• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP DUKUNGAN SUAMI KEPADA IBU UNTUK MENYUSUI BAYI KARYA TULIS ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH PENYULUHAN TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP DUKUNGAN SUAMI KEPADA IBU UNTUK MENYUSUI BAYI KARYA TULIS ILMIAH"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP

DUKUNGAN SUAMI KEPADA IBU UNTUK MENYUSUI BAYI

KARYA TULIS ILMIAH

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan

YUNI LESTARI

R1111041

PROGRAM STUDI DIV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user HALAMAN VALIDASI

KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP

DUKUNGAN SUAMI KEPADA IBU UNTUK MENYUSUI BAYI

Yuni Lestari R1111041

Telah Disetujui Oleh Pembimbing Untuk Diuji di Hadapan Tim Penguji

Pada tanggal………

Pembimbing Utama

Erindra Budi C, S.Kep.Ns, M.Kes NIP. 19780220 200501 1 001

Pembimbing Pendamping

E. Listyaningsih S, dr, M.Kes NIP. 19640810 199802 2 001

Ketua Tim Karya Tulis Ilmiah

(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP

DUKUNGAN SUAMI KEPADA IBU UNTUK MENYUSUI BAYI

Yuni Lestari R1111041

Telah Dipertahankan dan Disetujui Di Hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa DIV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran UNS

Pada Tanggal : ………

Pembimbing Utama

Nama : Erindra Budi C, S.Kep.Ns, M.Kes

NIP : 19780220 200501 1 001 ………

Pembimbing Pendamping

Nama : E. Listyaningsih S, dr, M.Kes

NIP : 19640810 199802 2 001 ………

Penguji Utama

Nama : S. Bambang Widjokongko, dr, PHK, M.Pd.Ked

NIP : 19481231 197609 1 001 ………

Sekretaris Penguji

Nama : Ika Sumiyarsi, S.SiT, M.Kes

NIP : - ………

Mengesahkan, Ketua

Tim Karya Tulis Ilmiah

Erindra Budi C, S.Kep.Ns, M.Kes NIP. 19780220 200501 1 001

Ketua

Prodi DIV Bidan Pendidik FK UNS

(4)

commit to user

HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, trimakasih ya Allah, sudah mentenagaiku untuk

menyelesaikan tahapan hidupku ini…

Karya kecil ini aku persembahkan untuk :

Ibu dan Bapak tersayang di Lampung dan Yogyakarta yang selalu

mendoakan dan mendukungku selama ini…

Suami tercinta di Kalimantan Timur yang selalu menyemangatiku

untuk terus berjuang tanpa mengeluh…

Yang mengajarkan arti kesabaran, ketabahan, dan keikhlasan dalam

menjalani tantangan hidup…

Yang selalu meyakinka

nku bahwa aku mampu, bahwa aku bisa…

Teman-teman D4 Bidan Pendidik Transfer 2011-2012 dan Reguler 2008

yang mensupport serta banyak membantuku, terutama Mb Tana, Yanti,

Dela, Ratna, Felsa, dan semuanya yang tidak bisa disebutkan satu per

satu…

Semua orang-

orang yang selalu mendoakanku…

(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

YUNI LESTARI. R1111041. 2012. PENGARUH PENYULUHAN

TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP DUKUNGAN SUAMI KEPADA IBU UNTUK MENYUSUI BAYI.

Latar Belakang. Kurangnya kesadaran ibu dalam memberikan ASI Eksklusif mengakibatkan rendahnya cakupan ASI Eksklusif di berbagai daerah. Kesadaran ibu bisa didorong dengan adanya dukungan dari suami. Penyuluhan merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan dukungan suami kepada ibu.

Tujuan. Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan tentang ASI eksklusif terhadap dukungan suami kepada ibu untuk menyusui bayi.

Desain penelitian. Quasi Eksperiment dengan rancangan Posttest Only Control Design. Populasi dalam penelitian ini adalah suami dari ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan serta tidak menyusui bayinya secara eksklusif dan berada di wilayah kerja Puskesmas Ngoresan, sejumlah 116 orang. Teknik pengambilan sampel secara NonProbability Sampling denganmetode Quota Sampling. Sampel minimum sebanyak 30 responden untuk masing-masing kelompok kontrol dan eksperimen. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner untuk mengetahui dukungan suami pada kelompok kontrol dan eksperimen. Teknik analisis data menggunakan Uji Mann Whitney.

Hasil Penelitian. Dukungan suami yang berkategori baik pada kelompok intervensi (83,3%) lebih besar daripada kelompok kontrol (56,7%). Dengan uji

Mann Whitney didapatkan hasil p = 0,025 < = 0,05.

Simpulan. Penyuluhan tentang ASI eksklusif berpengaruh terhadap dukungan suami kepada ibu untuk menyusui bayi.

(6)

commit to user ABSTRACT

YUNI LESTARI. R1111041. 2012. THE EFFECT OF COUNSELING ON

EXCLUSIVE BREASTFEEDING FOR HUSBAND’S SUPPORT TO THE

MOTHER TO BREASTFEED THE BABY.

Background. Lack of awareness of mothers in exclusive breastfeeding results the lower coverage of exclusive breastfeeding in various regions Awareness of women can be encouraged by the support of her husband. Counseling is one effort to increase support to the mother's husband.

Destination. To determine the effect of counseling on exclusive breastfeeding for the husband’s support to the mothers who breastfeed the baby.

Research Methods. Quasi experiments with Posttest Only Control Design. The population in this study is the husband of the mother who had babies aged 0-6 months and not breastfeed exclusively in the working area Ngoresan health center, it about 116 people. The sampling technique used in this research was Non-Probability Sampling with Sampling Quota. Minimum sample of 30 respondents were divided in half, into control group and experiment groups. The instrument used questionnaire to find husband support in the control group and experiment group. Technique of analyzing data were used the Mann Whitney test.

The Research Results. Support a husband who categorized both in the intervention group (83.3%) greater than the control group (56.7%). By using Mann Whitney test obtained the result p = 0.025 < = 0.05.

Conclusion. Counseling on exclusive breastfeeding affect the husband's support to the mother to breastfeed the baby.

(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”Pengaruh Penyuluhan Tentang Asi Eksklusif Terhadap Dukungan Suami Kepada Ibu Untuk Menyusui Bayi”. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana saint terapan program studi Diploma IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, antara lain:

1. H. Tri Budi Wiryanto, dr, SpOG (K) selaku Ketua Program Studi D IV Bidan Pendidik Universitas Sebelas Maret.

2. Erindra Budi C, S.Kep.Ns, M.Kes, selaku Ketua Tim KTI D IV Bidan Pendidik Universitas Sebelas Maret dan selaku Pembimbing Utama yang selalu membimbing dan memberikan saran serta ilmunya.

3. E. Listyaningsih S, dr, M.Kes, selaku Pembimbing Pendamping yang selalu membimbing dan memberikan saran serta ilmunya.

4. Bambang Widjokongko, dr, PHK, M.Pd.Ked selaku Penguji Utama yang telah banyak memberikan saran dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini. 5. Ika Sumiyarsi, S.SiT, M.Kes selaku Sekretaris Penguji yang telah banyak

memberikan saran dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Kepala Bidang Promosi Kesehatan, Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan Dinas Kesehatan Kota Surakarta yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian ini.

7. Kepala Puskesmas Ngoresan Surakarta yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian serta kader posyandu yang telah membantu proses penelitian ini.

8. Seluruh dosen, karyawan dan karyawati D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

9. Orangtua dan suami tercinta yang telah memberikan dukungan, doa, dan kasih sayang selama ini.

10.Teman-teman mahasiswa D IV Bidan Pendidik Transfer maupun Reguler Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

11.Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga dengan rendah hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak.

