• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASET TIDAK LANCAR LAINNYA - BERSIH (lanjutan)

Dalam dokumen PT Indosat Tbk dan entitas anaknya (Halaman 78-83)

(i) Investasi pada entitas asosiasi dicatat dengan metode ekuitas (lanjutan)

Lokasi Kegiatan Usaha

Kepemilikan (%) Harga Perolehan Ekuitas yang Terakumulasi dalam Rugi Besih yang Belum

Didistribusikan Nilai Tercatat 31 Desember 2013 PT Multi Media Asia Indonesia Indonesia Telekomunikasi berbasis satelit 26,67 56.512 (212) 56.300 PT Citra Bakti Indonesia

Indonesia Perusahaan jasa

bersertifikasi untuk perangkat kartu ATM/debit berbasis chip dan

infrastruktur terkait

33,33 1.000 (420) 580

Jumlah 57.512 (632) 56.880

Dikurangi cadangan penurunan nilai 56.300

Bersih 580 31 Desember 2012 PT Multi Media Asia Indonesia Indonesia Telekomunikasi berbasis satelit 26,67 56.512 (212) 56.300 PT Citra Bakti Indonesia

Indonesia Perusahaan jasa

bersertifikasi untuk perangkat kartu

ATM/debit berbasis chip dan infrastruktur terkait

33,33 1.000 (126) 874

Jumlah 57.512 (338) 57.174

Dikurangi cadangan penurunan nilai 56.300

Bersih 874 31 Desember 2011 PT Multi Media Asia Indonesia Indonesia Telekomunikasi berbasis satelit 26,67 56.512 (212) 56.300 Jumlah 56.512 (212) 56.300

Dikurangi cadangan penurunan nilai 56.300

Bersih

-(ii) Tagihan pajak sehubungan dengan pajak penghasilan badan untuk tahun-tahun sebelumnya adalah sebagai berikut:

Tahun Pajak 30 Juni

2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012 31 Desember 2011 I. Berkaitan dengan ketidakpastian posisi perpajakan

a. Satelindo - 2002 - - - 103.163 b. Perusahaan - 2009 65.570 65.570 65.570 65.570 c. Perusahaan - 2010 - - - 89.443 c. IMM - 2010 - - - 75.041 d. Perusahaan - 2011 - - 97.600 -d. IMM - 2011 - - 85.538 -e. Perusahaan - 2007 110.413 - - -e. Perusahaan - 2008 97.132 - -

-II. Tidak berkaitan dengan ketidakpastian posisi perpajakan

Perusahaan - 2012 132.316 132.316 -

-16. ASET TIDAK LANCAR LAINNYA - BERSIH (lanjutan)

(ii) Tagihan pajak sehubungan dengan pajak penghasilan badan untuk tahun-tahun sebelumnya adalah sebagai berikut: (lanjutan)

a. Pajak penghasilan badan Satelindo tahun 2002

Pada tanggal 15 Juli 2010, Perusahaan menerima Surat Keputusan dari Direktorat Jenderal Pajak (“DJP”) No. KEP-357/WPJ.19/BD.05/2010 yang menolak keberatan Perusahaan atas koreksi pajak penghasilan badan Satelindo untuk tahun pajak 2002 sebesar Rp105.809 (termasuk denda dan bunga). Pada tanggal 14 Oktober 2010, Perusahaan mengajukan surat banding kepada Pengadilan Pajak terkait keberatan Perusahaan atas koreksi pajak penghasilan badan Satelindo untuk tahun pajak 2002. Pada tanggal 25 Juni 2012, Perusahaan menerima Surat Keputusan dari Pengadilan Pajak yang menolak banding yang diajukan Perusahaan atas pajak penghasilan badan Satelindo untuk tahun pajak 2002. Perusahaan membebankan tagihan pajak terkait sebesar Rp103.163 pada usaha tahun 2012 sebagai bagian dari “Beban Pajak Penghasilan - Tahun Berjalan” (Catatan 19).

