ASI matur ini tidak menggumpal jika dipanaskan dan ASI jenis ini mengandung beberapa faktor antimikroba (Bahiyatun, 2009). Kadar laktosa yang terdapat pada ASI hampir dua kali lebih tinggi dibandingkan laktosa yang terdapat pada susu sapi. Kandungan protein pada ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda dengan protein yang terdapat pada susu sapi.
Protein dalam ASI sebagian besar terdiri dari protein whey yang lebih mudah diserap oleh usus bayi, sedangkan susu sapi mengandung lebih banyak protein kasein yang lebih sulit dicerna oleh usus bayi. Jumlah protein kasein pada ASI hanya 30% dibandingkan susu sapi yang kandungannya lebih banyak (80%). Selain itu, ASI juga tidak mengandung beta laktoglobulin yang merupakan bagian dari protein whey yang banyak terdapat pada susu sapi.
ASI juga kaya akan nukleotida (sekelompok berbagai jenis senyawa organik yang terdiri dari 3 jenis yaitu basa nitrogen, karbohidrat, dan fosfat) dibandingkan dengan susu sapi yang memiliki sedikit nutrisi tersebut. ASI mengandung asam lemak jenuh dan tak jenuh dengan keseimbangan seimbang dibandingkan susu sapi yang lebih banyak mengandung asam lemak jenuh. Kandungan zat besi pada ASI lebih mudah diserap yaitu 20-50% dibandingkan pada susu formula yang hanya 4-7%.
Kendala Pemberian ASI Eksklusif
Faktor fisik ibu seperti sedang sakit, lelah, ibu pengguna pil KB atau alat kontrasepsi lain yang mengandung hormon, ibu hamil yang sedang menyusui, pecandu alkohol, perokok atau ibu dengan kelainan anatomi payudara dapat menurunkan produksi ASI. Ibu yang tidak memahami teknik laktasi yang benar dapat menyebabkan payudara nyeri, puting lecet, dan pembengkakan pada payudara karena bayi tidak dapat meminum ASI secara efektif dari payudara (Arab., et al., 2005). Pemasaran susu formula pengganti ASI (PASI) menimbulkan anggapan bahwa PASI lebih unggul dari ASI sehingga menghambat praktik pemberian ASI.
Seringkali sebelum ASI keluar, bayi diberi air putih, air dengan madu, atau susu formula dengan dot. Penyebabnya adalah keterikatan yang buruk. Untuk menghilangkan masalah ini, pengobatan yang tepat harus segera dimulai. Payudara bengkak disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah dan getah bening serta produksi ASI yang tidak lengkap.
Saat ibu kembali bekerja, tingkat stres akan meningkat sehingga mempengaruhi produksi ASI. Persiapan psikologis ibu sangat menentukan keberhasilannya dalam menyusui, stress, kekhawatiran dan ketidakpuasan ibu selama masa menyusui memegang peranan penting dalam keberhasilan pemberian ASI Eksklusif (Hegar Faktor Fisik Ibu. Kondisi fisik yang dapat mempengaruhi produksi ASI adalah ibu yang sakit, ibu yang kelelahan, ibu menyusui yang hamil lagi, pecandu alkohol, perokok, ibu dengan kelainan anatomi payudara (puting susut), yang menggunakan pil KB atau alat kontrasepsi lain yang mengandung hormon.
Bagi ibu menyusui, tidak disarankan menggunakan pil KB yang mengandung hormon estrogen, karena dapat mengurangi jumlah bahkan menghentikan produksi ASI. Pasalnya IUD ini dapat merangsang rahim ibu sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan kadar hormon oksitosin, yaitu hormon yang dapat merangsang produksi ASI (Faktor Hegar Bayi). Tingkat pengetahuan tentang ASI yang hanya didengar atau diketahui tidak dapat mengubah sikap ibu terhadap ASI eksklusif dan keterikatan pada pengetahuan budaya lokal tentang pemberian makan bayi dapat mempengaruhi sikap ibu (Saleh, 2011).
Susu formula merupakan salah satu alternatif pemberian makanan bagi bayi yang ditinggal di rumah pada saat ibu sedang bekerja sehingga ASI tidak dapat maksimal (Pendapatan Saleh. Pemberian MP-ASI dan susu formula kepada mereka yang berpenghasilan cukup lebih besar karena didukung oleh perekonomian yang sejahtera dan adanya anggapan bahwa susu formula merupakan pilihan terbaik bagi bayi (Saleh Man's Support. Laki-laki merupakan orang yang paling dekat dengan ibu, sehingga dukungan laki-laki terhadap ASI eksklusif memberikan pengaruh yang besar terhadap pemberian ASI eksklusif (Saleh The peran profesional kesehatan.
