LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI
FARMASI KOMUNITAS
Di
APOTEK PELENGKAP NO. 14 RSU Dr. PIRNGADI
MEDAN
Disusun Oleh:
AZIZAH, S.Farm. 073202009
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI
APOTEK PELENGKAP NO. 14 RSU Dr. PIRNGADI MEDAN
Disusun Oleh: Azizah, S. Farm.
073202009
Disetujui Oleh: Pembimbing,
Drs. Sarjo Haryono, Apt. Apoteker Pengelola Apotek
Pelengkap No. 14 RSU Dr. Pirngadi Medan
Disahkan Oleh : Dekan Fakultas Farmasi,
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan Praktek Kerja Profesi dan penyusunan Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Pelengkap No. 14 Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan.
Penulis mengucapkan penghargaan dan terima kasih yang tak terhingga atas segala bimbingan dan arahan selama melakukan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Pelengkap No. 14 RSU Dr. Pirngadi Medan. Penghargaan ini dipersembahkan kepada :
1. Bapak Hendra Farma Johar, M.Si., Apt., selaku Manager Bisnis PT. Kimia Farma Apotek Medan, yang telah berkenan memberikan fasilitas kepada penulis untuk melaksanakan Praktek Kerja Profesi, dan Bapak Drs. Sarjo Haryono, Apt., selaku pembimbing dan Apoteker Pengelola Apotek di Apotek Pelengkap No. 14 RSU Dr. Pirngadi Medan, serta seluruh staf karyawan Apotek Pelengkap No. 14 RSU Dr. Pirngadi Medan yang telah memberi petunjuk dan bantuan selama melaksanakan Praktek Kerja Profesi.
Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT membalas budi baik Bapak dan Ibu, serta laporan ini dapat menjadi kontribusi yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya di bidang farmasi.
Medan, Mei 2008
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN... ii
KATA PENGANTAR... iii
DAFTAR ISI... v
DAFTAR TABEL... viii
RINGKASAN... ix
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan ... 2
II TINJAUAN UMUM APOTEK... 3
2.1 Aspek Administrasi dan Perundang-undangan Pendirian Apotek 3
2.2 Aspek Manajerial... 7
2.2.1 Administrasi... 7
2.2.1.1 Administrasi Pembukuan... 7
2.2.1.2 Laporan Keuangan………. 7
2.2.1.3 Pengelolaan Resep………. 8
2.2.2 Pengelolaan Perbekalan Farmasi……… 8
2.2.2.1 Perencanaan Pengadaan………. 8
2.2.2.3 Penyimpanan………... 11
2.2.2.4 Penjualan……… 12
2.2.2.5 Laporan Pemakaian Narkotika/Psikotropika…… 13
2.2.2.6 Pengelolaan Obat Rusak dan Kadaluarsa... 13
2.2.3 Pengelolaan Sumber Daya Manusia... 14
2.3 Aspek Pelayanan Kefarmasian (Pharmaceutical Care)... 14
2.3.1 Pelayanan Resep... 14
2.3.2 Promosi dan Edukasi... 15
2.3.3 Pelayanan Residensial... 15
2.4 Aspek Bisnis... 16
2.4.1 Peluang Bisnis Ritel... 16
2.4.2 Aspek Keuangan Ritel... 16
2.4.3 Strategi Pengembangan Ritel (Apotek)... 17
2.4.4 Perpajakan... 17
III KIMIA FARMA... 19
3.1 Sejarah Kimia Farma... 19
3.2 Bisnis Kimia Farma... 19
3.2.1 Holding... 19
3.2.2 Anak Perusahaan……….. 22
3.2.2.1 PT Kimia Farma Trading and Distribution……. 22
3.2.2.2 PT Kimia Farma Apotek………. 22
3.3 PT Kimia Farma Apotek Bisnis Manajer Medan... 23
3.4.1 Lokasi Apotek dan Struktur Organisasi... 24
3.4.2 Pengadaan Perbekalan Farmasi dan Kelengkapan Produk 25
3.4.2.1 Pembuatan Buku Defekta Barang... 25
3.4.2.2 Perencanaan Pembelian... 25
3.4.2.3 Prosedur Pembelian……... 26
3.4.2.4 Prosedur Penerimaan Barang... 26
3.4.2.5 Penyimpanan... 27
3.4.3 Pelayanan... 27
IV KONSELING DAN PELAYANAN INFORMASI OBAT... 28
V PELAYANAN RESEP DAN SWAMEDIKASI... 34
5.1 Pelayanan Resep ... 34
5.2 Swamedikasi ... 56
VI PEMBAHASAN... 68
VII KESIMPULAN DAN SARAN... 71
7.1 Kesimpulan ... 71
7.2 Saran... 71
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 5.1.1 Spesialite Obat untuk Pasien Meilinda ... 36
Tabel 5.1.2 Spesialite Obat untuk Pasien Drs. Maju Tarigan ... 42
Tabel 5.1.3 Spesialite Obat untuk Pasien Tengku M. Fikri ... 45
Tabel 5.1.4 Spesialite Obat untuk Pasien Marlina ... 49
Tabel 5.1.5 Spesialite Obat untuk Pasien Lena... 54
Tabel 5.2.1 Spesialite Obat Kasus Mual dan Nyeri Ulu Hati ... 56
Tabel 5.2.2 Spesialite Obat Kasus Demam dan Flu... 57
Tabel 5.2.3 Spesialite Obat Kasus Sakit Panu ... 58
Tabel 5.2.4 Spesialite Obat Kasus Mata Merah dan Perih karena Debu . 60 Tabel 5.2.5 Spesialite Obat Kasus Anak Tidak Nafsu Makan... 61
Tabel 5.2.6 Spesialite Obat Kasus Cacingan ... 62
Tabel 5.2.7 Spesialite Obat Kasus Batuk Kering... 63
Tabel 5.2.8 Spesialite Obat Kasus Susah Buang Air Besar ... 65
Tabel 5.2.9 Spesialite Obat Kasus Diare... 66
RINGKASAN
Telah dilakukan Praktek Kerja Profesi (PKP) Apotek BUMN Kimia Farma di Apotek Pelengkap No. 14 Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, Jalan H.M. Yamin No. 47 Medan pada tanggal 14 April 2008 sampai 13 Mei 2008.
PKP ini bertujuan agar calon apoteker dapat melihat dan mengetahui secara langsung pengelolaan Apotek Kimia Farma baik dalam bidang manajemen maupun dalam hal pelayanan kefarmasian.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada PKP ini adalah mempelajari manajemen apotek, melakukan pelayanan resep dan swamedikasi. Dari hasil pelayanan resep dan swamedikasi, maka pada laporan ini diangkat 5 kasus untuk pelayanan resep dan 10 kasus swamedikasi.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PT. Kimia Farma Tbk. adalah perusahaan publik sekaligus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berkomitmen penuh untuk melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik sebagai suatu kebutuhan sekaligus kewajiban sebagaimana diamanatkan Undang-undang No. 19 tahun 2003 tentang BUMN.
PT. Kimia Farma Tbk. merupakan sebuah perusahaan pelayanan kesehatan yang terintegrasi, bergerak dari hulu ke hilir, yaitu: industri, marketing, distribusi, ritel, laboratorium klinik dan klinik kesehatan.
PT. Kimia Farma Apotek, adalah anak perusahaan yang dibentuk oleh PT. Kimia Farma untuk mengelola apotek-apotek milik perusahaan yang ada. Apotek Kimia Farma melayani penjualan langsung dan melayani resep dokter dan menyediakan pelayanan lain, misalnya praktek dokter dan pelayanan OTC (swalayan) serta pusat pelayanan informasi obat. Apotek Kimia Farma dipimpin oleh tenaga Apoteker yang bekerja full timer sehingga dapat melayani informasi obat dengan baik.
berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi pelayanan yang komprehensif yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dari pasien.
Sebagai konsekuensi perubahan orientasi tersebut, apoteker dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan perilaku untuk dapat melaksanakan interaksi langsung dengan pasien. Bentuk interaksi tersebut antara lain adalah melaksanakan pemberian informasi obat, monitoring penggunaan obat dan mengetahui tujuan akhirnya sesuai harapan dan terdokumentasi dengan baik.
Untuk melihat dan mengetahui manajemen apotek Kimia Farma dan peran apoteker dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian di apotek Kimia Farma, maka Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara menyelenggarakan Praktek Kerja Profesi (PKP) bagi Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Apoteker di apotek BUMN yaitu Apotek Kimia Farma dan penulis melakukannya di Apotek Pelengkap No. 14 Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan. PKP ini memberikan pengalaman kepada calon apoteker untuk mengetahui pengelolaan suatu apotek BUMN yaitu apotek Kimia Farma dan pelaksanaan pengabdian profesi apoteker khususnya di apotek tersebut.
