39% (yoy) (Grafik 4.14). Penurunan simpanan dalam bentuk tabungan ini sejalan dengan menurunnya penghasilan masyarakat seperti yang tercatat di survei konsumen Bank Indonesia triwulan III 2017. Selain itu, perkembangan ekonomi mendatang yang belum jelas khususnya terkait dengan kelancaran pilkada 2018, menyebabkan simpanan masyarakat dengan tujuan berjaga-jaga meningkat. Hal ini menyebabkan terjadinya perpindahan dari simpanan jangka pendek ke simpanan jangka panjang. Oleh karena itu, perkembangan yang berbeda terjadi pada simpanan dalam bentuk deposito. Pada akhir triwulan III 2017, jumlah simpanan deposito tercatat sebesar Rp1,47 triliun. Secara tahunan, deposito tumbuh meningkat dari 7,82% (yoy) pada triwulan II 2017 menjadi 8,36%(yoy) pada triwulan III 2017 (Grafik 4.14).

Sementara itu, simpanan giro pada akhir triwulan III 2017 tercatat sebesar Rp1,53 triliun. Kenaikan yang terjadi tidak hanya secara nominal namun juga secara tahunan. Pertumbuhan simpanan giro tumbuh sebesar 11,49% (yoy) jauh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar 8,23% (yoy). Dalam beberapa bulan terakhir, simpanan giro terus menunjukkan pertumbuhan yang lebih besar dibandingkan sektor pinjaman lainnya. Pertumbuhan simpanan giro ini dipengaruhi oleh meningkatnya keuangan di sektor korporasi. Kondisi ekonomi yang terus tumbuh ini mengakibatkan keuangan di sektor korporasi semakin membaik terutama dibidang pertambangan, industri dan pertanian.

19,41% -4,20% 1,24% 6,24% -10% -5% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 0 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2014 2015 2016 2017 M iliy a r Ru p ia h

Giro Tabungan Deposito g DPK yoy (%)

Grafik 4.14. Perkembangan DPK (miliar rupiah) Sumber : Laporan bank, diolah

Dari sisi penyaluran kredit, secara umum jumlah kredit yang disalurkan oleh perbankan di Maluku Utara mengalami kenaikan pada triwulan III 2017 yang tercatat sebesar Rp7,49 triliun. Secara tahunan, penyaluran kredit tumbuh 18,75% (yoy), meningkat secara signifikan dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 11,76% (yoy). Pertumbuhan ini terjadi pada kredit modal

kerja dan investasi sementara konsumsi turun tajam. Pertumbuhan paling pesat terjadi pada kredit investasi yang tercatat tumbuh sebesar 17,76% (yoy), jauh lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar -13,84% (yoy). Pertumbuhan juga dipicu oleh kredit modal kerja yang tumbuh lebih baik dari triwulan sebelumnya yaitu dari 9,48% (yoy) menjadi 13,41% (yoy) pada triwulan III 2017 (Grafik 4.15). Membaiknya kinerja kredit modal kerja dan investasi disebabkan oleh meningkatnya kinerja beberapa sektor khususnya sektor pertanian, pertambangan dan industri.

Grafik 4.15. Perkembangan Kredit di Maluku Utara (miliar rupiah) Sumber : Laporan bank, diolah

Di lain sisi, walaupun pertumbuhan konsumsi rumah tangga menurun, kredit konsumsi tercatat tumbuh 16,54% (yoy), sedikit lebih tinggi dari pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang mencapai 15,73% (yoy) (Grafik 4.16). Dengan perkembangan penghimpunan dana dan penyaluran kredit tersebut, peran intermediasi perbankan di Maluku Utara masih cukup tinggi. Hal ini tercermin dari tingkat LDR (Loan to Deposit Ratio) masih berada di level yang tinggi dan lebih tinggi daripada triwulan sebelumnya yakni dari 103,51% menjadi 118,16% pada triwulan III 2017 (Grafik 4.16).

Grafik 4.16. Perkembangan LDR Bank Umum di Maluku Utara Sumber : Laporan bank, diolah

Berdasarkan Perkembangan Non Performing Loan (NPL) pada triwulan III 2017, secara umum, terdapat peningkatan potensi risiko pada sektor lembaga keuangan yang diwakili perbankan. Pada triwulan III 2017 NPL perbankan Maluku Utara tercatat sebesar 1,98%, naik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat 1,91% (Grafik 4.17). Peningkatan terutama terjadi pada sektor pertanian dan pertambangan sebagai dampak dari pelemahan kinerja keuangan pada sektor tersebut. Walaupun NPL masih berada di dalam batas aman, namun perbankan perlu mewaspadai NPL yang masih berada pada level yang cukup tinggi.

Grafik 4.17. Perkembangan NPL Perbankan di Malut Sumber : Laporan bank, diolah

4.3.3. Perbankan Syariah

Pertumbuhan DPK perbankan syariah tumbuh sebesar 5,76% (yoy). Nilai ini lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu 24,38% (yoy) di triwulan II 2017. Perlambatan terutama terjadi pada simpanan jenis giro yang turun signifikan dari sebelumnya tumbuh 379,12% (yoy) terkontraksi menjadi 13,87% (yoy). Sementara itu, deposito syariah mengalami kinerja yang positif tercatat 2,71% (yoy) setelah sebelumnya mengalami kontraksi 1,89 (yoy). Sementara tabungan syariah tercatat tumbuh dari triwulan sebelumnya sebesar 11,15% (yoy) menjadi 13,19% (yoy). Kebijakan pengurangan rate bagi hasil dalam perbankan syariah tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap kinerja perbankan syariah di Maluku Utara. Tercatat dari kinerja di sektor perbankan syariah terlihat semakin membaik.

Lebih lanjut lagi, pembiayaan perbankan syariah pada triwulan laporan juga menunjukan perbaikan kinerja. Penyaluran pembiayaan oleh bank syariah di Maluku Utara pada triwulan III 2017 tercatat sebesar Rp257,79 miliar (Grafik 4.18), tumbuh sebesar 31,71% (yoy), terakselerasi dari triwulan sebelumnya sebesar 22,44% (yoy). Perbaikan kinerja terutama dialami oleh konsumsi syariah yang tercatat tumbuh meningkat di triwulan III 2017 menjadi 52,89% (yoy) dari 29,06% (yoy) pada triwulan II 2017. Sementara itu, pembiayaan untuk modal kerja tercatat mengalami perlambatan pertumbuhan sebesar 20,44% (yoy) lebih rendah dari triwulan sebelumnya sebesar 32,75% (yoy). Namun, pembiayan investasi mengalami penyusutan dari posisi -15,19% (yoy) pada triwulan II 2017 menjadi -15,93% pada triwulan III

2017. Dengan perkembangan tersebut, pada triwulan III 2017, FDR perbankan syariah Maluku Utara tercatat sebesar 57,43% (Grafik 4.18).

Grafik 4.18. Perkembangan Perbankan Syariah Sumber : Laporan bank, diolah

Dokumen terkait