b. Pajak penghasilan badan Perusahaan tahun 2009

Pada tanggal 21 April 2011, Perusahaan menerima Surat Keputusan Pajak Lebih Bayar (“SKPLB”) dari DJP untuk pajak penghasilan badan Perusahaan tahun pajak 2009 sebesar Rp29.272. Perusahaan menerima sebagian dari koreksi tersebut sebesar Rp836, yang dibebankan pada usaha tahun 2011. Pada tanggal 31 Mei 2011, Perusahaan menerima pengembalian pajak dari tagihannya atas pajak penghasilan badan tahun pajak 2009 sebesar Rp23.695 setelah dikurangi dengan koreksi PPN untuk periode Januari - Desember 2009. Pada tanggal 20 Juli 2011, Perusahaan mengajukan surat keberatan kepada Kantor Pajak terkait koreksi pajak penghasilan badan Perusahaan tahun pajak 2009 yang tersisa sebesar Rp65.570. Pada tanggal 29 Juni 2012, Perusahaan menerima Surat Keputusan dari DJP yang menolak keberatan Perusahaan. Pada tanggal 21 September 2012, Perusahaan mengajukan surat banding kepada Pengadilan Pajak terkait keberatan Perusahaan atas koreksi pajak penghasilan badan tahun pajak 2009. Sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan keuangan konsolidasian, Perusahaan belum menerima keputusan dari Pengadilan Pajak terkait surat banding tersebut.

c. Pajak penghasilan badan Perusahaan dan IMM tahun 2010

Pada tanggal 3 Juli 2012, Perusahaan menerima SKPLB dari DJP atas pajak penghasilan badan Perusahaan tahun pajak 2010 sebesar Rp89.381. Perusahaan menerima semua koreksi sebesar Rp61, yang dibebankan pada usaha tahun 2012 (Catatan 19). Pada tanggal 24 Agustus 2012, Perusahaan menerima pengembalian pajak atas tagihan pajak untuk pajak penghasilan badan tahun pajak 2010 sebesar Rp89.381. Berdasarkan SKPLB ini, DJP juga membuat koreksi sebesar Rp101.978, yang mengurangi akumulasi rugi pajak pada tanggal 31 Desember 2010. Perusahaan menerima semua koreksi sebesar Rp101.978.

16. ASET TIDAK LANCAR LAINNYA - BERSIH (lanjutan)

(ii) Tagihan pajak sehubungan dengan pajak penghasilan badan untuk tahun-tahun sebelumnya adalah sebagai berikut: (lanjutan)

c. Pajak penghasilan badan Perusahaan dan IMM tahun 2010 (lanjutan)

Pada tanggal 26 April 2012, IMM menerima SKPLB dari DJP untuk pajak penghasilan badan IMM tahun pajak 2010 sebesar Rp68.657. IMM membebankan tagihan pajak tahun 2010 yang tidak disetujui tersebut sebesar Rp6.422 pada usaha tahun 2012 sebagai bagian dari beban pajak penghasilan tahun berjalan (Catatan 19). Pada tanggal yang sama, IMM juga menerima beberapa SKPKB untuk pajak penghasilan pasal 21, 23 dan 26 dan PPN untuk tahun pajak 2010 sejumlah Rp11.132 (termasuk denda dan bunga). Pada tanggal 22 Juni 2012, IMM menerima pengembalian pajak atas tagihan pajak untuk pajak penghasilan badan tahun pajak 2010 sebesar Rp57.525, setelah disalinghapuskan dengan jumlah kurang bayar atas pajak penghasilan pasal 21, 23 dan 26 dan PPN untuk tahun pajak 2010.

d. Pajak penghasilan badan Perusahaan dan IMM tahun 2011

Pada tanggal 26 Juni 2013, Perusahaan menerima SKPLB dari DJP untuk pajak penghasilan badan Perusahaan tahun pajak 2011 sebesar Rp97.600. Pada tanggal 14 Agustus 2013, Perusahaan menerima pengembalian pajak tersebut dari DJP. Berdasarkan SKPLB ini, Kantor Pajak juga membuat dua koreksi sejumlah Rp409.921, yang mengurangi akumulasi rugi pajak pada tanggal 31 Desember 2011. Pada tanggal 23 September 2013, Perusahaan mengajukan surat keberatan kepada Kantor Pajak terkait dua koreksi tersebut. Namun, pada tanggal 16 Oktober 2013, Perusahaan mengajukan surat untuk membatalkan permohonan keberatan atas satu koreksi sebesar Rp165.944. Sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan keuangan konsolidasian, Perusahaan belum menerima keputusan dari Kantor Pajak atas sisa koreksi keberatan tersebut sebesar Rp243.977.

