D. Manfaat Penelitian
2. ASI Eksklusif
a. Definisi
ASI eksklusif dikatakan sebagai pemberian ASI secara eksklusif saja tanpa tambahan cairan seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim (Roesli, 2005).
Menurut WHO (2006), definisi ASI eksklusif adalah bahwa bayi hanya menerima ASI dari ibu, atau pengasuh yang diminta memberikan ASI dari ibu, tanpa penambahan cairan atau makanan padat lain, kecuali sirup yang bervitamin, suplemen mineral atau obat (Purnamasari, 2011)
ASI ekslusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberikan makanan lain, walaupun hanya air putih, sampai bayi berumur 6 bulan (Purwanti, 2004).
b. Komposisi
Soetjiningsih (2012), menyatakan bahwa komposisi ASI ini ternyata tidak konstan dan tidak sama dari waktu ke waktu. Faktor-faktor yang mempengaruhi komposisi ASI adalah stadium laktasi, ras, keadaan nutrisi, dan Diet ibu. ASI menurut stadium laktasi adalah: 1) Kolostrum
Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar payudara yang disekresi dari hari pertama sampai hari
commit to user
ketiga atau keempat. Kolostrum berupa cairan viscous kental dengan warna kekuning-kuningan. Kolostrum ini merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan mekoneum dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan bayi untuk makanan yang akan datang.
Kolostrum mengandung lebih banyak protein dibandingkan dengan ASI matur dengan protein utamanya adalah globulin (gamma globulin). Kolostrum mengandung lebih banyak antibodi dibandingkan ASI matur sehingga dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai umur 6 bulan, kadar karbohidrat lemaknya rendah tetapi kadar mineral terutama natrium, kalium dan kloridanya lebih tinggi. Total energi rendah, yaitu hanya 58 Kal/100 ml kolostrum.
Bila dipanaskan, kolostrum akan menggumpal. Volume kolostrum sekitar 150-300 ml/24 jam.
2) ASI transisi / peralihan
ASI peralihan merupakan peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI yang matur. ASI transisi ini disekresi dari hari ke-4 sampai hari ke-10 dari masa laktasi, tetapi ada pula pendapat yang mengatakan bahwa ASI matur baru terjadi pada minggu ketiga sampai minggu kelima. Kadar protein dalam ASI transisi semakin rendah sedangkan kadar karbohidrat dan lemak semakin tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12 3)ASI matur
ASI matur merupakan ASI yang disekresi pada hari ke-10 dan seterusnya dimana komposisinya relatif konstan (ada pula yang menyatakan bahwa komposisi relatif konstan baru mulai minggu ketiga sampai kelima). Pada ibu yang sehat dimana produksi ASI cukup, ASI ini merupakan makanan satu-satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan. ASI matur merupakan suatu cairan berwarna putih kekuningan yang diakibatkan warna dari garam Ca-caseinat, riboflavin, dan karoten yang terdapat di dalamnya. ASI matur ini tidak akan menggumpal jika dipanaskan dan terdapat beberapa antimikrobial, antara lain: antibodi terhadap bakteri dan virus, sel (fagosit granulosit, makrofag dan limfosit T), enzim, protein (laktoferin, B12 binding protein), faktor resisten terhadap stafilokokus, komplemen, interferron producting cell, dan hormon-hormon.
Secara umun komposisi dari ASI menurut Soetjiningsih (2012) adalah:
1) Protein
ASI mengandung protein lebih rendah dari susu sapi tetapi protein dalam ASI mempunyai nilai nutrisi yang tinggi dan mudah dicerna. ASI mengandung asam amino esensial taurin yang tinggi yang penting untuk pertumbuhan retina dan konjugasi bilirubin. Selain itu ASI juga mengandung sistin yang tinggi yang
commit to user
merupakan asam amino yang sangat penting untuk pertumbuhan otak bayi.