1.2 Tujuan
• Memahami manajemen PT. Kimia Farma Apotek.
BAB II
TINJAUAN UMUM APOTEK
2.1 Aspek Administrasi dan Perundang-undangan Pendirian Apotek
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1027/Menkes/SK/IX/2004, apotek adalah tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Sediaan farmasi yang dimaksud adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetik. Perbekalan kesehatan adalah semua bahan selain obat dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.
Sebelum suatu apotek didirikan harus terlebih dahulu dilakukan studi kelayakan. Studi kelayakan adalah suatu kajian yang dilakukan secara menyeluruh mengenai suatu usaha dalam proses pengambilan keputusan yang mengandung resiko yang belum jelas. Studi kelayakan suatu apotek hanya berfungsi sebagai pedoman atau landasan pelaksanaan pekerjaan, karena dibuat berdasarkan data-data dari berbagai sumber yang dianalisis dari banyak aspek.
Tingkat keberhasilan pendirian sebuah apotek dapat dipengaruhi oleh: 1. Kemampuan sumber daya internal (kecakapan manajemen, kualitas pelayanan,
produk yang dijual, dan kualitas karyawan).
Aspek-aspek yang menjadi bahan penilaian studi kelayakan terdiri dari analisis manajemen, analisis pasar, analisis teknis dan analisis keuangan.
Analisis Manajemen
Penilaian terhadap aspek manajemen meliputi:
- Strategi manajemen mengenai visi, misi, program kerja dan standar prosedur operasional suatu kegiatan.
- Bentuk dan tata letak bangunan. - Jenis produk yang akan dijual.
Analisis Pasar
Dalam menilai aspek pasar hal yang harus diperhatikan adalah potensi pasar yaitu sejumlah pembeli yang memiliki uang dan keinginan untuk membelanjakannya. Kemudian adalah target pasar yaitu jenis konsumen tertentu yang akan dilayani atau yang akan menjadi sasaran pemasaran.
Dalam suatu studi kelayakan, pemilihan target pasar akan mempengaruhi penyiapan pemilihan produk, pemilihan lokasi apotek, desain interior dan exterior gedung, penampilan karyawan dan kualitas pelayanan (Umar, 2004)
yang akan dilayani, perlu menindaklanjuti dengan menetapkan bagaimana seharusnya apotek tersebut dipersepsikan di benak pelanggannya. Penentuan posisi (positioning) adalah membentuk citra apotek tersebut (Utami, 2006).
Analisis Teknis
Hal penting yang menjadi pertimbangan pada penilaian aspek teknis antara lain adalah mengenai lokasi dan lingkungan sekitarnya yang meliputi jarak lokasi dengan supplier harus relatif dekat dan mudah dicapai, jarak lokasi dengan domisili konsumennya harus relatif dekat dan mudah dicapai dengan berbagai macam jenis alat transportasi, bentuk dan luas lahan (bangunan), kenyamanan dan keamanan daerah tersebut, serta prospek pertumbuhan pasarnya harus relatif cepat dan besar.
Analisis Keuangan
Pertimbangan dalam menilai aspek keuangan meliputi: a. Modal minimal
Modal minimal adalah modal minimum yang diperlukan untuk pengadaan sarana dan prasarana sebagai syarat untuk diperolehnya izin apotek. Modal minimal digunakan untuk tujuan pengadaan aktiva tetap, aktiva lancar, biaya awal yang dibutuhkan untuk pendirian dan kas yang berupa uang kontan baik di tangan maupun di bank dalam bentuk rekening yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan. b. Sumber modal, dapat diperoleh dari:
2. Modal kredit yaitu modal yang diperoleh dari pembeli kredit (kreditur) kepada penerima kreditur (debitur). Dalam hal ini ada hubungan kepercayaan antara kedua pihak bahwa dimasa mendatang debitur akan sanggup memenuhi segala sesuatu sesuai perjanjian. Sumber-sumber modal kredit ini antara lain adalah bank, teman sejawat, PBF yang umumnya berupa sediaan farmasi bersifat fast moving.
Berdasarkan pada penggunaannya, modal dapat dibagi atas:
1. Modal tetap (aktiva tetap), yaitu modal yang keadaannya relatif tetap misalnya gedung, tanah, mesin-mesin, kendaraan.
2. Modal lancar (aktiva lancar) yaitu modal yang sewaktu-waktu dapat berubah misalnya uang tunai (kas/bank), piutang, barang dagangan, uang muka (Umar, 2004).
Perubahan tata cara dalam mengurus Surat Izin Apotek ditetapkan oleh Kepmenkes RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan Permenkes RI No. 922/Menkes/Per/X/1992 mengenai Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek. Dengan demikian, maka tata cara mengurus izin apotek saat ini adalah: • Yang berwenang memberi izin SIA adalah Kadinkes Kabupaten/ Kota. • Yang berhak memperoleh izin adalah Apoteker.
Apotek harus berlokasi pada daerah yang dengan mudah dapat dikenali masyarakat. Apotek harus memiliki:
1. Ruang tunggu yang nyaman bagi pasien.
3. Ruangan tertutup untuk konseling bagi pasien yang dilengkapi dengan meja dan kursi serta lemari untuk menyimpan catatan medikasi pasien.
4. Ruangan racikan.
5. Keranjang sampah yang tersedia untuk staf maupun pasien.
2.2 Aspek Manajerial
2.2.1 Administrasi
2.2.1.1 Administrasi pembukuan
Administrasi pembukuan di apotek meliputi: 1. Administrasi umum
Pencatatan, pengarsipan, pelaporan narkotika, psikotropika dan dokumentasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Administrasi pelayanan
Pengarsipan resep, pengarsipan catatan pengobatan pasien, pengarsipan hasil monitoring penggunaan obat.
(Kepmenkes RI No. 1027/MENKES/SK/IX/2004).
2.2.1.2 Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah suatu proses pencatatan, pengukuran, dan pengkomunikasian informasi keuangan yang dibuat dalam berbagai bentuk antara lain berupa laporan laba rugi, aliran kas (cash flow) dan neraca.
Laporan aliran kas dibuat untuk menggambarkan tentang perkiraan rencana jumlah penerimaan dan jumlah pengeluaran uang kas apotek selama periode waktu tertentu. Unsur-unsur yang terdapat pada laporan aliran kas adalah saldo awal, penerimaan kas dari hasil operasi dan investasi, pengeluaran kas dari kegiatan operasi dan investasi, dan saldo akhir.
Neraca adalah laporan akuntansi keuangan yang menggambarkan tentang kondisi harta (aktiva), hutang (pasiva) dan modal sendiri (ekuity) yang dimiliki apotek pada tanggal tertentu.
2.2.1.3 Pengelolaan Resep
Apotek wajib menyimpan resep minimal selama 3 tahun dan dapat memberikan informasi kembali tentang resep tersebut apabila konsumen atau dokter penulis resep tersebut memerlukannya (Umar, 2004).
2.2.2 Pengelolaan Perbekalan Farmasi
Pengelolaan persediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya dilakukan sesuai ketentuan perundangan yang berlaku.
2.2.2.1 Perencanaan pengadaan
Dalam membuat perencanaan pengadaan sediaan farmasi perlu diperhatikan:
a. Pola penyakit.
b. Kemampuan masyarakat.
bagian dari kategori barang dagangan dalam setiap bulannya sehingga prediksi penjualan dan prediksi objek keuangan lain dapat terpenuhi.
Bagian perencanaan pengadaan membagi seluruh rencana keuangan ke dalam berapa banyak item yang dibeli dan bagaimana sistem yang digunakan untuk perencanaan barang dagangan dan keberagamannya (Utami, 2006).
Faktor-faktor yang harus diperhatikan pada pembelian barang yaitu: a. Kondisi keuangan
Kondisi likuiditas keuangan yang baik, selalu tepat waktu membayar hutang, memberikan peluang untuk memperoleh diskon yang lebih besar.
b. Jenis sediaan farmasi yang dibutuhkan.
