• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.4.1 Peluang Bisnis Ritel

Usaha atau bisnis ritel seperti apotek di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini sebagai akibat dari adanya perkembangan usaha manufaktur dan peluang pasar yang cukup terbuka, maupun upaya pemerintah untuk mendorong perkembangan bisnis ritel. Pemerintah berperan dalam melakukan perlindungan terhadap ritel nasional melalui peraturan dan undang-undang. Investasi perusahaan ritel asing tetap berinvestasi ke Indonesia adalah dengan tiga cara yaitu kemitraan sistem waralaba, kerja sama operasi (KSO) dan kemitraan bersama pengusaha kecil (joint venture).

2.4.2 Aspek Keuangan Ritel

Metode dalam menjalankan operasional bisnis ritel akan berdampak pada penjualan dan akhirnya berpengaruh terhadap keuntungan yang diperoleh perusahaan ritel. Oleh karena itu keputusan di bidang keuangan juga merupakan hal yang penting dalam bisnis ini

Terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan dalam mengukur kinerja keuangan dalam bisnis ritel antara lain:

1. Margin kotor, yang meliputi persentase margin kotor, kerusakan, dan persediaan barang.

2. Biaya operasional sebagai persentase penjualan, yang meliputi gaji, biaya sewa, listrik, dan total biaya operasi.

2.4.3 Strategi Pengembangan Ritel (Apotek)

Empat tipe kesempatan pertumbuhan yang diusahakan oleh ritel yaitu penembusan pasar, perluasan pasar, pengembangan format ritel, dan diversifikasi.

Kesempatan penembusan pasar (market penetration) meliputi usaha-usaha langsung terhadap konsumen yang ada, dengan menggunakan format ritel yang telah ada. Ritel dapat mencapai strategi pertumbuhan ini dengan menarik konsumen pada target pasar sekarang yang tidak berbelanja di apoteknya untuk lebih sering mengunjungi apotek tersebut atau untuk membeli lebih banyak barang pada tiap kunjungan.

Kesempatan perluasan pasar (market expansion) menggunakan format ritel yang ada dalam segmen pasar baru. Kesempatan pengembangan format ritel meliputi penawaran format ritel baru, atau format dengan gabungan ritel yang berbeda pada target pasar yang sama..

Kesempatan diversifikasi dilakukan pada saat ritel memperkenalkan format ritel baru secara langsung pada segmen pasar yang tidak sedang dilayani.

Empat ciri ritel yang menggunakan kesempatan-kesempatan pertumbuhan adalah keunggulan bersaing yang bisa dipertahankan secara global, kemampuan untuk menyesuaikan, budaya global dan kemampuan finansial (Utami, 2006).

2.4.4 Perpajakan

Pajak adalah suatu kewajiban setiap warga negara untuk menyerahkan sebagian kekayaannya atau penghasilannya kepada negara menurut peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh pemerintah dan dipergunakan untuk kepentingan masyarakat.

Berdasarkan UU RI No. 17 tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan, PPh pasal 21 adalah tentang pembayaran pajak atas penghasilan yang diterima oleh orang pribadi (pegawai) atau badan (laba usaha perusahaan) yang berdomisili di dalam negeri. Dan berdasarkan UU RI No. 18 tahun 2000 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang/ Jasa dan Pajak Penjualan Barang Mewah, pada pasal 7 dijelaskan bahwa besarnya tarif Pajak Pertambahan Nilai adalah 10% (sepuluh persen) untuk semua barang kena pajak.

BAB III KIMIA FARMA

3.1 Sejarah Kimia Farma

Kimia Farma merupakan pioneer dalam industri farmasi Indonesia. Cikal bakal perusahaan dapat dirunut balik ke tahun 1917, ketika NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co, perusahaan farmasi pertama di Hindia Timur didirikan. Sejalan dengan kebijakan nasionalisasi bekas perusahaan-perusahaan Belanda, pada tahun 1958 pemerintah melebur sejumlah perusahaan farmasi menjadi Bhinneka Kimia Farma (PNF). Selanjutnya pada tanggal 16 Agustus 1971, bentuk hukumnya diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT), menjadi PT. Kimia Farma (Persero). Sejak tanggal 4 Juli 2001, Kimia Farma tercatat sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.