Dukungan tenaga kesehatan sangat dominan dalam mempengaruhi ibu, apabila tenaga kesehatan selalu mampu mendukung pemberian ASI, misalnya tenaga kesehatan selalu memberikan edukasi dan melakukan inisiasi kelahiran dini (IMD), maka ibu akan merasa termotivasi untuk menyusui bayinya (Saleh). , 2011).
Manajemen laktasi pada ibu bekerja
Namun ibu tetap dapat memenuhi kebutuhan ASI bayinya dengan memeras ASI di tempat kerja dan memberikan ASI kepada bayi dengan cangkir atau sendok (Welford, 2011). Setelah ibu selesai memerah ASI, simpanlah ASI pada wadah penyimpanan, dianjurkan tidak terlalu penuh dan menyisakan udara di dalamnya (Umar, 2014). Dari pendingin atau lemari es, ASIP dipindahkan ke suhu ruangan selama kurang lebih 1 jam. Kemudian ASI menjadi hangat saat akan diberikan kepada bayi.
Dukungan Suami
- Definisi Dukungan Suami
- Peran Suami dalam Mendukung Ibu
- Bentuk Dukungan Suami
- Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dukungan Suami
- Kendala Suami dalam Memberikan Dukungan ASI Ekslusif a. Pengetahuan Suami
Secara psikologis, seorang ibu yang didukung oleh suami atau keluarga akan lebih termotivasi, salah satunya adalah memberikan ASI eksklusif kepada anaknya (Prasetyono dalam Sari, 2011). Februhartanty (2008) menemukan bahwa untuk mewujudkan pemberian ASI eksklusif diperlukan hubungan tripartit menyusui yang harmonis yaitu antara ayah, ibu dan bayi. Meningkatkan keterlibatan suami merupakan salah satu strategi untuk memotivasi pemberian ASI eksklusif, karena keputusan untuk memberikan ASI eksklusif tidak ditentukan oleh ibu sendiri.
Sebagian besar ibu hamil dan ibu menyusui yang mendapat nasehat menyusui tidak mempraktekkan ilmu yang diperolehnya karena mereka bukanlah pengambil keputusan utama dalam keluarga pemberian ASI eksklusif (Widodo, dalam Ferawati, 2010). Pasangan dapat mencari informasi mengenai segala hal yang berkaitan dengan ASI, khususnya ASI eksklusif, seperti pentingnya ASI eksklusif dan manajemen laktasi. Kurangnya pemberian ASI eksklusif seringkali disebabkan oleh berbagai mitos yang berkembang di masyarakat, seperti ASI akan mempengaruhi bentuk dan keindahan payudara ibu, dilarangnya pemberian ASI pada bayi yang menderita diare, dan lain sebagainya.
Dengan mengetahui mitos dan fakta yang sebenarnya diharapkan para ibu mampu memperkuat niatnya untuk memberikan ASI eksklusif (Yuliarti, 2010). Dukungan investigatif yang dapat diberikan laki-laki kepada ibu menyusui, misalnya laki-laki mengingatkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif sesuai jadwal, laki-laki menegur ibu jika ibu memberikan makanan atau minuman selain ASI, laki-laki berperan sebagai orang yang merespon perasaan ibu, laki-laki memberikan pujian ketika ibu telah selesai menyusui, seolah-olah mengatakan bahwa orang lain mungkin tidak bisa bertindak lebih baik dari ibu. Dukungan emosional yang dapat diberikan suami kepada ibu menyusui, seperti suami selalu berusaha meluangkan waktu untuk mendengarkan keluh kesah ibu, memberikan pujian, memberikan perhatian dan mendorong ibu untuk memberikan ASI eksklusif sampai anak berusia 6 bulan.
Pengetahuan tentang isu-isu terkait menyusui merupakan hal pertama yang harus dimiliki seorang suami sebagai seorang ayah agar dapat mempengaruhi praktik menyusui. Karena partisipasi ayah dalam pengambilan keputusan pemberian makanan pada bayi saat ini dikaitkan dengan pemberian ASI eksklusif (Februhartanty, 2009). Hambatan yang dihadapi ayah untuk lebih terlibat dalam keluarga lebih berkaitan dengan aksesibilitas ayah dalam memperoleh informasi yang benar mengenai masalah menyusui.
