• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KERJA PRAKTEK PROFESI FARMASI KOMUNITAS/APOTEK. APOTEK KIMIA FARMA No.14 RSU Dr. PIRNGADI MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KERJA PRAKTEK PROFESI FARMASI KOMUNITAS/APOTEK. APOTEK KIMIA FARMA No.14 RSU Dr. PIRNGADI MEDAN"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KERJA PRAKTEK PROFESI FARMASI KOMUNITAS/APOTEK

Di

APOTEK KIMIA FARMA No.14 RSU Dr. PIRNGADI MEDAN

Disusun oleh:

ULIA MAKSUM, S.Farm. 073202167

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2009

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(2)

Lembar Pengesahan

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI KOMUNITAS/APOTEK

di

APOTEK PELENGKAP NO.14 RSU Dr. PIRNGADI MEDAN

Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh :

Ulia Maksum, S. Farm. 073202167

Pembimbing,

Drs. Sarjo Haryono, Apt. Apoteker Pengelola Apotek

Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan

Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

Dekan,

Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt. NIP. 131 283 716

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(3)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja Profesi dan penyusunan laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Pelengkap No. 14 Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan.

Penulis mengucapkan penghargaan dan terima kasih yang tak terhingga atas segala bimbingan dan arahan selama melakukan Praktek Kerja Profesi Penghargaan ini dipersembahkan kepada :

1. Bapak Drs. Sarjo Haryono, Apt., selaku pembimbing dan Apoteker Pengelola Apotek serta seluruh staf karyawan Apotek Pelengkap No. 14 RSU Dr. Pirngadi Medan yang telah memberi petunjuk dan bantuan selama melaksanakan Praktek Kerja Profesi.

2. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi USU Medan.

3. Bapak Drs. Wiryanto, MS., Apt. selaku koordinator Program Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi USU Medan.

Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT membalas budi baik Bapak dan Ibu, serta laporan ini dapat menjadi kontribusi yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya di bidang farmasi.

Medan, Februari 2009

Penulis

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR GAMBAR... vii

DAFTAR TABEL ... viii

RINGKASAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan ... 2

BAB II TINJAUAN UMUM APOTEK ... 3

2.1 Apotek ... 3

2.2 Peranan Apoteker Pengelola Apotek ... 4

2.3 Manajemen ... 6

2.4 Pengelolaan Obat dan Pengendalian Perbekalan Farmasi ... 8

2.5 Penyimpanan dan Penataan ... 10

2.6 Penjualan dan Pelayanan ... 11

BAB III KIMIA FARMA ... 14

3.1 Sejarah Kimia Farma ... 14

3.2 Bisnis Kimia Farma ... 14

3.2.1 Holding ... 14

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(5)

3.2.2 Laboratorium Klinik dan Klinik Kesehatan ... 16

3.3 Anak Perusahan ... 17

3.3.1 PT. Kimia Farma ... 17

3.3.2 Store Manager Apotek Kimia Farma ... 19

3.4 Apotek Pelengkap No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan ... 19

3.4.1 Lokasi Apotek ... 19

BAB IV MANAJEMEN INVENTORY ... 21

4.1 Pengertian barang persediaan ... 21

4.2 Prinsip Manajemen Persediaan ... 22

4.3 Fungsi-fungsi Persediaan... 22

4.4 Biaya-biaya Persediaan ... 23

4.5 Hukum Pareto dan Aplikasinya... 26

4.6 Kebutuhan dan Pemesanan Perdana ... 27

4.7 Sistem Pemesanan Kembali (Reorder Point) ... 28

4.8 Manajemen Tepat Waktu ... 29

4.9 Persediaan adalah Pemborosan ... 30

4.10 Persediaan Pengamanan (Safety Stock) ... 31

4.11 Perencanaan Kebutuhan Barang... 33

4.12 Meramalkan Permintaan Barang ... 34

BAB V PELAYANAN RESEP DAN SWAMEDIKASI ... 35

5.1 Pelayanan Resep ... 35

5.2 Pelayanan Swamedikasi ... 53

BAB VI PEMBAHASAN ... 62

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(6)

VI I KESIMPULAN DAN SARAN... 70

7.1 Kesimpulan ... 70

7.2 Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 72

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1 Model persediaan dengan safety stock ... 32

Gambar 6.1 Diagram perbandingan resep dilayani dan yang ditolak ... 32

Gambar 6.2 Persentase Pendapat resep yang dilayani dan yang ditolak... 66

Gambar 6.3 Persentase alasan penolakan resep ... 67

Gambar 6.4 Persentase tiap-tiap tindak lanjut terhadap penolakan resep ... 68

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Apotek Kimia Farma yang Ada di Indonesia ... 18 Tabel 6.1 Alasan penolak resep ... 66

Tabel 6.2 Tindak lanjut terhadap penolakan resep ... 68

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(9)

RINGKASAN

Penulis melakukan Praktek Kerja Profesi (PKP) Apotek BUMN di Apotek Pelengkap No. 14 Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, Jalan H.M. Yamin No. 47 Medan pada tanggal 19 Januari sampai 19 Februari 2009.

PKP ini bertujuan agar calon apoteker dapat melihat dan mengetahui secara langsung pengelolaan Apotek Kimia Farma baik dalam bidang manajemen maupun dalam hal pelayanan kefarmasian.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada PKP ini adalah mempelajari manajemen apotek, melakukan pelayanan resep dan swamedikasi. Dari hasil pelayanan resep dan swamedikasi, maka pada laporan ini diangkat 5 kasus untuk pelayanan resep dan 10 kasus swamedikasi.

Sebagai tugas khusus penulis pada PKP ini adalah melakukan pendataan terhadap resep pasien yang menebus obat ke apotik kimia farma yaitu dengan mendata jumlah resep yang dilayani dan yang ditolak.

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kesehatan merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang dimaksud dalam pembukaan UUD 1945. Salah satu upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat, yaitu melalui pekerjaan yang berhubungan dengan kefarmasian. Yang dimaksud pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu persediaan farmasi, pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.

Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan Republik Indonesia sesungguhnya menaruh harapan yang besar kepada peran serta profesi apoteker (khususnya Apoteker Pengelola Apotek) yang merupakan ujung tombak pendistribusian perbekalan farmasi kepada masyarakat untuk membantu pemerintah dalam mengawasi dan mengendalikan pendistribusian dan penggunaan perbekalan farmasi.

Apoteker merupakan satu-satunya profesi yang diberi wewenang untuk mengatur, mengawasi dan melaksanakan segala sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan kefarmasian. Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang pelayanan kefarmasian di apotek, dinyatakan bahwa pelayanan kefarmasian pada saat ini telah mengacu pada pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care). Kegiatan pelayanan

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(11)

kefarmasian yang semula hanya berfokus kepada pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi pelayanan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dari pasien.

PT. Kimia Farma Tbk. merupakan sebuah perusahaan pelayanan kesehatan yang terintegrasi, bergerak dari hulu ke hilir, yaitu: industri, marketing, distribusi, ritel, laboratorium klinik dan klinik kesehatan.

Kimia Farma Apotek, adalah anak perusahaan yang dibentuk oleh PT. Kimia Farma untuk mengelola apotek-apotek milik perusahaan yang ada. Apotek Kimia Farma melayani penjualan langsung dan melayani resep dokter dan menyediakan pelayanan lain, misalnya praktek dokter serta pusat pelayanan informasi obat.

Untuk mengetahui manajemen apotek Kimia Farma dan peran apoteker dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian di apotek Kimia Farma, maka Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara menyelenggarakan Praktek Kerja Profesi (PKP) di Apotek Kimia Farma. Adapun Praktek Kerja Profesi ini dilaksanakan mulai tanggal 19 Januari sampai 19 Februari 2009.

1.2Tujuan

Tujuan dilakukannya Praktek Kerja Profesi (PKP) di Apotek Kimia Farma adalah untuk mengetahui dan melihat secara langsung peranan, tugas dan fungsi apoteker sebagai Apoteker Pengelola Apotek (APA). Diharapkan kelak

mahasiswa mampu melaksanakan tugas dan fungsi sebagai APA yang profesional sesuai dengan undang-undang serta kode etik yang berlaku dalam sistem

pelayanan kesehatan di Indonesia.

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(12)

BAB II

TINJAUAN UMUM APOTEK

2.1Apotek

Menurut Kepmenkes RI No 1332/Menkes/Sk/X/2002 tentang Perubahan Permenkes No. 922/Menkes/Per/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek, apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat.