Pada tanggal 19 Juli 2013, IMM menerima SKPLB dari DJP untuk pajak penghasilan badan IMM tahun pajak 2011 sebesar Rp90.812. Pada tanggal yang sama, IMM juga menerima beberapa SKPKB atas kurang bayar pajak penghasilan pasal 23 dan 26 dan PPN untuk tahun pajak 2011 sejumlah Rp3.184 (termasuk denda dan bunga). Pada tanggal 6 September 2013, IMM menerima pengembalian pajak atas tagihan pajak untuk pajak penghasilan badan tahun pajak 2011 sebesar Rp87.628, setelah disalinghapuskan dengan jumlah kurang bayar atas pajak penghasilan pasal 23 dan 26 dan PPN untuk tahun pajak 2011.

e. Pajak penghasilan badan Perusahaan tahun 2007 dan 2008

Pada tanggal 27 Desember 2013, Perusahaan menerima beberapa SKPKB dari DJP untuk pajak penghasilan badan Perusahaan tahun pajak 2007 dan 2008 masing-masing sebesar Rp110.413 dan Rp97.132, yang dibayarkan oleh Perusahaan pada tanggal 24 Januari 2014. Pada tanggal 20 Maret 2014, Perusahaan mengajukan surat keberatan kepada Kantor Pajak terkait koreksi pajak penghasilan badan Perusahaan tahun pajak 2007 dan 2008 masing-masing sebesar Rp110.413 dan Rp97.132. Sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan keuangan konsolidasian, Perusahaan belum menerima keputusan dari Kantor Pajak atas keberatan tersebut.

16. ASET TIDAK LANCAR LAINNYA - BERSIH (lanjutan)

(iii) Tagihan pajak sehubungan dengan PPN dan lain-lain adalah sebagai berikut:

Tahun Pajak 30 Juni

2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012 31 Desember 2011 I. Berkaitan dengan ketidakpastian posisi perpajakan

1a. PPN Perusahaan tahun 2009 - 50.347 231.779 178.640

1b. PPN Perusahaan tahun 2010 199.786 199.786 106.619

-1c. PPN Perusahaan tahun 2011 131.091 131.091 -

-1d. PPN Perusahaan tahun 2012 148.161 148.161 -

-2. Pajak penghasilan pasal 23 Perusahaan tahun 2005 1.398 1.398 1.398 1.398

3. PPN SMT tahun 2011 3.809 - -

-4. Pajak penghasilan pasal 26 Satelindo tahun 2002

dan 2003 (Catatan 7) - - - 91.853

5. Pajak penghasilan pasal 26 Perusahaan tahun 2008

dan 2009 (Catatan 7) - - - 80.018

Cadangan untuk penyesuaian pajak (159.908) (159.908) -

-Bersih 324.337 370.875 339.796 351.909

II. Tidak berkaitan dengan ketidakpastian posisi perpajakan

Restitusi PPN Perusahaan tahun 2011 dan 2012 53.765 53.765 -

-Jumlah 378.102 424.640 339.796 351.909

1. PPN Perusahaan tahun 2009, 2010, 2011 dan 2012

a. Pada tanggal 21 April 2011, Perusahaan menerima beberapa SKPKB dari DJP atas PPN Perusahaan periode Januari - Desember 2009 sejumlah Rp182.800 (termasuk denda), yang dibayarkan pada tanggal 15 Juli 2011. Perusahaan menerima sebagian dari koreksi tersebut sebesar Rp4.160, yang dibebankan pada usaha tahun 2011. Pada tanggal 19 Juli 2011, Perusahaan mengajukan surat keberatan kepada Kantor Pajak mengenai koreksi PPN Perusahaan periode Januari - Desember 2009 yang tersisa. Pada tanggal 4 Juni 2012, Perusahaan menerima surat keputusan dari DJP yang menolak keberatan Perusahaan dan berdasarkan pemeriksaan mereka, DJP menambahkan kekurangan pembayaran kepada Perusahaan untuk periode Januari, Maret, April, Juni, Agustus -Desember 2009 sejumlah Rp57.166 dan lebih bayar untuk periode Februari, Mei dan Juli 2009 sejumlah Rp4.027. Pada tanggal 4 Juli 2012, Perusahaan membayar tambahan kurang bayar sebesar Rp57.166. Pada tanggal 24 dan 31 Agustus 2012, Perusahaan menerima pengembalian atas lebih bayar sejumlah Rp4.027. Pada tanggal 3 September 2012, Perusahaan mengajukan surat banding kepada Pengadilan Pajak mengenai koreksi PPN Perusahaan periode Januari - Desember 2009 yang tersisa sebesar Rp231.779. Pada tanggal 12, 19 dan 20 Februari 2014, Perusahaan menerima Surat Keputusan Pengadilan Pajak masingmasing untuk PPN periode "Januari Juni 2009", "Juli -Agustus, Oktober - Desember 2009" dan "September 2009", yang menerima banding Perusahaan untuk PPN periode Januari - Desember 2009 sejumlah Rp235.939. Namun, Pengadilan Pajak juga mengenakan secara terpisah PPN kurang bayar sebesar Rp180.930 untuk periode yang sama, menghasilkan lebih bayar bersih sebesar Rp55.009, dimana jumlah tersebut lebih tinggi Rp4.160 dari yang semula diakui oleh Perusahaan dalam laporan keuangan. Perusahaan menerima koreksi yang dibuat oleh Pengadilan Pajak dan dibebankan ke usaha tahun 2013. Selama tanggal 15 - 23 April 2014, Perusahaan telah menerima restitusi sejumlah Rp53.279 (setelah disalinghapuskan dengan kurang bayar Perusahaan atas pajak penghasilan Pasal 21 yang sudah dibayar pada tanggal 17 April 2014).