2) Karbohidrat
ASI mengandung karbohidrat yang relatif lebih tinggi daripada susu sapi. Karbohidrat yang utama terdapat pada ASI adalah laktosa. Kadar laktosa yang tinggi ini sangat menguntungkan karena laktosa ini akan difermentasi menjadi asam laktat yang akan memberikan kondisi asam dalam usus bayi. Suasana asam ini akan memberikan beberapa keuntungan, yaitu: menghambat pertumbuhan bakteri yang patologis, memacu pertumbuhan mikoroorganisme yang memproduksi asam organik dan mensintesis vitamin, memudahkan terjadinya pengendapan dari Ca-caseinat, serta mempermudah absorpsi mineral seperti kalsium, fosfor dan magnesium. Selain laktosa, juga terdapat glokosa, galaktosa, dan glukosamin. Galaktosa penting untuk pertumbuhan otak dan medula spinalis. Glukosamin merupakan bifidus faktor di samping laktosa, yang dapat memacu pertumbuhan Lactobacilus bifidus yang sangat menguntungkan bayi.
3) Lemak
Kadar lemak dalam ASI relatif sama dengan susu sapi dan merupakan sumber kalori utama bagi bayi, sumber vitamin larut lemak, dan sebagai sumber asam lemak esensial. Tetapi lemak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
dalam ASI memiliki bentuk emulsi lebih sempurna karena ASI mengandung enzim lipase yang memecah trigiliserida menjadi monogliserida sebelum pencernaan di usus terjadi. Selain itu kadar asam lemak tidak jenuh dalam ASI 7-8 kali lebih banyak dari susu sapi.
4) Mineral
ASI mengandung mineral yang lengkap, walaupun kadarnya relatif rendah tetapi cukup untuk bayi sampai berumur 6 bulan. Total mineral selama masa laktasi adalah konstan tetapi beberapa mineral yang spesifik kadarnya tergantung diet ibu dan stadium laktasi. Garam organik yang terdapat dalam ASI terutama adalah: kalsium, kalium, dan natrium dari asam klorida dan fosfat. Mineral yang terbanyak adalah kalium sedangkan kadar Cu, Fe, dan Mn yang merupakan bahan pembuat darah relatif sedikit. Komposisi air kira-kira 88% dari ASI. Air ini berguna untuk melarutkan zat-zat yang terdapat di dalamnya. ASI merupakan sumber air yang secara metabolik adalah aman. Kadar air yang relatif tinggi dalam ASI ini akan meredakan rangsangan haus dari bayi.
5) Vitamin
Vitamin dalam ASI cukup lengkap. Vitamin A, D, dan C jumlahnya cukup, sedangkan golongan vitamin B kecuali riboflavin dan asam pantothenik tergolong kurang.
commit to user
6) Kalori
Jumlah kalori dalam ASI relatif rendah, yaitu hanya 77 kal/100 ml ASI. Sekitar 90% dari jumlah kalori tersebut berasal dari karbohidrat dan lemak, sedangkan 10% berasal dari protein. 7) Unsur-unsur lainnya
Unsur-unsur lainnya yang terkandung dalam ASI adalah laktorom, kreatinin, urea, xanthin, amonia, dan asam sitrat.
c. Manfaat Pemberian ASI 1) Bagi Bayi
Sebagai nutrisi yang tepat, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan kecerdasan, dan meningkatkan jalinan kasih sayang, mengandung asam lemak untuk pertumbuhan otak, membantu pertumbuhan rahang yang bagus, mengurangi resiko terkena penyakit, menunjang perkembangan motorik, menunjang perkembangan kepribadian, kecerdasan emosional, kematangan spiritual, dan hubungan sosial yang baik (Roesli, 2005).
2) Bagi Ibu
Mengurangi perdarahan selama melahirkan, mengurangi terjadinya anemia, menjarangkan kehamilan, mengecilkan rahim, lebih cepat langsing kembali, mengurangi kemungkinan menderita kanker, lebih ekonomis/murah, tidak merepotkan dan hemat waktu, portabel dan praktis, memberi kepuasan bagi ibu (Roesli, 2005).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16 3) Bagi Keluarga
Dalam aspek ekonomi dapat menghemat uang, dalam aspek psikologis dapat mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga, dalam aspek kemudahan berupa kepraktisan dimana dapat diberikan dimana saja dan kapan saja (Suradi, 2004).
4) Bagi Negara
Menurunkan angka kesakitan dan kematian, mengurangi subsidi untuk rumah sakit, mengurangi devisa untuk membeli susu formula, meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa (Suradi, 2004).