Jadi apotek adalah suatu jenis bisnis eceran (retail) yang komoditasnya (barang yang diperdagangkan) terdiri dari perbekalan farmasi (obat dan bahan obat) dan perbekalan kesehatan (alat kesehatan).

Bisnis eceran (retail) sendiri menurut Kamus Ekonomi Edisi kedua memiliki pengertian sebagai bisnis yang menyediakan satu jenis produk tertentu atau produk yang berbeda yang di jual kepada pemakai akhir (konsumen).

Sebagai perantara, apotek dalam mendistribusikan perbekalan farmasi dan perbekalan kesehatan dari pemasok kepada konsumen, memiliki 5 fungsi kegiatan yaitu kegiatan :

1. Pembelian 2. Gudang

3. Pelayanan dan Penjualan 4. Keuangan

5. Pembukuan

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(13)

Seorang Apoteker Pengelola Apotek (APA), disamping ilmu kefarmasian yang telah dikuasai, juga diperlukan ilmu lainnya seperti ilmu pemasaran (marketing) dan ilmu akuntansi (accounting).

Dalam mengelola sebuah apotek, berlaku juga cara mengelola fungsi-fungsi manajemen dalam menyusun rencana kerja (planning) untuk mencapai suatu tujuan. Karena untuk melaksanakan rencana kerja tidak mungkin dilakukan oleh satu fungsi, maka organisasi (apotek) membagi-bagi pekerjaan (organisation) yang ada di apotek dengan tugas, wewenang dan tanggung jawab pada setiap fungsi. Kemudian masing-masing fungsi melaksanakan rencana kerja (actuating) sesuai dengan fungsi pekerjaan dan sasaran yang akan dicapai. Umumnya fungsi pengawasan (controlling) dilakukan oleh fungsi pencatatan (accounting).

2.2Peranan Apoteker Pengelola Apotek

Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus pendidikan profesi dan telah mengucapkan sumpah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan berhak melakukan pekerjaan kefarmasiaan di Indonesia sebagai apoteker. Apoteker Pengelola Apotek (APA) adalah apoteker yang telah diberi Surat Izin Apotek (SIA). Izin apotek berlaku untuk seterusnya selama apotek yang bersangkutan masih aktif melakukan kegiatan dan Apoteker Pengelola Apotek dapat melaksanakan pekerjaannya dan masih memenuhi persyaratan.

Dalam pengelolaan apotek, apoteker senantiasa harus memiliki kemampuan menyediakan dan memberikan pelayanan yang baik, mengambil keputusan yang tepat, kemampuan berkomunikasi antar profesi, menempatkan diri sebagai pimpinan, kemampuan mengelola sumber daya manusia secara efektif,

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(14)

selalu belajar sepanjang karier, membantu memberi pendidikan dan peluang untuk meningkatkan pengetahuan.

Apotek mempunyai fungsi utama dalam pelayanan obat atas dasar resep dan yang berhubungan dengan itu, serta pelayanan obat tanpa resep yang biasa dipakai di rumah. Dalam pelayanan obat ini apoteker harus berorientasi pada pasien/penderita, bagaimana obat yang diinginkan pasien tersebut dapat

menyembuhkan penyakitnya serta ada tidaknya efek samping yang merugikan. Sebagai pengelola apotek, apoteker mempunyai tugas dan kewajiban dalam melaksanakan kegiatan apotek yaitu sebagai berikut :

A. Bidang Pengabdian Kesehatan

1. Mampu melaksanakan pengelolaan obat sesuai peraturan yang berlaku. 2. Mampu melaksanakan pelayanan kefarmasian secara profesional kepada

pasien secara tepat, aman, dan efektif.

3. Mampu melaksanakan fungsi pelayanan konsultasi, informasi dan edukasi tentang obat dan alat kesehatan kepada pasien.

4. Melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5. Mampu berpartisipasi aktif dalam program monitoring keamanan obat. 6. Mampu melaksanakan fungsi pimpinan di apotek baik dalam bidang

managemen maupun kefarmasian.

7. Mampu berpartisipasi aktif dalam program promosi kesehatan masyarakat. (Haryanto. Dhanutirto, PUKA, 2007).

B. Bidang Administrasi

1. Apoteker memimpin, mengatur dan mengawasi pekerjaan tata usaha, keuangan, pelayanan.

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(15)

2. Apoteker membuat laporan-laporan kepada pihak yang berwenang, menyelenggarakan surat-menyurat.

3. Apoteker mengadakan pengawasan terhadap penggunaan dan pemeliharaan aktiva perusahaan.

4. Apoteker menambah, memberikan, memutasikan dan menetapkan gaji karyawan

C. Bidang Usaha Komersil

1. Merencanakan dan mengatur kebutuhan barang yaitu obat, bahan obat, alat kesehatan dan perbekalan farmasi lainnya untuk satu periode tertentu. 2. Mengatur dan mengawasi penjualan dalam bentuk resep, penjualan bebas

dan langganan.

3. Menetapkan kalkulasi dan kebijakan harga.

4. Berusaha meningkatkan penjualan dengan menjalin hubungan baik dengan pasien, mencari langganan baru serta promosi dan publikasi.

2.3Manajemen

Manajemen adalah istilah yang lebih dikenal saat ini baik oleh kalangan masyarakat, para profesional ataupun kalangan perguruan tinggi. Ada beberapa definisi manajemen, diantaranya adalah :

1. Management is decision making; manajemen adalah pengambilan keputusan, yang dapat diartikan bagaimana pimpinan harus mengambil keputusan untuk menentukan misalnya pengembangan produk baru, memperluas usaha dengan membuat pabrik baru, dan lain-lain membuat strategi pemasaran bahkan dalam menerima ataupun mengeluarkan

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(16)

karyawan, melakukan hubungan dengan mitra bisnisnya, juga dengan pelanggan potensial dan berbagai pekerjaan yang lain (dapat dikatakan bahwa untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan akan menggunakan bantuan/melalui orang lain).

2. Manajemen adalah suatu proses kegiatan yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dengan memadukan penggunaan ilmu dan seni untuk mencapai tujuan organisasi (definisi dari George R. Terry). Yang dikenal dengan Planning-Organizing-Actuating-Controlling (POAC).

Perencanaan merupakan dasar tindakan manajer untuk dapat menyelesaikan tugas pekerjaannya dengan baik. Sebelum perencanaan ditetapkan, umumnya didahului oleh prediksi atau ramalan tentang peristiwa yang akan datang. Penentuan kebutuhan merupakan perincian dari fungsi perencanaan, bilamana perlu semua faktor yang mempengaruhi penentuan kebutuhan harus diperhitungkan terutama menyangkut keterbatasan organisasi. Dalam penentuan kebutuhan adalah menyangkut proses memilih jenis dan menetapkan dengan prediksi jumlah kebutuhan persediaan barang/obat per jenisnya di apotek atau rumah sakit.

Fungsi penganggaran adalah menyangkut kegiatan-kegiatan dan usaha-usaha untuk merumuskan perincian penentuan kebutuhan dalam suatu skala standar yaitu dengan skala mata uang (Dollar, Rupiah, dan lain-lain).

Fungsi pengadaan adalah merupakan usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan untuk memenuhi kebutuhan operasional yang telah ditetapkan di dalam fungsi

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(17)

perencanaan, penentuan kebutuhan (dengan peramalan yang baik), maupun penganggaran. Di dalam pengadaan dilakukan proses pelaksanaan rencana pengadaan dari fungsi perencanaan dan fungsi kebutuhan, serta rencana pembiayaan dari fungsi penganggaran.

Hal-hal yang perlu diperhatikan di dalam fungsi pengadaan adalah pengadaan tersebut haruslah memenuhi syarat, yaitu :

1. Doelmatig, artinya sesuai tujuan/sesuai rencana.

Haruslah sesuai kebutuhan yang sudah direncanakan sebelumnya. 2. Rechmatig, artinya sesuai kemampuan.

3. Wetmatig, artinya sistem/cara pengadaan haruslah sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.

Pengendalian persediaan adalah berhubungan dengan aktivitas dalam pengaturan persediaan bahan-bahan agar dapat menjamin kelancaran proses persediaan obat di apotek, serta menjamin kelancaran pelayanan terhadap pasien secara efektif dan efisien.