Dalam menentukan jenis sediaan farmasi yang akan dibeli apotek, harus berdasarkan data yang dibutuhkan oleh konsumen. Data ethical dapat diperoleh dari resep-resep yang masuk ke apotek, sedangkan data OTC dapat didasarkan pada kondisi pemukiman di sekitar lokasi apotek dan obat-obat bebas yang sering diiklankan di media elektronik.
c. Untuk menentukan jumlah yang harus dibeli, ditentukan berdasarkan data historis jumlah sediaan farmasi yang dibutuhkan, kebutuhan apotek setiap bulan, kondisi diskon, dan ukuran gudang.
d. Jarak apotek dengan pemasok, hal ini dapat dijadikan dasar dalam menentukan jumlah pembelian.
e. Kondisi sosial politik
f. Kondisi gudang
Pembelian barang harus disesuaikan dengan kapasitas gudang dan sarana tempat penyimpanan obat seperti lemari pendingin.
g. Tanggal daluarsa
Batas tanggal daluarsa yang pendek memiliki resiko kerugian barang rusak yang tinggi. Oleh sebab itu harus ada garansi dari supplier tentang batas maksimal daluarsa (paling lambat) daluarsa, misalnya paling lambat 6 bulan sebelum batas tanggal daluarsa, dapat ditukar dengan obat yang baru (Umar, 2004).
Laporan manajemen persediaan/pengadaan ini terdiri atas:
1. Daftar stok dasar (basic stock list), daftar ini menjelaskan tentang nomor stok dan deskripsi barang, berapa banyak yang tersedia dan yang dipesan, serta penjualan dalam kurun waktu tertentu.
2. Perputaran persediaan (inventory turn over), yang dibuat berdasarkan tujuan keuangan keseluruhan dan mengendalikan sistem manajemen persediaan.
3. Ketersediaan produk (product availability), untuk menentukan berapa banyak produk yang harus tersedia.
4. Stok cadangan (backup stock), adalah stok yang digunakan untuk berjaga-jaga jika terjadi kehabisan stok yang dikarenakan permintaan melebihi jumlah yang diperkirakan atau ketika kedatangan barang tertunda.
5. Peramalan (forecast), yaitu untuk meramalkan penjualan.
7. Jumlah yang dipesan (order quantity), adalah selisih antara jumlah yang tersedia dan titik pemesanan.
2.2.2.2 Cara Pemesanan/pengadaan
Untuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasian maka pengadaan sediaan farmasi harus melalui jalur resmi (Kepmenkes No. 1027/MENKES/SK/IX/2004).
Pada saat menerima barang, petugas memeriksa dan menerima fisik barang dari supplier sesuai dengan Surat Pesanan dan faktur barang. Kemudian membuat tanda terima barang di faktur (stempel dan tanda tangan) berdasarkan fisik barang yang diterima. Petugas pembelian memeriksa jumlah, jenis, harga dan diskon serta masa pembayaran hasil negosiasi dengan supplier. Lalu mengirimkan seluruh faktur pembelian barang yang telah diperiksa ke fungsi Tata Usaha (Umar,2004).
2.2.2.3 Penyimpanan
Obat / bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas pada wadah baru, wadah sekurang-kurangnya memuat nomor batch dan tanggal kadaluarsa.
2.2.2.4 Penjualan
Penjualan atau pengeluaran obat memakai sistem FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expire First Out) (Kepmenkes No.
1027/MENKES/SK/IX/2004).
Desain apotek yang baik akan menarik keinginan konsumen untuk mengetahui lebih dalam segala sesuatu yang ditawarkan oleh apotek tersebut. Suasana apotek dapat dibangun melalui sistem pencahayaan, pengaturan tata letak, dan penataan atau pengaturan barang dagangan yang baik yang akan menarik pelanggan (Utami, 2006).
Tata cara penataan perbekalan farmasi (obat) di apotek dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
a. Di ruang peracikan atau penyiapan obat (ethical counter)
Dalam menata perbekalan farmasi di ethical counter perlu diperhatikan peraturan yang berlaku yaitu obat-obat golongan narkotika dan psikotropika harus dipisahkan dan disimpan pada lemari tersendiri, sedangkan untuk obat ethical lainnya disimpan dalam lemari yang didesain khusus sehingga dapat memberikan kemudahan dan kecepatan kepada petugas dalam menyiapkan obat yang dibutuhkan konsumen.
b. Di ruang penjualan obat bebas (OTC counter)
harus diperhatikan yaitu tata letak, susunan barang yang dapat memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi konsumen dalam memperoleh obat yang dibutuhkan (Umar, 2004).
2.2.2.5 Laporan Pemakaian Narkotika / Psikotropika
Apotek membuat laporan pemakaian narkotik dan psikotropik berdasarkan dokumen penerimaan dan pengeluarannya setiap bulan. Untuk obat-obat golongan narkotika, pelaporan dilakukan sekali dalam sebulan, selambat-lambatnya tanggal 10 setiap bulannya. Sedangkan untuk obat-obat psikotropika, pelaporannya dilakukan dua kali dalam setahun, yaitu tiap 6 bulan. Laporan-laporan ini ditandatangani oleh APA lalu diberi stempel apotek, difoto kopi rangkap 4, 1 lembar untuk pertinggal. Laporan ini ditujukan kepada:
a. Kepala Kantor Dinas Kesehatan Kota Medan. b. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. c. Kepala Balai Besar POM Medan.
2.2.2.6 Pengelolaan Obat Rusak dan Kadaluarsa
Enam bulan sebelum masa kadaluarsa obat, apotek dapat mengembalikan obat tersebut kepada supplier dan diganti dengan obat yang baru. Hal ini tergantung kesepakatan antara apotek dengan pihak supplier.
2.2.3 Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sesuai ketentuan perundangan yang berlaku Apotek harus dikelola oleh seorang apoteker yang profesional. Dalam pengelolaan apotek, apoteker senantiasa harus memiliki kemampuan menyediakan dan memberikan pelayanan yang baik, mengambil keputusan yang tepat, kemampuan berkomunikasi antar profesi, menempatkan diri sebagai pimpinan dalam situasi multidisipliner, kemampuan mengelola SDM secara efektif, selalu belajar sepanjang karier, dan membantu memberi pendidikan dan memberi peluang untuk meningkatkan pengetahuan.
2.3 Aspek Pelayanan Kefarmasian (Pharmaceutical Care)
2.3.1 Pelayanan resep
Apoteker melakukan skrining resep yang meliputi persyaratan administrasi, kesesuaian farmasetik dan pertimbangan klinis. Jika ada keraguan terhadap resep hendaknya dikonsultasikan kepada dokter penulis resep dengan memberikan pertimbangan dan alternatif seperlunya bila perlu menggunakan persetujuan setelah pemberitahuan.
Kemudian dilakukan penyiapan obat meliputi peracikan, etiket, kemasan obat yang diserahkan, penyerahan obat, informasi obat, konseling, dan monitoring penggunaan obat.
Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas dan mudah dimengerti, etis dan bijaksana kepada pasien. Informasi obat kepada pasien sekurang-kurangnya meliputi cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman yang harus dihindari selama terapi.
Apoteker juga harus memberikan konseling, mengenai sediaan farmasi, pengobatan dan perbekalan kesehatan lainnya, sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup pasien atau yang bersangkutan terhindar dari bahaya penyalahgunaan atau penggunaan yang salah sediaan farmasi atau perbekalan kesehatan lainnya.
Setelah penyerahan obat kepada pasien, apoteker harus melaksanakan pemantauan (monitoring) penggunaan obat terutama untuk pasien tertentu seperti TBC, diabetes, kardiovaskular dan penyakit kronis lainnya.
2.3.2 Promosi dan Edukasi
Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, apoteker harus berpartisipasi secara aktif dalam promosi dan edukasi. Apoteker ikut membantu memberikan informasi, antara lain dengan penyebaran leaflet/brosur, poster, penyuluhan, dan lain-lainnya.
2.3.3 Pelayanan residensial (Home Care)
(Kepmenkes RI No. 1027/MENKES/SK/IX/2004).
2.4 Aspek Bisnis
2.4.1 Peluang Bisnis Ritel
Usaha atau bisnis ritel seperti apotek di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini sebagai akibat dari adanya perkembangan usaha manufaktur dan peluang pasar yang cukup terbuka, maupun upaya pemerintah untuk mendorong perkembangan bisnis ritel. Pemerintah berperan dalam melakukan perlindungan terhadap ritel nasional melalui peraturan dan undang-undang. Investasi perusahaan ritel asing tetap berinvestasi ke Indonesia adalah dengan tiga cara yaitu kemitraan sistem waralaba, kerja sama operasi (KSO) dan kemitraan bersama pengusaha kecil (joint venture).