Berbekal tradisi industri yang panjang selama lebih dari 187 tahun dan nama yang identik dengan mutu, saat ini Kimia Farma telah berkembang menjadi sebuah perusahaan pelayanan kesehatan utama di Indonesia yang memainkan peranan penting dalam pengembangan dan pembangunan bangsa dan masyarakat.

3.2Bisnis Kimia Farma 3.2.1 Holding

PT. Kimia Farma Tbk

Dibentuk : 16 Agustus 1971 Jalur Usaha : Pelayanan Kesehatan

PT. Kimia Farma Tbk. merupakan sebuah perusahaan pelayanan kesehatan yang terintegrasi, bergerak dari hulu ke hilir yaitu: industri, marketing, ritel, laboratorium klinik dan klinik kesehatan.

Dengan dukungan kuat Riset dan Pengembangan, segmen usaha yang dikelola oleh perusahaan induk ini memproduksi obat jadi dan obat tradisional, yodium, kina dan produk-produk turunannya, serta minyak nabati. Lima fasilitas produksi yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia merupakan tulang punggung dari segmen industri, dimana kelimanya telah mendapat sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan sertifikat ISO 9001, ISO 9002 dan ISO 14001 dari institusi luar negeri.

Hasil produksi yang di buat oleh Pabrik Farmasi perusahaan baik produk obat-obat kimia, Formulasi dan herbal, dibagi dalam 6 (enam) lini produksi yaitu etikal, obat bebas, generik, narkotika, lisensi dan bahan baku.

Hampir semua kelas terapi diakomodasi oleh produk perusahaan yang terdiri lebih dari 260 item produk dan dipasarkan keseluruh Indonesia serta di ekspor ke beberapa negara melalui jaringan distribusi perseroan atau yang memiliki perjanjian dengan perseroan.

Sebagai bagian dari tanggung jawab sosialnya Kimia Farma berkomitmen untuk memastikan pasokan obat generik yang tetap ke pasar dalam negeri sesuai dengan misi perusahaan.

PT Kimia Farma Tbk. sebagai Holding melakukan kegiatan pemasaran baik secara langsung maupun tidak langsung untuk melayani pasar dalam negeri maupun pasar ekspor untuk permintaan obat-obat etikal, generik dan OTC.

Kegiatan pemasaran ini didikung oleh lebih kurang 300 orang Medical Sales Representative yang tersebar diseluruh Indonesia, mengcover 12.880 orang dokter, 644 buah rumah sakit serta 1.119 buah apotek termasuk Apotek Kimia Farma.

Budaya perusahaan mengandung tiga nilai utama : 1. Profesionalisme

Profesionalisme merupakan nilai intelektual yang terwujud dalam bekerja lebih giat, cerdik dan kreatif serta jeli mengamati dan memanfaatkan peluang bisnis. Senantiasa meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk diterapkan secara profesional dalam melaksanakan tugas menjadi komitmen untuk mencapai hasil tersebut.

2. Integritas

Totalitas dalam berkarya adalah budaya kerja kami, integritas merupakan nilai spiritual yang mempunyai makna kepercayaan, menekankan integritas sebagai landasan utama dalam menerapkan totalitas kerja dengan didukung ketulusan hati dan semangat untuk mempersembahkan yang terbaik bagi kesehatan masyarakat.

3. Kerja Sama

Kerja sama merupakan nilai emosional yang melandasi semangat kerja sama melalui keterbukaan dan kepercayaan, serta mensinergikan kemampuan tiap individu untuk saling melengkapi dalam membangun tim yang tangguh untuk mencapai sukses.

