• Tidak ada hasil yang ditemukan

“Tekanan Inflasi Menurun pada Triwulan III 2017”

3.1 Perkembangan Inflasi Triwulan III 2017

Inflasi Maluku Utara, yang diwakili oleh inflasi Kota Ternate, pada akhir triwulan III 2017 tercatat sebesar 1,60% (yoy), angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan inflasi pada akhir triwulan II 2017 lalu yang hanya sebesar 3,92% (yoy) (Grafik 3.1). Inflasi di Maluku Utara tersebut masih lebih rendah jika dibandingkan dengan laju inflasi nasional yang tercatat sebesar 3,72% (yoy) pada triwulan yang sama.

Grafik 3.1 Laju Inflasi Tahunan (yoy) Kota Ternate dan Nasional

Secara bulanan, pada triwulan III 2017 inflasi di Kota Ternate cenderung mengalami penurunan. Deflasi paling dalam terjadi pada bulan Agustus 2017 yakni sebesar -1,51% (mtm). Deflasi pada bulan Agustus 2017 didukung oleh terjaganya sistem logistik sehingga pasokan bahan makanan dari luar daerah berjalan lancar. Selain itu, deflasi juga terutama disebabkan oleh melambatnya konsumsi rumah tangga pada triwulan laporan. Perlambatan konsumsi rumah tangga, khususnya terhadap pembelian bahan makanan pada triwulan III 2017 dibanding triwulan II 2017 terjadi seiring dengan minimnya perayaan hari raya keagamaan ataupun hari libur lainnya selama triwulan III 2017. Peningkatan permintaan yang tinggi terjadi pada triwulan II 2017 seiring dengan adanya libur dan Hari Raya Wafat Isa Al-Masih, Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW, Hari Buruh Internasional, Hari Raya Waisak 2561, Kenaikan Isa Al-Masih,

Hari Lahir Pancasila, dan Hari Raya Idul Fitri 1438 H yang disertai dengan pelaksanaan Cuti Bersama. Dengan tingginya pengeluaran masyarakat pada triwulan II 2017 tersebut, masyarakat Maluku Utara cenderung menahan pengeluaran pada triwulan III 2017. Selain faktor minimnya Hari Raya Keagamaan atau libur lainnya pada triwulan III 2017, perlambatan konsumsi rumah tangga juga diindikasikan terjadi seiring dengan perlambatan pendapatan masyarakat pada periode yang sama. Masyarakat diperkirakan akan kembali meningkatkan pengeluaran pada akhir tahun 2017 seiring dengan adanya Hari Raya Maulid Nabi Muhammad Saw, Natal, dan persiapan menjelang libur tahun baru 2018.

Tabel 3.1 Inflasi Tahunan Berdasarkan Kelompok Komoditas

Menurunnya tekanan inflasi pada triwulan III 2017 terutama dipengaruhi oleh deflasi pada kelompok volatile food. Sebagaimana telah dijelaskan, terjaganya ketersediaan pasokan sayur-sayuran, bumbu-bumbuan, dan ikan segar di Maluku Utara dari luar daerah sebagai dampak dari sistem logistik yang baik, dan adanya faktor perlambatan konsumsi rumah tangga menyebabkan inflasi volatile food menurun dari sebelumnya inflasi 7,62% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi deflasi 1,24% (yoy) pada triwulan III 2017 (Grafik 3.2). Inflasi subkelompok sayur-sayuran tercatat menurun dari inflasi 34,67% (yoy) pada triwulan II 2017 menjadi inflasi 0,59% (yoy). Inflasi subkelompok ikan segar menurun dari sebelumnya inflasi 10,75% (yoy) menjadi deflasi 8,41% (yoy).

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

Bahan Makanan 3,66 10,16 4,06 6,75 9,00 7,62 5,75 11,72 4,13 3,56 4,38 -4,27 4,06 7,58 -2,94 -0,54

Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 5,68 8,07 12,31 12,45 8,73 6,92 4,10 4,69 6 7,54 8,25 8,33 6,95 6,67 7,26 0,03

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 10,20 9,36 3,07 7,34 5,53 4,89 4,62 2,80 6,2 5,23 4,39 3,43 0,39 1,64 2,38 0,01

Sandang 10,03 12,93 17,41 -5,87 20,1 22,40 15,24 12,63 6,94 4,20 3,85 3,60 2,14 2,05 1,61 0,03

Kesehatan 11,19 11,44 10,17 18,34 10,51 10,62 7,38 1,30 1,71 1,61 2,26 3,95 3,22 3,23 2,39 0,00

Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 10,98 11,36 7,2 -21,72 5,85 5,42 5,29 4,00 4,49 4,34 3,55 3,77 3,57 3,52 1,48 0,00

Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 14,38 9,73 1,71 18,60 7,52 14,20 12,32 -2,90 5,59 -1,86 -0,36 0,05 0,50 2,79 0,46 -0,04 Inflasi Tahunan (yoy ) 8,80 9,75 5,40 9,34 7,92 8,22 6,60 4,52 5,45 3,87 4,05 1,91 2,41 3,92 1,60 -0,51

Kelompok Barang dan Jasa 2014 2015 2016 2017 Andil

Grafik 3.2 Disagregasi Inflasi Maluku Utara

Inflasi pada kelompok administered prices juga turut menurunkan inflasi pada triwulan III 2017. Inflasi administered prices tercatat menurun dari 10,25% (yoy) pada triwulan II 2017 menjadi 7,96% (yoy) pada triwulan III 2017 (Grafik 3.2). Penurunan ini terutama dipengaruhi oleh penurunan harga tiket angkutan udara akibat bertambahnya maskapai dan rute penerbangan baru serta implementasi penguatan budaya efisiensi kerja oleh kementerian yang salah satu programnya adalah efisiensi perjalanan dinas. Inflasi angkutan udara tercatat menurun dari inflasi 26,35% (yoy) pada triwulan II 2017 menjadi deflasi 9,23% (yoy) (Grafik 3.4). Penurunan inflasi administered prices juga dipicu perubahan kebijakan pemerintah pada tarif listrik. Sesuai dengan biaya bahan bakunya, tarif listrik cenderung menurun pada triwulan III 2017 sehingga inflasi tarif listrik tercatat 26,88% (yoy) pada triwulan III 2017 lebih rendah dari triwulan II 2017 yang mencapai 31,62% (yoy) (Grafik 3.3). Penurunan inflasi administered prices juga dipengaruhi oleh menurunnya konsumsi rokok pasca kegiatan silahturahmi selama perayaan hari raya idul fitri. Inflasi rokok putih tercatat menurun dari 19,88% (yoy) pada triwulan II 2017 menjadi 12,86% (yoy) pada triwulan III 2017. (Grafik 3.5). Selain faktor permintaan yang berkurang, penurunan harga rokok juga didukung oleh penurunan biaya pengiriman rokok dari luar Maluku Utara pada periode yang sama.

Grafik 3.3 Perkembangan Inflasi Energi (yoy) Grafik 3.4 Perkembangan Inflasi Transportasi (yoy)

Grafik 3.5 Perkembangan Inflasi Tembakau dan Rokok (yoy)

Sama halnya dengan 2 kelompok lainnya, tekanan inflasi inti juga mengalami penurunan pada triwulan III 2017. Inflasi inti tercatat sebesar 0,71% (yoy) lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1,41% (yoy) (Grafik 3.6). Bergesernya puncak konsumsi masyarakat ke triwulan II 2017 seiring pergeseran Hari Raya Idul Fitri yang mengikuti kalender Hijriah, menyebabkan harga berbagai komoditas strategis kembali ke level normal pasca melonjak di bulan Juni 2017. Berdasarkan data BPS, penurunan inflasi inti terutama terjadi pada subkelompok ikan diawetkan dan kelompok sandang yang harganya cenderung menurun seiring melimpahnya pasokan di pasar. Karena kondisi tersebut inflasi kelompok sandang tercatat turun dari 2,06% (yoy) pada triwulan II 2017 menjadi 1,61% (yoy) pada triwulan III 2017 (Grafik 3.6).

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Grafik 3.6 Perkembangan Inflasi Inti (yoy)

Pada triwulan III 2017 inflasi subkelompok sandang laki-laki dan sandang anak-anak menurun dibandingkan dengan triwulan II 2017 (Grafik 3.6). Pada triwulan III 2017, inflasi sandang laki-laki sebesar 2,35% (yoy) menjadi 0,88% (yoy) dan sandang anak-anak sebesar 5,09% (yoy) turun menjadi 3,94% (yoy). Penurunan Inflasi juga terlihat pada subkomoditas ikan diawetkan yang menunjukkan deflasi sebesar 14,02% (yoy) pada triwulan III 2017 sementara pada triwulan sebelumnya deflasi sebesar 11,91% (yoy).

Turunnya inflasi inti juga tercermin dari hasil survei konsumen yaitu indeks pengeluaran untuk konsumsi turun secara drastis dari 156,7 pada triwulan II 2017 menjadi 143,3 pada triwulan III 2017 walaupun terdapat peningkatan pada indeks penghasilan sebanyak 5,0 poin menjadi 141,7 pada triwulan III 2017. Di sisi lain, indeks perkiraan perubahan tabungan juga meningkat drastis menjadi 130,0 pada triwulan III 2017 dimana pada triwulan sebelumnya hanya 111,7. Hal tersebut mencerminkan bahwa masyarakat Maluku Utara memiliki kecenderungan untuk menabung dibanding melakukan kegiatan yang konsumtif pada akhir triwulan III.

Grafik 3.7 Indeks Survei Konsumen

Dokumen terkait