2.4Pengelolaan Obat dan Pengendalian Perbekalan Farmasi

Pengelolaan adalah segala pekerjaan yang mengarah kepada terjaminnya ketersediaan obat dan perbekalan farmasi lainnya dengan kualitas yang tepat, termasuk sistem pengendalian keuangan serta sumber daya manusia. Pengendalian persediaan sangat penting baik untuk apotek besar maupun kecil. Persediaan obat merupakan harta yang paling besar dari sebuah apotek. Karena begitu besar jumlah yang diinvestasikan dalam persediaan, pengendalian persediaan obat yang

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(18)

tepat memiliki pengaruh yang kuat dan langsung terhadap perolehan kembali atas investasi apotek.

Pengendalian yang efektif berakibat pada investasi yang lebih kecil. Bila apoteker pengelola apotek dapat menurunkan persediaan dengan menjual lebih sedikit obat atau dengan menyingkirkan barang/obat yang tidak mudah dijual dan bila pengurangan ini digunakan untuk menurunkan modal sendiri, maka perolehan kembali atas modal sendiri akan meningkat. Sebaliknya, bila investasi/penanaman modal atas persediaan obat/barang dagangan dinaikkan, maka perolehan kembali atas modal sendiri dengan sendirinya akan menurun.

Pengendalian persediaan obat juga penting sebab apotek harus mempunyai stok yang benar agar dapat melayani pasiennya dengan baik. Apotek harus

mempunyai produk yang dibutuhkan pasien/konsumen dalam jumlah yang dibutuhkan konsumen. Bila pada sebuah apotek umum tidak tersedia obat yang dibutuhkan pasiennya pada waktu mereka memerlukan, apotek akan kehilangan penjualan. Bila hal ini sering terjadi, apotek akan kehilangan konsumen. Oleh karena itu, pengendalian persediaan yang efektif adalah mengoptimalkan 2 tujuan yaitu memperkecil total investasi pada persediaan obat dan menjual berbagai produk yang benar untuk memenuhi permintaan konsumen.

Pengelolaan persediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya dilakukan sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku meliputi : perencanaan, pengadaan, penyimpanan dan pelayanan. Pengeluaran obat memakai sistem FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expire First Out)

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(19)

2.5Penyimpanan dan Penataan

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 yang perlu diperhatikan pada penyimpanan:

1. Obat/bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal pengecualiaan atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas pada wadah baru, sekurang-kurangnya memuat nomor batch dan tanggal kadaluarsa.

2. Semua bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai, layak dan menjamin kestabilan bahan.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan di dalam penyimpanan/gudang yaitu:

1. Masalah keamanan dan bahaya kebakaran merupakan resiko terbesar dari penyimpanan. Apalagi barang-barang farmasi sebagian adalah mudah terbakar.

2. Pergunakan tenaga manusia seefektif mungkin, jumlah karyawan tidak berlebihan sehingga tidak ada waktu menganggur yang merupakan biaya. Demikian juga sebaliknya, kekurangan tenaga akan menimbulkan antrian di apotek. Jadi harus dijaga keseimbangan jumlah karyawan dan pembagian kerja yang sesuai.

3. Pergunakan ruangan yang tersedia seefisien mungkin baik dari segi besarnya ruangan dan pembagian ruangan.

4. Memelihara gudang dan peralatannya dengan sebaik mungkin.

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(20)

5. Menciptakan suatu sistem yang lebih efektif untuk lebih memperlancar arus barang. Barang yang datang lebih dulu harus dikeluarkan lebih dulu (metode

First In First Out/FIFO) dan obat dengan tanggal kadaluarsa lebih dekat harus dikeluarkan lebih dulu walaupun obat tersebut datangnya belakangan (metode

First Expire First Out/ FEFO).

Penataan dilakukan dengan memperhatikan efektivitas dan efisiensi pelayanan, pembagian farmakologis dan urutan abjad. Keterbatasan seringkali bisa disiasati dengan optimalisasi penggunaan ruang yang ada serta menyederhanakan alur pelayanan.

2.6Penjualan dan Pelayanan

Penjualan perbekalan farmasi dapat berupa pelayanan resep, penjualan obat bebas, obat bebas terbatas, obat-obat wajib apotek, kosmetik dan alat kesehatan. Obat Wajib Apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep dokter oleh apoteker kepada pasien di apotek (Menkes No. 347/Menkes/SK/VII/1990). Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menolong dirinya sendiri guna mengatasi masalah kesehatan, maka dirasakan perlu ditunjang dengan sarana yang dapat meningkatkan pengobatan sendiri secara tepat, aman dan rasional. Obat yang termasuk dalam Obat Wajib Apotek ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Obat Wajib Apotek ini dapat ditinjau kembali dan disempurnakan setiap waktu sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Seiring dengan meningkatnya kemampuan masyarakat dalam menolong dirinya sendiri maka obat yang termasuk dalam Obat Wajib Apotek semakin bertambah yang tercantum dalam Keputusan Menkes No.

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(21)

924/Menkes/PER/X/1993. Selain itu juga terjadi perubahan golongan beberapa obat yang terdapat dalam daftar Obat Wajib Apotek No. 1 (Keputusan Menkes No. 925/Menkes/PER/X/1993). Misalnya bromheksin HCl dan mebendazol dari obat keras menjadi obat bebas terbatas.

Harga jual obat merupakan faktor yang mempengaruhi pelayanan kefarmasian di apotek. Pelayanan harga obat yang wajar bagi kemampuan masyarakat sekitar apotek perlu dipertimbangkan sehingga masyarakat dapat memperoleh obat dengan harga yang terjangkau dengan kualitas yang terjamin. Harga jual obat di apotek harus mempertimbangkan faktor jual obat terutama dari apotek sekitarnya. Bila sebuah apotek tidak memiliki kelebihan khusus dibanding apotek sekitarnya, misalnya lokasi yang lebih nyaman, perbekalan farmasi yang lebih lengkap, lebih banyak jumlah dan pilihannya atau pelayanan yang lebih baik, tentunya apotek tidak dapat menetapkan harga tinggi. Apotek yang mempunyai kelebihan khusus dapat menetapkan harga yang lebih tinggi hanya bila apotek dapat meyakinkan konsumennya akan kelebihan tersebut.

Persepsi pasien/konsumen didasarkan pada kesan yang dimiliki sebuah apotek. Kesan sebuah apotek sebagian ditentukan oleh harga-harga yang ditetapkan apotek tersebut. Faktor lain yang cukup mempengaruhi kesan sebuah apotek mencakup luas dan lokasi apotek, kualitas dan keanekaragaman barang dagangan nonresep yang dijual (alat kesehatan, kosmetik) dan kualitas pelayanan yang ditawarkan.

Pelayanan apotek ditentukan oleh produktivitas karyawan dan pelayanan profesi seorang apoteker di apotek. Biaya pelayanan profesional

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(22)

(professional fee) adalah nilai yang telah ditentukan yang ditambahkan pada biaya obat untuk menentukan harga resep obat. Sistem biaya pelayanan profesional memberi perhatian pada aspek profesional dari pelayanan apotek. Apoteker melakukan fungsi profesional yang sama pada setiap resep yang dilayani tanpa memperdulikan biaya obat. Apakah itu produk mahal atau murah, apoteker harus menjalankan proses yang sama dalam menyeleksi obat yang sesuai, meracik dan memberi label secara benar, memberi konseling pada pasien dan memeriksa interaksi obat.

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(23)

BAB III KIMIA FARMA

3.1 Sejarah Kimia Farma

Kimia Farma merupakan pioner dalam industri farmasi Indonesia. Cikal bakal perusahaan dapat dirunut balik ke tahun 1817, ketika didirikan perusahaan farmasi pertama di Hindia Timur yaitu NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co. Sejalan dengan kebijakan nasionalisasi bekas perusahaan-perusahaan Belanda, maka pada tahun 1969 pemerintah melebur sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF Bhinneka Kimia Farma. Selanjutnya pada tanggal 16 Agustus 1971 bentuk hukumnya diubah menjadi Perseroan Terbatas, menjadi PT Kimia Farma (Persero). Sejak tanggal 4 Juli 2001 PT. Kimia Farma tercatat sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.

Berbekal tradisi industri yang panjang selama lebih dari 187 tahun dan nama yang identik dengan mutu, PT. Kimia Farma telah berkembang menjadi sebuah perusahaan pelayanan kesehatan utama di Indonesia, yang semakin memainkan peranan penting dalam pengembangan dan pembangunan bangsa dan masyarakat.

3.2 Bisnis Kimia Farma 3.2.1 Holding

PT. Kimia Farma Tbk

Dibentuk : 16 Agustus 1971 Jalur Usaha : Pelayanan Kesehatan

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(24)

PT. Kimia Farma Tbk sebagai perusahaan publik sekaligus BUMN, berkomitmen penuh untuk melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik sebagai suatu kebutuhan sekaligus kewajiban sebagaimana diamanatkan Undang-Undang No. 19/2003 tentang BUMN.