2.4.2 Aspek Keuangan Ritel
Metode dalam menjalankan operasional bisnis ritel akan berdampak pada penjualan dan akhirnya berpengaruh terhadap keuntungan yang diperoleh perusahaan ritel. Oleh karena itu keputusan di bidang keuangan juga merupakan hal yang penting dalam bisnis ini
Terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan dalam mengukur kinerja keuangan dalam bisnis ritel antara lain:
1. Margin kotor, yang meliputi persentase margin kotor, kerusakan, dan persediaan barang.
2.4.3 Strategi Pengembangan Ritel (Apotek)
Empat tipe kesempatan pertumbuhan yang diusahakan oleh ritel yaitu penembusan pasar, perluasan pasar, pengembangan format ritel, dan diversifikasi.
Kesempatan penembusan pasar (market penetration) meliputi usaha-usaha langsung terhadap konsumen yang ada, dengan menggunakan format ritel yang telah ada. Ritel dapat mencapai strategi pertumbuhan ini dengan menarik konsumen pada target pasar sekarang yang tidak berbelanja di apoteknya untuk lebih sering mengunjungi apotek tersebut atau untuk membeli lebih banyak barang pada tiap kunjungan.
Kesempatan perluasan pasar (market expansion) menggunakan format ritel yang ada dalam segmen pasar baru. Kesempatan pengembangan format ritel meliputi penawaran format ritel baru, atau format dengan gabungan ritel yang berbeda pada target pasar yang sama..
Kesempatan diversifikasi dilakukan pada saat ritel memperkenalkan format ritel baru secara langsung pada segmen pasar yang tidak sedang dilayani.
Empat ciri ritel yang menggunakan kesempatan-kesempatan pertumbuhan adalah keunggulan bersaing yang bisa dipertahankan secara global, kemampuan untuk menyesuaikan, budaya global dan kemampuan finansial (Utami, 2006).
2.4.4 Perpajakan
BAB III
KIMIA FARMA
3.1 Sejarah Kimia Farma
Kimia Farma merupakan pioneer dalam industri farmasi Indonesia. Cikal bakal perusahaan dapat dirunut balik ke tahun 1917, ketika NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co, perusahaan farmasi pertama di Hindia Timur didirikan.
Sejalan dengan kebijakan nasionalisasi bekas perusahaan-perusahaan Belanda, pada tahun 1958 pemerintah melebur sejumlah perusahaan farmasi menjadi Bhinneka Kimia Farma (PNF). Selanjutnya pada tanggal 16 Agustus 1971, bentuk hukumnya diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT), menjadi PT. Kimia Farma (Persero). Sejak tanggal 4 Juli 2001, Kimia Farma tercatat sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
Berbekal tradisi industri yang panjang selama lebih dari 187 tahun dan nama yang identik dengan mutu, saat ini Kimia Farma telah berkembang menjadi sebuah perusahaan pelayanan kesehatan utama di Indonesia yang memainkan peranan penting dalam pengembangan dan pembangunan bangsa dan masyarakat.
3.2Bisnis Kimia Farma
3.2.1 Holding
PT. Kimia Farma Tbk
PT. Kimia Farma Tbk. merupakan sebuah perusahaan pelayanan kesehatan yang terintegrasi, bergerak dari hulu ke hilir yaitu: industri, marketing, ritel, laboratorium klinik dan klinik kesehatan.
Dengan dukungan kuat Riset dan Pengembangan, segmen usaha yang dikelola oleh perusahaan induk ini memproduksi obat jadi dan obat tradisional, yodium, kina dan produk-produk turunannya, serta minyak nabati. Lima fasilitas produksi yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia merupakan tulang punggung dari segmen industri, dimana kelimanya telah mendapat sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan sertifikat ISO 9001, ISO 9002 dan ISO 14001 dari institusi luar negeri.
Hasil produksi yang di buat oleh Pabrik Farmasi perusahaan baik produk obat-obat kimia, Formulasi dan herbal, dibagi dalam 6 (enam) lini produksi yaitu etikal, obat bebas, generik, narkotika, lisensi dan bahan baku.
Hampir semua kelas terapi diakomodasi oleh produk perusahaan yang terdiri lebih dari 260 item produk dan dipasarkan keseluruh Indonesia serta di ekspor ke beberapa negara melalui jaringan distribusi perseroan atau yang memiliki perjanjian dengan perseroan.
Sebagai bagian dari tanggung jawab sosialnya Kimia Farma berkomitmen untuk memastikan pasokan obat generik yang tetap ke pasar dalam negeri sesuai dengan misi perusahaan.
Kegiatan pemasaran ini didikung oleh lebih kurang 300 orang Medical Sales Representative yang tersebar diseluruh Indonesia, mengcover 12.880 orang dokter, 644 buah rumah sakit serta 1.119 buah apotek termasuk Apotek Kimia Farma.
Budaya perusahaan mengandung tiga nilai utama : 1. Profesionalisme
Profesionalisme merupakan nilai intelektual yang terwujud dalam bekerja lebih giat, cerdik dan kreatif serta jeli mengamati dan memanfaatkan peluang bisnis. Senantiasa meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk diterapkan secara profesional dalam melaksanakan tugas menjadi komitmen untuk mencapai hasil tersebut.
2. Integritas
Totalitas dalam berkarya adalah budaya kerja kami, integritas merupakan nilai spiritual yang mempunyai makna kepercayaan, menekankan integritas sebagai landasan utama dalam menerapkan totalitas kerja dengan didukung ketulusan hati dan semangat untuk mempersembahkan yang terbaik bagi kesehatan masyarakat.
3. Kerja Sama
3.2.2 Anak Perusahaan
3.2.2.1 PT. Kimia Farma Trading and Distribution
Dibentuk : 4 Januari 2003
Jalur usaha : Distribusi Obat dan Alat Kesehatan
PT. Kimia Farma Trading & Distribution, yang memiliki 40 cabang yang mendistribusikan obat-obatan dan alat-alat kesehatan yang diproduksi sendiri maupun yang diproduksi oleh pihak ketiga dengan berpegang pada prinsip untuk memenuhi kepuasan dan kebutuhan pelanggannya.
Dalam operasionalnya didukung dengan fasilitas pergudangan yang besar dan peralatan yang efisien serta armada transportasi yang terintegrasi dengan sistem informasi untuk mendukung kelancaran pengiriman barang ke seluruh Indonesia.
3.2.2.2 P.T. Kimia Farma Apotek
Dibentuk : 4 Januari 2003 Jalur Usaha : Farmasi
P.T. Kimia Farma Apotek adalah anak perusahaan yang dibentuk oleh Kimia Farma untuk mengelola apotek-apotek milik perusahaan yang ada, dalam upaya meningkatkan kontribusi penjualan untuk memperbesar penjualan konsolidasi PT. Kimia Farma Tbk.
Apotek Kimia Farma melayani penjualan langsung dan melayani resep dokter dan menyediakan pelayanan lain, misalnya praktek dokter, dan pelayanan OTC (swalayan) serta pusat pelayanan informasi obat. Apotek Kimia Farma dipimpin oleh tenaga Apoteker yang bekerja full timer sehingga dapat melayani informasi obat dengan baik.
Penambahan jumlah apotek merupakan bagian dari strategi perusahaan dalam memanfaatkan momentum pasar bebas AFTA, dimana pihak yang memiliki jaringan luas seperti Kimia Farma akan diuntungkan.
3.3 PT. Kimia Farma Apotek Bisnis Manager Medan
PT. Kimia Farma Apotek bergerak di bidang ritel farmasi dan jasa layanan kesehatan. Fokus utama layanan PT. Kimia Farma Apotek Bisnis Manajer Medan meliputi: apotek, klinik umum/gigi, spesialis, laboratorium klinik, dan praktek dokter bersama.