Sebab faktor kunci yang berpengaruh positif terhadap pemberian ASI Eksklusif adalah ayah dan ibu yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang masalah menyusui, saling berinteraksi dan membangun hubungan yang baik dalam membesarkan anaknya secara bersama-sama (Februhartanty, 2009). Untuk membantu ibu menyusui dengan baik maka ayah perlu memahami dan memahami ASI dan menyusui (Roesli, 2009), karena mencari informasi tentang praktik menyusui tidak hanya menjadi monopoli ibu saja, namun ayah juga pasangan ibu dalam membesarkan anak terpaksa melakukan hal tersebut. sebagian ayah belum mengetahui arti ASI eksklusif, padahal beliaulah sosok utama yang memberikannya. Ayah juga dapat membantu membujuk dan berkolaborasi dengan ibu mengenai pemberian ASI yang benar jika ayah memahami informasi mengenai teknik menyusui yang benar.
Mitos terkait ASI yang berkembang di masyarakat akan berdampak pada ketidaksempurnaan pemberian ASI eksklusif (Yuliarti, 2010).
- Motif Ibu Bekerja
- Dampak Negatif Ibu Bekerja
- Definisi Ibu tidak bekerja
- Peranan Ibu Rumah Tangga dalam Keluarga
Lerner (2001), ibu bekerja adalah ibu yang memiliki anak berusia 0-18 tahun yang berada di pasar tenaga kerja. Hal ini terjadi sebagai bentuk aktualisasi diri ibu, misalnya jika ibu merupakan lulusan perguruan tinggi dan lebih memilih bekerja untuk mempertahankan pekerjaan. Hal ini terjadi karena sang ibu mempunyai rasa kebangsaan yang kuat bahwa negaranya membutuhkan tenaga kerja untuk kelancaran pembangunan.
Peran ibu bekerja merupakan dampak dari perubahan nilai, dahulu ibu hanya fokus pada anak dan urusan rumah tangga, sedikit sekali ibu yang bekerja, namun kini banyak ibu yang berperan ganda sebagai pengasuh dan pengasuh anak. Seperti yang telah disebutkan di atas, jika ibu yang bekerja tidak mempunyai kendali penuh terhadap pendapatannya, maka kebutuhan gizi anak tidak akan terpenuhi. Banyak yang kembali bekerja ketika anak-anak mereka berusia di bawah 12 bulan. 2000) dalam Reynolds (2003) juga melaporkan bahwa sekitar sepertiga ibu yang bekerja selama kehamilan kembali bekerja penuh waktu ketika anak mereka berusia 11 bulan.
Mereka kembali bekerja pada awal kehidupan bayi, yaitu masa kritis dimana perkembangan otak berlangsung dan membutuhkan ASI sebagai makanan utama. Rekomendasi WHO, pemberian ASI eksklusif sebaiknya diberikan pada enam bulan pertama kelahiran, dilanjutkan hingga usia 1-2 tahun (Ong et al., 2001). Ibu yang tidak bekerja tentu saja memiliki lebih banyak waktu untuk dihabiskan bersama anak-anaknya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ibu tidak bekerja atau ibu rumah tangga dapat diartikan sebagai perempuan yang mengatur berbagai jenis pekerjaan rumah tangga, atau dengan kata lain ibu rumah tangga adalah perempuan (ibu) yang hanya mengurus berbagai pekerjaan rumah tangga. dalam keluarga (tidak bekerja di kantor). Sebagai seorang manajer, seorang ibu rumah tangga mampu mengintegrasikan berbagai karakter dan keadaan/kondisi anggota keluarganya ke dalam sebuah tujuan keluarga. Sebagai seorang guru, seorang ibu mampu mendidik putra-putrinya, mengajarkan sesuatu yang baru, melatih, mengarahkan, membimbing dan memberikan evaluasi berupa penghargaan dan hukuman pendidikan.
Wajar saja, sebagai seorang chef, seorang ibu harus pintar-pintar memutar otak agar bisa berkreasi menghasilkan menu-menu yang bisa diterima oleh seluruh anggota keluarga, baik itu sarapan, makan siang, atau makan malam. Ibu rumah tangga juga berperan dalam menjaga kesehatan keluarga d. Jika seorang perawat, seorang ibu, betapa hati-hatinya ia merawat putra-putrinya, mengganti popok ketika masih bayi, memandikan, memberi makan, hingga segala sesuatu yang dibutuhkan putra-putrinya, sekecil apa pun, ia berikan perhatiannya, dan tidak pernah bosan memberi mereka begitu banyak cinta dan perhatian. sungguh-sungguh.