PT. Kimia Farma Tbk, merupakan sebuah perusahaan pelayanan kesehatan yang terintegrasi, bergerak dari hulu ke hilir yaitu: industri, marketing, ritel, laboratorium klinik dan klinik kesehatan.

Budaya perusahaan mengandung tiga nilai utama : 1. Profesionalisme

Profesionalisme merupakan nilai intelektual yang terwujud dalam bekerja lebih giat, cerdik dan kreatif serta jeli mengamati dan memanfaatkan peluang bisnis. Senantiasa meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk diterapkan secara profesional dalam melaksanakan tugas menjadi komitmen untuk mencapai hasil tersebut.

2. Integritas

Totalitas dalam berkarya adalah budaya kerja, integritas merupakan nilai spiritual yang mempunyai makna kepercayaan, menekankan integritas sebagai landasan utama dalam menerapkan totalitas kerja dengan didukung ketulusan hati dan semangat untuk mempersembahkan yang terbaik bagi kesehatan masyarakat.

3. Kerja Sama

Kerja sama merupakan nilai emosional yang melandasi semangat kerja sama melalui keterbukaan dan kepercayaan, serta mensinergikan kemampuan setiap

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(25)

individu untuk saling melengkapi dalam membangun tim yang tangguh untuk mencapai sukses.

3.2.2Laboratorium Klinik dan Klinik Kesehatan

Sejak tahun 2004 Kimia Farma mencanangkan perubahan arah bisnis dari perusahaan farmasi menjadi perusahaan pelayanaan kesehatan. Perubahan paradigma ini untuk mengantisipasi munculnya kesadaran baru di masyarakat, dari mengobati penyakit dan mengelola penyakit menjadi mencegah penyakit dan mengelola kesehatan. Oleh sebab itu Kimia Farma melakukan pengembangan usaha baru yang meliputi Laboratorium Klinik dan Klinik Kesehatan.

Menangkap peluang dari meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya arti kesehatan, pembentukan unit usaha baru ini terutama ditujukan untuk memberikan layanan pemeriksaan Laboratorium Klinik dan Pemeriksaan Mikrobiologi Industri. Layanan yang diberikan, yaitu: Pemeriksaan Atas Permintaan Sendiri (APS), Pemeriksaan Atas Permintaan Dokter (APD), medical check up, Pemeriksaan Mikrobiologi Industri, pemeriksan rujukan

Sebagai salah satu upaya mewujudkan visi perusahaan menjadi Healthcare Company, maka Kimia Farma merintis infrastruktur bisnisnya memasuki usaha jaringan penyedia layanan kesehatan (klinik kesehatan) yang terpadu dan terintegrasi dengan membangun sistem informasi yang mendukung.

Klinik kesehatan Kimia Farma dengan konsep one stop healthcare services menyediakan layanan klinik dokter yang didukung dengan layanan pemeriksaan kesehatan (laboratorium), layanan farmasi (apotek) dan layanan pendukung lainnya. Jasa layanan kesehatan yang akan diberikan meliputi

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(26)

konsultasi, pemeriksaan kesehatan dan pengobatan layanan medical check up dan untuk perorangan dan perusahaan, serta perencanaan administrasi pelayanan kesehatan dan pengelolaan medical record untuk karyawan. Layanan tersebut diatas juga akan di-upgrade sesuai dangan kebutuhan konsumen melalui layanan

care service. Klinik Kimia Farma ke depan dihadirkan oleh perusahaan sebagai suatu solusi total kesehatan.

3.3 Anak Perusahaan

3.3.1 PT. Kimia Farma Apotek

PT. Kimia Farma Apotek dibentuk pada tanggal 4 Januari 2003 dengan jalur usaha Farmasi. PT. Kimia Farma apotek mengelola sebanyak 320 apotek yang tersebar diseluruh tanah air, yang memimpin pasar dibidang perapotekan dengan penguasaan pasar sebesar 19% dari total penjualan apotek di seluruh Indonesia.

Apotek Kimia Farma melayani penjualan langsung, melayani resep dokter dan menyediakan pelayanan lain, misalnya praktek dokter, optik, dan pelayanan OTC (swalayan) serta pusat pelayanan informasi obat. Apotek Kimia Farma dipimpin oleh tenaga apoteker yang bekerja full timer sehingga dapat melayani informasi obat dengan baik.

PT. Kimia Farma Apotek, adalah anak perusahaan yang dibentuk oleh Kimia Farma untuk mengelola apotek-apotek milik perusahaan yang ada, dalam upaya meningkatkan kontribusi penjualan untuk memperbesar penjualan konsolidasi PT. Kimia Farma Tbk.

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(27)

Tabel 3.1 Apotek Kimia Farma yang ada di Indonesia :

No. Provinsi No. Provinsi

1. Bali 16. Kepulauan Bangka Belitung

2. Banten 17. Lampung

3. Bengkulu 18. Maluku

4. DIY 19. Maluku Utara

5. DKI 20. Nanggroe Aceh Darusalam

6. Gorontalo 21. NTB

7. Irian Jaya 22. NTT

8. Jambi 23. Riau

9. Jawa Barat 24. Sulawesi Selatan 10. Jawa Tengah 25. Sulawesi Tengah 11. Jawa Timur 26. Sulawesi Tenggara 12. Kalimantan Barat 27. Sulawesi Utara 13. Kalimantan Selatan 28. Sumatera Barat 14. Kalimantan Tengah 29. Sumatera Selatan 15. Kalimantan Timur 30. Sumatera Utara

Visi :

• Menjadikan apotek berdaya saing di pasar global Misi :

• Menyediakan, mengadakan dan menyalurkan sediaan farmasi, alat kesehatan lainnya, yang berkualitas dan bernilai tambah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

• Mengembangkan bisnis farmasi dan jasa kesehatan lainnya untuk meningkatkan nilai apotek saham tanpa meninggalkan prinsip Good Corporate Governance.

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(28)

• Mengembangkan SDM untuk meningkatkan kompetensi dan komitmen serta berperan aktif dalam pengembangan perapotekan nasional.

3.3.2 Store Manager Apotek Kimia Farma

Apotek Kimia Farma Medan memiliki 23 store yang tersebar diseluruh sumatera yaitu: Apotek Pelayanan 2 Kimia Farma Inalum, Apotek Pelayanan 14 Kimia Farma Pirngadi, Kimia Farma 27 Medan, Kimia Farma 28 Belawan, Kimia Farma 29 Pematang Siantar, Kimia Farma 30 Tebing Tinggi, Apotek Pelayanan 41 Kimia Farma Tebing Tinggi, Kimia Farma 39 Medan, Kimia Farma 41 Kabanjahe, Apotek Pelayanan 54 Kimia Farma Rantau Prapat, Kimia Farma 84 Tanjung Balai, Kimia Farma 85 Pematang Siantar, Kimia Farma 90 Kisaran, Kimia Farma 106 Medan, Kimia Farma 107 Medan, Kimia Farma 160 Medan, Kimia Farma 162 Pematang Siantar, Kimia Farma 255 Medan, Kimia Farma Basri Medan, Kimia Farma Namso Pematang Siantar, Kimia Farma 312 Rantau Prapat, Kimia Farma 313 Pematang Siantar, Kimia Farma 314 Binjai.

3.3Apotek Pelengkap No. 14 RSU Dr. Pirngadi Medan 3.3.1 Lokasi Apotek

Apotek Pelengkap No. 14 RSU Dr. Pirngadi Medan bertempat di Jalan HM. Yamin No. 47 Medan. Lokasi apotek ini sangat strategis karena berada di dalam lingkungan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, dan tepatnya berada sebelah kiri pintu gerbang rumah sakit sehingga selalui dilalui oleh orang yang berobat ke rumah sakit ini.

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(29)

Apotek Pelengkap No. 14 merupakan apotek pelayanan, pengelolaannya dipimpin oleh seorang apoteker dan sebelas orang karyawan yang terdiri dari tujuh orang asisten apoteker dan tiga orang petugas penjualan bebas dan satu orang loper.

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(30)

BAB IV TUGAS KHUSUS MANAJEMEN INVENTORI

4.1Pengertian Barang Persediaan

Barang persediaan atau disebut inventory adalah barang-barang yang biasanya dapat dijumpai di gudang atau tempat-tempat penyimpanan. Baik untuk perusahaan besar atau kecil, pengadaan dan peyimpanan barang ini memerlukan investasi yang besar. Biasanya investasi paling besar adalah nilai inventory dan biaya penyimpanannya.