Apotek Kimia Farma Medan memiliki 23 store yang tersebar diseluruh Sumatera Utara yaitu :
1. Kimia Farma Pelengkap No. 2 Rumah Sakit Inalum
2. Kimia Farma Pelengkap No. 14 Rumah Sakit Pirngadi Medan 3. Kimia Farma 27 Palang Merah (Pusat)
4. Kimia Farma 28 Belawan
5. Kimia Farma 29 Pematang Siantar 1 6. Kimia Farma 30 Tebing Tinggi
9. Kimia Farma Pelengkap No. 54 Rumah Sakit Rantau Prapat 10. Kimia Farma 84 Tanjung Balai
11. Kimia Farma 85 Pematang Siantar 2 12. Kimia Farma 90 Kisaran
13. Kimia Farma 106 Aksara Medan
14. Kimia Farma 107 Gatot Subroto 72 C Medan 15. Kimia Farma 160 Setia Budi Medan
16. Kimia Farma 162 Pematang Siantar 3 17. Kimia Farma 255 Sisingamangaraja Medan 18. Kimia Farma Basri Medan
19. Kimia Farma Pelengkap No. 41 Rumah Sakit Tebing Tinggi. 20. Kimia Farma Namso Pematang Siantar 4.
21. Kimia Farma 312 Rantau Prapat. 22. Kimia Farma 313 Padang Sidimpuan. 23. Kimia Farma 314 Binjai.
3.4Apotek Pelengkap No. 14 RSU Dr. Pirngadi Medan
3.4.1 Lokasi Apotek dan Struktur Organisasi
Apotek Pelengkap No. 14 merupakan apotek pelayanan, pengelolaannya dipimpin oleh seorang apoteker dan sebelas orang karyawan yang terdiri dari tujuh orang asisten apoteker dan tiga orang petugas penjualan bebas dan satu orang loper/pengantar. Struktur organisasi Apotek Pelengkap No. 14 RSU Dr. Pirngadi Medan adalah sebagai berikut:
3.4.2 Pengadaan Perbekalan Farmasi dan Kelengkapan Produk
3.4.2.1 Pembuatan Buku Defekta Barang
Pembuatan buku defekta barang dilakukan sebagai berikut: setiap hari petugas memeriksa barang yang kosong atau hampir habis, lalu melakukan pencatatan dalam buku defekta meliputi nama barang, dosis, satuan, dan jumlah yang dibutuhkan, kemudian menyerahkan buku defekta ke petugas pembelian.
3.4.2.2Perencanaan Pembelian
Perencanaan pembelian dilakukan sebagai berikut: petugas pengadaan menerima informasi mengenai kebutuhan perbekalan farmasi melalui defekta barang, kemudian petugas menetapkan jumlah barang yang akan dibeli berdasarkan defekta dengan memperhatikan jumlah kebutuhan per bulan.
3.4.2.3Prosedur Pembelian
Prosedur pembelian di apotek Pelengkap No. 14 RSU Dr. Pirngadi Medan dilakukan sebagai berikut: petugas membuat defekta mengenai kebutuhan perbekalan farmasi dan menyerahkannya ke bagian pengadaan di Apotek Pelengkap No. 14, lalu bagian pengadaan Apotek Pelengkap No. 14 merekapitulasi defekta dan membuatnya dalam bentuk Bon Permintaan Barang Apotek (BPBA) dan dikirim kepada bagian Pengadaan di BM Palang Merah, lalu bagian pengadaan di BM Palang Merah mengirim Surat Pemesanan (SP) kepada Pedagang Besar Farmasi (PBF), kemudian PBF mengirim barang dan faktur kepada masing-masing Apotek Kimia Farma, dan barang diterima dan dicocokkan oleh petugas Kimia Farma.
3.4.2.4Prosedur Penerimaan Barang
memberikan nomor urut barang, lalu petugas mencatat barang masuk pada kartu stok masing-masing barang.
3.4.2.5 Penyimpanan
Penyimpanan dapat dilakukan di etalase atau ruang peracikan. Penyimpanan perbekalan farmasi di Apotek Pelengkap No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan dilakukan berdasarkan bentuk sediaan dan efek farmokologinya yang disusun menurut abjad dengan menggunakan prinsip FIFO (first in first out) dan FEFO (First Expired First Out).
Untuk obat generik penyimpanannya disusun berdasarkan abjad. Untuk obat golongan narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus. Obat-obat yang penyimpanannya harus dibawah suhu kamar, disimpan dalam lemari pendingin.
3.4.3 Pelayanan
Pelayanan di Apotek Pelengkap No. 14 sudah cukup baik karena melayani konsumen dengan ramah, sopan, santun, dan siap membantu selama konsumen berada di apotek. Pelayanan di Apotek ini telah memakai sistem komputerisasi sehingga memudahkan dalam pelayanan dan pengadaan barang. Sistem komputerisasi yang digunakan sekaligus berperan sebagai mesin kasir.
BAB IV
KONSELING DAN PELAYANAN INFORMASI OBAT
Konseling sebagai salah satu upaya profesional muncul karena adanya sejumlah pertanyaan yang perlu dijawab individu dan untuk itu perlu bantuan profesional. Kebutuhan akan hubungan bantuan (helping relationship), terutama konseling, pada dasarnya timbul dari diri dan luar diri individu yang melahirkan seperangkat pertanyaan mengenai apakah yang harus diperbuat individu.
Tipe-tipe Konseling yaitu: a. Konseling krisis
Krisis dapat diartikan sebagai suatu keadaan disorganisasi menghadapi frustasi dalam upaya mencapai tujuan penting hidupnya atau mengalami gangguan dalam perjalanan hidup dan hal ini ditanggapi dengan stress. Berdasarkan situasi ini, konselor perlu menerima situasi dan menciptakan keseimbangan pribadi dan penguasaan diri.
b. Konseling fasilitatif
c. Konseling preventif
Dalam konseling preventif, konselor dapat menyajikan informasi kepada suatu kelompok atau membantu individu-individu mengarah ke program-program relevan baginya.
d. Konseling developmental
Konseling developmental merupakan suatu proses berkelanjutan dimana klien mencapai pertumbuhan pribadi yang positip dalam berbagai tahap kehidupan mereka. Klien dapat mencapai pemahaman diri, peningkatan ketrampilan membuat keputusan, dan mengubah tingkah laku ke positip melalui konseling developmental (Mappiare, 2002).
Pelaksanaan hubungan konseling (helping relationship) dapat terjadi di seluruh bidang kehidupan dimana terjadi hubungan antara manusia dengan manusia. Dengan kata lain bila terjadi interaksi antara individu dengan individu lain, maka disana akan terjadi hubungan yang membantu. Hubungan yang membantu dan hubungan konseling adalah sama. Tujuannya adalah untuk menumbuhkan, mengembangkan, dan membantu individu yang membutuhkannya.
bukan hanya dialog yang searah berupa instruksi, akan tetapi dialog yang membuat pasien menyatakan semua keinginan, keluhan, kecemasan, dan sebagainya. Kemudian ditanggapi dengan positif, ramah, bersahabat oleh paramedis. Semua teknik berkomunikasi itu terdapat dalam hubungan konseling.
Ada beberapa hal yang perlu dipelihara dalam hubungan konseling yakni: 1. Kehangatan, artinya konselor membuat situasi hubungan konseling itu
demikian hangat. Kehangatan disebabkan adanya rasa bersahabat, tidak formal, serta membangkitkan semangat dan rasa humor.
2. Hubungan yang empati, yaitu konselor merasakan apa yang dirasakan klien, dan memahami akan keadaan diri serta masalah yang dihadapinya.
3. Keterlibatan klien, yaitu terlihat klien bersungguh-sungguh mengikuti proses konselingdengan jujur mengemukakan persoalannya, perasaannya, dan keinginannya. Selanjutnya dia bersemangat mengemukakan ide, alternatif dan upaya-upaya.
Dalam pelaksanaan teknik konseling diperlukan sifat-sifat konselor sebagai berikut:
• Acceptance artinya konselor menerima klien sebagaimana adanya dengan
segala masalahnya. Jadi, sikap konselor adalah menerima secara netral. • Congruence artinya karakteristik konselor adalah terpadu, sesuai kata
dengan perbuatan, dan konsisten.
• Understanding artinya konselor harus dapat secara akurat dan memahami
• Nonjudgmental artinya tidak memberi penilaian terhadap klien, akan tetapi
konselor selalu objektif.
Secara umum proses konseling dibagi atas tiga tahapan: 1. Tahap awal konseling
Tahap ini terjadi sejak klien menemui konselor hingga berjalan proses konseling sampai konselor dan klien menemukan definisi masalah klien atas dasar isu, kepedulian atau masalah klien.
Adapun proses konseling tahap awal dilakukan konselor adalah sebagai berikut:
• Membangun hubungan konseling yang melibatkan klien. • Memperjelas dan mendefinisikan masalah.
• Membuat penaksiran dan penjajakan. • Menegosiasi kontrak.
2. Tahap Pertengahan (Tahap Kerja)
Berangkat dari definisi masalah klien yang disepakati pada tahap awal, kegiatan selanjutnya adalah memfokuskan pada penjelajahan masalah klien dan bantuan apa yang akan diberikan berdasarkan penilaian kembali apa-apa yang telah dijelajah tentang masalah klien.
Adapun tujuan-tujuan tahap pertengahan ini yaitu:
• Menjelajahi dan mengeksplorasi masalah, isu, dan kepedulian klien lebih jauh.