Wasalamu’alaikum Wr. Wb

Surakarta, Agustus 2012 Penulis

(8)

commit to user DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN VALIDASI ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum ... 4

2. Tujuan Khusus ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4 II. LANDASAN TEORI

(9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

a. Definisi Penyuluhan ... 5

b. Metode Penyuluhan ... 5

c. Media Penyuluhan ... 7

d. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Penyuluhan 8

2. ASI Eksklusif a. Definisi ... 10

b. Komposisi ... 10

c. Manfaat Pemberian ASI ... 15

d. Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI ... 16

3. Sikap a. Definisi ... 19

b. Komponen Sikap ... 19

c. Tingkatan Sikap ... 19

d. Faktor yang Mempengaruhi Sikap ... 20

4. Dukungan Suami kepada Ibu untuk Menyusui Bayi a. Definisi ... 20

b. Bentuk Dukungan ... 21

c. Manfaat Dukungan ... 25

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dukungan ... 26

5. Pengaruh Penyuluhan tentang ASI Eksklusif terhadap Dukungan Suami kepada Ibu untuk Menyusui Bayi ... 26

B. Kerangka Konsep ... 29

(10)

commit to user

III.METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ... 30

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

C. Populasi Penelitian ... 31

D. Sampel dan Teknik Sampling ... 32

E. Kriteria Restriksi ... 32

F. Definisi Operasional ... 32

G. Pengumpulan Data ... 33

H. Pengolahan dan Analisis Data ... 39

IV.HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 41

B. Karakteristik Responden ... 41

C. Dukungan Suami kepada Ibu untuk Menyusui Bayi ... 45

D. Pengaruh Penyuluhan tentang ASI Eksklusif terhadap Dukungan Suami kepada Ibu untuk Menyusui Bayi ... 46

V. PEMBAHASAN ... 47

VI.PENUTUP A. Kesimpulan ... 51

B. Saran ... 51

(11)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1: Skor Jawaban Kuesioner Sikap ………. ... 34 Tabel 3.2: Kisi-kisi Kuesioner Pengetahuan tentang ASI Eksklusif

Setelah Uji Validitas dan Reliabilitas ... 37 Tabel 3.3: Kisi-kisi Kuesioner Dukungan Suami Kepada Ibu untuk

Menyusui Bayi Setelah Uji Validitas dan Reliabilitas ... 38 Tabel 4.1: Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur ... 42 Tabel 4.2: Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan ... 42 Tabel 4.3: Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendapatan ... 43 Tabel 4.4: Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Alasan Tidak

diberikannya ASI Eksklusif ... 43 Tabel 4.5: Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan

tentang ASI Eksklusif pada Kelompok Kontrol ... 44 Tabel 4.6: Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan

tentang ASI Eksklusif pada Kelompok Eksperimen ... 44 Tabel 4.7: Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan

Suami Kepada Ibu untuk Menyusui Bayi pada Kelompok

Kontrol ... 45 Tabel 4.8: Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan

Suami Kepada Ibu untuk Menyusui Bayi pada Kelompok

(12)

commit to user DAFTAR GAMBAR

(13)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2 : Surat Permohonan ke Responden Lampiran 3 : Informed Consent

Lampiran 4 : Kuesioner

Lampiran 5 : Kunci Jawaban Kuesioner Lampiran 6 : Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 7 : Materi Penyuluhan

Lampiran 8 : Media Penyuluhan ( Slide Power Point dan Leaflet) Lampiran 9 : Dokumentasi Penyuluhan dan Pengambilan Data

Lampiran 10 : Correlations Validitas dan Reliability Pengetahuan tentang ASI eksklusif

Lampiran 11 : Correlations Validitas dan Reliability Dukungan Suami Lampiran 12 : Rekap Data Hasil Penelitian Karakteristik Responden Lampiran 13 : Frekuensi Karakteristik Responden

Lampiran 14 : Tabulasi Skor Postest Pengetahuan tentang ASI Eksklusif pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen

Lampiran 15 : Tabulasi Skor Postest Dukungan Suami pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen

(14)

commit to user

Lampiran 17 : Skor Kuesioner Dukungan Suami Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen

Lampiran 18 : Frekuensi Pengetahuan tentang ASI Eksklusif Lampiran 19 : Frekuensi Dukungan Suami

Lampiran 20 : Hasil Uji Mann Whitney Dukungan Suami

Lampiran 21 : Surat Permohonan Ijin dan Surat Jawaban Penelitian

Lampiran 22 : Surat Permohonan Ijin dan Surat Jawaban Uji Validitas dan Reliabilitas

(15)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(16)

commit to user ABSTRAK

YUNI LESTARI. R1111041. 2012. PENGARUH PENYULUHAN

TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP DUKUNGAN SUAMI KEPADA IBU UNTUK MENYUSUI BAYI.

Latar Belakang. Kurangnya kesadaran ibu dalam memberikan ASI Eksklusif mengakibatkan rendahnya cakupan ASI Eksklusif di berbagai daerah. Kesadaran ibu bisa didorong dengan adanya dukungan dari suami. Penyuluhan merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan dukungan suami kepada ibu.

Tujuan. Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan tentang ASI eksklusif terhadap dukungan suami kepada ibu untuk menyusui bayi.

Desain penelitian. Quasi Eksperiment dengan rancangan Posttest Only Control Design. Populasi dalam penelitian ini adalah suami dari ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan serta tidak menyusui bayinya secara eksklusif dan berada di wilayah kerja Puskesmas Ngoresan, sejumlah 116 orang. Teknik pengambilan sampel secara NonProbability Sampling denganmetode Quota Sampling. Sampel minimum sebanyak 30 responden untuk masing-masing kelompok kontrol dan eksperimen. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner untuk mengetahui dukungan suami pada kelompok kontrol dan eksperimen. Teknik analisis data menggunakan Uji Mann Whitney.

Hasil Penelitian. Dukungan suami yang berkategori baik pada kelompok intervensi (83,3%) lebih besar daripada kelompok kontrol (56,7%). Dengan uji

Mann Whitney didapatkan hasil p = 0,025 <  = 0,05.

Simpulan. Penyuluhan tentang ASI eksklusif berpengaruh terhadap dukungan suami kepada ibu untuk menyusui bayi.

(17)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ABSTRACT

YUNI LESTARI. R1111041. 2012. THE EFFECT OF COUNSELING ON

EXCLUSIVE BREASTFEEDING FOR HUSBAND’S SUPPORT TO THE

MOTHER TO BREASTFEED THE BABY.

Background. Lack of awareness of mothers in exclusive breastfeeding results the lower coverage of exclusive breastfeeding in various regions Awareness of women can be encouraged by the support of her husband. Counseling is one effort to increase support to the mother's husband.

Destination. To determine the effect of counseling on exclusive breastfeeding for the husband’s support to the mothers who breastfeed the baby.

Research Methods. Quasi experiments with Posttest Only Control Design. The population in this study is the husband of the mother who had babies aged 0-6 months and not breastfeed exclusively in the working area Ngoresan health center, it about 116 people. The sampling technique used in this research was Non-Probability Sampling with Sampling Quota. Minimum sample of 30 respondents were divided in half, into control group and experiment groups. The instrument used questionnaire to find husband support in the control group and experiment group. Technique of analyzing data were used the Mann Whitney test.

The Research Results. Support a husband who categorized both in the intervention group (83.3%) greater than the control group (56.7%). By using Mann Whitney test obtained the result p = 0.025 < = 0.05.

Conclusion. Counseling on exclusive breastfeeding affect the husband's support to the mother to breastfeed the baby.

(18)

commit to user BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyuluhan dalam hal ini pendidikan kesehatan merupakan komponen dari program-program kesehatan dan kedokteran yang didalamnya terdapat usaha-usaha yang terencana untuk mengubah tingkah laku individu, kelompok dan masyarakat dengan tujuan pengobatan, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan (Siswanto, 2010).

Berdasarkan klarifikasi United Nations International Children's

Emergency Fund (UNICEF) bersama World Health Assembly (WHA)

merekomendasikan dan menetapkan jangka waktu pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan (Besar dkk, 2009). Menurut UNICEF 30.000 kematian bayi di Indonesia dan 10 juta kematian anak balita di dunia setiap tahunnya dapat dicegah melalui pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan tanpa makanan dan minuman tambahan (Tama dan Anti, 2006).