Pengendalian persediaan sangat penting baik untuk apotek besar maupun kecil. Persediaan obat merupakan harta yang paling besar dari sebuah apotek. Karena begitu besar jumlah yang diinvestasikan dalam persediaan, pengendalian persediaan obat yang tepat memiliki pengaruh yang kuat dan langsung terhadap perolehan kembali atas investasi apotek. Pengendalian yang efektif berakibat pada investasi yang lebih kecil. Untuk suatu laba tertentu, pengendalian stok obat mengarahkan pada perolehan laba yang lebih besar atas investasi.

Manajemen persediaan (inventory control) atau disebut juga inventory management atau pengendalian tingkat persediaan adalah kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan penentuan kebutuhan barang sedemikian rupa sehingga di satu pihak kebutuhan operasi dapat dipenuhi pada waktunya dan di lain pihak inventasi persediaan material dapat ditekan secara optimal. Pengendalian tingkat persediaan bertujuan mencapai efisiensi dan efektvitas optimal dalam penyediaan material.

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(31)

Dalam pengertian di atas, usaha yang perlu dilakukan dalam manajemen persediaan secara garis besar dapat diperinci sebagai berikut:

1. Menjamin terpenuhinya kebutuhan operasi 2. Membatasi nilai seluruh investasi

3. Membatasi jenis dan jumlah barang

4. Memanfaatkan seoptimal mungkin barang yang ada.

4.2 Prinsip Manajemen Persediaan

Dalam persediaan barang, ada prinsip pengelolaan yang dianut, yaitu penentuan jumlah dan jenis barang yang disimpan dalam persediaan harus sedemikian rupa sehingga produksi dan operasi perusahaan tidak terganggu, tetapi di lain pihak sekaligus harus dijaga agar biaya investasi yang timbul dari penyediaan barang tersebut seminimal mungkin.

Cara paling mudah untuk menjaga agar operasi terjamin adalah dengan mengisi persediaan barang sebanyak-banyaknya (kemauan pemakai barang). Sedangkan yang paling mudah untuk menjaga agar biaya investasi seminimal mungkin adalah dengan mengusahakan persediaan mencapai nol (dikehendaki oleh fungsi keuangan). Di sinilah letak fungsi manajemen persediaan, yaitu menjembatani dua kepentingan yang bertolak belakang tersebut.

4.3 Fungsi-Fungsi Persediaan a. Fungsi Decoupling

Adalah persediaan yang memungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintaan pelanggan tanpa tergantung pada supplier.

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(32)

b. Fungsi Economic Lot Sizing

Persediaan lot size ini perlu karena mempertimbangkan penghematan atau potongan pembelian, biaya pengangkutan per unit menjadi lebih murah dan sebagainya.

c. Fungsi Antisipasi

Apabila perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diperkirakan atau diramalkan berdasarkan pengalaman atau data-data masa lalu, yaitu permintaan musiman. Dalam hal ini perusahaan dapat mengadakan persediaan musiman (seasional inventories).

4.4 Biaya-Biaya Persediaan

Dalam pengambilan keputusan penentuan besarnya jumlah persediaan, biaya-biaya variabel yang harus dipertimbangkan adalah:

1. Biaya penyimpanan (holding cost atau carrying cost), yaitu terdiri atas biaya-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuatitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila kuantitas bahan yang dipesan semakin banyak atau rata-rata persediaan semakin tinggi. Biaya-biaya yang termasuk sebagai biaya penyimpanan adalah:

a. Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan (termasuk penerangan, pendingin ruangan, dan sebagainya).

b. Biaya modal (opportunity cost of capital), yaitu alternatif pendapatan atas dana yang diinvestasikan dalam persediaan.

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(33)

Biaya-biaya tersebut di atas merupakan variabel apabila bervariasi dengan tingkat persediaan. Apabila biaya fasilitas penyimpanan (gudang) tetap, maka tidak dimasukkan dalam biaya penyimpanan per unit.

2. Biaya pemesanan atau pembelian (ordering cost atau procurement cost). Biaya-biaya ini meliputi :

a. Pemprosesan pesanan dan biaya ekspedisi b. Upah

c. Biaya telepon

d. Pengeluaran surat-menyurat

e. Biaya pengepakan dan penimbangan f. Biaya pemeriksaan (inspeksi) penerimaan g. Biaya pengiriman ke gudang

Pada umumnya, biaya perpesanan (di luar biaya bahan dan potongan kuantitas) tidak naik apabila kuantitas pesanan bertambah besar. Tetapi, apabila semakin banyak komponen yang dipesan setiap kali pesan, jumlah pesanan per periode turun, maka biaya pemesanan total akan turun. Ini berarti, biaya pemesanan total perperiode (tahunan) sama dengan jumlah pesanan yang dilakukan setiap periode dikalikan biaya yang harus dikeluarkan setiap kali pesan.

3. Biaya penyiapan (manufacturing) atau set-up cost. Hal ini terjadi apabila bahan-bahan tidak dibeli, tetapi diproduksi sendiri “dalam pabrik” perusahaan, perusahaan menghadapi biaya penyiapan (set-up cost) untuk memproduksi komponen tertentu.

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(34)

4. Biaya kehabisan atau kekurangan bahan (shortage costs) adalah biaya yang timbul apabila persediaan tidak mencukupi adanya permintaan bahan. Biaya-biaya yang termasuk biaya kekurangan bahan adalah sebagai berikut:

a. Kehilangan penjualan b. Kehilangan pelanggan c. Terganggunya operasi

4.5 Hukum Pareto dan Aplikasinya

Pada tahun 1800-an, Vilvredo Pareto, seorang ahli ekonomi dan sosiologi Bangsa Italia, dalam studi dan penelitiannya sampai pada suatu kesimpulan bahwa pola distribusi pendapatan penduduk pada dasarnya sama di seluruh negara dan di sepanjang sejarah. Studi pareto menunjukkan bahwa hanya sebagian yang sangat kecil dari penduduk yang memiliki sebagian besar dari pendapatan seluruh penduduk, dan sebaliknya pula, sebagian besar penduduk hanya memiliki sebagian kecil saja dari pendapatan seluruh penduduk. Berdasarkan ini, pada tahun 1940-an, H.Ford Dickie dari General Electric mengembangkan hukum atau konsep atau prinsip pareto ini dan menciptakan konsep ABC dalam klasifikasi barang persediaan.

ABC menunjukkan pembagian jenis barang dalam tiga kategori menurut prinsip pareto tersebut. Konsep ini mengatakan bahwa kurang lebih 10% dari jumlah barang mewakili 70% dari nilai barang secara keseluruhan (jenis A, barang berharga tinggi), 20 % dari jumlah barang mewakili kurang lebih 20% dari nilai barang (jenis B, barang berharga menengah), dan sisanya 70% dari jenis

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(35)

barang hanya mewakili kurang lebih 10% saja dari nilai barang secara keseluruhan (jenis C, barang berharga rendah).

Kategori Persentase Jumlah Barang Persentase Nilai Barang A 10 70 B 20 20 C 70 10

Gejala seperti tadi adalah tipikal untuk setiap barang persediaan. Jadi, klasifikasi barang persediaan menurut konsep ABC adalah klasifikasi menurut nilai barang. Nilai tidak hanya berarti harga per satuan barang, tetapi dapat juga nilai pemakaian barang tersebut dalam periode tertentu, misalnya satu tahun.

Prinsip atau konsep ABC memberikan konsekuensi dalam pengendalian persediaan sebagai berikut:

1. Pengawasan harus lebih difokuskan pada barang kategori A, karena kemelesetan dalam pengawasan barang jenis ini dapat menimbulkan kerugian besar.

2. Pengawasan terhadap kategori B bersifat cukup saja

3. Pengawasan terhadap kategori C cukup sekedarnya saja, karena kerugian yang mungkin ditimbulkan biasanya hanya sedikit.

Di samping itu, ada perusahaan yang menambah klasifikasi barang persediannya dengan satu klasifikasi lagi, yaitu kategori D, yang diperuntukkan

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(36)

bagi barang persediaannya yang mati, yang sudah lama sekali tidak ada pemakaian atau pengeluaran atau tidak ada kemungkinan lagi untuk dipakai.