16. ASET TIDAK LANCAR LAINNYA - BERSIH (lanjutan)

(iii) Tagihan pajak sehubungan dengan PPN dan lain-lain adalah sebagai berikut: (lanjutan) 1. PPN Perusahaan tahun 2009, 2010, 2011 dan 2012 (lanjutan)

b. Pada tanggal 3 Juli 2012, Perusahaan menerima SKPLB dari DJP atas PPN Perusahaan periode Maret 2010 sebesar Rp28.545, dimana jumlah tersebut lebih rendah dari yang semula diakui oleh Perusahaan dalam laporan keuangan tahun 2012, dan beberapa SKPKB atas PPN Perusahaan periode Januari, Februari dan April - Desember 2010 sejumlah Rp98.011 (termasuk denda). Pada tanggal 2 Agustus 2012, Perusahaan membayar kekurangan pembayaran atas PPN Perusahaan sebesar Rp98.011. Pada tanggal 24 Agustus 2012, Perusahaan menerima kelebihan pembayaran atas PPN

Perusahaan sebesar Rp28.545 dari DJP. Pada tanggal 1 dan 2 Oktober 2012,

Perusahaan mengajukan surat keberatan kepada Kantor Pajak terkait SKPLB dan beberapa SKPKB PPN Perusahaan periode Januari - Desember 2010 sejumlah Rp106.619. Pada tanggal 17 dan 26 September 2013, Perusahaan menerima surat keputusan dari DJP yang menambahkan kekurangan pembayaran kepada Perusahaan untuk periode Januari - Desember 2010 sejumlah Rp93.167, yang dibayarkan pada tanggal 16 dan 25 Oktober 2013. Pada tanggal 10 Desember 2013, Perusahaan mengajukan surat banding kepada Pengadilan Pajak mengenai koreksi PPN Perusahaan periode Januari - Desember 2010 sejumlah Rp199.786. Sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan keuangan konsolidasian, Perusahaan belum menerima keputusan dari Pengadilan Pajak mengenai banding tersebut.

c. Pada tanggal 26 Juni 2013, Perusahaan menerima beberapa SKPKB dari DJP atas PPN Perusahaan periode Januari - Desember 2011 sejumlah Rp133.160 (termasuk denda), yang dibayarkan pada tanggal 24 Juli 2013. Perusahaan menerima sebagian koreksi atas PPN sejumlah Rp2.069, yang dibebankan pada usaha tahun 2013. Pada tanggal 23 September 2013, Perusahaan mengajukan surat keberatan kepada Kantor Pajak mengenai koreksi PPN Perusahaan periode Januari - Desember 2011 yang tersisa. Sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan keuangan konsolidasian, Perusahaan belum menerima keputusan dari Kantor Pajak atas keberatan tersebut.

d. Pada tanggal 4 September 2013, Perusahaan menerima beberapa SKPKB dari DJP atas PPN Perusahaan periode Januari - Desember 2012 sejumlah Rp148.161 (termasuk denda), yang dibayarkan oleh Perusahaan pada tanggal 3 Oktober 2013. Pada tanggal 29 November 2013, Perusahaan mengajukan surat keberatan kepada Kantor Pajak mengenai PPN Perusahaan periode Januari - Desember 2012 sejumlah Rp148.161. Sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan keuangan konsolidasian, Perusahaan belum menerima keputusan dari Kantor Pajak atas keberatan tersebut.

Berdasarkan penilaian Perusahaan atas ketidakpastian posisi perpajakan PPN yang disebutkan di atas, Perusahaan membentuk cadangan atas penyesuaian pada tagihan pajak sebesar Rp159.908 pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 dan membentuk cadangan atas PPN sebesar Rp176.257 dan Rp125.486, dimana seluruhnya sudah tercatat di laporan keuangan konsolidasian tahun 2014 dan periode 2013.

Dalam dokumen PT Indosat Tbk dan entitas anaknya (Halaman 78-83)