(19)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyampaikan bahwa proses menyusui bukanlah semata-mata proses antara ibu dan bayi saja. Seorang ayah dan lingkungan yang mengelilingi ibu sangat menentukan keberhasilan menyusui. Proses memberikan ASI memiliki aspek psikologis dan rohaniah antara ibu, bayi dan ayah (Gunawan, 2009).

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pemberian susu formula atau tidak menyusui memiliki risiko untuk bayi dan anak-anak yaitu meningkatkan risiko asma, alergi, ISPA, oklusi gigi, kurang gizi, kanker, penyakit kronis dan jantung, diabetes, obesitas, kematian, infeksi (saluran pencernaan, telinga dan

otitis media), dan menghambat perkembangan kognitif. Selain itu memiliki risiko juga untuk ibu yaitu meningkatkan risiko kanker (mamae, ovarium, endometrium), overweight, osteoporosis, rheumatoid arthritis, stres dan keresahan, diabetes, dan mengurangi kedekatan ibu dan anak (Sutanto, 2011).

Berdasarkan data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) bahwa cakupan ASI Eksklusif di Indonesia tahun 2007 sebesar 38%, sementara jumlah bayi di bawah 6 bulan yang diberi susu formula meningkat menjadi 27,9%. Hal ini disebabkan antara lain masih adanya stigma dan

stereotipe bahwa menyusui merupakan urusan perempuan saja yang masih melekat di sebagian besar masyarakat. Pada hakikatnya perempuan yang memiliki kodrat menyusui, namun suami sangat berperan penting dalam memberikan dukungan bagi ibu (MENEGPP&PA, 2010).

(20)

commit to user

sekitar 40,21%, masih sangat rendah bila dibandingkan dengan target pencapaian ASI eksklusif tahun 2010 sebesar 80% (Wardhani, 2011).

Berdasarkan data profil kesehatan Kota Surakarta tahun 2011 menunjukkan cakupan pemberian ASI eksklusif sekitar 52,6%. Sedangkan cakupan ASI eksklusif di puskesmas Ngoresan sebesar 5,5% yang merupakan urutan terendah pertama diantara beberapa puskesmas yang berada di kota Surakarta (DKK Surakarta, 2012). Tingkat pemberian masih rendah karena sebagian besar memilih susu formula akibat pengetahuan dan rasa percaya diri yang kurang (Widjajadi, 2011).

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Hiryani (2009) didapatkan hasil ada hubungan antara dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif. Peran suami penting dalam pemberian ASI eksklusif, maka suami harus dijadikan sasaran penyuluhan, didorong untuk lebih aktif mencari informasi dan aktif belajar mengenai ASI. Perbedaan dengan penelitian saat ini yaitu desain penelitian sebelumnya menggunakan observasional analitik dengan rancangan

cross sectional.

(21)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

B. Rumusan Masalah

Apakah ada pengaruh penyuluhan tentang ASI eksklusif terhadap dukungan suami kepada ibu untuk menyusui bayi?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh penyuluhan tentang ASI eksklusif terhadap dukungan suami kepada ibu untuk menyusui bayi.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui dukungan suami kepada ibu untuk menyusui bayi pada kelompok kontrol

b. Mengetahui dukungan suami kepada ibu untuk menyusui bayi pada kelompok eksperimen

c. Menganalisis pengaruh penyuluhan tentang ASI eksklusif terhadap dukungan suami kepada ibu untuk menyusui bayi

D. Manfaat Penelitian

(22)

commit to user BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Penyuluhan

a. Definisi penyuluhan

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana dan melakukan apa yang bisa dilakukan (Fitriani, 2010).

b. Metode penyuluhan

Metode yang digunakan dalam penyuluhan menurut Depkes (2008) digolongkan berdasar:

1) Teknik komunikasi

(23)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

b) Metode penyuluhan tidak langsung yaitu penyuluhan tidak secara langsung tatap muka dengan sasaran, tapi menyampaikan pesan melalui perantara (media).

2) Sasaran yang dicapai a) Pendekatan perorangan

Penyuluh berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan sasaran secara perorangan.

b) Pendekatan kelompok

Dengan pendekatan ini petugas penyuluhan berhubungan dengan sekelompok sasaran.

c) Pendekatan masal

Petugas penyuluhan menyampaikan pesannya secara sekaligus kepada sasaran yang jumlahnya banyak.

3) Indra penerimaan

a) Metode melihat/ memperhatikan

Pesan diterima oleh sasaran melalui indra penglihatan, seperti: menempel poster, pemasangan gambar/foto, pemutaran film, pemasangan koran dinding.

b) Metode pendengaran

Pesan diterima sasaran melalui indra pendengar. c) Metode kombinasi

(24)

commit to user

perasa, 2% melalui sentuhan, 3% melalui indra pencium, 11% melalui indra pendengaran, dan 83% melalui penglihatan. Oleh karena itu seseorang dapat mempelajari sesuatu dengan baik apabila menggunakan lebih dari satu indra.

c. Media penyuluhan

Media atau alat peraga dalam penyuluhan menurut Depkes (2004) dapat diartikan sebagai alat bantu untuk penyuluhan yang dapat dilihat, didengar, dirasa, diraba, dan dicium, baik secara kombinasi atau tunggal. Jenis media dibagi menjadi 4 kelompok:

1) Benda asli yaitu benda yang sesungguhnya baik hidup maupun mati. Merupakan alat peraga yang baik karena mudah serta cepat dikenal, mempunyai bentuk, dan ukuran yang tepat.

2) Benda tiruan yang ukurannya lain dari benda sesungguhnya. Hal ini dikarenakan menggunakan benda asli tidak memungkinkan, misalnya ukuran benda asli terlalu berat atau terlalu besar.

3) Gambar/media grafis berupa poster, leaflet, lukisan, dan gambar karikatur. Leaflet adalah selembar kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-kalimat singkat, padat, mudah dimengerti dan gambar-gambar yang sederhana. Leaflet dapat disebarkan pada saat pertemuan-pertemuan dilakukan.

(25)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

peserta dapat mencermati setiap materi dengan seksama karena

slide sifatnya dapat diulang-ulang.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan penyuluhan

Menurut Fitriani (2011), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan penyuluhan terdiri dari tiga faktor antara lain:

1) Faktor penyuluh yaitu meliputi persiapan, penguasaan materi, penampilan, penggunaan bahasa, intonasi, cara penyampaian. 2) Faktor sasaran yaitu meliputi tingkat pendidikan, tingkat sosial

ekonomi, kepercayaan dan adat, serta kondisi lingkungan.

3) Faktor proses penyuluhan yaitu meliputi pilihan waktu, tempat, jumlah sasaran, alat peraga dan metode.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan terhadap sasaran dalam keberhasilan penyuluhan kesehatan menurut Prasko (2011) yaitu: 1) Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap informasi baru yang diterimanya. Dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin mudah seseorang menerima informasi didapatnya.

2) Tingkat Sosial Ekonomi

(26)

commit to user

3) Adat Istiadat

Pengaruh dari adat istiadat dalam menerima informasi baru merupakan hal yang tidak dapat diabaikan, karena masyarakat kita masih sangat menghargai dan menganggap sesuatu yang tidak boleh diabaikan.

4) Kepercayaan Masyarakat

Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh orang-orang yang sudah mereka kenal, karena sudah timbul kepercayaan masyarakat dengan penyampai informasi.

5) Ketersediaan Waktu di Masyarakat

(27)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

2. ASI Eksklusif

a. Definisi

ASI eksklusif dikatakan sebagai pemberian ASI secara eksklusif saja tanpa tambahan cairan seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim (Roesli, 2005).