3.2.2 Anak Perusahaan

3.2.2.1 PT. Kimia Farma Trading and Distribution

Dibentuk : 4 Januari 2003

Jalur usaha : Distribusi Obat dan Alat Kesehatan

PT. Kimia Farma Trading & Distribution, yang memiliki 40 cabang yang mendistribusikan obat-obatan dan alat-alat kesehatan yang diproduksi sendiri maupun yang diproduksi oleh pihak ketiga dengan berpegang pada prinsip untuk memenuhi kepuasan dan kebutuhan pelanggannya.

Dalam operasionalnya didukung dengan fasilitas pergudangan yang besar dan peralatan yang efisien serta armada transportasi yang terintegrasi dengan sistem informasi untuk mendukung kelancaran pengiriman barang ke seluruh Indonesia.

3.2.2.2 P.T. Kimia Farma Apotek

Dibentuk : 4 Januari 2003 Jalur Usaha : Farmasi

P.T. Kimia Farma Apotek adalah anak perusahaan yang dibentuk oleh Kimia Farma untuk mengelola apotek-apotek milik perusahaan yang ada, dalam upaya meningkatkan kontribusi penjualan untuk memperbesar penjualan konsolidasi PT. Kimia Farma Tbk.

PT. Kimia Farma Apotek mengelola sebanyak 340 Apotek yang tersebar diseluruh tanah air, yang memimpin pasar dibidang perapotekan dengan penguasaan pasar sebesar 19% dari total penjualan apotek di seluruh Indonesia.

Apotek Kimia Farma melayani penjualan langsung dan melayani resep dokter dan menyediakan pelayanan lain, misalnya praktek dokter, dan pelayanan OTC (swalayan) serta pusat pelayanan informasi obat. Apotek Kimia Farma dipimpin oleh tenaga Apoteker yang bekerja full timer sehingga dapat melayani informasi obat dengan baik.

Penambahan jumlah apotek merupakan bagian dari strategi perusahaan dalam memanfaatkan momentum pasar bebas AFTA, dimana pihak yang memiliki jaringan luas seperti Kimia Farma akan diuntungkan.

3.3 PT. Kimia Farma Apotek Bisnis Manager Medan

PT. Kimia Farma Apotek bergerak di bidang ritel farmasi dan jasa layanan kesehatan. Fokus utama layanan PT. Kimia Farma Apotek Bisnis Manajer Medan meliputi: apotek, klinik umum/gigi, spesialis, laboratorium klinik, dan praktek dokter bersama.

Apotek Kimia Farma Medan memiliki 23 store yang tersebar diseluruh Sumatera Utara yaitu :

1. Kimia Farma Pelengkap No. 2 Rumah Sakit Inalum

2. Kimia Farma Pelengkap No. 14 Rumah Sakit Pirngadi Medan 3. Kimia Farma 27 Palang Merah (Pusat)

4. Kimia Farma 28 Belawan

5. Kimia Farma 29 Pematang Siantar 1 6. Kimia Farma 30 Tebing Tinggi

7. Kimia Farma 39 Sei Sikambing Medan 8. Kimia Farma 41 Kabanjahe

9. Kimia Farma Pelengkap No. 54 Rumah Sakit Rantau Prapat 10. Kimia Farma 84 Tanjung Balai

11. Kimia Farma 85 Pematang Siantar 2 12. Kimia Farma 90 Kisaran

13. Kimia Farma 106 Aksara Medan

14. Kimia Farma 107 Gatot Subroto 72 C Medan 15. Kimia Farma 160 Setia Budi Medan

16. Kimia Farma 162 Pematang Siantar 3 17. Kimia Farma 255 Sisingamangaraja Medan 18. Kimia Farma Basri Medan

19. Kimia Farma Pelengkap No. 41 Rumah Sakit Tebing Tinggi. 20. Kimia Farma Namso Pematang Siantar 4.

21. Kimia Farma 312 Rantau Prapat. 22. Kimia Farma 313 Padang Sidimpuan. 23. Kimia Farma 314 Binjai.

3.4Apotek Pelengkap No. 14 RSU Dr. Pirngadi Medan 3.4.1 Lokasi Apotek dan Struktur Organisasi

Apotek Pelengkap No. 14 RSU Dr. Pirngadi Medan bertempat di Jalan HM. Yamin No. 47 Medan. Lokasi apotek ini sangat strategis karena berada di dalam lingkungan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, dan tepatnya berada sebelah kiri pintu gerbang rumah sakit sehingga selalui dilalui oleh orang yang berobat ke rumah sakit ini.