4.6 Kebutuhan dan Pemesanan Perdana

Kebutuhan perdana adalah perhitungan kebutuhan barang umum yang pertama kali dilakukan, sejak suatu peralatan dibeli atau suatu fasilitas atau pabrik dibangun. Sedangkan pemesanan perdana adalah pemesanan untuk pembelian yang pertama kali dilakukan sebagai akibat dari kebutuhan perdana tersebut. Pada umumnya, pemesanan perdana ini meliputi tiga kelompok barang yang meliputi tiga jenis kebutuhan perdana, yakni:

1. Barang persiapan (commissioning materials)

Barang yang diperlukan untuk melengkapi dan menyiapkan suatu peralatan agar siap mulai bekerja (start up).

2. Barang perdana (initial materials)

Semua kebutuhan barang yang digunakan untuk menjaga agar operasi perdana suatu perlengkapan atau pabrik selama masa percobaan dapat berjalan dengan lancar dan untuk keperluan selama tahun pertama operasinya.

3. Barang untuk operasi normal (normal operation materials)

Barang yang diperlukan untuk menjamin kelancaran operasi peralatan yang bersangkutan sejak mulai bekerja sampai beroperasi 2 tahun, diluar keperluan barang perdana.

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(37)

4.7 Sistem Pemesanan Kembali ( Reorder Point)

Sesudah dilakukan pemesanan perdana perlu dilakukan pemesanan untuk mengisi persediaan kembali, karena sebagian dari sediaan sudah digunakan untuk mengganti barang yang rusak. Pengisian kembali tetap harus memperhatikan prinsip pengendalian persediaan yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Dalam pengendalian persediaan, ada pertanyaan utama yang harus dijawab secara akurat, yaitu:

1. Kapan harus dipesan (kembali)? 2. Barang apa yang harus dipesan? 3. Berapa harus dipesan?

Pertanyaan-pertanyaan inilah yang harus dijawab oleh manajeman persediaan atau pengendalian persediaan secara tepat dan ekonomis dengan metode-metode yang dikembangkannya. Dalam menentukan pemesanan kembali tersebut, ada empat sistem yang umumnya digunakan dengan beberapa variasi, yaitu:

1. Sistem tinjauan terus-menerus

Dalam sistem ini peninjauan dilakukan terus-menerus, yang berarti setiap kali perlu dipesan, maka harus dipesan. Perhitungan kapan perlu dipesan adalah apabila jumlah persediaan sudah mencapai jumlah tertentu. Jumlah tertentu ini disebut titik pemesanan kembali atau reorder point.

2. Sistem tinjauan periodik

Dalam sistem ini tinjauan atau perhitungan pemesanan kembali dilakukan setiap waktu tertentu, misalnya setiap satu bulan, 3 bulan, 6 bulan, atau setiap

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(38)

periode waktu yang ditetapkan. Penentuan ini didasarkan atas beberapa pertimbangan seperti jenis barang, frekuensi penggunaan barang, kepentingan barang tersebut dalam perusahaan, dan sebagainya. Tidak peduli persediaan masih banyak atau tidak, setiap waktu tertentu harus dihitung kembali. Proses perhitungan pemesanan kembali ini tidak berarti harus berakibat memesan kambali, tetapi menghitung kambali. Jadi, ada tiga kemungkinan, yaitu memesan kembali, tidak memesan lagi karena persediaan masih banyak, atau membatalkan pesanan yang sedang berjalan karena persediaan kebanyakan. 3. Sistem jumlah tetap

Dalam sistem ini yang menonjol adalah bahwa setiap kali memesan, jumlah yang dipesan selalu sama. Mengenai kapan dipesan, tergantung dari frekuensi yang paling ekonomis.

4. Sistem tepat waktu (just-in-time system)

Dalam sistem ini andalan diletakkan pada konsep tepat waktu, yang merupakan bagian bagian dari manajemen tepat waktu, yang diberlakukan pada semua kegiatan yang berhubungan dengan produksi, yaitu tepat waktu pemesanan, tepat waktu pembelian, tepat waktu kedatangan barang, tepat waktu produksi, tepat waktu pengiriman penjualan, dan sebagainya.

4.8 Manajemen Tepat Waktu

Manajemen tepat waktu atau just in time (JIT) management ialah metode manajemen manufaktur gaya jepang yang dikembangkan tahun 1970-an. Tepat waktu berarti bahwa dalam statu rangkaiam proses produksi, suku cadang atau komponen yang diperlukan tiba pada ujung lini proses pada waktu yang

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(39)

diperlukan dan hanya dalam jumlah yang diperlukan. Dengan demikian, perusahaan yang menggunakan sistem ini akan mendekati tingkat persediaan nol.

Secara singkat, prinsip JIT dapat dirumuskan sebagai berikut: “menghilangkan sumber-sumber pemborosan produksi dengan cara menerima jumlah yang tepat dari bahan baku dan memproduksinya dalam jumlah yang tepat pada tempat yang tepat dan waktu yang tepat”. Konsep JIT menghilangkan biaya yang tidak perlu atau pemborosan yang tidak mempunyai nilai tambah bagi suatu produk. Penambahan biaya tanpa penambahan nilai tambah adalah suatu pemborosan.

4.9 Persediaan adalah Pemborosan

Moto para pengembang JIT dalam hubungan dengan pengendalian persediaan adalah inventory is evil. Dalam pandangan JIT, persediaan adalah pemborosan, karena biaya persediaan sangat mahal, yaitu 20-40% dari harga barang setiap tahunnya. Di samping itu, dalam setiap konsep pengelolaan persediaan, tersimpan kesulitan-kesulitan yang tersembunyi, antara lain:

1. Barang dengan kualitas rendah 2. Kerusakan barang

3. Keterlambatan kedatangan barang

Dalam JIT, harus diasumsikan bahwa tujuan-tujuan berikut ini sangat diharapkan untuk dicapai, yaitu:

1. Ukuran lot haruslah sekecil mungkin 2. Mutu harus tetap tinggi secara konsisten 3. Karyawan harus dapat diandalkan

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(40)

4. Persediaan harus dianggap sebagai suatu pemborosan sehingga harus ditiadakan atau diusahakan seminimal mungkin

5. Peralatan produksi harus dapat berjalan dan dapat diandalkan 6. Perencanaan produksi haruslah stabil

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, segala usaha harus dilakukan untuk: 1. Memperpendek waktu pemesanan

2. Mengembangkan karyawan multifungsi

3. Membuat karyawan komit pada pengendalian mutu terpadu (kerusakan nol)

4. Mengendalikan mutu mulai dari sumbernya

Keseimbangan antara biaya penyediaan barang dan biaya pemesanan adalah hal-hal yang menentukan besarnya ukuran lot untuk pemesanan yang paling ekonomis, sehingga timbul rumus EOQ (Economic Orgder Quantity). . Dalam konsep JIT, waktu pemesanan harus dihilangkan atau pendek sekali, misalnya maksimal 10 menit, sehingga biaya pemesanan dapat dianggap nol, dan ukuran lot pemesanan yang kecil menjadi ekonomis. Ukuran lot pemesanan yang kecil akan memberikan keuntungan seperti waktu pemesanan pendek, kerusakan kecil dengan mudah dapat diketahui, dan investasi kecil.

4.10 Persediaan Pengaman (Safety Stock)

Sebelum membicarakan persediaan pengaman (safety stock), akan dibicarakan terlebih dahulu hubungan antara titik pemesanan kembali, waktu pemesanan, dan tingkat persediaan. Dari gambar berikut dapat dilihat hubungan – hubungan tersebut.

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(41)

Jumlah persediaan (unit)

Tingkat persediaan

Q

ROP

SS

Waktu

0

T

L

Gambar 1. Model Persediaan dengan Safety Stock

Keterangan:

ROP = Reorder point (titik pemesanan kembali) SS = Safety stock (persediaan pengaman)

L = Lead time (waktu antara saat pemesanan sampai barang datang) T = Waktu antara pemesanan pertama dengan pemesanan berikutnya

Persediaan pengaman adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan (stock out) dan menghindari terjadinya back order.

Asumsi yang digunakan adalah bahwa waktu pemesanan konstan dan pemakaian barang juga konstan. Dalam praktek, terjadi berbagai situasi yang tidak diharapkan yang menjadi kendala, misalnya:

1. Kedatangan barang terlambat

2. Pemakaian tidak merata dan terjadi kenaikan

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(42)

4.11 Perencanaan Kebutuhan Barang

Perencanaan kebutuhan barang atau terkenal dengan nama Materials Requirement Planning (MRP) adalah metode atau teknik perencanaan dan teknik penjadwalan yang digunakan oleh perusahaan sebagai sarana bagaimana setiap pekerja terkait melakukan komunikasi perihal aliran barang dalam proses produksi.