Menurut WHO (2006), definisi ASI eksklusif adalah bahwa bayi hanya menerima ASI dari ibu, atau pengasuh yang diminta memberikan ASI dari ibu, tanpa penambahan cairan atau makanan padat lain, kecuali sirup yang bervitamin, suplemen mineral atau obat (Purnamasari, 2011)

ASI ekslusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberikan makanan lain, walaupun hanya air putih, sampai bayi berumur 6 bulan (Purwanti, 2004).

b. Komposisi

Soetjiningsih (2012), menyatakan bahwa komposisi ASI ini ternyata tidak konstan dan tidak sama dari waktu ke waktu. Faktor-faktor yang mempengaruhi komposisi ASI adalah stadium laktasi, ras, keadaan nutrisi, dan Diet ibu. ASI menurut stadium laktasi adalah: 1) Kolostrum

(28)

commit to user

ketiga atau keempat. Kolostrum berupa cairan viscous kental dengan warna kekuning-kuningan. Kolostrum ini merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan mekoneum dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan bayi untuk makanan yang akan datang.

Kolostrum mengandung lebih banyak protein dibandingkan dengan ASI matur dengan protein utamanya adalah globulin (gamma globulin). Kolostrum mengandung lebih banyak antibodi dibandingkan ASI matur sehingga dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai umur 6 bulan, kadar karbohidrat lemaknya rendah tetapi kadar mineral terutama natrium, kalium dan kloridanya lebih tinggi. Total energi rendah, yaitu hanya 58 Kal/100 ml kolostrum.

Bila dipanaskan, kolostrum akan menggumpal. Volume kolostrum sekitar 150-300 ml/24 jam.

2) ASI transisi / peralihan

(29)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12 3)ASI matur

ASI matur merupakan ASI yang disekresi pada hari ke-10 dan seterusnya dimana komposisinya relatif konstan (ada pula yang menyatakan bahwa komposisi relatif konstan baru mulai minggu ketiga sampai kelima). Pada ibu yang sehat dimana produksi ASI cukup, ASI ini merupakan makanan satu-satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan. ASI matur merupakan suatu cairan berwarna putih kekuningan yang diakibatkan warna dari garam Ca-caseinat, riboflavin, dan karoten yang terdapat di dalamnya. ASI matur ini tidak akan menggumpal jika dipanaskan dan terdapat beberapa antimikrobial, antara lain: antibodi terhadap bakteri dan virus, sel (fagosit granulosit, makrofag dan limfosit T), enzim, protein (laktoferin, B12 binding protein), faktor resisten terhadap stafilokokus, komplemen, interferron producting cell, dan hormon-hormon.

Secara umun komposisi dari ASI menurut Soetjiningsih (2012) adalah:

1) Protein

(30)

commit to user

merupakan asam amino yang sangat penting untuk pertumbuhan otak bayi.

2) Karbohidrat

ASI mengandung karbohidrat yang relatif lebih tinggi daripada susu sapi. Karbohidrat yang utama terdapat pada ASI adalah laktosa. Kadar laktosa yang tinggi ini sangat menguntungkan karena laktosa ini akan difermentasi menjadi asam laktat yang akan memberikan kondisi asam dalam usus bayi. Suasana asam ini akan memberikan beberapa keuntungan, yaitu: menghambat pertumbuhan bakteri yang patologis, memacu pertumbuhan mikoroorganisme yang memproduksi asam organik dan mensintesis vitamin, memudahkan terjadinya pengendapan dari Ca-caseinat, serta mempermudah absorpsi mineral seperti kalsium, fosfor dan magnesium. Selain laktosa, juga terdapat glokosa, galaktosa, dan glukosamin. Galaktosa penting untuk pertumbuhan otak dan medula spinalis. Glukosamin merupakan bifidus faktor di samping laktosa, yang dapat memacu pertumbuhan Lactobacilus bifidus yang sangat menguntungkan bayi.

3) Lemak

(31)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

dalam ASI memiliki bentuk emulsi lebih sempurna karena ASI mengandung enzim lipase yang memecah trigiliserida menjadi monogliserida sebelum pencernaan di usus terjadi. Selain itu kadar asam lemak tidak jenuh dalam ASI 7-8 kali lebih banyak dari susu sapi.

4) Mineral

ASI mengandung mineral yang lengkap, walaupun kadarnya relatif rendah tetapi cukup untuk bayi sampai berumur 6 bulan. Total mineral selama masa laktasi adalah konstan tetapi beberapa mineral yang spesifik kadarnya tergantung diet ibu dan stadium laktasi. Garam organik yang terdapat dalam ASI terutama adalah: kalsium, kalium, dan natrium dari asam klorida dan fosfat. Mineral yang terbanyak adalah kalium sedangkan kadar Cu, Fe, dan Mn yang merupakan bahan pembuat darah relatif sedikit. Komposisi air kira-kira 88% dari ASI. Air ini berguna untuk melarutkan zat-zat yang terdapat di dalamnya. ASI merupakan sumber air yang secara metabolik adalah aman. Kadar air yang relatif tinggi dalam ASI ini akan meredakan rangsangan haus dari bayi.

5) Vitamin

(32)

commit to user

6) Kalori

Jumlah kalori dalam ASI relatif rendah, yaitu hanya 77 kal/100 ml ASI. Sekitar 90% dari jumlah kalori tersebut berasal dari karbohidrat dan lemak, sedangkan 10% berasal dari protein. 7) Unsur-unsur lainnya

Unsur-unsur lainnya yang terkandung dalam ASI adalah laktorom, kreatinin, urea, xanthin, amonia, dan asam sitrat.

c. Manfaat Pemberian ASI 1) Bagi Bayi

Sebagai nutrisi yang tepat, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan kecerdasan, dan meningkatkan jalinan kasih sayang, mengandung asam lemak untuk pertumbuhan otak, membantu pertumbuhan rahang yang bagus, mengurangi resiko terkena penyakit, menunjang perkembangan motorik, menunjang perkembangan kepribadian, kecerdasan emosional, kematangan spiritual, dan hubungan sosial yang baik (Roesli, 2005).

2) Bagi Ibu

(33)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16 3) Bagi Keluarga

Dalam aspek ekonomi dapat menghemat uang, dalam aspek psikologis dapat mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga, dalam aspek kemudahan berupa kepraktisan dimana dapat diberikan dimana saja dan kapan saja (Suradi, 2004).

4) Bagi Negara

Menurunkan angka kesakitan dan kematian, mengurangi subsidi untuk rumah sakit, mengurangi devisa untuk membeli susu formula, meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa (Suradi, 2004).

5) Bagi Lingkungan

Mengurangi polusi udara karena untuk membuatnya tidak memerlukan pabrik yang mengeluarkan asap dan tidak butuh transportasi untuk mengangkut. ASI mengurangi bertambahnya sampah karena tidak perlu kaleng susu, kertas dan karton untuk membungkus, botol plastik dan dot karet (Roesli, 2005).

d. Faktor yang mempengaruhi pemberian ASI

Menurut Briawan (2004) beberapa faktor yang mempengaruhi pemberian ASI adalah:

1) Faktor pengetahuan ibu tentang menyusui

(34)

commit to user

manfaat ASI dan kolostrum. Alasan kebiasaan tersebut adalah karena sudah merupakan tradisi. Sebagian besar ibu juga belum memahami makanan pendamping ASI (MP-ASI), sehingga makanan tersebut diberikan sejak usia 2-3 bulan. Para ibu percaya bahwa campuran susu formula dengan ASI baik untuk bayinya. MP-ASI sudah mulai diberikan pada bulan kedua/ketiga dengan alasan bayi menangis dan menuruti nasehat keluarga.

2) Faktor dukungan keluarga terutama dukungan suami

Kelompok ibu-ibu yang sehat dan produksi ASI-nya bagus, sebetulnya yang paling memungkinkan dapat memberikan ASI dengan baik, tetapi banyak faktor yang mempengaruhinya, antara lain faktor keluarga dan kekerabatan. Tidak semua suami atau orangtua ibu akan mendukung pemberian ASI. Misalnya, suami merasa tidak nyaman apabila isterinya menyusui. Pada waktu seorang ibu melahirkan, keluarga besar atau kerabatnya berdatangan untuk membantu merawat ibu serta bayinya dan mereka memberikan makanan atau minuman pada usia yang sangat dini.