Apotek Pelengkap No. 14 merupakan apotek pelayanan, pengelolaannya dipimpin oleh seorang apoteker dan sebelas orang karyawan yang terdiri dari tujuh orang asisten apoteker dan tiga orang petugas penjualan bebas dan satu orang loper/pengantar. Struktur organisasi Apotek Pelengkap No. 14 RSU Dr. Pirngadi Medan adalah sebagai berikut:

3.4.2 Pengadaan Perbekalan Farmasi dan Kelengkapan Produk 3.4.2.1 Pembuatan Buku Defekta Barang

Pembuatan buku defekta barang dilakukan sebagai berikut: setiap hari petugas memeriksa barang yang kosong atau hampir habis, lalu melakukan pencatatan dalam buku defekta meliputi nama barang, dosis, satuan, dan jumlah yang dibutuhkan, kemudian menyerahkan buku defekta ke petugas pembelian.

3.4.2.2Perencanaan Pembelian

Perencanaan pembelian dilakukan seminggu dua kali, kecuali barang-barang yang dibeli secara mendesak karena adanya permintaan pasien.

Perencanaan pembelian dilakukan sebagai berikut: petugas pengadaan menerima informasi mengenai kebutuhan perbekalan farmasi melalui defekta barang, kemudian petugas menetapkan jumlah barang yang akan dibeli berdasarkan defekta dengan memperhatikan jumlah kebutuhan per bulan.

3.4.2.3Prosedur Pembelian

Prosedur pembelian di apotek Pelengkap No. 14 RSU Dr. Pirngadi Medan dilakukan sebagai berikut: petugas membuat defekta mengenai kebutuhan perbekalan farmasi dan menyerahkannya ke bagian pengadaan di Apotek Pelengkap No. 14, lalu bagian pengadaan Apotek Pelengkap No. 14 merekapitulasi defekta dan membuatnya dalam bentuk Bon Permintaan Barang Apotek (BPBA) dan dikirim kepada bagian Pengadaan di BM Palang Merah, lalu bagian pengadaan di BM Palang Merah mengirim Surat Pemesanan (SP) kepada Pedagang Besar Farmasi (PBF), kemudian PBF mengirim barang dan faktur kepada masing-masing Apotek Kimia Farma, dan barang diterima dan dicocokkan oleh petugas Kimia Farma.

3.4.2.4Prosedur Penerimaan Barang

Penerimaan barang di Apotek Pelengkap No. 14 RSU Dr. Pirngadi Medan dilakukan sebagai berikut: petugas menerima barang dari pemasok disertai dengan Surat Pengantar Barang/Faktur (SPB/F), petugas memeriksa kesesuaian permintaan barang yang ada di SP dan SPB/F, petugas menandatangani dan membubuhkan stempel Kimia Farma pada faktur asli. Faktur asli diserahkan kepada pemasok dan fotokopi faktur sebagai pertinggal, kemudian petugas

memberikan nomor urut barang, lalu petugas mencatat barang masuk pada kartu stok masing-masing barang.

3.4.2.5 Penyimpanan

Penyimpanan dapat dilakukan di etalase atau ruang peracikan. Penyimpanan perbekalan farmasi di Apotek Pelengkap No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan dilakukan berdasarkan bentuk sediaan dan efek farmokologinya yang disusun menurut abjad dengan menggunakan prinsip FIFO (first in first out) dan FEFO (First Expired First Out).

Untuk obat generik penyimpanannya disusun berdasarkan abjad. Untuk obat golongan narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus. Obat-obat yang penyimpanannya harus dibawah suhu kamar, disimpan dalam lemari pendingin.