4.12 Meramalkan Permintaan Barang

Peramalan (forecasting) adalah kegiatan yang berhubungan dengan meramalkan atau memproyeksikan hal-hal yang terjadi di masa lampau ke masa depan. Ramalan permintaan (demand forecasting) menyangkut peramalan permintaan yang akan datang berdasarkan permintaan yang lalu atau berdasarkan perhitungan tertentu.

Salah satu hal yang menyulitkan perhitungan peramalan adalah fluktuasinya aktivitas permintaan sepanjang waktu. Sangat jarang dijumpai bahwa permintaan itu bersifat konstan dan merata sepanjang masa. Meskipun demikian, selalu saja akan terjadi perbedaan antara perhitungan peramalan dan kenyataan sesungguhnya karena tidak semua variabel dan faktor yang menyebabkan berubahnya permintaan dapat diketahui.

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(43)

BAB V

PELAYANAN RESEP DAN SWAMEDIKASI

5.1 Pelayanan Resep Resep I

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(44)

1. Resep

Resep dr. Jonalin Tarigan, poliklinik Penyakit Dalam. R/ Pantozol 20 mg No. X

S 2 dd tab1

R/ Sanmag Syrp No. I S 3 dd tab 1

Pro : Darwin Nst

2. Kasus

Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep tersebut yaitu pantozol® Sanmag® , maka diindikasikan pasien menderita sakit maag.

3. Three Prime Question

• Bagaimana penjelasan dokter mengenai obat anda :- • Penjelasan dokter mengenai cara pakai obat : -

• Penjelasan dokter tentang harapan setelah minum obat: -

4. Spesialite Obat yang Diberikan

No Nama obat Generik Produk lain Gol Khasiat 1 Pantozol®

(Pharos)

Pantoprazol 20 mg - K Pengobatan tukak lambung, tukak usus dua belas jari 2 Sanmag® Syrup (Sanbe farma ) Mg-trisilikat 325 mg, Al-hidroksida 325 mg, dimetikon 25mg Acitral ® (Interbat) W Mengatasi Hiperasiditas Lambung

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(45)

5. Pelayanan Informasi Obat a. Pantozol®

1. Kegunaan : Pengobatan Tukak Lambung, tukak usus dua belas jari, mengatasi simptom pada gangguan gastrointestinal yang membutuhkan pengurangan sekresi asam lambung. 2. Bentuk sediaan : Tablet

3. Aturan pakai: 1-2 x sehari 1 tablet 4. Hal-hal yang perlu diinformasikan:

- Obat berkhasiat mengurangi pengeluaran asam lambung - Obat diminum 2 x sehari 1 tablet

- Obat diminum sebelum makan

- Minumlah obat sesuai dosis yang dianjurkan dokter Keterangan:

Pantozol® (Pantoprazole) merupakan obat untuk pengobatan tukak yang berkerja dengan cara menghambat kerja enzim H+/K+-ATPase (pompa proton) dan menekan sekrsi ion Hidrogen kedalam lumen lambung.

b. Sanmag Syrup®

1. Kegunaan : Mengatasi hiperasiditas lambung 2. Bentuk sediaan: Syrup

3. Aturan pakai: 3x sehari 1 Sendok makan

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(46)

4. Hal-hal yang perlu diinformasikan:

- Obat berkhasiat untuk menetralkan asam lambung - Obat diminum 2-3 x sehari 1-2 sendok makan - Obat diminum sebelum makan

- Kocok terlebih dahulu senelum minum Keterangan:

Sanmag syrup® terdiri dari garam basa organik yang bekerja menetralisir asam lambung.

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(47)

Resep 2

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(48)

1. Resep

Resep dr. Cut Masdalena, poliklinik mata. R/ C. Fenicol ED Fls. I S 6 dd gtt 1 O.S

R/ C. Xytrol EO tube No.I S 2 dd appli c 1 O.S

Pro : Bakri Umur : 34 thn 2. Kasus

Berdasarkan obat yang ada pada resep tersebut yaitu Cendo Fenicol® dan cendo Xytrol® , maka diindikasikan pasien mengalami kongjutivitis pada mata kiri.

3. Three Prime Question

• Bagaimana penjelasan dokter mengenai obat anda?: • Penjelasan dokter mengenai cara pakai obat ?

Pemakaian kedua obat diberi selang waktu selama beberapa menit. • Penjelasan dokter tentang harapan setelah minum obat?: -

4. Spesialite Obat yang Diberikan

No Nama obat Generik Produk lain Gol Khasiat 1 Cendo fenicol®

(Cendo)

Kloramfenikol 10 mg/ml

Cendomycetine ® K Sebagai antibiotik 2 Cendoxitrol® tube (Cendo) Deksamethason 0,1%, Neomisin sulfat 3,5 mg, polimiksin B-sulfat 6000 UI - K Sebagai antibiotik

5. Pelayanan Informasi Obat

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(49)

a. Cendo fenicol®

1. Kegunaan : pengobatan pada mata terutama pada kongjutivitis karena infeksi 2. Bentuk sediaan: Tetes mata

3. Aturan pakai: 6 x sehari 1 tetes pada mata kiri 4. Hal-hal yang perlu diinformasikan:

- Obat dipakai 6 kali sehari 1 tetes pada mata kiri - Obat digunakan dengan cara diteteskan pada mata kiri

- Cuci tangan sebelum meneteskan obat dan jangan memegang ujung penetes dengan tangan.

Keterangan:

Cendo Fenicol® (kloramfenikol) merupakan antibiotik yang mempunyai aktifitas bakteriostatik, dan pada dosis tinggi bersifat bakterisid. Aktivitas antibakterinya dengan menghambat sintesa protein dengan jalan mengikat ribosom subunit 50S, yang merupakan langkah penting dalam pembentukan ikatan peptida.

b. Cendoxitrol®

1. Kegunaan : sebagai antibiotik pada pengobatan infeksi, blefaritis tidak bernanah, kongjutivitis tidak bernanah, tukak kornea dan keratitis 2. Bentuk sediaan: Salep mata

3. Aturan pakai: 2x sehari dioleskan pada mata kiri 4. Hal-hal yang perlu diinformasikan:

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(50)

- Obat dioleskan 2x sehari pada mata kiri - Obat harus digunakan sampai habis.

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(51)

Resep 3

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(52)

1. Resep

Resep dari dokter RSPM

R/ Carbamazepin 200 mg No. XC S 3 dd tab 1

R/ Phenytoin 100 mg No. XC S 3 dd tab 1

R/ Asam Folat No. XXX

S 1 dd tab 1 Pro : Mufardiani Umur : 27 thn 2. Kasus

Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep tersebut yaitu

Carbamazepin, Phenytoin dan Asam folat, maka diindikasikan pasien menderita penyakit epilepsi.

3. Three Prime Question

• Bagaimana penjelasan dokter mengenai obat anda?: • Penjelasan dokter mengenai cara pakai obat ?: -

• Penjelasan dokter tentang harapan setelah minum obat?: - 4. Spesialite Obat yang Diberikan

No Nama obat Generik Produk lain Gol Khasiat 1 Carbamazepin Karbamazepin Tegretol®

(Sandzos)

K antikonvulsi 2 Phenytoin®

(Ikafarmindo)

Natrium fenitoin Dilantin® (Pfizer)

K Antikonvulsi 3. Asam folat Asam folat Folavit - Suplemen Asam folat

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(53)

5. Pelayanan Informasi Obat a. Carbamazepin

1. Kegunaan : untuk mengurangi kejang pada pengobatan epilepsi dan neuralgia trigeminal.

2. Bentuk sediaan: tablet

3. Aturan pakai: 3 x sehari 1 tablet 4. Hal-hal yang perlu diinformasikan:

- Obat dimakan 3 kali sehari 1 tablet

- Bila timbul efek samping serius segera konsultasikan ke dokter

- Obat dimakan bersamaan dengan makanan lain, jangan dalam keadaan perut kosong.