3. Tahap Akhir Konseling (Tahap Tindakan)
Tujuan-tujuan tahap akhir ini adalah sebagai berikut: • Memutuskan perubahan sikap dan prilaku yang memadai. • Terjadinya transfer learning pada diri klien.
Klien belajar dari proses konseling yang membuatnya terbuka untuk mengubah perilakunya di luar proses konseling. Artinya klien mengambil makna dari hubungan konseling untuk kebutuhan akan suatu perubahan. • Melaksanakan perubahan perilaku.
Pada akhir konseling klien sadar akan perubahan sikap dan perilakunya. • Mengakhiri hubungan konseling.
Mengakhiri konseling harus atas persetujuan klien. Sebelum ditutup ada beberapa tugas klien yaitu pertama, membuat kesimpulan-kesimpulan mengenai hasil proses konseling, kedua, mengevaluasi jalannya proses konseling, ketiga, membuat perjanjian untuk pertemuan selanjutnya (Willis, 2004).
Dewasa ini, telah timbul kebutuhan dari masyarakat, akan adanya informasi yang dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan obat, suplemen makanan, obat tradisional, kosmetika dan makanan. Hal ini disebabkan karena banyaknya jenis obat yang diproduksi (therapeutics explosion) oleh industri farmasi setiap tahunnya yang diikuti dengan informasi
BAB V
PELAYANAN RESEP DAN SWAMEDIKASI
5.1 Pelayanan Resep
1. Resep
Dr. Tamsil (Poliklinik Paru-paru RS Pirngadi Medan) R/ Rifampisin 450 XXX
S 1 dd 450 R/ INH 400 XXX
S 1 dd 400 R/ Ethambutol 500 LX
S 1 dd 1000 R/ Pirazinamid 500 LX
S 1 dd 1000
Pro : Meilinda Umur : Dewasa
2. Kasus
Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep diatas dan dari hasil konseling dengan pasien dapat diketahui bahwa pasien menderita penyakit tuberkulosis.
3. Three Prime Questions
• Penjelasan dokter tentang Obat: Obat-obat ini adalah pengobatan rutin untuk penyakit tuberkulosis.
• Penjelasan dokter tentang harapan setelah minum obat : Setelah rutin minum obat ini selama minimal 6 bulan diharapkan penyakit tuberkulosis ini dapat sembuh.
4. Spesialite Obat pada Resep
Tabel 5.1.1 Spesialite Obat Untuk Pasien Meilinda
No. Nama Obat Komposisi Produk lain Gol Khasiat
1. Rifampisin
G Anti tuberkulosis
2. INH 400 mg
G Anti tuberkulosis
4. Pirazinamide
TB Zet (Meprofarm)
5. Pelayanan Informasi Obat
Rifampisin
Kegunaan : Antituberkulosis. Bentuk sediaan : Tablet
Cara Pemakaian : 1 kali sehari 1 tablet Hal-hal yang perlu diinformasikan :
• Minum obat dengan teratur, jangan lupa minum obat walaupun satu kali karena akan memperlama pengobatan dan obatnya harus diulang dari awal.
• Jangan menghentikan pemakaian obat walaupun sudah merasa sehat sebelum diperintahkan oleh dokter.
• Obat diminum 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan. • jika urin dan tinja berwarna merah, maka tidak perlu khawatir.
• Obat disimpan di tempat yang sejuk, kering, terhindar dari cahaya matahari langsung dan jauh dari jangkauan anak-anak.
INH
Kegunaan : Antituberkulosis Bentuk sediaan : Tablet
Cara Pemakaian : 1 kali sehari 1 tablet 300 mg dan 1 tablet 100 mg Hal-hal yang perlu diinformasikan :
• Minum obat dengan teratur, jangan lupa minum obat walaupun satu kali karena akan memperlama pengobatan dan obatnya harus diulang dari awal.
• Obat diminum 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan.
• Jangan menghentikan pemakaian obat walaupun sudah merasa sehat sebelum diperintahkan oleh dokter.
• Obat disimpan di tempat yang sejuk, kering, terhindar dari cahaya matahari langsung dan jauh dari jangkauan anak-anak.
• Segera kembali ke dokter jika obatnya sudah hampir habis.
Ethambutol
Kegunaan : Antituberkulosis. Bentuk sediaan : Tablet
Cara Pemakaian : 1 kali sehari 2 tablet Hal-hal yang perlu diinformasikan :
• Obat ini diminum pada saat makan atau pada saat perut berisi.
• Jangan menghentikan pemakaian obat walaupun sudah merasa sehat sebelum diperintahkan oleh dokter.
• Obat disimpan di tempat yang sejuk, kering, terhindar dari cahaya matahari langsung dan jauh dari jangkauan anak-anak.
• Segera kembali ke dokter jika obatnya sudah hampir habis.
Pirazinamide
Kegunaan : Antituberkulosis Bentuk sediaan : Tablet
Cara Pemakaian : 1 kali sehari 2 tablet Hal-hal yang perlu diinformasikan :
• Minum obat dengan teratur, jangan lupa minum obat walaupun satu kali karena akan memperlama pengobatan dan obatnya harus diulang dari awal.
• Jangan menghentikan pemakaian obat walaupun sudah merasa sehat sebelum diperintahkan oleh dokter.
• Obat disimpan di tempat yang sejuk, kering, terhindar dari cahaya matahari langsung dan jauh dari jangkauan anak-anak.
1. Resep
Dr. M. Gusti (Poliklinik Penyakit Dalam Pria RS Pirngadi Medan) R/ Cholespar No. X
S 1 dd tab I
Pro : Drs. Maju Tarigan Umur : 87 tahun.
2. Kasus
Berdasarkan indikasi obat yang ada pada resep diatas dan dari hasil konseling dengan pasien dapat diketahui bahwa pasien menderita penyakit hiperkolesterol.
3. Three Prime Questions
• Penjelasan dokter tentang Obat: Obat ini untuk menurunkan kolesterol. • Penjelasan dokter tentang cara pakai obat : Tidak ada.
4. Spesialite Obat pada Resep
Tabel 5.1.2 Spesialite Obat Untuk Pasien Drs. Maju Tarigan.
No. Nama Obat Komposisi Produk lain Gol Khasiat
1. Cholespar
5. Pelayanan Informasi Obat
Cholespar
Kegunaan : Menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Bentuk sediaan : Tablet
Cara Pemakaian : 1 kali sehari 1 tablet Hal-hal yang perlu diinformasikan :
• Minum obat dengan teratur sesuai anjuran dokter. • Obat diminum pada malam hari sebelum tidur.
• Pengobatan harus diiringi dengan diet pengurangan kolesterol.
1. Resep
Dr. Rasidah, Sp.A. (Poliklinik Anak RS Pirngadi Medan) R/ Syr. Erythrocin fls I
S 4 dd cth I R/ Syr. Mucos fls I S 3 dd cth I Pro : Tengku M. Fikri Umur : 7 tahun.
2. Kasus
Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep diatas dan dari hasil konseling dengan ibu pasien maka dapat diketahui bahwa obat-obat tersebut diindikasikan untuk pengobatan batuk dan infeksi saluran pernafasan yang diderita oleh pasien.
3. Three Prime Questions
• Penjelasan dokter tentang Obat: Obat ini digunakan untuk infeksi saluran pernafasan yang diderita oleh Fikri.
• Penjelasan dokter tentang cara pakai obat : Tidak ada.
4. Spesialite Obat pada Resep
Tabel 5.1.3 Spesialite Obat Untuk Pasien Tengku M. Fikri
No. Nama Obat Komposisi Produk lain Gol Khasiat
1. Erythrocin Syr.
G Antibiotik untuk infeksi saluran
5. Pelayanan Informasi Obat
Erythrocin
Kegunaan : Antibiotik untuk infeksi saluran pernafasan. Bentuk sediaan : Sirup
Cara Pemakaian : 4 kali sehari 1 sendok teh. Hal-hal yang perlu diinformasikan :
• Kocok obat terlebih dahulu sebelum diminum.
• Obat disimpan di tempat yang sejuk, kering dan jauh dari jangkauan anak-anak.
Mucos
Kegunaan : Mukolitik pada gangguan saluran pernafasan . Bentuk sediaan : Sirup
Cara Pemakaian : 3 kali sehari 1 sendok teh. Hal-hal yang perlu diinformasikan :
• Kocok obat terlebih dahulu sebelum diminum.
1. Resep
Dr. Immanuel Tarigan, Sp.PD. (Poliklinik Penyakit Dalam Wanita RS Pirngadi) R/ Ranitidin No. X
S 2 dd tab I
R/ Metoclopramide No. XII S 3 dd tab I (½ hac) R/ Dexanta syr. No. I
S 3 dd C I
Pro : Marlina Umur : Dewasa
2. Kasus
Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep diatas dan dari hasil konseling dengan pasien dapat diketahui bahwa obat tersebut diindikasikan untuk penyakit tukak lambung.