3) Faktor modernisasi gaya hidup

(35)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

waktu kerja sehari-hari yang banyak berada diluar rumah, sehingga tidak bisa merawat bayi sepenuhnya.

4) Faktor sosial dan budaya masyarakat

Wanita diperkotaan sudah terbiasa menggunakan susu formula dengan pertimbangan lebih modern dan praktis. Di pedesaan masih banyak dijumpai kebiasaan membuang kolostrum yang dianggap susu kotor dan memberikan makanan tambahan selain ASI kepada bayi yang terlalu dini.

5) Faktor ekonomi keluarga

Pada saat ini banyak ibu yang memperoleh nafkah dengan bekerja di luar rumah. Pada kondisi tersebut sulit untuk tetap dapat menyusui anaknya apalagi bila tempat bekerja jaraknya jauh. 6) Meningkatnya promosi susu sebagai pendamping ASI

Bayi menolak saat diberi ASI sejak lahir, karena pertama kali sudah diperkenalkan pendamping ASI sehingga bayi menjadi bingung puting.

7) Fasilitas yang terbatas ditempat kerja

Kebanyakan tempat kerja di Indonesia belum memiliki fasilitas yang mempermudah ibu memberikan ASI.

Menurut Bahiyatun (2009) dan Suradi (2004) faktor medis juga dapat mempengaruhi pemberian ASI yaitu:

(36)

commit to user

mastitis, abses payudara, kelainan anatomi puting, bayi enggan menyusu.

2) Masalah pada bayi berupa keluhan bayi sering menangis, bingung putting, BBLR, ikterik, sumbing, kembar, sakit, lidah pendek, dan memerlukan perawatan.

3) Masalah menyusui pada keadaan khusus, misalnya ibu melahirkan dengan SC, ibu menderita penyakit kronik, ibu memerlukan pengobatan tertentu, dan ibu hamil.

3. Sikap

a. Definisi

Menurut Notoatmodjo (2007), sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek.

b. Komponen Sikap

Menurut Notoatmodjo (2007), komponen-komponen sikap antara lain:

1) Komponen Kognitif yaitu pengetahuan, pandangan, keyakinan 2) Komponen Afektif yaitu rasa senang atau tidak senang

3) Komponen Konatif yaitu kecenderungan berperilaku tertentu c. Tingkatan Sikap

(37)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

1) Menerima (receiving), diartikan bahwa seseorang (subjek) mau dan mempehatikan stimulus yang diberikan (objek).

2) Merespons (responding), yaitu memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

3) Menghargai (valuing), yaitu mengajak oranglain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

4) Bertanggung jawab (responsible), atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi.

d. Faktor yang Mempengaruhi Sikap

Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap antara lain : pendidikan, pekerjaan, pengalaman, kebudayaan, lingkungan dan informasi (Notoatmodjo, 2007).

4. Dukungan suami kepada ibu untuk menyusui bayi

a. Definisi

(38)

commit to user

Menurut Sarwono (2003), dukungan adalah suatu upaya yang diberikan kepada orang lain, baik moril maupun materil untuk memotivasi orang tersebut dalam melaksanakan kegiatan.

Menurut Kodrat (2010), dukungan suami adalah dukungan yang diberikan oleh suami kepada istri untuk menunjang melakukan sesuatu. Dukungan suami diperlukan istri terutama pada masa kehamilan, persalinan, menyusui, dan merawat bayinya.

b. Bentuk Dukungan

Menurut Tasya (2008), dukungan kepada ibu menyusui diberikan oleh berbagai pihak, diantaranya suami, keluarga, lingkungan kerja atau kantor dan pemerintah. Dari semua dukungan bagi ibu menyusui, dukungan dari suami adalah dukungan yang paling berarti bagi ibu. Dukungan suami merupakan dukungan yang dirasakan ibu yang diberikan suami untuk memotivasi ibu memberikan ASI saja kepada bayinya sampai usia 6 bulan, memberikan dukungan psikologis kepada ibu dan mempersiapkan nutrisi seimbang bagi ibu.

(39)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22 1) Sebagai tim penyemangat

Suami harus memberikan dukungan penyemangat kepada ibu melalui kalimat-kalimat pujian, maupun kata-kata penyemangat. Dengan hal ini ibu akan merasa sangat bangga dan senang dapat memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Hal ini berkaitan dengan refleks oksitosin.

2) Membantu mengatasi masalah dalam pemberian ASI

Tidak setiap ibu dapat memberikan ASI dengan lancar. Banyak ibu mengalami masalah, mulai dari ASI yang tak keluar, puting payudara lecet, pembengkakan, mastitis, stres, dll. Modal utama memecahkan keluhan secara benar adalah jika ayah/ibu menguasai teori manajemen menyusui. Ayah bisa ikut menginformasikan hal-hal yang diketahuinya, atau menunjukkan referensi, atau turun tangan langsung mengatasinya. Misalnya jika payudara istri harus dipijat, dikompres, jika harus berobat, bagaimana cara menyimpan ASI perah. Untuk menguasai hal ini, ayah dapat ikut pergi ke klinik laktasi sebelum program menyusui dimulai.

3) Ikut merawat bayi

(40)

commit to user

bermain dengan bayi. Selain itu, suami juga dapat membantu merawat anak-anak termasuk kakak si bayi.

4) Mendampingi ibu menyusui walaupun tengah malam

Mendampingi, menemani, yang sedang menyusui pun merupakan bentuk dukungan yang besar. Sebisanya, ayah ikut bangun saat istri terbangun tengah malam atau jika tak bisa bangun malam, paling tidak jangan tunjukkan ekspresi kesal akibat tidur yang terganggu saat bayi menangis lapar di malam hari. Suami yang terkantuk-kantuk saat menunggui istri menyusui, akan sangat menyentuh perasaan istri dan membuat cinta istri semakin dalam. 5) Melayani ibu menyusui

Ayah tak bisa memberi makan bayi dengan air susu, tetapi ayah dapat 'memberi makan' bayi dengan jalan memberi makan ibu. Jadi jika ingin ambil bagian dalam aktivitas 'memberi makan' ini, layani istri saat dia kelaparan dan kehausan selagi menyusui. Karena menyusui sangat menguras energi, biasanya ibu butuh ekstra asupan kalori dan cairan sesudah menyusui. Ayah bisa membantu membuatkan susu hangat, telur dadar, dan camilan lain, atau potongan buah, tanpa perlu diminta untuk disajikan kepada istri.

6) Menyediakan anggaran ekstra

(41)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

makanan tambahan ibu, suplemen, dan peralatan menyusui lainnya (bra menyusui, alat-alat menyimpan ASI perah, dll). Tetapi angkanya pasti jauh lebih kecil daripada bayi diberi susu formula. 7) Menjaga romantisme

Diakui atau tidak, kehadiran anak akan sedikit mengusik keintiman suami istri. Suami sesekali bisa merasa tersisihkan atau kehilangan romantisme karena istri sibuk menjalankan peran orang tua. Sebaliknya, kadang istri juga merasa dirinya kurang seksi dan kurang bergairah selagi menyusui, akibat kelelahan dan terlebih, bergesernya fungsi payudara dari organ seksual menjadi sumber makanan bayi. Jadi penting bagi suami untuk tidak berpaling dari istrinya yang sedang menyusui. Suami harus membantu istri menciptakan suasana romantis atau hal-hal lain yang bisa menghangatkan hubungan. Dengan demikian kegiatan menyusui bayi secara eksklusif dapat dilaksanakan dengan baik. Dukungan suami terhadap ibu menyusui yaitu dengan tidak melontarkan kritik terhadap bentuk tubuh istri yang umumnya memang melar setelah melahirkan.