5) Bagi Lingkungan
Mengurangi polusi udara karena untuk membuatnya tidak memerlukan pabrik yang mengeluarkan asap dan tidak butuh transportasi untuk mengangkut. ASI mengurangi bertambahnya sampah karena tidak perlu kaleng susu, kertas dan karton untuk membungkus, botol plastik dan dot karet (Roesli, 2005).
d. Faktor yang mempengaruhi pemberian ASI
Menurut Briawan (2004) beberapa faktor yang mempengaruhi pemberian ASI adalah:
1) Faktor pengetahuan ibu tentang menyusui
Penelitian tentang pengetahuan, sikap dan praktek ibu dan anak balita terhadap kesehatannya di 7 propinsi di Indonesia menunjukkan bahwa sebagian besar ibu belum mengetahui arti dan
commit to user
manfaat ASI dan kolostrum. Alasan kebiasaan tersebut adalah karena sudah merupakan tradisi. Sebagian besar ibu juga belum memahami makanan pendamping ASI (MP-ASI), sehingga makanan tersebut diberikan sejak usia 2-3 bulan. Para ibu percaya bahwa campuran susu formula dengan ASI baik untuk bayinya. MP-ASI sudah mulai diberikan pada bulan kedua/ketiga dengan alasan bayi menangis dan menuruti nasehat keluarga.
2) Faktor dukungan keluarga terutama dukungan suami
Kelompok ibu-ibu yang sehat dan produksi ASI-nya bagus, sebetulnya yang paling memungkinkan dapat memberikan ASI dengan baik, tetapi banyak faktor yang mempengaruhinya, antara lain faktor keluarga dan kekerabatan. Tidak semua suami atau orangtua ibu akan mendukung pemberian ASI. Misalnya, suami merasa tidak nyaman apabila isterinya menyusui. Pada waktu seorang ibu melahirkan, keluarga besar atau kerabatnya berdatangan untuk membantu merawat ibu serta bayinya dan mereka memberikan makanan atau minuman pada usia yang sangat dini.
3) Faktor modernisasi gaya hidup
Kebanyakan ibu-ibu di perkotaan adalah sebagai karyawan atau pekerja profesional. Meskipun kelompok ini tahu manfaat dan keunggulan ASI, namun sulit untuk mempraktekannya. Alokasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
waktu kerja sehari-hari yang banyak berada diluar rumah, sehingga tidak bisa merawat bayi sepenuhnya.
4) Faktor sosial dan budaya masyarakat
Wanita diperkotaan sudah terbiasa menggunakan susu formula dengan pertimbangan lebih modern dan praktis. Di pedesaan masih banyak dijumpai kebiasaan membuang kolostrum yang dianggap susu kotor dan memberikan makanan tambahan selain ASI kepada bayi yang terlalu dini.
5) Faktor ekonomi keluarga
Pada saat ini banyak ibu yang memperoleh nafkah dengan bekerja di luar rumah. Pada kondisi tersebut sulit untuk tetap dapat menyusui anaknya apalagi bila tempat bekerja jaraknya jauh. 6) Meningkatnya promosi susu sebagai pendamping ASI
Bayi menolak saat diberi ASI sejak lahir, karena pertama kali sudah diperkenalkan pendamping ASI sehingga bayi menjadi bingung puting.
7) Fasilitas yang terbatas ditempat kerja
Kebanyakan tempat kerja di Indonesia belum memiliki fasilitas yang mempermudah ibu memberikan ASI.
Menurut Bahiyatun (2009) dan Suradi (2004) faktor medis juga dapat mempengaruhi pemberian ASI yaitu:
1) Masalah pada ibu yang sering muncul pada proses menyusui antara lain puting susu lecet, payudara bengkak, saluran ASI tersumbat,
commit to user
mastitis, abses payudara, kelainan anatomi puting, bayi enggan menyusu.
2) Masalah pada bayi berupa keluhan bayi sering menangis, bingung putting, BBLR, ikterik, sumbing, kembar, sakit, lidah pendek, dan memerlukan perawatan.
3) Masalah menyusui pada keadaan khusus, misalnya ibu melahirkan dengan SC, ibu menderita penyakit kronik, ibu memerlukan pengobatan tertentu, dan ibu hamil.