3.4.3 Pelayanan

Pelayanan di Apotek Pelengkap No. 14 sudah cukup baik karena melayani konsumen dengan ramah, sopan, santun, dan siap membantu selama konsumen berada di apotek. Pelayanan di Apotek ini telah memakai sistem komputerisasi sehingga memudahkan dalam pelayanan dan pengadaan barang. Sistem komputerisasi yang digunakan sekaligus berperan sebagai mesin kasir.

Apotek Pelengkap No.14 ini memberikan pelayanan khusus kepada konsumen yang tidak mendapatkan obat yang dibutuhkannya secara langsung. Untuk kondisi seperti ini, maka petugas apotek akan mengantar obat tersebut ke alamat konsumen (delivery order).

BAB IV

KONSELING DAN PELAYANAN INFORMASI OBAT

Konseling sebagai salah satu upaya profesional muncul karena adanya sejumlah pertanyaan yang perlu dijawab individu dan untuk itu perlu bantuan profesional. Kebutuhan akan hubungan bantuan (helping relationship), terutama konseling, pada dasarnya timbul dari diri dan luar diri individu yang melahirkan seperangkat pertanyaan mengenai apakah yang harus diperbuat individu.

Tipe-tipe Konseling yaitu: a. Konseling krisis

Krisis dapat diartikan sebagai suatu keadaan disorganisasi menghadapi frustasi dalam upaya mencapai tujuan penting hidupnya atau mengalami gangguan dalam perjalanan hidup dan hal ini ditanggapi dengan stress. Berdasarkan situasi ini, konselor perlu menerima situasi dan menciptakan keseimbangan pribadi dan penguasaan diri.

b. Konseling fasilitatif

Konseling fasilitatif, adalah proses membantu klien menjadikan jelas permasalahannya, selanjutnya bantuan dalam pemahaman dan penerimaan diri, penemuan rencana tindakan dalam mengatasi masalah, dan akhirnya melaksanakan semua itu atas tanggung jawab sendiri.

c. Konseling preventif

Dalam konseling preventif, konselor dapat menyajikan informasi kepada suatu kelompok atau membantu individu-individu mengarah ke program-program relevan baginya.

d. Konseling developmental

Konseling developmental merupakan suatu proses berkelanjutan dimana klien mencapai pertumbuhan pribadi yang positip dalam berbagai tahap kehidupan mereka. Klien dapat mencapai pemahaman diri, peningkatan ketrampilan membuat keputusan, dan mengubah tingkah laku ke positip melalui konseling developmental (Mappiare, 2002).

Pelaksanaan hubungan konseling (helping relationship) dapat terjadi di seluruh bidang kehidupan dimana terjadi hubungan antara manusia dengan manusia. Dengan kata lain bila terjadi interaksi antara individu dengan individu lain, maka disana akan terjadi hubungan yang membantu. Hubungan yang membantu dan hubungan konseling adalah sama. Tujuannya adalah untuk menumbuhkan, mengembangkan, dan membantu individu yang membutuhkannya.

Dalam dunia kesehatan, relasi paramedis–pasien seharusnya merupakan hubungan yang membantu (helping relationship). Artinya sebagai tenaga profesional di bidang kesehatan, paramedis membantu pasien dengan hati yang ikhlas. Masalah yang dihadapi paramedis bukan soal profesinya, akan tetapi bagaimana cara (teknik) berkomunikasi yang dapat mempercepat kesembuhan dan perkembangan pasien. Cara komunikasi yang dimaksud adalah dialog dua arah

bukan hanya dialog yang searah berupa instruksi, akan tetapi dialog yang membuat pasien menyatakan semua keinginan, keluhan, kecemasan, dan sebagainya. Kemudian ditanggapi dengan positif, ramah, bersahabat oleh paramedis. Semua teknik berkomunikasi itu terdapat dalam hubungan konseling.

Ada beberapa hal yang perlu dipelihara dalam hubungan konseling yakni: 1. Kehangatan, artinya konselor membuat situasi hubungan konseling itu

demikian hangat. Kehangatan disebabkan adanya rasa bersahabat, tidak formal, serta membangkitkan semangat dan rasa humor.