(42)

commit to user

ASI yang sangat dipengaruhi oleh keadaan emosi dan perasaan ibu. Keadaan yang harmonis dalam keluarga, ketenangan batin seorang ibu penting dalam memberikan ASI bagi anaknya. Jika ibu mengalami depresi, cemas, sedang ada masalah atau tidak mendapat dukungan suami, akan mempengaruhi pemberian ASI (Sudiharto, 2007 dan Roesli, 2005).

Suami perlu diinformasikan bahwa seorang ibu perlu dukungan dan bantuan agar ibu berhasil menyusui, misalnya dengan menggantikan untuk sementara tugas rumah tangga ibu seperti memasak, mencuci dan membersihkan rumah karena ibu dan bayi memerlukan waktu untuk berkenalan (Suradi, 2004).

c. Manfaat Dukungan

Dukungan sosial bermanfaat karena seseorang akan merasa diperhatikan, dihargai dan dicintai. Selain itu juga dapat memberikan kenyamanan fisik dan psikologis kepada individu dapat dilihat dari bagaimana dukungan sosial mempengaruhi kejadian dan efek dari keadaan. Apabila kejadian tersebut muncul, interaksi dengan orang lain dapat memodifikasi atau mengubah persepsi individu pada kejadian tersebut.

(43)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

yang menimbulkan kecemasan dan efeknya. Apabila suatu kejadian menimbulkan kecemasan sehingga mengganggu kepercayaan diri dan dukungan sosial dapat memodifikasi efek itu (Sari, 2011).

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dukungan

Menurut Irianti (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan antara lain : pemberi dukungan, jenis dukungan, penerima dukungan, permasalahan yang dihadapi, waktu pemberian dukungan, dan rentang waktu pemberian dukungan.

Menurut Kodrat (2010), dukungan suami dalam masa menyusui dipengaruhi beberapa faktor yaitu tingkat pendidikan, pengetahuan tentang ASI, dan budaya setempat.

5. Pengaruh Penyuluhan tentang ASI Eksklusif Terhadap Dukungan

Suami Kepada Ibu untuk Menyusui Bayi

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan (Fitriani, 2010).

(44)

commit to user

dapat berpengaruh dalam mensukseskan pemberian ASI eksklusif yaitu dengan dukungan yang diberikan.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan terhadap sasaran dalam keberhasilan penyuluhan kesehatan yaitu pendidikan, sosial ekonomi, adat istiadat, kepercayaan, dan ketersediaan waktu (Prasko, 2011).

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek. Tingkatan yang dimiliki oleh sikap adalah menerima (receiving), merespons (responding), menghargai (valuing), bertanggung jawab (responsible) (Notoatmodjo, 2007).

Dukungan dari suami adalah dukungan yang paling berarti bagi ibu. Dukungan suami merupakan dukungan yang dirasakan ibu yang diberikan suami untuk memotivasi ibu memberikan ASI saja kepada bayinya sampai usia 6 bulan, memberikan dukungan psikologis kepada ibu dan mempersiapkan nutrisi seimbang bagi ibu (Tasya, 2008).

Dalam memberikan dukungan kepada ibu menyusui, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan yaitu tingkat pendidikan, pengetahuan tentang ASI, dan budaya setempat (Kodrat, 2010).

(45)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

(46)

commit to user

Penyuluhan tentang ASI eksklusif dapat meningkatkan dukungan suami kepada ibu untuk menyusui bayi.

(47)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen yaitu untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan (Notoatmodjo, 2007).

Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi eksperimental design). Desain ini mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2012).

Rancangan penelitian yang digunakan adalah Posttest-only control design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random. Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol. Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut (Sugiyono, 2012):

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian

Keterangan:

X : Intervensi (Penyuluhan)

O1 : Hasil pengukuran setengah kelompok yang diberi penyuluhan O2 : Hasil pengukuran setengah kelompok yang tidak diberi penyuluhan

(48)

commit to user

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Ngoresan Surakarta pada bulan Februari sampai dengan Agustus 2012. Yaitu di RW 5, 7, 8, 9, 10, 17, 18, 20, 21, 23, 27. Sedangkan pengambilan data dilakukan pada bulan Juli 2012.

C. Populasi Penelitian

1. Populasi Target

Populasi target dalam penelitian ini adalah suami dari ibu yang pada saat penelitian memiliki bayi usia 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Ngoresan Surakarta.

2. Populasi Aktual

Populasi aktual dalam penelitian ini adalah suami dari ibu yang tidak menyusui bayinya secara eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Ngoresan Surakarta yaitu sebanyak 116 orang.

D. Sampel dan Teknik Sampling

1. Sampel

(49)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Menurut Sugiyono (2012) ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500.

2. Teknik sampling

Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik Quota

Sampling hingga memenuhi sampel minimum 30 responden untuk

masing-masing kelompok. Didapatkan Sampel kelompok eksperimen (perlakuan) yang berasal dari RW 18, 20, 21, 23, 27 dan kelompok kontrol yang berasal dari RW 5, 7, 8, 9, 10, 17.

E. Kriteria Restriksi

1. Kriteria Inklusi

a. Suami dari ibu yang tidak menyusui bayinya secara eksklusif b. Suami bersedia menjadi responden

2. Kriteria Eksklusi

a. Tidak bisa membaca dan menulis

F. Definisi Operasional

1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian penyuluhan tentang asi eksklusif.

(50)

commit to user

b. Skala pengukuran : Nominal

c. Nilai variasi : Diberi penyuluhan dan Tidak diberi penyuluhan

2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah dukungan suami kepada ibu untuk menyusui bayi.

a. Definisi : Suatu upaya yang diberikan oleh suami kepada ibu postpartum maupun ibu sedang menyusui agar memberikan ASI tanpa cairan ataupun makanan tambahan lain sampai bayi berusia 6 bulan. Bentuk dukungan suami mencakup: sebagai tim penyemangat, membantu mengatasi masalah dalam pemberian ASI, ikut merawat bayi, mendampingi ibu menyusui walaupun tengah malam, melayani ibu menyusui, menyediakan anggaran ekstra, dan menjaga romantisme.

b. Skala pengukuran : Ordinal

c. Nilai variasi : Dukungan suami kurang : < 56% dari jumlah skor total Dukungan suami cukup : 56-75% dari jumlah skor total Dukungan suami baik : 76% dari jumlah skor total

G. Pengumpulan Data

1. Intervensi Penelitian

(51)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

responden disertai penggunaan media leaflet dan diberi waktu untuk diskusi. Penyuluhan di laksanakan mulai tanggal 6-8 Juli 2012.

2. Instrumen Penelitian a. Alat ukur

Alat ukur yang digunakan dalam pengumpulan data adalah kuesioner. Alat ukur dukungan suami diadopsi dari Karya Tulis Ilmiah Muzzayyanah (2011) setelah dilakukan revisi. Skala yang digunakan untuk mengukur variabel dukungan suami yaitu skala Likert (Sugiyono, 2012).

Tabel 3.1 Skor Jawaban Kuesioner Sikap Alternatif Jawaban Nilai Pernyataan

Positif

(52)

commit to user

Pengukuran pengetahuan responden tentang materi penyuluhan juga akan dilakukan pada penelitian ini. Hal tersebut dilakukan untuk menilai keberhasilan penyuluhan. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner pengetahuan tentang ASI eksklusif.

Instrumen yang telah dibuat, terlebih dahulu di uji cobakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya. Responden yang digunakan untuk uji coba sebaiknya yang memiliki kesamaan karakteristik dari tempat dimana penelitian itu dilaksanakan. Agar diperoleh distribusi nilai hasil yang mendekati normal, maka sebaiknya jumlah responden untuk uji coba paling sedikit 30 orang Riwidikdo (2009).

1) Uji Validitas

(53)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Uji validitas menggunakan teknik Pearson product moment. Penarikan kesimpulan validitas suatu item, yaitu dengan membandingkan statistik

r

hitung dengan nilai

r

tabel dan tingkat

signifikansi (0,05). Suatu item soal dikatakan valid jika nilai

r

hitung >

r

tabel (0,361) jika N=30. Proses analisis uji validitas dibantu

dengan menggunakan SPSS 17 for windows (Notoatmodjo, 2007). Uji validitas isi dilakukan dengan konsultasi kepada dosen ahli. Sedangkan uji validitas butir dan reliabilitas dilakukan kepada 30 responden pada tanggal 29 Juni – 1 Juli 2012 di wilayah kerja Puskesmas Sibela Surakarta yang dibantu oleh kader.