Keterangan:

Karbamazepinbekerja dengan cara memblok tercetusnya potensial aksi pada bagian presinaps sehinngga menurunkan pelepasan neurotransmiter penginduksi kejang.

b. Phenytoin®

1. Kegunaan : sebagai antikonvulsan untuk pengobatan epilepsi 2. Bentuk sediaan: kapsul

3. Aturan pakai: 3x1 tablet

4. Hal-hal yang perlu diinformasikan:

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(54)

- Obat diminum 3 kali sehari 1 tablet

- Bila timbul efek samping yang berat segera konsultasi ke dokter

Keterangan:

Phenytoin® bekerja pada korteks motorik dimana penyebaran dari aktivitas serangan dihambat. Mungkin dengan meningkatkan aliran natrium keluar dari saraf, Fenitoin cenderung untuk menstabilkan ambang terhadap hipereksitabilitas yang disebabkan oleh rangsangan yang berlebihan atau perubahan lingkungan yang dapat mengurangi gradien natrium.

c. Asam Folat

1. Kegunaan : Suplemen makanan 2. Bentuk sediaan: tablet

3. Aturan pakai: 1x1 tablet

4. Hal-hal yang perlu diinformasikan:

- Obat diminum 3 kali sehari 1 tablet Keterangan:

Asam folat adalah nama lain dari vitamin B9, merupakan vitamin yang larut air. Vitamin yang larut air bila dikonsumsi berlebih akan dikeluarkan bersama urin, tidak diakumulasi di dalam tubuh.

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(55)

RESEP 4

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(56)

1. Resep

Resep dari dokter RSPM

R/ Levoxal 500 mg No. VII S 1 dd tab 1 p.c

R/ Bisolvon syrup No. I S 3 dd Cth 1

Pro : Paijo Umur : 71 tahun 2. Kasus

Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep tersebut yaitu levoxal ®, dan Bisolvon® Expectoran Syrup, maka diindikasikan pasien mengalami batuk berdahak karena infeksi pada saluran pernafasan.

3. Three Prime Question

• Bagaimana penjelasan dokter mengenai obat anda?: • Penjelasan dokter mengenai cara pakai obat ?: -

• Penjelasan dokter tentang harapan setelah minum obat?: -

4. Spesialite Obat yang Diberikan

No Nama obat Generik Produk lain Gol Khasiat

1 Levoxal® (Sandoz) Levofloxacin hemihidrat 500 mg Cravit® (Kalbe Farma) Cravox® (Lapi) Levovid® (Bernofarm) K Antibiotik

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(57)

2 Bisolvon® (Boehringer Ingelheim) Bromheksin HCl 4 mg/5 ml Wood expect ® (Kalbe Farma) Mucohesin ® (sanbe Farma) K Bronkhitis, mukolitik, paru meradang kronik.

5. Pelayanan Informasi Obat a. Levoxal®

1. Kegunaan : sebagai antibiotik. 2. Bentuk sediaan: tablet

3. Aturan pakai: 1 x sehari 1 tablet 4. Hal-hal yang perlu diinformasikan:

- Obat diminum 1 kali sehari 1 tablet - Obat diminum setelah makan

- Obat harus diminum sampai habis walaupun telah sembuh. Keterangan:

Levoxal® (levofloksasin) merupakan antibiotik spektrum luas, Levofloxacin telah menunjukkan aktifitas antibakterial terhadap Chlamydia pneumonia dan Mycoplasma pneumonia. Mekanisme kerja dari Levofloxacin adalah melalui penghambatan topoisomerase type II DNA gyrase, yang menghasilkan penghambatan replikasi dan transkripsi DNA bakteri.

b. Bisolvon®

1. Kegunaan : sebagai mukolitik dan ekspektoran

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(58)

2. Bentuk sediaan : Sirup 3. Aturan pakai : 3x1 cth 4. Hal-hal yang perlu diinformasikan:

- Obat diminum 3 kali sehari 1 Sendok makan

- Simpan obat ditempat yang aman dan jauhkan dari jangkauan anak-anak. Keterangan:

Bisolvon® (Bromheksin HCl) berkhasiat sebagai mukolitik dengan cara memecah benang-benang mukoprotein dan mukopolisakarida dari sputum sehingga memudahkan pengeluaran dahak dari saluran nafas.

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(59)

Resep 5

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(60)

1. Resep

Resep dari dokter RSPM

R/ Loperamid tab No X S 1 dd tab 2

Pro : Erlina Umur : Dewasa 2. Kasus

Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep tersebut yaitu Loperamid ®, maka diindikasikan diare.

3. Three Prime Question

• Bagaimana penjelasan dokter mengenai obat anda?: • Penjelasan dokter mengenai cara pakai obat ?:

• Penjelasan dokter tentang harapan setelah minum obat?: -

4. Spesialite Obat yang Diberikan

No Nama obat Generik Produk lain Gol Khasiat 1 Loperamid Loperamid Lodia®

(Sanbe Farma)

K Pengobatan diare akut dan kronik

5. Pelayanan Informasi Obat a. Loperamid

1. Kegunaan : Untuk pengobatan diare akut dan kronik 2. Bentuk sediaan: Tablet

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(61)

3. Aturan pakai: 1 x sehari 2 tablet 4. Hal-hal yang perlu diinformasikan:

- Obat diminum 1 kali sehari 2 tablet

- Obat disimpan ditempat yang aman dan jauhkan dari jangkauan anak-anak. Keterangan:

Loperamid merupakan anti spasmodik. mekanisme kerjanya Loperamid adalah menghambat motilitas/peristaltik usus dengan mempengaruhi secara langsung pada otot sirkular dan longitudinal dinding usus.

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(62)

5.2 Pelayanan Swamedikasi Kasus 1

Seorang ibu datang ke Apotek membeli Magasida® untuk mengobati penyakit maag yang dialaminya.

1. Spesialite Obat

Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat Magasida® (Kimia Farma) Al-Mg Hidroksida gel kering, simetikon Mylanta® (Pfizer) B Mangatasi tukak lambung dan usus 12 jari

2. Pelayanan Informasi

1. Khasiat : Mengatasi kelebihan hiperasiditas lambung 2. Bentuk Sediaan : Tablet kunyah

3. Cara Pakai : 1-2 tablet sesudah makan dan sebelum tidur 4. Hal-hal yang perlu diinformasikan :

- Obat diminum dalam keadaan perut kosong dan menjelang tidur. - Tablet harus dikunyah, jangan di telan

- Diharapkan minum air yang banyak.

- Makanlah secara teratur, dan kurangi mengkonsumsi makanan yang merangsang asam lambung dan hindarilah stress.

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

(63)

Kasus 2

Seorang ibu datang ke apotek menanyakan vitamin yang bagus untuk menambah nafsu makan anaknya yang berumur 4 tahun. Maka diberikan Curcuma Plus ® sirup.

1. Spesialite Obat

No Nama Obat Komposisi Produk lain Gol Khasiat 1 Curcuma Plus® Sirup (Soho) Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12, B-Karoten, DHA Powder, Perbiotik, Biolysin ® (Bernofarm) Vitacur® (Lapi) Curvit® (Soho) B Menambah selera makan dan mem- bantu perkem- bangan sel otak dan meningkatkan daya tahan tubuh

2. Pelayanan Informasi

1. Kegunaan : Menambah selera makan dan membantu perkembangan sel otak serta meningkatkan daya tahan tubuh

2. Bentuk Obat : Sirup botol 60 ml dan 100 ml 3. Cara Pemakaian : 1 x sehari 1 sendok teh (5 ml) 4. Hal-hal yang perlu diinformasikan :

ƒ Minum sesuai petunjuk yang dianjurkan ƒ Kocok terlebih dahulu sebelum diminum.

ƒ Biasakan anak dengan pola hidup sehat (makan dan istirahat teratur).

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009

Gambar

Tabel 3.1      Apotek Kimia Farma yang Ada di Indonesia ..................................
Tabel 3.1 Apotek Kimia Farma yang ada di Indonesia :
Gambar 1.  Model Persediaan dengan Safety Stock  Keterangan:
Gambar 6.1. Diagram perbandingan resep dilayani dan resep ditolak
+6

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian tentang “ Perbedaan motivasi berobat pada penderita TB paru pada wilayah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai referensi bagi yang hendak meneliti lebih lanjut mengenai pengaruh pendidikan kesehatan Pertolongan Pertama

Universitas Sumatera Utara... Universitas

Dalam pengolahan dan penganalisisan data, penulis mengaplikasikan data pada tabel (4.1) dengan metode peramalan ( forecasting ) berdasarkan metode pemulusan eksponensial

Universitas Sumatera Utara... Universitas

Universitas Sumatera Utara... Universitas

Berdasarkan hasil jawaban di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengelolaan arsip media audiovisual pada bidang produksi sudah baik, karena pelaksanaan kegiatan pemeliharaan

salah satu daerah budaya di Indonesia yang didiami oleh masyarakat yang dikenal dengan suku bangsa.. (etnis) Minangkabau, terkenal dengan ciri sosial masyarakat, yaitu taat kepada