3. Three Prime Questions
• Penjelasan dokter tentang obat: Obat ini untuk tukak lambung. • Penjelasan dokter tentang cara pakai obat : Tidak ada.
4. Spesialite Obat pada Resep
Tabel 5.1.4 Spesialite Obat Untuk Pasien Marlina
dimetilpolisilok san aktif 20 mg
5. Pelayanan Informasi Obat
Ranitidin
Kegunaan : Mengurangi sekresi asam lambung. Bentuk sediaan : Tablet.
Cara Pemakaian : 2 kali sehari 1 tablet. Hal-hal yang perlu diinformasikan :
• Jika lupa minum obat maka minum segera ketika ingat, tetapi jika waktunya sudah mendekati jadwal minum obat selanjutnya, minum pada jadwal tersebut, jangan minum obat 2 dosis sekaligus.
• Obat disimpan di tempat yang sejuk, kering dan jauh dari jangkauan anak-anak.
Metoclopramide
Kegunaan : Anti mual dan muntah. Bentuk sediaan : Tablet
Cara Pemakaian : 3 kali sehari 1 tablet, ½ jam sebelum makan.
Hal-hal yang perlu diinformasikan :
Dexanta
Kegunaan : Pengobatan hiperasiditas . Bentuk sediaan : Sirup
Cara Pemakaian : 3 kali sehari 1 sendok makan. Hal-hal yang perlu diinformasikan :
• Obat ini diminum sesudah makan atau sebelum tidur malam. • Kocok obat terlebih dahulu sebelum diminum.
1. Resep
Dr. Beresman Sianipar, Sp.THT. (Poliklinik THT RS Pirngadi Medan) R/ Baquinor mg 500 X
S 2 dd tb I R/ Aldisa SR X
S 2 dd tb I
R/ Asam Mefenamat mg 500 XII S 3 dd tb I
Pro : Lena Umur : Dewasa
2. Kasus
Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep diatas dan dari hasil konseling dengan pasien dapat diketahui bahwa obat-obat tersebut diindikasikan untuk infeksi telinga.
3. Three Prime Questions
• Penjelasan dokter tentang Obat: Obat ini untuk infeksi telinga yang dialami pasien.
• Penjelasan dokter tentang cara pakai obat : Tidak ada.
4. Spesialite Obat pada Resep
Tabel 5.1.5 Spesialite Obat Untuk Pasien Lena
No. Nama Obat Komposisi Produk lain Gol Khasiat
5. Pelayanan Informasi Obat
Baquinor
Kegunaan : Antibiotik Bentuk sediaan : Tablet.
Hal-hal yang perlu diinformasikan :
• Obat ini diminum 2 kali sehari dengan interval waktu 12 jam dan harus diminum sampai habis.
• Minum banyak air putih ketika mengkonsumsi obat ini.
• Obat disimpan di tempat yang sejuk, kering dan jauh dari jangkauan anak-anak.
Aldisa SR
Kegunaan : Anti alergi. Bentuk sediaan : kapsul
Cara Pemakaian : 2 kali sehari 1 kapsul. Hal-hal yang perlu diinformasikan :
• Minum obat sesuai dengan aturan dokter. • Obat ini dapat menyebabkan kantuk.
• Obat disimpan di tempat yang sejuk, kering dan jauh dari jangkauan anak-anak.
Asam Mefenamat
Kegunaan : Meringankan rasa nyeri. Bentuk sediaan : Tablet
Cara Pemakaian : 3 kali sehari 1 tablet. Hal-hal yang perlu diinformasikan :
• Obat diminum sesudah makan.
5.2 SWAMEDIKASI
KASUS 1
1. Keluhan
Seorang remaja putri datang ke apotik dengan keluhan mual dan nyeri ulu hati yang disebabkan karena terlambat makan. Diduga pasien ini menderita sakit maag maka diberikan Magasida tablet.
2. Spesialite Obat
Tabel 5.2.1 Spesialite Obat Untuk Kasus Mual dan Nyeri Ulu Hati.
Nama Obat Produk lain Komposisi Gol Khasiat Magasida
3. Pelayanan informasi
1. Kegunaan : Mengurangi gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam lambung.
2. Bentuk Sediaan : Tablet
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan kepada pasien:
• Sebelum diminum obat harus dikunyah terlebih dahulu.
• Obat dikunyah dan diminum 1 jam sebelum makan dan sebelum tidur malam/ bila timbul gejala.
• Makan harus teratur dan jangan makan makanan yang terlalu pedas. • Hindari stres.
• Simpan di tempat yang sejuk dan kering.
KASUS 2
1. Keluhan
Seorang pria dewasa datang dengan keluhan demam dan flu, obat yang diberikan adalah Decolgen tablet.
2. Spesialite Obat
Tabel 5.2.2 Spesialite Obat Untuk Kasus Demam dan Flu.
3. Pelayanan informasi
1. Kegunaan : Analgetik, antipiretik, meredakan gejala flu 2. Bentuk Sediaan : Tablet
3. Cara Pemakaian : 3-4 kali sehari 1 tablet. 4. Hal-hal yang perlu diinformasikan kepada pasien:
• Tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan.
• Bila dalam 3 hari gejala flu tidak berkurang segera hubungi dokter • Jangan minum beralkohol selama minum obat ini
• Simpan pada tempat yang sejuk dan kering
KASUS 3
1. Keluhan
Seorang pria berusia sekitar 24 tahun datang ke apotek dengan keluhan panu di lehernya. Obat yang diberikan adalah Fungiderm.
2. Spesialite Obat
Tabel 5.2.3 Spesialite Obat Untuk Kasus Sakit Panu
Nama Obat Produk lain Komposisi Gol Khasiat Fungiderm
(Konimex)
Canesten (Bayer)
3. Pelayanan Informasi
1. Kegunaan : Untuk pengobatan infeksi kulit yang disebabkan oleh jamur.
2. Bentuk sediaan : krim.
3. Cara pemakaian: dioleskan tipis pada kulit yang berpanu 2 - 3 kali sehari. 4. Hal-hal yang perlu diinformasikan kepada pasien:
• Cuci bersih bagian kulit yang berpanu sebelum dioleskan
• Gunakan obat ini secukupnya sehingga menutupi daerah yang terinfeksi
• Hanya untuk pemakaian luar
• Hindari kontak dengan mata dan membran mukosa
• Simpan di tempat sejuk dan terlindung dari cahaya matahari langsung
• Hubungi dokter bila timbul gejala iritasi kulit seperti : terbakar dan merah-merah
• Jagalah selalu badan dalam keadaan bersih dan kering.
KASUS 4
1. Keluhan
2. Spesialite Obat yang diberikan
Tabel 5.2.4 Spesialite Obat Untuk Mata Merah dan Perih karena Debu.
Nama Obat Produk lain Komposisi Gol Khasiat Insto
3. Pelayanan Informasi Obat
1. Kegunaan : Mengatasi kemerahan dan rasa pedih di mata yang disebabkan oleh iritasi ringan.
2. Bentuk sediaan : Tetes mata steril.
3. Cara pakai : 3 kali sehari 2-3 tetes pada mata yang sakit. 4. Hal-hal yang perlu diinformasikan pada pasien:
• Apabila tutup telah terbuka hanya boleh digunakan selama 30 hari. • Ujung botol jangan mengenai mata.
• Jangan gunakan bila larutan berwarna keruh.
KASUS 5
1. Keluhan
Seorang ibu datang ke apotek dengan keluhan putranya yang berumur 5 tahun tidak nafsu makan. Maka diberikan Curcuma Plus Sirup.
2. Spesialite Obat
Tabel 5.2.5 Spesialite Obat Untuk Kasus Anak Tidak Nafsu Makan
Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat Curcuma Plus
3. Pelayanan Informasi Obat
1. Kegunaan : Menambah nafsu makan. 2. Bentuk sediaan : Suspensi (sirup).
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan pada pasien: • Kocok dahulu sebelum diminum.
• Simpan di tempat sejuk dan terhindar dari cahaya matahari langsung.
KASUS 6
1. Keluhan
Seorang Bapak datang ke apotek dengan keluhan anaknya umur 8 tahun, gatal-gatal pada duburnya dan kurang nafsu makan. Anak tersebut sudah lebih dari 6 bulan tidak minum obat cacing. Berdasarkan keluhan bapak tersebut maka diduga anak tersebut menderita cacingan. Obat yang diberikan adalah Combantrin sirup.