Uji validitas kuesioner pengetahuan tentang ASI eksklusif menghasilkan soal yang tidak valid sebanyak 10 dari 31 yaitu nomor 1, 3, 7, 11, 13, 14, 17, 18, 26, 29. Peneliti menggunakan soal yang tersisa sejumlah 21 karena masih mewakili indikator.

Uji validitas kuesioner dukungan suami menghasilkan soal yang tidak valid sebanyak 7 dari 33 soal yaitu pada nomor 3, 6, 7, 8, 14, 19, 30. Peneliti menggunakan soal yang tersisa sejumlah 26 karena masih mewakili indikator.

2) Uji Reliabilitas

(54)

commit to user

alpha cronbach. Suatu koesioner dikatakan reliable jika nilai alpha

minimal 0,7. Proses analisis uji validitas dibantu dengan menggunakan SPSS 17 for windows (Riwidikdo, 2007).

Uji reliabilitas pada kuesioner pengetahuan yang valid memiliki nilai = 0,858, sedangkan pada kuesioner dukungan suami yang valid memiliki nilai = 0,931. Sehinggs soal yang sudah valid tersebut dapat dikatakan reliabel.

b. Kisi-kisi soal kuesioner

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Pengetahuan tentang ASI eksklusif setelah Uji Validitas dan Reliabilitas

Kompetensi Indikator Nomor

(55)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Cara pengambilan data pada penelitian ini adalah secara langsung dari responden. Posttest diberikan 1 minggu setelah penyuluhan dengan pertimbangan agar terjadi proses belajar dan pengendapan. Posttest

dilaksanakan secara door to door dibantu oleh kader posyandu. Responden diberi waktu 30 menit untuk mengisi kuesioner dan ditunggui dalam mengerjakannya. Sedangkan pada kelompok kontrol, pemberian posttest

(56)

commit to user

H. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan

Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam proses pengolahan data menurut Hidayat (2007) adalah:

a. Penyuntingan (Editing)

Kegiatan ini dilakukan dengan pemeriksaan kesesuaian jawaban dan kelengkapan pengisian. Proses editing dilakukan untuk memeriksa data yang sudah terkumpul dan jika ada kekurangan langsung dilengkapi tanpa dilakukan penggantian jawaban responden. b. Pengkodean (Coding)

Mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para responden ke dalam kategori-kategori. Klasifikasi dilakukan dengan memberi tanda atau kode berbentuk angka pada masing-masing jawaban.

c. Scoring dan Tabulasi (Tabulating)

Scoring adalah pemberian nilai pada masing-masing jawaban pada kuesioner dukungan suami dan menjumlahkan hasil scoring dari semua pertanyaan. Kemudian melakukan tabulating yaitu membuat tabulasi untuk pengorganisasian data yang telah terkumpul agar mudah dijumlah, disusun dan ditata untuk disajikan serta dianalisa.

d. Entry data

(57)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

2. Analisis data

a. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Analisis ini bemanfaat untuk memberi gambaran karakteristik subjek penelitian dengan menghitung distribusi frekuensi dan proporsi. Penyajian hasil akan disajikan secara deskriptif (Notoatmodjo, 2007).

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat yaitu analisis yang dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dalam penelitian ini penyuluhan tentang ASI eksklusif merupakan variabel bebas dan dukungan suami kepada ibu untuk menyusui bayi merupakan variabel terikat (Notoatmodjo, 2007).

Data yang diperoleh dari hasil pengukuran kemudian dianalisis untuk mengetahui apakah hasilnya sesuai dengan hipotesis yang diharapkan atau tidak. Analisis bivariat pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Mann Whitney. Hasil z hitung dibandingkan dengan z tabel, jika z hitung > z tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada pengaruh secara signifikansi. Bila nilai p < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yaitu, terdapat perbedaan signifikan antara nilai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Proses analisis data dibantu dengan menggunakan SPSS 17 for windows

(58)

commit to user BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Ngoresan Surakarta. Wilayah kerja Puskesmas Ngoresan mencakup keseluruhan wilayah di Kelurahan Jebres yaitu terdiri dari 36 RW. Puskesmas Ngoresan membawahi 37 Posyandu balita dan lansia. Setelah dilakukan teknik sampling secara Quota Sampling maka penelitian hanya di lakukan pada 11 RW.

Jumlah bayi yang berusia 0-6 bulan serta tidak mendapatkan ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Ngoresan pada saat penelitian adalah sekitar 116 jiwa. Pada tahun 2011 cakupan ASI eksklusif masih tergolong rendah yaitu 5,5%.

B. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah suami dari ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan serta tidak memberikan ASI secara eksklusif pada wilayah kerja Puskesmas Ngoresan Surakarta jumlah sampel yang dipilih adalah 60 responden.

(59)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

1. Umur

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur

Umur Frekuensi Persentase (%)

16-20 3 5

Sumber : Data Primer 2012

Berdasarkan tabel 4.1 tersebut diketahui bahwa sebagian besar responden berumur 31 – 35 tahun yaitu sebanyak 19 responden (31,7%). 2. Pendidikan

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

SD 4 6,7

SMP 13 21,7

SMA 29 48,3

PT 14 23,3

Jumlah 60 100

Sumber : Data Primer 2012

(60)

commit to user

3. Pendapatan

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendapatan Pendapatan Frekuensi Persentase (%)

< 0,5 Juta 3 5

0,5- <1 Juta 22 36,7

1-3 Juta 29 48,3

>3 Juta 6 10

Jumlah 60 100

Sumber : Data Primer 2012

Berdasarkan tabel 4.3 tersebut diketahui bahwa sebagian besar pendapatan responden adalah 1-3 juta yaitu dengan jumlah sebanyak 29 responden (48,3%).

4. Alasan Tidak Diberikannya ASI Eksklusif

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Alasan tidak diberikannya ASI eksklusif

Alasan Frekuensi Persentase (%)

Bayi masih merasa kurang 11 18,3

Ibu bekerja 27 45

ASI sedikit/tidak lancer 11 18,3

Malas memerah ASI

Sumber : Data Primer 2012

(61)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

5. Pengetahuan Responden tentang ASI Eksklusif

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pengetahuan tentang ASI Eksklusif pada Kelompok Kontrol

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Baik 19 63,3

Cukup 11 36,7

Kurang 0 0

Jumlah 30 100,0

Sumber : Data Primer 2012

Berdasarkan tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan tentang ASI eksklusif pada kelompok kontrol mempunyai kategori baik yaitu sebanyak 19 responden (63,3%).

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pengetahuan tentang ASI Eksklusif pada Kelompok Eksperimen

Kategori Frekuensi Persentase(%)

Baik 27 90,0

Cukup 3 10,0

Kurang 0 0

Jumlah 30 100,0

Sumber : Data Primer 2012

(62)

commit to user

C. Dukungan Suami kepada Ibu untuk Menyusui Bayi

Analisis dilakukan untuk mendeskripsikan responden berdasarkan variabel yang diteliti yaitu dukungan suami kepada ibu untuk menyusui bayi. Hasil perhitungan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Dukungan Suami kepada Ibu untuk Menyusui Bayi pada Kelompok Kontrol

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Baik 17 56,7

Cukup 13 43,3

Kurang 0 0

Jumlah 30 100,0

Sumber : Data Primer 2012

Berdasarkan tabel 4.7 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar dukungan suami pada kelompok kontrol mempunyai kategori baik yaitu sebanyak 17 responden (56,7%).