2. Hubungan yang empati, yaitu konselor merasakan apa yang dirasakan klien, dan memahami akan keadaan diri serta masalah yang dihadapinya.

3. Keterlibatan klien, yaitu terlihat klien bersungguh-sungguh mengikuti proses konselingdengan jujur mengemukakan persoalannya, perasaannya, dan keinginannya. Selanjutnya dia bersemangat mengemukakan ide, alternatif dan upaya-upaya.

Dalam pelaksanaan teknik konseling diperlukan sifat-sifat konselor sebagai berikut:

Acceptance artinya konselor menerima klien sebagaimana adanya dengan segala masalahnya. Jadi, sikap konselor adalah menerima secara netral. • Congruence artinya karakteristik konselor adalah terpadu, sesuai kata

dengan perbuatan, dan konsisten.

Understanding artinya konselor harus dapat secara akurat dan memahami secara empati dunia klien sebagaimana dilihat dari dalam diri klien itu.

Nonjudgmental artinya tidak memberi penilaian terhadap klien, akan tetapi konselor selalu objektif.

Secara umum proses konseling dibagi atas tiga tahapan: 1. Tahap awal konseling

Tahap ini terjadi sejak klien menemui konselor hingga berjalan proses konseling sampai konselor dan klien menemukan definisi masalah klien atas dasar isu, kepedulian atau masalah klien.

Adapun proses konseling tahap awal dilakukan konselor adalah sebagai berikut:

• Membangun hubungan konseling yang melibatkan klien. • Memperjelas dan mendefinisikan masalah.

• Membuat penaksiran dan penjajakan. • Menegosiasi kontrak.

2. Tahap Pertengahan (Tahap Kerja)

Berangkat dari definisi masalah klien yang disepakati pada tahap awal, kegiatan selanjutnya adalah memfokuskan pada penjelajahan masalah klien dan bantuan apa yang akan diberikan berdasarkan penilaian kembali apa-apa yang telah dijelajah tentang masalah klien.

Adapun tujuan-tujuan tahap pertengahan ini yaitu:

• Menjelajahi dan mengeksplorasi masalah, isu, dan kepedulian klien lebih jauh.

• Menjaga agar hubungan konseling selalu terpelihara. • Proses konseling agar berjalan sesuai kontrak..

3. Tahap Akhir Konseling (Tahap Tindakan)

Tujuan-tujuan tahap akhir ini adalah sebagai berikut: • Memutuskan perubahan sikap dan prilaku yang memadai. • Terjadinya transfer learning pada diri klien.

Klien belajar dari proses konseling yang membuatnya terbuka untuk mengubah perilakunya di luar proses konseling. Artinya klien mengambil makna dari hubungan konseling untuk kebutuhan akan suatu perubahan. • Melaksanakan perubahan perilaku.

Pada akhir konseling klien sadar akan perubahan sikap dan perilakunya. • Mengakhiri hubungan konseling.

Mengakhiri konseling harus atas persetujuan klien. Sebelum ditutup ada beberapa tugas klien yaitu pertama, membuat kesimpulan-kesimpulan mengenai hasil proses konseling, kedua, mengevaluasi jalannya proses konseling, ketiga, membuat perjanjian untuk pertemuan selanjutnya (Willis, 2004).

Dewasa ini, telah timbul kebutuhan dari masyarakat, akan adanya informasi yang dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan obat, suplemen makanan, obat tradisional, kosmetika dan makanan. Hal ini disebabkan karena banyaknya jenis obat yang diproduksi (therapeutics explosion) oleh industri farmasi setiap tahunnya yang diikuti dengan informasi produk yang obyektifitasnya masih diragukan. Selain itu, bersamaan dengan perkembangan produk obat-obatan, informasi yang berkaitan dengan

perkembangan obat tersebut juga semakin banyak. Ledakan informasi (information explosion) ini dapat menyulitkan para pengguna informasi, dalam memilih ketepatan atau kebenaran informasi yang dapat dijadikan sebagai acuan. Akibatnya, diperlukan suatu pelayanan informasi obat dan makanan kepada masyarakat yang dapat menjamin diperolehnya informasi yang benar dan obyektif. Pelayanan informasi obat yang dikelola oleh sumber daya manusia yang berkompeten merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditunda lagi (www.pom.go.id)