2. Spesialite Obat
Tabel 5.2.6 Spesialite Obat Untuk Kasus Cacingan
Nama Obat Produk lain Komposisi Gol Khasiat Combantrin
3. Pelayanan Informasi Obat
3. Cara pakai : 1 kali sehari 2 sendok teh, 2 jam sesudah makan malam / ketika mau tidur.
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan pada pasien :
• Jangan mengkonsumsi makanan yang manis-manis bersamaan dan selama menggunakan obat ini.
• Dianjurkan untuk minum obat cacing secara teratur setiap 6 bulan sekali.
• Harus menjaga kebersihan diri dan lingkungan, antara lain dengan mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar serta menjaga kebersihan rumah.
KASUS 7
1. Keluhan
Seorang wanita berusia 27 tahun datang ke apotek dengan keluhan batuk kering dan tenggorokan sakit. Berdasarkan keluhan tersebut, maka obat yang diberikan adalah Sanadryl DMP sirup.
2. Spesialite Obat
Tabel 5.2.7 Spesialite Obat Untuk Kasus Batuk Kering
Nama Obat Produk lain Komposisi Gol Khasiat Sanadryl
Tiap 5 ml sirup mengandung: Dekstrometorfan HBr 10 mg. Difenhidramin HCl 12,5 mg.
Ammonium klorida 100 mg. Natrium sitrat 50 mg.
Mentol 1 mg
berdahak atau batuk karena alergi.
3. Pelayanan Informasi Obat
1. Kegunaan : Meringankan gejala batuk tidak berdahak atau batuk karena alergi.
2. Bentuk Obat : Sirup
3. Cara pakai : 3 kali sehari 2 sendok teh. 4. Hal-hal yang perlu diinformasikan pada pasien :
• Obat ini dapat menyebabkan kantuk, oleh karena itu jangan mengendarai kendaraan selama menggunakan obat ini.
• Jangan digunakan pada wanita hamil dan menyusui.
• Simpan di tempat kering, sejuk dan terhindar dari cahaya matahari langsung.
KASUS 8
1. Keluhan
2. Spesialite Obat
Tabel 5.2.8 Spesialite Obat Untuk Kasus Susah Buang Air Besar
Nama Obat Produk lain Komposisi Gol Khasiat Dulcolax
W Mengatasi semua bentuk sembelit, menghilangkan nyeri pada saat buang air besar.
3. Pelayanan Informasi Obat
1. Kegunaan : Memperlancar buang air besar. 2. Bentuk Sediaan : Tablet.
3. Cara pakai : Sekali pakai 2 tablet. 4. Hal-hal yang perlu diinformasikan pada pasien :
• Tablet diminum pada malam hari sebelum tidur.
KASUS 9
1. Keluhan
Seorang wanita dewasa datang ke apotek dengan keluhan sudah 4 kali buang air besar dan konsistensinya cair. Dari keluhan tersebut disimpulkan bahwa pasien menderita diare. Obat yang diberikan adalah New Diatabs.
2. Spesialite Obat
Tabel 5.2.9 Spesialite Obat Untuk Kasus Diare
Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat New Diatabs
3. Pelayanan Informasi Obat
1. Kegunaan : Pengobatan simptomatik pada diare non spesifik 2. Bentuk Sediaan : Tablet.
3. Cara pakai : 2 tablet setelah buang air besar, maksimum 12 tablet sehari.
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan pada pasien : • Maksimum pemakaian 12 tablet sehari.
• Selama pengobatan hendaknya makan makanan lunak, hindari makanan pedas.
KASUS 10
1. Keluhan
Seorang laki-laki dewasa datang ke apotek dengan keluhan bahwa ibunya mengalami bengkak di tangannya setelah pemakaian infus. Untuk menghilangkan bengkak ini diberikan Thrombophob gel.
2. Spesialite Obat
Tabel 5.2.10 Spesialite Obat Untuk Kasus Bengkak di Tangan.
Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat Thrombophob
(Tunggal Idaman Abadi)
- Tiap 100 g gel mengandung heparin 20.000 UI
G Antikoagulan
3. Pelayanan Informasi Obat
1. Kegunaan : Antikoagulan dan mengurangi memar. 2. Bentuk Sediaan : Gel
3. Cara pakai : 2-3 kali sehari dioleskan pada kulit yang bengkak. 4. Hal-hal yang perlu diinformasikan pada pasien :
• Tidak boleh digunakan pada luka yang terbuka. • Jangan mengenai mata atau mulut.
BAB VI
PEMBAHASAN
Apotek Pelengkap No. 14 adalah Apotek Pelengkap yang berada di dalam lingkungan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, yaitu di Jalan HM. Yamin No. 47 Medan. Letak apotek ini tepat di sebelah kiri pintu gerbang rumah sakit, sehingga selalu dilewati oleh orang yang akan berobat ke rumah sakit. Apotek ini mempunyai citra yang baik karena item obatnya yang cukup lengkap dan juga menyediakan alat-alat kesehatan yang diperlukan oleh pasien rumah sakit. Kemampuan menyediakan produk yang lengkap merupakan salah satu faktor yang menentukan kepuasan pelanggan.
Sasaran utama dari apotek ini adalah pasien Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, tetapi banyak juga masyarakat yang berobat di luar Rumah Sakit Pirngadi membeli obat di apotek ini.
masing-masing. Dari segi pemasaran, Apotek Pelengkap No. 14 ini tetap buka selama 24 jam.
Pelayanan yang diberikan oleh apotek Pelengkap ini sudah cukup baik, yaitu memberikan pelayanan yang cepat, tepat dan ramah kepada pasien. Pelayanan yang dilakukan apotek ini terdiri dari pelayanan resep, obat bebas, obat wajib apotek dan alat-alat kesehatan. Salah satu hal yang menjadi masalah di Apotek Pelengkap No. 14 adalah tidak tersedianya ruang tunggu yang nyaman bagi pasien, sehingga jika pasien ramai maka mereka menunggu penyiapan obatnya dengan berdiri, dan beberapa pasien tidak sabar menunggu penyiapan obatnya tersebut. Pasien yang tidak sabar ini cenderung emosional dan akhirnya marah-marah kepada petugas apotek. Untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen, Apotek Pelengkap No. 14 ini juga telah menerapkan suatu bentuk pelayanan khusus yaitu pengantaran pesanan obat langsung kepada konsumen bila diperlukan, baik ke ruang perawatan pasien rumah sakit maupun ke rumah pasien.
Apoteker Pengelola Apotek Pelengkap No. 14 telah melaksanakan fungsinya dengan baik karena apoteker selalu hadir di apotek setiap hari kerja. Konseling dan pelayanan informasi obat dilakukan oleh Apoteker Pengelola Apotek dan Asisten Apoteker yang telah berpengalaman. Pelayanan informasi obat dan konseling dilakukan secara sederhana karena belum tersedianya ruangan tertutup untuk konseling di apotek ini.
akan meningkatkan kepatuhan pasien minum obat sehingga akhirnya dapat meningkatkan kualitas hidup pasien tersebut.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
1. Apotek Pelengkap No. 14 memiliki lokasi yang strategis, yaitu di sebelah kiri pintu gerbang Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan. 2. Manajemen Apotek Pelengkap No. 14 ini sudah baik.
3. Produk yang ada di Apotek Pelengkap No. 14 sudah cukup lengkap dan sesuai dengan obat-obat yang biasa diresepkan oleh dokter di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan.
4. Pelayanan di Apotek Pelengkap No. 14 sudah cukup baik.
5. Konseling dan pelayanan informasi obat di Apotek Pelengkap No. 14 RSU Dr. Pirngadi Medan sudah terlaksana tetapi belum maksimal.
7.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. (2004). Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1027/Menkes/SK/IX/2004 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
Depkes RI. (2002). Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 922/Menkes/Per/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek.
Mappiare, A. (2002). Pengantar Konseling dan Psikoterapi. Edisi I. Cetakan 3. Jakarta: Penerbit PT. Raja Grafindo Persada.
Umar, M. (2004). Manajemen Apotek Praktis. Cetakan I. Solo: Penerbit Ar- Rahman.
Utami, C.W. (2006). Manajemen Ritel: Strategi dan Implementasi Ritel Modern. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Undang-undang RI No. 17 tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan.
Undang-undang RI No. 18 tahun 2000 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang/Jasa dan Pajak Penjualan Barang Mewah.
Willis, S. S. (2004). Konseling Individual Teori dan Praktek. Cetakan Kesatu. Bandung: Penerbit Alfabeta.