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Dukungan Suami kepada Ibu untuk Menyusui Bayi pada Kelompok Eksperimen

Kategori Frekuensi Persentase(%)

Baik 25 83,3

Cukup 5 16,7

Kurang 0 0

Jumlah 30 100,0

Sumber : Data Primer 2012

(63)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

D. Pengaruh Penyuluhan tentang ASI Eksklusif terhadap Dukungan Suami

kepada Ibu untuk Menyusui Bayi

Untuk mengetahui adanya pengaruh penyuluhan tentang ASI eksklusif terhadap dukungan suami kepada ibu untuk menyusui bayi maka dilakukan uji statistik Mann Whitney. Hasil uji ini dapat dilihat pada lampiran.

Pengujian data menggunakan uji statistik Mann Whitney

menunjukkan zhitung= -2,235 dengan N = 30, ztabel = -1,96 dan nilai p=0,025,

dimana nilai p-value < (0,025 < 0,05) atau zhitung > ztabel (-2,235 > -1,96)

artinya H0 ditolak dan Ha diterima sehingga ada pengaruh yang bermakna

(64)

commit to user BAB V

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan suami pada kelompok kontrol yang mempunyai kategori baik sebesar 17 responden (56,7%), dan pada kelompok eksperimen atau responden yang telah diberi penyuluhan tentang ASI eksklusif yang mempunyai kategori baik sebesar 25 responden (83,3%). Pada perhitungan dengan Mann Whitney didapatkan hasil p = 0,025 (nilai p < 0,05) atau

Zhitung > Ztabel (-2,235 > -1,96) maka H0 ditolak dan Ha diterima sehingga ada

pengaruh yang bermakna antara dukungan suami pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hasil p-value < (0,025 < 0,05) menunjukkan bahwa variabel yang tercantum dalam tabel tersebut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap dukungan suami pada kelompok eksperimen.

Hasil distribusi umur responden, rentang usia responden yaitu 16-50 tahun. Kelompok usia responden sebagian besar berumur 31-35 tahun dengan jumlah 19 responden (31,7%). Menurut Notoatmodjo (2005) usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan responden semakin baik.

(65)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

terhadap informasi baru yang diterimanya. Dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin mudah seseorang menerima informasi yang didapatnya.

Hasil distribusi pendapatan responden sebagian besar adalah 1-3 juta yaitu dengan jumlah sebanyak 29 responden (48,3%). Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan penyuluhan kesehatan menurut Prasko (2011) adalah tingkat sosial ekonomi. Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah pula dalam menerima informasi baru.

Hasil distribusi alasan tidak diberikannya ASI eksklusif kepada bayi adalah karena bayi masih merasa kurang (18,3%), ibu bekerja (45%), ASI sedikit/tidak lancar (18,3%), malas memerah ASI (11,7%), bayi tidak mau menetek (6,7%) sehungga dapat diasumsikan rendahnya cakupan ASI eksklusif Puskesmas Ngoresan tahun 2011 dipengaruhi oleh beberapa alasan tersebut meskipun dukungan suami dalam hasil penelitian ini dalam kategori baik. Ibu yang bekerja sering berada diluar rumah dan cenderung malas memeras ASI karena menganggap hal tersebut merepotkan. Agar bayi tidak terlambat dalam mendapatkan nutrisi, maka dipilih untuk memberikan susu formula atau makanan pendamping ASI. Menurut Briawan (2004) salah satu faktor yang mempengaruhi pemberian ASI adalah modernisasi gaya hidup (Ibu bekerja).

(66)

commit to user

faktor medis juga dapat mempengaruhi pemberian ASI seperti saluran ASI tersumbat, bayi enggan menyusu, dan bayi sering menangis.

Menurut Kodrat (2010) dukungan suami dalam masa menyusui dipengaruhi beberapa faktor yang salah satunya adalah pengetahuan tentang ASI. Menurut Mubarok (2007) dengan dilakukannya penyuluhan maka akan terjadi penyampaian informasi yang diterima oleh responden melalui pengindraan selanjutnya terjadi peningkatan informasi dan akhirnya pengetahuan meningkat serta akan terjadi perubahan sikap.

Penyuluhan merupakan faktor penting dalam hal meningkatkan dukungan suami kepada ibu untuk menyusui bayi karena dengan adanya penerimaan informasi mengenai ASI eksklusif maka terjadi pula peningkatan pengetahuan. Kemudian terjadilah perubahan sikap yang ditandai dengan adanya peningkatan dukungan suami kepada ibu untuk menyusui bayi. Dalam penelitian ini, pengetahuan tentang ASI eksklusif responden juga diukur dan didapatkan hasil bahwa kelompok eksperimen sebagian besar mempunyai pengetahuan baik sebanyak 27 responden (90%) sedangkan pada kelompok kontrol hanya 19 responden (63,3%).

(67)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

kuliah merupakan metode tradisional yang bahan materinya disajikan secara

monologue sehingga pembicara lebih bersifat satu arah. Ceramah merupakan metode yang baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.

Hal lain yang membuat penyuluhan ini menjadi efektif adalah media yang digunakan. Pada penelitian ini media yang digunakan yaitu leaflet.. Penggunaan media leaflet sehingga responden mudah mengerti dan mengingat karena hanya berisi kalimat singkat dan padat. Menurut Depkes (2004) Leaflet adalah selembar kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-kalimat singkat, padat, mudah dimengerti dan gambar-gambar yang sederhana.

Penelitian (Saragih, 2010) dengan judul “Pengaruh Penyuluhan Terhadap

Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Makanan Sehat dan Gizi Seimbang di Desa Merek Raya Kecamatan Raya kabupaten Simalungun Tahun 2010” hasil penelitiannya yaitu ada pengaruh penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan ibu dan perubahan sikap ibu tentang makanan sehat dan gizi seimbang. Dari penelitian tersebut dapat diketahui bahwa ada pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan dan sikap.

(68)

commit to user BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dukungan suami kepada ibu untuk menyusui bayi pada kelompok yang tidak diberi penyuluhan tentang ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Ngoresan Surakarta mempunyai kategori baik sebesar 17 orang (56,7%), dan kategori cukup sebesar 13 orang (43,3%).

2. Dukungan suami kepada ibu untuk menyusui bayi pada kelompok yang diberi penyuluhan tentang ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Ngoresan Surakarta mempunyai kategori baik sebesar 25 orang (83,3%), dan kategori cukup sebesar 5 orang (16,7%).

3. Ada pengaruh penyuluhan tentang ASI eksklusif terhadap dukungan suami kepada ibu untuk menyusui bayi di wilayah kerja Puskesmas Ngoresan Surakarta.

B. Saran

1. Bagi Dinas Kesehatan Kota dan Puskesmas setempat

Gambar

Gambar 3.1: Skema Rancangan Penelitian   ...........................................
gambar yang sederhana. Leaflet dapat disebarkan pada saat
Gambar 2.1 Kerangka konsep
Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan Pendidikan Ibu Menyusui yang Mempunyai Bayi Berusia 0-12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009 dengan Pemberian ASI Eksklusif ....

Memberikan informasi kepada seorang ibu melalui media informasi tentang manfaat asi eksklusif bagi seorang bayi dan manfaat menyusui bagi seorang ibu melalui

dukungan sosial (suami) dengan motivasi ibu dalam memberikan ASI eksklusif di. Kabupaten

(2014).Hubungan Dukungan Suami Terhadap Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Jakarta.. (2011).Metode Penelitian Kesehatan

Permasalahan dalam penelitian ini membahas mengenai Pengaruh Hasil Penyuluhan ASI Eksklusif Terhadap Kemampuan Penyusunan Menu Ibu Laktasi pada Ibu Menyusui di Puskesmas

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan ibu dan dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Baki Kabupaten Sukoharjo.. Jenis

Hubungan dukungan suami dengan praktek ASI eksklusif menunjukkan bahwa ibu menyusui di Kampung Sereh Papua yang mendapatkan dukungan baik dari suami lebih besar

Dari hasil penelitian terhadap 30 responden suami di Puskesmas Gadang Hanyar Banjarmasin Tahun 2013 mengenai dukungan suami dalam pemberian ASI eksklusif di dapatkan