BAB V

PELAYANAN RESEP DAN SWAMEDIKASI

5.1 Pelayanan Resep RESEP 1

1. Resep

Dr. Tamsil (Poliklinik Paru-paru RS Pirngadi Medan) R/ Rifampisin 450 XXX S 1 dd 450 R/ INH 400 XXX S 1 dd 400 R/ Ethambutol 500 LX S 1 dd 1000 R/ Pirazinamid 500 LX S 1 dd 1000 Pro : Meilinda Umur : Dewasa 2. Kasus

Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep diatas dan dari hasil konseling dengan pasien dapat diketahui bahwa pasien menderita penyakit tuberkulosis.

3. Three Prime Questions

• Penjelasan dokter tentang Obat: Obat-obat ini adalah pengobatan rutin untuk penyakit tuberkulosis.

• Penjelasan dokter tentang harapan setelah minum obat : Setelah rutin minum obat ini selama minimal 6 bulan diharapkan penyakit tuberkulosis ini dapat sembuh.

4. Spesialite Obat pada Resep

Tabel 5.1.1 Spesialite Obat Untuk Pasien Meilinda

No. Nama Obat Komposisi Produk lain Gol Khasiat

1. Rifampisin 450 mg (Sanbe) Rifampisin 450 mg Rifamtibi (Sanbe) G Anti tuberkulosis 2. INH 400 mg (Kimia Farma) Isoniazid 300 mg dan Isoniazid 100 mg - G Anti tuberkulosis 3. Ethambutol 500 mg (Kimia Farma) Ethambutol 500 mg Santibi (Sanbe) G Anti tuberkulosis 4. Pirazinamide 500 mg (Sanbe Farma) Pirazinamide 500 mg Sanazet (Sanbe) Neotibi (Pyridam) G Anti tuberkulosis

TB Zet (Meprofarm)

5. Pelayanan Informasi Obat Rifampisin

Kegunaan : Antituberkulosis. Bentuk sediaan : Tablet

Cara Pemakaian : 1 kali sehari 1 tablet Hal-hal yang perlu diinformasikan :

• Minum obat dengan teratur, jangan lupa minum obat walaupun satu kali karena akan memperlama pengobatan dan obatnya harus diulang dari awal.

• Jangan menghentikan pemakaian obat walaupun sudah merasa sehat sebelum diperintahkan oleh dokter.

• Obat diminum 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan. • jika urin dan tinja berwarna merah, maka tidak perlu khawatir.

• Obat disimpan di tempat yang sejuk, kering, terhindar dari cahaya matahari langsung dan jauh dari jangkauan anak-anak.

INH

Kegunaan : Antituberkulosis Bentuk sediaan : Tablet

Cara Pemakaian : 1 kali sehari 1 tablet 300 mg dan 1 tablet 100 mg Hal-hal yang perlu diinformasikan :

• Minum obat dengan teratur, jangan lupa minum obat walaupun satu kali karena akan memperlama pengobatan dan obatnya harus diulang dari awal.

• Obat diminum 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan.

• Jangan menghentikan pemakaian obat walaupun sudah merasa sehat sebelum diperintahkan oleh dokter.

• Obat disimpan di tempat yang sejuk, kering, terhindar dari cahaya matahari langsung dan jauh dari jangkauan anak-anak.

• Segera kembali ke dokter jika obatnya sudah hampir habis.

Ethambutol

Kegunaan : Antituberkulosis. Bentuk sediaan : Tablet

Cara Pemakaian : 1 kali sehari 2 tablet Hal-hal yang perlu diinformasikan :

• Minum obat dengan teratur, jangan lupa minum obat walaupun satu kali karena akan memperlama pengobatan dan obatnya harus diulang dari awal.

• Obat ini diminum pada saat makan atau pada saat perut berisi.

• Jangan menghentikan pemakaian obat walaupun sudah merasa sehat

Dokumen terkait